Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MENINGKATNYA POPULASI ECENG GONDOK


DI EKOSISTEM DANAU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK 2
1. PIPIN IKAMIA
2. PEPY HANDAYANI
3. GUNAWAN
4. ANDRI FAZAR
5. ZAKARIA
6. SYAHRIL RAMADHAN
7. RIYAN

KELAS : XII PM 3

SMK ISLAM PERMATASARI 1


Jl. Raya Sukamanah No. 123 Tamansari Rumpin
Kabupaten Bogor (16350)
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
berkah dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
Pertama kami ucapkan terima kasih kepada Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan juga kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik
moril dan materi kepada kami. Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan keritik dan sarannya yang dapat
membangun saya. Agar lebih baik lagi dalam penyusunan makalah berikutnya.
Terimakasih atas perhatian nya, kurang lebih nya kami mohon maaf.

Bogor, Januari 2018


Tim Penyusun
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Perkembangbiakan eceng gondok sangat tinggi dan cepat sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan
mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Perkembangan tumbuhan air
enceng gondok di perairan sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak berguna. Bagi
masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya
mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena
enceng gondok terlalu banyak. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran danau, eceng
gondok hanya dianggap sebagai tanaman pengganggu yang menghalangi transportasi di
danau tersebut dan menyebabkan danau menjadi kotor.
Kenyataan - Kenyataan tersebut menyebabkan eceng gondok dianggap sebagai
tanaman penggangu, tetapi bila kita jeli mencari peluang, tanaman eceng gondok akan sangat
bermanfaat dan dapat memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan (handy
craft). Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah
dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang
cantik, kopor, sandal, keranjang (tempat pakaian bekas), tatakan gelas, tikar, nampan dan
sebagainya. Akhir-akhir tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri mebel
den furniture, sebagai pengganti rotan yang harganya sangat mahal.
Banyak daerah yang sudah memanfaatkan eceng gondok sebagai barang-barang kerajinan,
mebel den furniture. Antara lain di Purbalingga, Dl Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon,
Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan eceng gondok
dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang
semakin gandrung dengan barang-barang produksi dari bahan – bahan alami ( back to nature
).
Pembuatan handy craft dari bahan eceng gondok ini dibutuhkan proses yang cukup
lama. Eceng gondok terlebih dahulu harus dikeringkan sekitar dua minggu. Setelah eceng
gondok mengering lalu dibentuk kepangan panjang yang dilakukan warga dan kelompok
perajin. Setelah berbentuk kepangan panjang, eceng-eceng tersebut dianyam menjadi barang
yang diinginkan. Untuk lebih meningkatkan daya tarik pembeli, hasil anyaman tersebut
ditambahakan cat pernis. Sehingga, tampilannya lebih mengkilap dan menarik. Keuntungan
1
dari penjualan eceng gondok ini cukup tinggi sehingga usaha ini akan sangat menjanjikan
untuk kedepannya. Dalam makalah ini, kami akan berusaha untuk memanfaatkan tanaman
eceng gondok agar dapat bernilai ekonomis sehingga eceng gondok tidal lagi menjadi
tanaman merugikan bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab meningkatnya populasi enceng gondok di ekosistem danau ?
2. Apa efek yang ditimbulkan oleh hal tersebut ?
3. Apa pengaruh yang ditimbulkan pada rantai makanan ?
4. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui penyebab meningkatnya populasi enceng gondok di ekosistem
danau
2. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan akibat meningkatnya populasi enceng
gondok
3. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada rantai makanan

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi meningkatnya
tentang populasi enceng gondok di ekosistem danau.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


1. Penyebab meningkatnya populasi enceng gondok diekosistem danau
Adapun penyebab meningkatnya populasi enceng gondok di danau antara lain:
1. 1.Air cucian yang mengandung sabun( dari penduduk sekitar danau) karena dalam
sabun terdapat unsur pospor yang sangat diperlukan oleh tumbuhan enceng gondok.
2. Air dari sawah sekitar danau, karena air dari sawah ini tentu juga melarutkan pupuk
yang tidak terserap tanaman pertanian.
3. Karena air danau tidak mengalir. Karena jika air mengalir eceng gondok tidak bisa
berkembang biak, dan terbawa arus air.
4. Karena tidak pernah dimusnahkan.
5. Karena Eceng Gondok mampu berkembang dengan cepat (7%/hari)

2. Efek yang ditimbulkan terhadap organisme lain


Jika eceng gondok terlalu banyak dan menutup permukaan sungai , danau dsb. Maka
eceng gondok tersebut akan menghalangi sinar matahari yang akan masuk ke sungai.
Akibatnya tanaman air kesulitan berfotosintesis, karenanya kadar oksigen di dalam air
menurun. Sehingga membunuh ikan-ikan (organisme air) dan mengacaukan ekosistem dalam
air. Selain itu efek yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut :
 Meningkatnya penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman, karena daun-
daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
 Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air.
 Eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat
terjadinya proses pendangkalan.
 Mengganggu lalu lintas air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih
tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
 Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
 Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
3. Pengaruh yang ditimbulkan pada rantai makanan

3
Kualitas air dibanyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi
oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan
spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan
hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem air.
4. Cara mengatasi masalah
Dianggap gulma yang mengganggu, maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya,
antara lain:
 Menggunakan herbisida
 Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan
 Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah
dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan
grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan
air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan
kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil
mengatasi eceng gondok di danau tersebut.
 Eceng gongok juga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas,
perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
 Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia
berperan dalam menangkap polutan logam berat.
 Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap
residu pestisida.

4
BAB III
KESIMPULAN

1. Pencemaran lingkungan  Pencemaran air


Eceng gondok yang berlebihan di perairan mengakibatkan kadar oksigen dalam air
menipis karena digunakan oleh enceng gondok untuk mencukupi kebutuhannya.
Ketika enceng gondok mati pun akan mencemari perairan dan merusak kadar oksigen pula
karena dalam proses pembusukkan dan penguraian selalu membutuhkan oksigen.Selain kadar
oksigen berkurang , kualitas air pun akan menurun.
2. Merusak keseimbangan ekosistem
Karena makhluk hidup diperairan tersebut terganggu oleh enceng gondok diakibatkan
sinar matahari yang ingin masuk ke dalam perairan tersebut terhalang oleh enceng gondok.
Sehingga plankton dan algae tidak bisa berfotosintesis, hal ini menyebabkan ikan-ikan serta
makhluk hidup lainnya kehilangan makanan dan mengancam kelangsungan hidup makhluk
tersebut. Sehingga perkiraan kita semula tentang enceng gondok sebagai tempat bersembunyi
bagi ikan dan bermanfaat itu kurang tepat keberadaan enceng gondok justru merugikan dan
mengancam eksitensi makhluk hidup sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai