Anda di halaman 1dari 18

KERUSAKAN EKOSISTEM AIR WADUK AKIBAT PEMBUANGAN SAMPAH DI

WADUK UNESA, LIDAH KULON, SURABAYA

Nama Kelompok
Moh. Rizki Revaldi 1231900074
Sandy Dwi Purnomo 1231900079
Dimas Dwi Al Hakim 1231900101

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul KERUSAKAN EKOSISTEM AIR WADUK AKIBAT PEMBUANGAN
SAMPAH DI WADUK UNESA. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : Dr. Ir. Wardah,
M.M.,M.S. selaku Dosen Pengajar Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 23 Mei 2022


ABSTRAK

Dalam hal ini pembungan sampah secara sembarangan masih berkelanjutan, tidak hanya di
dataran saja melainkan di sungai, danau, waduk bahkan laut juga menjadi sasaran tempat
pembuangan sampah bagi masyarakat. Padahal pemerintah sudah menyediakan TPS dan TPA
untuk pembuangan sampah. Seperti halnya di waduk UNESA yang letaknya di Lidah Wetan,
Surabaya. Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat atau pengunjung disana yang
masih membuang sampah di waduk UNESA, hal ini menenyebabkan pencemaran yang
terjadi di waduk tersebut, karena waduk tersebut banyak terdapat ekosistem seperti ikan, dan
tumbuhan air yang ikut mati akibat terjadi nya pencemaran tersebut.

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................2
ABSTRAK............................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................5

Pendahuluan........................................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................................7

BAB II..................................................................................................................................................7

Landasan Teori....................................................................................................................................7

2.1 Waduk.........................................................................................................................................7

2.3 Fungsi Waduk..............................................................................................................................9

2.4 Sampah......................................................................................................................................10

BAB III...............................................................................................................................................11

Metode Penelitian..............................................................................................................................11

BAB IV...............................................................................................................................................11

Hasil Penelitian dan Pembahasan....................................................................................................11

4.1 Kondisi Terkini Waduk UNESA...........................................................................................11

4.2 Sikap Pemerintah Kota/Pihak Terkait Dalam Masalah Pencemaran......................................12

Cegah Banjir Tahunan di Surabaya Barat, Waduk Unesa Butuh Saluran............................................12


4.3 Alasan Pencemaran Tersebut Dapat Terjadi Meskipun di Sekitar Waduk Tersebut Terdapat
TPS..............................................................................................................................................15

BAB V.................................................................................................................................................16

Penutup..............................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada era modern ini, manusia tidak hanya membutuhkan kecerdasan, tetapi juga
perilaku, kepribadian, dan karakter yang baik. Salah satu nilai karakter yang harus
dimiliki seorang manusia dewasa ini yaitu karakter peduli lingkungan. Lingkungan
adalah apa yang mengelilingi manusia dan mempengaruhi aktivitas manusia. Menurut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Bab 1, Ayat 1, Ayat (1): Lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang yang memuat segala benda, kekuatan, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam, kelangsungan
hidup diri sendiri, kehidupan, dan kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya.

Keberadaan waduk Unesa, di Lidah Wetan merupakan suatu usaha kampus untuk
peduli dan mempercantik lingkungan. Dengan berdirinya Eco kampus Unesa bersama dengan
devisi-devisinya, telah banyak program yang dijalankan dengan sukses salah satunya adalah
waduk Unesa.

Eco campus Unesa dengan basis go green, dapat mewujudkan program yang telah
direncanakan salah satunya adalah adanya waduk Unesa yang bisa kita rasakan hingga saat
ini. Selain waduk yang berfungsi sebagai penampung air hujan, waduk unesa bisa dijadikan
objek wisata warga sekitar maupun penduduk Surabaya.

Waduk Unesa cukup digemari dan dikunjungi oleh warga Surabaya dan penduduk
sekitarnya terutama di akhir pekan. Waduk yang berada di samping daripada jalan raya
kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. Mengapa digemari oleh penduduk sekitarnya dan
warga Surabaya? Karena lokasinya yang strategis, waduk yang luas, dan ditambah dengan
pemandangan yang indah saat menjelang malam.

Sehingga tidak jarang bagi warga yang dating / berkunjung membawa kendaraan bagi
yang beroda dua ataupun empat untuk beristirahat sejenak atau sekedar bersantai melihat
pemandangan waduk yang memanjakan mata. Selain itu, dengan adanya waduk yang luas
dan samping maka semakin banyak pula ruang bagi warga yang membawa kendaraannya
untuk diparkirkan.
Hal ini banyak pedagang kaki lima yang memanfaatkan untuk berjualan di daerah
waduk, Karena dianggap sangat menguntungkan bagi para pedagang kaki lima, dan hal ini
lah yang menyebabkan pencemaran dan banjir di waduk UNESA. Padahal di sekitar waduk
sudah terdapat tempat pembungan sampah untuk penduduk yang mau menikmati indahnya
suasana di waduk UNESA.

Sekarang kondisi waduk UNESA sangatlah kotor yang disebabkan pembuangan


sampah di sekitar waduk, hal ini menyebabkan terjadi pencemaran ekosistem yang ada
diwaduk seperti ikan-ikan yang ada di waduk dan tumbuhan tumbuhan yang ada disekitar
waduk. Akhirnya dibalik pemandangan yang indah menjelang malam tersebut ada banyak
tumpukan sampah / limbah yang berceceran di waduk tersebut.

Dengan berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka kami akan membahas
beberapa permasalahan antara lain :

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi terkini waduk UNESA?

2. Bagaimana sikap pemerintah kota/pihak terkait dalam masalah pencemaran ini?

3. Mengapa pencemaran tersebut bisa terjadi, meskipun di sekitar waduk tersebut


terdapat TPS?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian tersebut adalah memperoleh data empiris guna mengetahui kondisi
waduk Unesa :

1. Menjelaskan bagaimana pencemaran tersebut bisa terjadi sampai sekarang ini di


waduk Unesa, Lidah Wetan.
2. Menjelaskan dampak apa saja yang terjadi karena pencemaran waduk Unesa, Lidah
Wetan

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini di antaranya:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bisa memberi informasi yang ada relevansinya dengan pencemaran
ekosistem yang ada di waduk Unesa. Hasil penelitian bisa dijadikan sebagai sumber
belajar yang bisa memperkaya pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat mengedukasi masyarakat perihal kondisi Waduk Unesa termasuk
dampaknya bagi masyakarat sekitar dan penduduk Surabaya khususnya dalam
menjaga ekosistem dan kebersihan di waduk Unesa yang dijadikan sebagai bahan
referensi dalam pembelajaran yakni materi pencemaran lingkungan.

BAB II
Landasan Teori

2.1 Waduk

Waduk adalah tampungan yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu air
mencapai volume yang berlebihan, agar dapat dipakai pada waktu yang diperlukan. Usaha
untuk mengatur keluar dan masuknya air pada waduk disebut manajemen air (water
management).
Waduk merupakan suatu bangunan untuk menampung debit air berlebih pada saat musim
basah supaya kemudian dapat dimanfaatkan pada saat debit rendah saat musim kering
(Sudjarwadi, 1987). Pada saat pengelolaan sumberdaya air waduk sering dijumpai
permasalahan-permasalahan yang menyangkut aspek perencanaan, operasi dan pemeliharaan
(Sudjarwadi, 1987). Menurut Jangkara (2000), waduk adalah wilayah yang digenangi badan
airsepanjang tahun serta dibentuk atau dibangun atas rekayasa manusia. Waduk dibangun
dengan cara membendung aliran sungai sehingga air sungai tertahan sementara dan
menggenangi bagian daerah aliran sungai atau water shed yang rendah.

Hal ini bertujuan agar pengaturan air untuk kebutuhan manusia dapat dilakukan dengan baik.
Air yang diatur adalah air hujan atau sungai yang ditampung di waduk, sehingga air dapat
disediakan dalam waktu atau tempat yang tepat dalam jumlah yang diperlukan.

Indonesia adalah wilayah yang mengalami dua musim, yakni musim panas dan musim hujan.
Distribusi curah hujan terkadang tidak seimbang dan sulit diprediksi, menyebabkan
terjadinya perbedaan jumlah ketersediaan air di sungai pada kedua musim tersebut.

Akibatnya, terjadi berlebihan pada musim hujan (banjir) dan terjadi kekurangan air pada
musim kemarau (kekeringan). Untuk mengendalikan ketidakseimbangan jumlah ketersediaan
air tersebut serta untuk mengoptimalkan manfaat airnya, di beberapa wilayah di Indonesia
telah dibangun sejumlah bendungan atau waduk.

2.2 Pencemaran Air Waduk

Pencemaran air waduk adalah masuknya atau di masukannya mahluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain kedalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya. Adapun dalam penggolangannya, air danau termasuk pada
golongan III. Di mana air ini dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dll. Salah satu
pencemar air di waduk adalah limbah pertanian yakni kandungan pestisida yang digunakan
oleh petani untuk membunuh hama yang sering menghambat atau menggangguIpertumbuhan
tanaman mereka. Kaitannya dengan air waduk adalah pupuk pestisida yang di gunakan oleh
petani tersebut dapat merembes ke badan air danau, sehingga denganItakaran yang tinggi
dapat menyebabkan penurunan kualitas air danau tersebut. Zat pencemar atau kontaminan
dapat di kelompokan dalam beberapa kategori.
2.3 Fungsi Waduk
Beberapa fungsi waduk yang paling utama di antaranya adalah:

1. Pengendali Banjir

Fungsi waduk yang ke empat adalah untuk mengendalikan banjir. Sungai dengan
debit air yang besar jika tidak dikendalikan dengan cermat maka akan membahayakan
masyarakat sekitar sungai itu sendiri. Masalah ini lantas dapat dijadikan sebagai latar
belakang pendirian waduk. Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah
tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan
mengalir ke hilir sungai yang tidak jarang mengakibatkan banjir di samping hilir dari
sungai tersebut, apabila kapasitas samping bagian hilir sungai tidak memadai. Dengan
dibangunnya bendungan-bendungan atau waduk di bagian hulu sungai, maka
kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim
kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian, untuk
perikanan, untuk pariwisata dan lain sebagainya.

2. Budidaya Perikanan

Fungsi waduk yang keliam adalah sebagai tempat budidaya perikanan. Penduduk
desa dapat memanfaatkan waduk sebagai tempat budidaya ikan dan dapat membuat
rumah apung yang digunakan untuk peternakan ikan air tawar. Jadi, ikan-ikan tersebut
akan dipelihara di dalam samping apung ataupun dalam keramba.

b. Kerusakan Ekosistem

Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah, Kondisi tersebut
secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun
meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan
oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Kerusakan lingkungan
hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran)
lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air,
udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan hidup
memberikan dampak langsung bagi kehidupan manusia. Pada tahun 2004, High Level Threat
Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi lingkungan sebagai salah satu
dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk Report yang dirilis German
Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University Institute for
Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature Conservancy (TNC) pada
2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang
menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu Kawasan.

2.4 Sampah

Sampah merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan. Sampah jika tidak
diperhatikan dengan baik akan mengakibatkan permasalahan lingkungan seperti masalah
kesehatan, kenyamanan, ketertiban, dan keindahan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang
hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, sangat diperlukan adanya lingkungan
permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai
kondisi yang dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga tercipta
lingkungan permukiman yang bersih.

Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah
perkotaan adalah masalah sampah. Laju pertumbuhan ekonomi di kota dimungkinkan
menjadi daya tarik luar biasa bagi penduduk untuk hijrah ke kota (urbanisasi), sehingga
terjadi tekanan penduduk di wilayah perkotaan. Akibat dari tekanan penuduk tersebut
menyebabkan alih fungsi lahan di daerah perkotaan yang secara umumnya dari lahan
pertanian ke non pertanian.
BAB III
Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dan empiris, dengan literature
review teori mengenai hal tersebut dari beberapa jurnal, website dan observasi langsung pada
Bulan April tahun 2022. Lokasi penelitian di Kelurahan Lidah Wetan, samping Kampus
Unesa, Surabaya Barat. Peralatan yang digunakan meliputi Kamera Handphone, Pengambilan
koordinat sampel dengan GPS. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Tahapan dalam
penelitian meliputi pertama menganalisa kondisi waduk dan sekitarnya, kedua menganalisa
karakteristik pencemaran yang dihitung melalui beban pencemaran, ketiga samping daya
samping waduk baik dari sumber alami atau aktivitas manusia.

BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Kondisi Terkini Waduk UNESA

Sekitaran danau Unesa, Kampus Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Dahulu banyak PKL
yang tidak tertib sehingga banyak orang yang nongkrong disana dan akhirnya membuang
sampahnya ke waduk hingga menyebabkan waduk tercemar dan banyak sampah serta
menyebabkan banjir di sekitar sana. Yang dimana kondisi saat ini, telah berubah sedikit demi
sedikit dilakukan penanganan dari Pemkot Surabaya dengan cara pembangunan crossing
saluran untuk mengatasi genangan yang terjadi.
4.2 Sikap Pemerintah Kota/Pihak Terkait Dalam Masalah Pencemaran

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan
Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati ikut serta dalam sidak mengecek sejumlah lokasi
untuk mengetahui penyebab banjir, Salah satunya, jalan raya di sisi danau Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) kampus Lidah Wetan. Tidak ada saluran yang menghubungkan keluar
masuknya air di danau. Sebab, danau tersebut hanya berfungsi sebagai tempat penampungan
air. Jadi, ketika danau penuh, air meluber ke jalan raya. Maka, untuk mencegah terjadinya
kondisi serupa, Pemkot Surabaya akan membuat saluran air. Saluran akan dibuat crossing
menyeberang jalan raya ke sisi timur. Dari sana akan disambungkan dengan saluran yang
sudah ada di sisi timur jalan raya setempat.

Cegah Banjir Tahunan di Surabaya Barat, Waduk Unesa Butuh


Saluran

INSTRUKSI LANGSUNG: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama kepala DPUBMP Surabaya Erna Purnawati (kiri)
melihat saluran air di kawasan Lontar, Rabu (17/11). (Frizal/Jawa Pos)

Hujan lebat yang mengguyur Surabaya Barat pada Selasa (16/11) sore memicu banjir di
sejumlah titik. Kondisi itu menjadi perhatian serius Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Rabu
(17/11) dia turun mengecek sejumlah lokasi untuk mengetahui penyebab banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati ikut
serta dalam sidak tersebut. Salah satunya, jalan raya di sisi danau Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) kampus Lidah Wetan. Pada Selasa sore hingga petang, akses di jalan itu
tergenang setinggi betis orang dewasa atau 30 sentimeter. Air danau meluber ke jalan raya.
Akibatnya, lalu lintas menuju Jalan Mayjen Yono Soewoyo tersendat.

Saat tiba di lokasi, Eri melihat langsung kondisi danau dan daerah sekitar. Memang, tidak ada
saluran yang menghubungkan keluar masuknya air di danau. Sebab, danau tersebut hanya
berfungsi sebagai tempat penampungan air. Jadi, ketika danau penuh, air meluber ke jalan
raya. ”Ditambah lagi, karena hujan deras, air meluap,” ujar Eri.

Nah, untuk mencegah terjadinya kondisi serupa, pemkot akan membuat saluran air. Saluran
bakal dibuat crossing menyeberang jalan raya ke sisi timur. Dari sana akan disambungkan
dengan saluran yang sudah ada di sisi timur jalan raya setempat.

Kemarin sejumlah box culvert disiapkan di lokasi tersebut. Alat berat dan beberapa pekerja
juga sudah disiagakan. Total, ada sekitar 25 box culvert yang dipasang di daerah itu.

Selain waduk Unesa, Eri mengunjungi lokasi lain di Surabaya Barat. Yaitu, boezem
Pakuwon. Boezem tersebut dinilai terlalu kecil sehingga tidak bisa menampung air yang lebih
banyak. Rencananya, boezem diperluas. Tujuannya, tidak ada lagi genangan di jalan dan area
permukiman.

Eri juga blusukan masuk ke perkampungan. Dia masuk ke Jalan Babatan Gang I, Wiyung. Di
sana pria 44 tahun itu melihat langsung kondisi saluran sungai yang melintasi perkampungan
warga. Tampak banyak sampah yang tersangkut di pipa yang melintang di tengah sungai.
”Kok banyak sekali sampahnya. Minta tolong ini dibersihkan dengan gotong royong,” tutur
Eri.

Saat hujan deras pada Selasa sore lalu, kawasan itu ikut kebanjiran. Air sungai meluber ke
jalan permukiman. Puluhan rumah warga ikut terdampak banjir.

Kasatgas Kelurahan Babatan Lulut Wijoko menyebutkan, total ada tiga RT yang terdampak banjir.
”Setiap tahun ya begini (banjir, Red). Khususnya saat hujan deras. Warga minta saluran diperdalam
dan diperlebar,” kata Lulut. 

