Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt. yang

telah memberikan taufiq dan hidayahnya sehingga karya tulis ini dapat

diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

diberikan oleh guru pengampu kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terima

kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis

ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada karya

tulis ini.

Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan

dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan

sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.

Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini.

Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki.

Maka dari itu, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang

budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu

loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa datang.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat

yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis

ini dapat menyadarkan masyarakat sekitar betapa pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan. Saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta

efektif dari pemerintah desa setempat yang merupakan bagian dari

I
kepemerintahan, sehingga kondisi lingkungan di sekitar Kelurahan Sumberajo

lebih terjaga kebersihannya, terlebih di Sungai Buleng.

Demak, 28 Maret 2020

Albert Iqbal Nurussalam

Daftar Isi

II
Kata Pengantar…………………………………………………………………...I

Daftar Isi………………………………………………………………………...III

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………1

A. Latar Belakang……………………………………………….…………...1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………...3

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………....3

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………..4

Bab II Kajian Pustaka……………….………………………………......…..…..5

A. Pengertian Air…………………………………………………....………..5

B. Pengertian Enceng Gondok…………………………………………...….5

Bab III Metode Penelitian……………………………..……………………......6

A. Metode Penelitian……….………………………………………………..6

B. Teknik Pengambilan Data……………………………………………......6

C. Waktu dan Tempat Penelitian.…………………………….……………..7

III
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan..…………………………...………..9

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan di Lapangan………………………….9

B. Faktor yang Mendukung Berkurangnya Populasi Ikan di Sungai

Buleng………………………………..…………………………………..10

C. Dampak Pertumbuhan Enceng Gondok Terhadap Kualitas Air di Sungai

Buleng…………………………………..………………………………..10

D. Upaya Pengelolaan Lingkungan………….……………………....….......11

E. Upaya Penanggulangan…………………..……………………...……….12

Bab V Penutup……………………………………...

…………………………...13

A. Simpulan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.13

B. Saran………………………………………..…………………………….13

Daftar Pustaka………………………………………………………………....14

Lampiran…………………………………………….………………………….15

IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten dari sekian

banyak kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Demak dikenal oleh sebagai masyarakat luas sebagai tempat wisata religi,

tepatnya di komplek pemakaman Sunan Kalijaga. Selain dikenal sebagai

tempat wisata religi, Kabupaten Demak juga dikenal akan wisata

mangrovenya. Tempat tersebut berada di Taman Mangrove Morosari

Demak. Di Kabupaten Demak juga terdapat sebuah acara budaya

Tradisional yaitu Grebeg Besar yang sangat dinanti oleh warga Demak

dan dilakukan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Biasanya akan ada arak-

arakan, karnaval kirap budaya dan barongsai yang dimulai dari Pendopo

Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga.

Di Kabupaten Demak terdapat 14 kecamatan. Kecamatan-

kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bonang, Kecamatan Demak,

Kecamatan Dempet, Kecamatan Gajah, Kecamatan, Kecamatan Guntur,

Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karangawen, Kecamatan

Karangtengah, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Mijen, Kecamatan

Mranggen, Kecamatan Sayung, Kecamatan Wedung, dan Kecamatan

Wonosalam. Setiap kecamatan menaungi beberapa kelurahan diantaranya

mulai dari 12 kelurahan, sampai yang terbanyak menaungi 21 kelurahan.

1
Kebetulan Kecamatan Bonang menaungi 21 kelurahan. Diantara 21

Kelurahan yang berada di Kecamatan Bonang, terdapat Kelurahan

Sumberejo, tempat tinggal saya.

Kelurahan Sumberejo sendiri terdiri dari 9 dukuh. Dukuh-dukuh

tersebut yaitu Dukuh Grojogan, Dukuh Pangkalan, Dukuh Butuh, Dukuh

Prigi, Dukuh Tlogowaru, Dukuh Tembilutan, Dukuh Babadan, Dukuh

Sawi, dan Dukuh Karangwaru. Untuk yang belum mengetahui apa itu

dukuh. Dukuh adalah pecahan-pecahan dari sebuah desa yang kemudian

membentuk satu kesatuan menjadi sebuah desa. Kebetulan saya sendiri

tinggal di Dukuh Karangwaru.

Nama Karangwaru sendiri diambil dari sejarahnya pada masa lalu,

yang dimana pada masa lalu tempat tinggal saya banyak sekali terdapat

tumbuhan waru. Namun masyarakat luas lebih mengenal dukuh saya

sebagai Dukuh Ndelik. Hal tersebut dikarenakan letak dukuh saya

tersembunyi. Dukuh Karangwaru dikenal oleh masyarakat luas karena

menghasilkan blewah yang terkenal sangat manis. Mayoritas mata

pencaharian masyarakat Karangwaru adalah sebagai petani dan buruh

pabrik.

Di perbatasan antara Dukuh Karangwaru dan Dukuh Pangkalan

terdapat sungai yang bernama Sungai Buleng yang memiliki arus air yang

tenang. Sungai tersebut sering digunakan masyarakat luas untuk berenang,

memancing, dan branjang serta di pinggir sungai tersebut terdapat tiga

pohon waru yang cukup teduh biasanya digunakan untuk berteduh ketika

melakukan aktivitas memancing dan branjang serta juga digunakan oleh

2
para remaja setempat untuk berteduh dan berkumpul untuk bermain game

online dikarenakan tempatnya yang teduh dan sinyalnya disana cukup

bagus. Namun disungai tersebut ditumbuhi oleh banyak enceng gondok

yang sehingga menggangu keindahan sungai tersebut dan mengganggu

populasi ikan yang ada di sungai tersebut. Hal tersebut menyebabkan

banyak masyarakat yang enggan memanfaatkan sungai tersebut untuk

berenang, memancing dan branjang dikarenakan populasi ikan yang

semakin berkurang akibat pertumbuhan enceng gondok yang terlalu cepat

dan banyak. Atas dasar itulah saya mengangkat judul Pengaruh

Pembersihan Enceng Gondok Terhadap Populasi Ikan di Sungai Buleng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas di latar belakang,

maka muncullah permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak dari pertumbuhan enceng gondok yang begitu cepat

dan banyak terhadap populasi ikan di sungai ?

2. Bagaimana cara menanggulangi pertumbuhan enceng gondok yang

begitu cepat dan banyak ?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan :

1. Untuk menjelaskan cara menanggulangi pertumbuhan enceng gondok

yang begitu cepat dan banyak

2. Untuk menjelaskan dampak dari pertumbuhan enceng gondok yang

begitu cepat dan banyak terhadap populasi ikan di sungai

D. Manfaat Penelitian

3
Penulisan Karya Ilmiah ini memiliki manfaat yang diantaranya

yaitu :

1. Bagi siswa

Untuk memberitahu para siswa betapa pentingnya menjaga

populasi ikan di sungai. Selain itu untuk menyadarkan para siswa

betapa pentingnya menjaga populasi ikan di sungai. Penelitian ini juga

digunakan untuk mengajak siswa menjaga lingkungan terlebih sungai

disekitarnya.

2. Bagi sekolah

Dapat dijadikan referensi sebagai sarana media pembelajaran

bahwa betapa pentingnya menjaga populasi ikan di sungai. Selain itu

untuk menyadarkan warga sekolah betapa pentingnya menjaga

populasi ikan di sungai. Penelitian ini juga dimaksutkan untuk

mengajak warga sekolah ikut menjaga lingkungan terlebih sungai

disekitarnya.

3. Bagi masyarakat

Untuk menghimbau warga sekitar untuk menjaga populasi ikan di

sungai. Selain itu untuk mengajak warga sekitar untuk menjaga

populasi ikan di sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan

masyarakat yang terkesan bodo amat terhadap kondisi sungai yang

mempengaruhi populasi ikan di sungai.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

4
A. Pengertian Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan

yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air

menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun

kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya

adalah H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan

dua atom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air

sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di

kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir

sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan

lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu

siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas

permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju

laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

B. Pengertian Enceng Gondok

Eceng gondok (Eichonia crassipe) hidup mengapung di air dan

kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 — 0,8

meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk

oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun

menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.

Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya

berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.

Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan

akar serabut. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi

5
sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak

lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui

saluran air ke badan air lainnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode

peneleitian kelas, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk

memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas/lingkungan

tertentu.

B. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang saya lakukan adalah menggunakan

teknik pengumpulan data secara umum dan analisis, yang dimana data-

data tersebut dikumpulkan dari perpustakaan, internet, dan melalui

penelitian / peninjauan secara langsung di lapangan.

Setelah saya mendapatkan data-data yang saya anggap cukup, saya

langsung bergerak untuk segera bertindak. Namun saya tidak bisa

melakukannya sendirian, maka saya meminta bantuan kepada abah

saya untuk menggerakkan para santrinya agar bisa membantu proses

penelitian saya supaya lancar.

C. Waktu dan Tempat Penelitian.

Tabel. Waktu dan Lokasi Penelitian

6
No. Jenis Kegiatan Waktu Tempat

1. Menerima tugas dari 10 Februari 2020 SMAN 1 Demak

guru mata pelajaran

2. Mengumpulkan data- 11 — 12 Februari Perpustakaan

data terkait dengan 2020 sekolah dan di

penelitian rumah saya

3. Melakukan survey 13 Februari 2020 Sungai Buleng

langsung di Sungai

Buleng

4. Pelaksanaan 14 Februari 2020 Sungai Buleng

pembersihan enceng

gondok di Sungai

Buleng

5. Mengelola hasil data 15 Februari 2020 Di rumah saya

6. Merampungkan data 16 Februari 2020 Di rumah saya

dan hasil penelitian

serta merevisi yang

perlu

7. Konsultasi dengan 17 Februari 2020 SMAN 1 Demak

guru mata pelajaran

7
Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu mulai dari hari Senin

tanggal 10 Februari 2020 sampai dengan hari minggu tanggal 17

Februari 2020. Tempat penelitian dilakukan dilingkungan Dukuh

Karangwaru.

Untuk pelaksanaannya, dihari pertama sampai hari keenam saya

mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian yang saya

lakukan. Maka dari itu untuk mendukung hal tersebut saya mencari

informasi yang terkait dengan penelitian yang saya lakukan dan saya

turun langsung ke tkp (sungai buleng) untuk membuktikan data-data

yang saya dapatkan.

Berdasarkan dengan cara penanggulangannnya yang salah satunya

mengangkatnya secara langsung dari lingkungan perairan serta

berdasarkan metode yang saya pilih yaitu metode penelitian kelas,

yang dimana metode penelitian tersebut bertujuan untuk memperbaiki

persoalan-persoalan yang terjadi. Maka pada malam harinya sebelum

hari ketujuh, saya meminta bantuan kepada abah saya untuk

menggerakkan para santrinya untuk terjun langsung ke tkp guna

membersihkan sungai tersebut dari enceng gondok yang sudah terlalu

banyak. Di pagi hari, di hari ketujuh para santri yang telah

diperintahkan oleh abah saya, langsung menuju ke sungai buleng guna

membersihkan enceng gondok yang sudah terlalu banyak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8
A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Di Lapangan

Penelitian ini mengambil kasus pengaruh pembersihan enceng

gondok terhadap populasi ikan di Sungai Buleng. Berdasarkan penelitian

dan survey secara langsung dilapangan didapatkan fakta-fakta yang

menjawab semua pertanyaan yang ada di benak saya. Ketika saya

melakukan survey secara langsung saya mendapati sungai yang penuh

dengan enceng gondok. Untuk menjawab rasa keingintahuan saya, apakah

masih ada ikan jika sungai ditumbuhi oleh enceng gondok yang sangat

banyak, saya kemudian mencoba berenang diantara enceng gondok

tersebut. Hasilnya saya tidak menemukan adanya ikan yang berkeliaran di

sekitar saya, karena biasanya ketika saya berenang saat enceng gondoknya

tidak ada banyak ikan-ikan yang berkeliaran disekitar saya. Hal itu

disebabkan karena banyaknya enceng gondok yang tumbuh dan

mengganggu habitat dari ikan-ikan yang tinggal di sungai tersebut, serta

kurangnya oksigen didalam air, karena oksigen dari lingkungan luar yang

seharusnya bisa masuk ke dalam air, diserap oleh enceng gondok yang

tumbuh dipermukaan yang menyebabkan air yang menyebabkan air

tersebut kekurangan oksigen.

B. Faktor yang Mendukung Berkurangnya Populasi Ikan di Sungai

Buleng

Faktor-faktor yang mendukung berkurangnya populasi ikan di

Sungai Buleng, yaitu :

1. Pertumbuhan enceng gondok yang terlalu cepat dan banyak

9
2. Masyarakat yang kurang peduli terhadap kondisi Sungai

Buleng, padahal apabila mereka peduli dan mau membersihkan

sungai tersebut secara sukarela mereka juga yang diuntungkan.

3. Pemerintah desa setempat yang terkesan sangat lambat dalam

menanggulangi permasalahan yang ada.

C. Dampak Pertumbuhan Enceng Gondok Terhadap Kualitas Air di

Sungai Buleng

Adapun dampak dari pertumbuhan enceng gondok yang terlalu

cepat adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya

air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya

yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.

2. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan

sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan

oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).

3. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke

dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses

pendangkalan.

4. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi

masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari

sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa

daerah lainnya.

5. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.

6. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.

10
D. Upaya Pengelolaan Lingkungan

Untuk upaya pengelolaan lingkungan, ada beberapa cara yang bisa

dilakukan, yaitu sebagai berikut.

1. Mengingatkan dan menyadarkan kembali masyarakat betapa

pentingnya menjaga kebersihan di Sungai Buleng

2. Tidak membuang sampah atau limbah lainnya di sungai

buleng karena dapat memperburuk Sungai Buleng, habitat

tempat tingggal para ikan

3. Membuat suatu peraturan yang tegas bagi pelaku yang

melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut.

4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pentingnya

menjaga kebersihan sungai

E. Upaya Penanggulangan

Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu

maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-

tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:

1. Menggunakan herbisida

2. Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari

lingkungan perairan

3. Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng

gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan

11
grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan

grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga

keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya

menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi

dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di

danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di

danau tersebut.

4. Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai

bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan,

kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur

merang, dsb.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, saya menyimpulkan

bahwa pertumbuhan enceng gondok yang terlalu banyak akan

membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya terutama

terhadap populasi ikan disungai. Terbukti, sebelum pembersihan

sungai dilakukan populasi ikan berkurang drastis yang menyebabkan

masyarakat enggan untuk melakukan aktivitas memancing dan

branjang. Kemudian setelah dilakukan. Populassi ikan kembali seperti

12
semula, sehingga banyak masyarakat yang melakukan aktivitas

memancing dan branjang di sungai buleng.

B. Saran

Dengan adanya penelitian yang saya lakukan, saya berharap agar

para pejabat desa terutama masyarakat setempat lebih memperhatikan

dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Karena selama ini para pejabat

desa dan masyarakat terkesan cuek / tidak peduli terhadap lingkungan

disekitarnya.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok

http://eceng-gondok.ptkpt.net/ind/113-1/Eceng-

gondok_104990_unkris_eceng-gondok-ptkpt.html

https://www.gurupendidikan.co.id/eceng-gondok/

https://id.wikipedia.org/wiki/Air

MG Rahimsyah AR. 2010. RPAL (Rangkuman Pengetahuan Alam

Lengkap) untuk SMA/SMK/MA. Surakarta : NUSANTARA

13
Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai