Nabi Sulaiman AS bin Daud bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahuza bin Ya'qub
(sekitar 975-935 SM) adalah putra dari raja Daud, beliau diangkat menjadi nabi dan
rasul pada tahun 970 SM. Nabi Sulaiman 'alaihissalam wafat di Rahbaam, Baitul
Maqdis-Palestina. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah
menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta
ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil setelah cukup umur
menggantikan ayahandanya yang wafat. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun
juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat
memahami bahasa semua binatang
Karena kekayaannya yang berlimpah tak ayal lagi Istana Nabi Sulaiman sangat
indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya
terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari
perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi
mutiara, dan sebagainya.
Surah An-Naml
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian
yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri."(Surat An Naml - Ayat 38)
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu
dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat
dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya."(Surat An Naml - Ayat 39)
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia."(Surat An Naml - Ayat 40)
Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah
dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."(Surat
An Naml - Ayat 41)
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah
singgasanamu?" Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku" Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana
Nabi Sulaiman.
QS. An-Naml: 44
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai
istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca".
Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyadari
kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan
akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli
tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin
dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera.