DISUSUN OLEH :
KELAS: C
UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas Rahmat- Nya
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan “LAPORAN HASIL
PENELITIAN DI DESA WERA KABUPATEN SIGI” ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah “KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP” yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis jauh dari kata
sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.
1
DAFTAR ISI
C.tujuan ……………………………………………………………………...4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identifikasi masalah
kawasan Wisata Wera berada di wilayah pelestarian alam dengan luas kurang
lebih 250 Ha. Seperti kondisi permukaan bumi Sulawesi pada umumnya, bentuk
permukaan bumi di Taman Wisata Wera berupa perbukitan dan lereng-lereng. Hutan
Hujan Tropisnya yang lebat merupakan tempat berlindung bagi beberapa jenis hewan,
serta merupakan habitat dari beberapa jenis tumbuhan.
Beberapa hewan unik bisa Anda jumpai di taman wisata ini, seperti Tarsius
Tumpara, burung Kasuari, burung Nuri Berkepala Biru, Kakaktua Jambul Kuning,
Monyet Hitam, Ayam Hutan, dan beberapa jenis kupu-kupu. Akan tetapi, pupolasi
hewan-hewan tersebut sudah berkurang banyak. Memang masih ada bagian dari
kawasan Taman Wisata Wera yang masih berupa hutan lebat dan belum dijamah,
namun sebagian wilayah terutama yang berupa dataran sudah diambah oleh manusia.
Dari penjelasan tersebut maksud dan tujuan kami datang ke tempat wisata wera
yaitu untuk mengetahui permasalahan yang ada di sana, dalam penelitian yang kami
lakukan kami menemukan beberapa masalah salah satunya adalah akses jalan. Untuk
itu kami akan membahas secara detail mengenai permasalahan tersebut serta
memberika solusi dari masalah tersebut
3
B. Rumusan masalah
Dari identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
(1) bagaimana Sejarah air terjun di desa wera; (2). Perkembangan budaya di
desa wera; (3). Daya tarik air terjun di desa wera; dan (4) bagaimana solusi
dalam mengatasi permasalahan fasilitas yang terbengkalai di wisata air terjun
wera
C. Tujuan
Untuk mengetahui sejarah air terjun di desa wera, perkembangan budaya
didesa wera, dan daya tarik air terjun desa wera dan solusi untuk mengatasi
permasalahan fasilitas yang terbengkalai di wisata air terjun wera
D. Metode observasi
Pada observasi di desa wera kami menggunakan metode pengamatan secara
langsung, metode wawancara dan metode pustaka
E. Waktu observasi
Observasi diwisata air terjun wera dilakukan pada :
Hari/tanggal : minggu,23 oktober 2022
Waktu :10:00-14:00 WITA
Tempat : wisata air terjun wera
Alamat : desa balumpewa ,dolo barat, kabupaten sigi, Sulawesi tengah.
Narasumber : Anshabel (61 Tahun)
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Sejarah Air Terjun Didesa Wera
Air Terjun Wera merupakan air terjun yang terletak di Desa Balumpewa,
Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Air terjun ini berada di kawasan
Wisata Wera di lereng Gunung Watusidae dan berjarak sekitar 19 km dari Kota Palu.
Air terjun ini memiliki beberapa tingkatan dengan ketinggian air terjun utama sekitar
80 m dan kemiringan antara 70°-80°. Aliran sungainya berlanjut hingga pada lokasi
yang lebih datar dan bermukim di bagian bawah Desa Balumpewa serta berada pada
ketinggian sekitar 150 m - 800 m di atas permukaan laut. Air terjun ini pertama kali
ditunjuk menjadi kawasan konservasi dengan status Taman Wisata Alam oleh
Kementerian Pertanian pada 1980 dengan luas 250 Ha, kemudian pada 2014
diperbarui oleh Kementerian Kehutanan dengan luas 249,39 Ha. Saat ini, Air Terjun
Wera dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah. Desa
Balumpewa berada sekitar 19 km sebelah selatan Kota Palu, dan dapat ditempuh
dengan kendaraan roda dua maupun empat dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Untuk mencapai lokasi air terjun, wisatawan harus melanjutkan perjalanan kurang
lebih sekitar 2 km.
Seperti mayoritas vegetasi alam di Indonesia, air terjun yang berada dalam
kawasan Taman Wisata Alam Wera ini memiliki hutan hujan tropis yang masih
terjaga. Permukaannya berbentuk bukit dan lereng dan menjadi habitat bagi beberapa
flora dan fauna. Berikut daftar flora dan fauna yang dapat ditemui di sekitar air terjun
ini :
Flora :
Sunting
Kenari (canarium aspermun)
Bintangur (Callophylum sp.)
Lebanu (nauclea sp.)
5
Banyan ( ficus benyamina)
Lei (palagulum javanicum)
Pakis sarang (Asplenium nidus)
Fauna :
Lokasi air terjun ini tercatat pernah menahan beberapa pengunjungnya ketika
curah hujan tinggi. Pada 21 April 2019, beberapa pengunjung terjebak dalam aliran
air sungai yang deras selama 3 jam. Proses evakuasi dilakukan oleh warga setempat
dengan mengikatkan tali ke pinggang belasan pengunjung tersebut.
6
Dalam perkembangannya Desa Balumpewa dan Desa Kalukutinggu juga tidak
terlepas dari perkembangan sosial yang ada, sehingga mulai tahun 1950-an
Balumpewa dan Kalukutinggu tidak dapat membendung besarnya arus tingkat migran
dari beberapa daerah. Sehingga saat ini Desa Balumpewa dan Desa Kalukutinggu
menjadi satu wilayah yang awalnya homogeny menjadi heterogen. Walaupun
demikian kondisi sosialnya namun interaksi antara etnik tetap berjalan baik. Suku
yang ada di Desa Balumpewa dan Desa Kalukutinggu yaitu Suku Kaili dan Suku
Bugis (Pemerintah Desa Balumpewa, 2011; Pemerintah Desa Kalukutinggu, 2011;
dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sigi, 2012).
air terjun wera mempunyai daya tarik yang membuat banyak orang tertarik
untuk datang ke tempat wisata wera. tidak hanya air terjunnya saja yang indah,
bahkan semenjak memasuki kawasan wisata Anda sudah disuguhi kecantikan
alamnya. Mulai hutan hingga satwa yang berada di dalamnya. Di antaranya :
Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 80 meter ini dapat pengunjung
nikmati melalui dua tempat atau sudut pandang. Sebab Air Terjun Wera memiliki
dua tingkatan air terjun. Jadi pengunjung dapat memilih bagian atas dan bagian
bawah air terjun yang lebih landai. Perjalanan menuju air terjun bagian atas akan
melewati jalur terjal dan licin yang menjadi kegiatan hiking yang menyenangkan
sekaligus menantang bagi para wisatawan. Di area ini juga terdapat bebatuan terjal
yang menjadikan beberapa titik jalur menyempit. Percikan air terjun akan menyapa
para wisatawan yang datang seolah mengajak berkenalan.
7
Spot Foto Favorit
Bagi para wisatawan, keindahan air terjun dan hutan lindung yang
mengelilinginya menjadi spot yang tepat untuk berselfie membuat kenangan selama
liburan. Dengan latar belakang air terjun yang indah dan pepohonan hijau di
sekitarnya, akan menghasilkan foto yang memukau. Derasnya arus juga dapat
dijadikan latar belakang selfie yang unik dan juga cantik.
Akses jalan ke wisata wera Akses jalan ke wisata air terjun wera masih di bilang
sangat memprihatinkan yang mana jalan ke wisata air terjun wera yaitu jalan yang
hanya di timbun dengan batu sungai, yang mana jalan rusak tersebut sejauh 3-4
kilometer yang mana sangat di sayangkan jika cuaca hujan yang terjadi yang mana
jalan tersebut akan licin yang akan membahayakan wisatawan yang berkunjung ke
wisata air terjun weraSolusinya yaitu mengajak warga sekitar wisata wera
mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah kabupaten sigi agar akses jalan ke wisata
air terjun wera bagus dan aman untuk wisatawan yang mengunjungi air terjun wera
tersebut
8
b. Kajian biotik
c. Kesehatan lingkungan
d. Sosial, ekonomi, budaya
3. Hari/tgl kegiatan : minggu,23 oktober 2022
4. Lokasi kegiatan :
a. Wisata air terjun wera
b. Desa balumpewa, dolo barat, kab. Sigi, Sulawesi
tengah
5. Pratikum :
a. Nama : ZULFIKRAN S.M PAILU
b. Stambuk : A 401 21 1066
c. Kelompok : 1 (Satu
A. KEADAAN ABIOTIK
B. AIR
NO AIR PERUBAHAN
1 Warna Terang
9
2 Rasa Tawar
3 Bau Tidak berbauh
4 Kekeruhan Bening dan tidak bewarna
5 Kelangsungan Musim kemarau ada perubahan tapi tidak
sampai kering.
6 Ketepatan ekosistem Air hujan, ada tumbuhan air Baik terendam
maupun di Permukaan
C. ATMOSFER
NO ATMOSFER PERUBAHAN
1 suhu udara
2 tembus pandang Pagi sore berkabut
4 kelembaban
D. KEADAAN BIOTIK
NO KEADAAN BIOTIK PERUBAHAN
1 Keadaan/keanekaragaman flora Terdapat 6-10 jenis tumbuhan
2 Keanekaragaman fauna Terdapat 3-5 jenis hewan
3 Jenis flora ekonomi Terdapat 3-5 jenis tanaman
ekonomis
4 Jenis yang dilindungi undang- Terdapat lebih dari 10 jenis
undangan Yang di lindungi undang-Undang.
5 Potensi pemanfaatan Cukup
6 Potensi hama dan penyakit kecil
10
Hari/tanggal pelaksanaan : minggu, 23 oktober 2022
Waktu pelaksanaan : pukul 13:49 WITA
Narasumber : Anshabel (61 tahun)
Pewawancara : riska effendi dan lis safitri
Tema wawancara : potensi pemanfaatan air
Tujuan wawancara : untuk mengetahui asal air, rasa dan kegunaan
air oleh penduduk desa balumpewa (wera)
HASIL WAWANCARA
Anshabel ( Narasumber ) perantauan dari desa luwuk banggai, kec. Bunta. tercatat
Sebagai warga desa balumpewa (wera) sejak tahun 1979 – oktober 2022, mata
pencaharian anshabel berjualan makanan ringan, minuman dingin/panas dan menjaga
kendaraan (parker) bagi setiap pengunjung yang datang berwisata/camping dan
praktek.
Anshabel juga menggungkapkan di desa balumpewa terdapat dua pipa air. Satu
berasal dari sumber mata air terjun dan satunya lagi berasal dari sumber mata air yang
berada di kampus STTII PALU (sekolah tinggi teologi injil Indonesia palu) . seperti
yang dipaparkan oleh anshabel terdapat dua aliran pipa air. Apa bila pipa aliran air
terjun mengalami keruh/kotor akibat hujan deras/banjir. Warga masih mendapatkan
air bersih dari aliran pipa yang berasal yang berasal dari sumber mata air kampus
11
Anshabel mengungkapkan, air minum yang sehari-hari di konsumsi berasal dari
sumber mata air yang sudah di masak. Untuk rasa tergantung dari cara memasaknya
karena masih ada sebagian warga mengunakan kayu bakar dan sebagiannya lagi
sudah mengunakan kompor gas.
Berdasarkan dari sampel rasa, air minum yang di berikan anshabel (narasumber)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Air Terjun Wera merupakan air terjun yang terletak di Desa Balumpewa,
Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. perkembangan budaya di desa wera
Sosial kultural masyarakat Desa Balumpewa dan Desa Kalukutinggu merupakan
daerah yang didiami oleh Etnik Kaili yang dalam kesehariannya menggunakan dialek
“Inde” dan sampai saat ini Desa Balumpewa dan Desa Kalukutinggu merupakan desa
yang sangat kental dengan dialek “Inde”.
Terdapat Banyak Jenis Hewan dan Hutan Sekunder Berada di kawasan hutan
lindung, Air Terjun Wera menyuguhkan keindahan dengan beragam satwa di
dalamnya yang dapat Anda temui sepanjang perjalanan. di wisata air terjun wera yang
Merupakan tempat wisata yang menyajikan air terjun dan hutan yang asri tetapi
sangat disayangkan di sekitar kawasan wisata wera terdapat beberapa sampah yang
berserakan karena ulah dari oknum yang tak bertanggung jawab dan tidak adanya
tong sampah yang tersedia, yang mana mereka meninggalkan sampah sisa makanan
13
mereka secara berserakan di kawasan desa wera, oleh karena itu pemerintah atau
warga desa disekitar wisata air terjun wera diharapkan menyediakan tempat
sampah/tong sampah agar para wisatawan bisa membuang sampah pada tempatnya
dan membuat beberapa poster pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama di
tempat wisata air terjun wera.
3.2 saran
BUKTI DOKUMENTASI:
14
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Supriadi S., et al. "Survei Awal Iktiofauna di Sungai Wera, Sulawesi Tengah."
Prosiding Seminar Nasional Ikan. Vol. 1. No. 1. 2022.
Umar, Supriadi S., et al. "Survei Awal Iktiofauna di Sungai Wera, Sulawesi Tengah."
Prosiding Seminar Nasional Ikan. Vol. 1. No. 1. 2022.
Sukmah, F. (2020). Air Terjun Wera Sigi, Nyayian Alam Di Kawasan Wisata Wera
Sulawesi Tengah.
15