Selain itu saat ini, Satpol PP menata dan menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di
sekitar kawasan Waduk Unesa, Jalan Lidah Wetan, Surabaya. Sehingga keberadaan PKL ini
harus diatur agar tidak semrawut dan mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan Lidah
Wetan. Dan kurangnya rasa kesadaran diri waduk yang biasa untuk nongkrong itu jorok
dipenuhi dengan banyaknya sampah yang mengambang karena adanya banyaknya PKL
sehingga menyebabkan waduk kumuh sampah.

ZONA SURABAYA RAYA – Satpol PP kota Surabaya menata dan menertibkan Pedagang


Kaki Lima (PKL) di sekitar kawasan Waduk Unesa, Jalan Lidah Wetan, Surabaya.

Kegiatan penertiban ini, sebagaimana ZonaSurabayaRaya. Pikiran – Rakyat.com mengkutip


dari Instagram @satpolppsurabaya. Keberadaan PKL ini harus diatur agar tidak semrawut
dan mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan Lidah Wetan.

Kejadian ini dilakukan oleh Satpol PP yang dimana mendapatkan kabar bahwa puluhan PKL
di sekitaran Waduk Unesa itu semrawut. Menempati bahu jalan di tepi jalan menuju
Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Bahkan, adanya banyak PKL itu bikin waduk menjadi tercemar. Waduk yang biasa untuk
nongkrong itu jorok dengan banyaknya sampah yang mengambang. Meski demikian tidak
pernah ada petugas yang menertibkan.

Kini tepatnya pada Sabtu malam minggu dan Minggu malam Satpol PP bergerak dalam
menanggani masalah yang ada pada Waduk di sekitar UNESA itu.

Mereka menertibkan pedagang yang ada di sekitar itu demi keindahan, kenyamanan dan
keasiran di sekitar Waduk tersebut. Mereka dengan program satu alur.

Program satu alur ini dimana, Sisi Timur untuk berjualan Pedagang Kami lima dan sisi barat
untuk menikmati pemandangan waduk UNESA itu, sehingga diharapkan PKL Waduk
UNESA semakin rapi.

Dengan antisipasi ini, diharapkan serta bertujuan untuk mengurangi kemacetan di area sekitar
jalan tersebut. Dan di samping itu anggota Satpol PP beserta petugas lainnya melakukan
sosialisasi protokol kesehatatan.

Sosialisasi protokol kesehatatan ini dilakukan secara berkala, Sehingga diharapkan dengan
adanya sosialisasi ini menekan rendahnya terjangkitnya Virus COVID-19.

Buat kalian yang nanti akan berjalan-jalan bersama keluarga di Waduk UNESA ini sambil
menikmati pemandangan serta menikmati malam mingguan, jangan lupa tetap patuhi
protokol kesehatan yaa, Rek!. ***
Maka, Satpol PP membuat gerakan yaitu mereka menertibkan pedagang yang ada di sekitar
itu demi keindahan, kenyamanan dan keasiran di sekitar Waduk tersebut dengan program
satu alur. Program satu alur ini dimana, Sisi Timur untuk berjualan Pedagang Kami lima dan
sisi barat untuk menikmati pemandangan waduk UNESA itu, sehingga diharapkan PKL
Waduk UNESA semakin rapi.

Dengan antisipasi ini, diharapkan serta bertujuan untuk mengurangi kemacetan di area sekitar
jalan tersebut. Dan di samping itu, anggota Satpol PP beserta petugas lainnya melakukan
sosialisasi protokol kesehatatan.

4.3 Alasan Pencemaran Tersebut Dapat Terjadi Meskipun di Sekitar Waduk Tersebut
Terdapat TPS
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
juga dikatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia atau proses alam. Sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu, dan
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Penyebab Pencemaran Lingkungan :

Pencemaran lingkungan terjadi ketika meningkatnya jumlah polutan yang tentunya melebihi
batas ambang dari toleransi ekosistem di lingkungan itu sendiri.

Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan antara lain peningkatan


jumlah penduduk, kegiatan eksploitasi alam yang tidak terkendali, serta adanya industrialisasi
yang tidak dikelola dengan baik.
SURYA.co.id | SURABAYA -  Puluhan PKL berjajar memenuhi
Jl Lidah Wetan samping Waduk Unesa Surabaya.
Setiap hari sepanjang waktu, puluhan PKL itu seakan tak beranjak dari areal Waduk Unesa.
"Saya hanya ikut-ikutan saja. Apalagi sampai kini tidak ditertibkan. Tidak ada obrakan kok,"
ucap Murtini, salah satu penjual bakso. Kebanyakan PKL itu adalah penjual makanan dan
minuman. Seakan memang mejadi sentra PKL, puluhan penjual makanan itu seenaknya
menjajakan dagangannya.
Akibatnya, jalan tembus ke Wiyung dan kampus Unesa dari HR Muhammad itu
dipenuhi PKL liar. Namun tampak keberadaan mereka semrawut karena memenuhi setiap
ruas jalan. Setiap saat pembeli juga parkir seenaknya di tepi jalan.
Akibatnya Jl Lidah Wetan tepi Waduk Unesa itu terlihat semrawut. Tidak ada pengaturan
parkir bagi pengunjunng atau pembeli. Mereka asal parkir dan mengganggu arus lalu lintas di
Jl Lidah Wetan. Untungnya, jalan di sekitar Waduk itu lebar 
Keberadaan PKL juga bikin waduk tercemar. Sampah berbagai bahan ditumpahkan dan
dibuang seenaknya di waduk. Pantauan Surya, di pinggir waduk itu menumpuk banyak
sampah yang diduga dibuang oleh pembeli dan PKL.  "Sudah saya ingatkan agar tak
membuang sampah di waduk. Tapi karena orang banyak ya susah," imbuh Solikin, PKL yang
lain.

BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan, peran pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas
Lingkungan Hidup terhadap pencemaran Waduk Unesa namun masih belum dapat dikatakan
berjalan optimal. DLH Kota Surabaya telah melakukan pengawasan terhadap limbah yang
dihasilkan dari PKL sekitar waduk Unesa, tetapi pengawasan yang dilakukan tidak maksimal,
karena masih banyak PKL yang belum memiliki izin. Sehingga memicu kesulitan dalam
melakukan pengawasan terkait proses pengolahan limbah ataupun pembuangan limbah.
Selain itu peran pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pencemaran akibat
PKL tersebut juga belum berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh ketidaktauan dan
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap proses atau cara melakukan laporan pencemaran
liingkungan, sehingga membuat masyarakat enggan melakukan pengawasan terhadap
pencemaran lingkungan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
a. Pemerintah dalam hal ini DLH perlu melakukan pembinaan dan sosialisasi mengenai
betapa pentingnya perizinan PKL supaya tertib dan mengetahui cara mengelola
limbah yang dihasilkan. Sehingga diharapkan dapat mengurangi atau mencegah
pencemaran lingkungan.

b. Pemerintah Kota Surabaya perlu lebih tegas dalam melakukan penegakan hukum atau
memberi sanksi kepada PKL berskala besar maupun berskala kecil, agar pengawasan
berjalan dengan maksimal.

c. Masyarakat sekitar waduk Unesa diharapkan untuk pro aktif dalam melakukan
pengawasan terhadap PKL sebagai upaya pencegahan pencemaran air di waduk
Unesa.

d. Para pelaku PKL baik milik masyarakat atau perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan kepedulian terhadap upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan cara menggalakkan program-program yang pro terhadap pelestarian
lingkungan seperti pembersihan limbah secara rutin, penghijauan sekitar waduk
Unesa, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.tangteks.xyz/2019/07/panorama-waduk-unesa-surabaya.html
https://www.merdeka.com/jatim/fungsi-waduk-bagi-lingkungan-yang-perlu-diketahui-
pelajari-selengkapnya-kln.html
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/article/download/589/pdf
https://repositoryfisip.uppppppnla.ac.id/browse/download/2340
https://surabaya.tribunnews.com/2018/01/18/duh-pkl-bikin-waduk-unesa-penuh-sampah
https://surabaya.tribunnews.com/2016/02/07/banjir-juga-terjadi-di-jalan-depan-kampus-
unesa-lidah-wetan
https://surabaya.tribunnews.com/2018/01/18/cemari-waduk-satpol-pp-surabaya-janji-
tertibkan-pkl-di-sekitar-waduk-unesa
https://www.scribd.com/doc/121956278/MAKALAH-DANAU-WADUK
https://www.scribd.com/doc/310495737/makalah-waduk
https://www.jawapos.com/surabaya/18/11/2021/cegah-banjir-tahunan-di-surabaya-barat-
waduk-unesa-butuh-saluran/?page=2
https://zonasurabayaraya.pikiran-rakyat.com/surabaya-raya/pr-1852921620/waduk-unesa-
semakin-rapi-satpol-pp-bergerak-untuk-menertibkan?page=2

Anda mungkin juga menyukai