Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN BAHAN BACAAN

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI & AUDIT

“BUSINESS INTELLIGENCE & SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

NURHIDAYAH BORAHIMA (A062182013)


ANDI HARDIANTI (A062182009)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
 Business Intelligence
A. Pengertian Business Intelegence
Terdapat beberapa pengertian Business Intelligence, yaitu :
- Jargon Business Intelligence pertama kali dituturkan oleh Howard Dresner dari lembaga riset
Gartner Group pada tahun 1989. Jika diartikan, Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi
dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data
untuk membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
- Menurut tim studi Busines Intelligence pada Departemen Keuangan Indonesia menyatakan,
Business Intelligence (BI) merupakan sistem dan aplikasi yang berfungsi untuk mengubah data-
data dalam suatu perusahaan atau organisasi (data operasional, data transaksional, atau data
lainnya) ke dalam bentuk pengetahuan. Aplikasi ini melakukan analisis data-data di masa
lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk mendukung
keputusan dan perencanaan organisasi.Dari definisi itu, dapat dikatakan bahwa Business
Intelligence merupakan suatu sistem pendukung keputusan yang berdasarkan pada data-data
fakta kinerja perusahaan. Business Intelligence berguna untuk mengefisienkan finansial,
manusia, material serta beberapa sumber daya lainya.
- Business intelligence merupakan sebuah solusi dalam peningkatan kefektivitasan kinerja
perusahaan, karena dapat mengelola dan mengubah data mentah yang dapat digunakan oleh
suatu subjek dalam perusahaan untuk membantu dalam mengambil sebuah keputusan yang
tepat berdasarkan informasi yang akurat.
- Business intelligence adalah sebuah istilah manajemen bisnis yang berkenaan dengan aplikasi
dan teknologi yang digunakan untuk mengambil, menyediakan dan menganalisa data dan
informasi mengenai operasi perusahaan. Sistem business intelligence dapat membantu
perusahaan untuk memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yangt
mempengaruhi bisnis mereka, misalnya penjualan, produksi, operasi internal dan juga dalam
pengambilan keputusan.
B. Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence
- BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan keputusan
bisnis dan formulasi strategi. Secara lebih mendetail, BI memungkinkan perusahaan lebih
percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan, yaitu: pertama, tantangan bisnis tanpa
henti, yakni penurunan keuntungan, merosotnya pangsa pasar, ancaman pencaplokan bisnis
oleh pesaing, atau lainnya. Memang BI tak secara langsung menyelesaikan tantangan tersebut.
Namun, BI andal dalam mengidentifikasi suatu solusi dan langkah maju. Caranya dengan
menyediakan informasi yang relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan
dan proses formulasi strategi. Hal inilah yang tidak mampu dilakukan oleh sistem komputer
lainnya. Kedua, fakta bahwa bisnis terus berubah. Di sinilah BI mengambil peran agar bisnis
luwes beradaptasi terhadap segala perubahan. Dengan BI, pengumpulan informasi dari beragam
sumber lebih terjamin sebagai antisipasi perubahan, baik di dalam maupun luar perusahaan.
- Pengambilan keputusan memerlukan data dari sistem BI yang berasal dari kumpulan :
 Data faktual
 Data perencanaan
 Maupun data prediksi
yang diolah menjadi informasi yang komprehensif - dan biasanya komparatif - sehingga dapat
memberikan gambaran besar bahkan menyeluruh akan kondisi bisnis dan organisasi pada :
 Masa lalu.
 Masa kini.
 dan tren ke masa depan.
Dari tuntunan informasi yang dihasilkan ini, diharapkan pengguna sistem BI dapat mengambil
keputusan dengan cepat dan tegas - serta tingkat resiko yang lebih kecil. Konsekuensi
pengambilan keputusan yang cepat tentu sangat besar, antara lain dapat memenangkan
persaingan dimana kita sudah mengambil langkah antisipatif setelah mengetahui informasi satu
atau beberapa langkah ke depan dibanding pesaing kita.
- Idealnya, solusi business intelligence diharapkan:
 Dapat menyiapkan ramalan persediaan menggunakan alat estimasi yang sempurna.
 Menyediakan akses historis seperti halnya akses pada data saat sekarang.
 Menyediakan analisis on-the-fly untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis.
 Memiliki kemampuan yang multi dimensi dengan fasilitas untuk analisis dengan fungsi-
fungsinya yang saling berhubungan.
 Mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam penyebaran dan pelaporan.
 Memenuhi kebutuhan laporan untuk IMF atau pemerintah.
C. Manfaat Business Intelligence
Terdapat 3 manfaat Business Intelligence :
- Keuntungan
Bagi perusahaan yang telah mengimplementasikan BI, mereka akan mampu menuai
keuntungan keuangan dari implementasi tersebut. Dengan struktur implementasi BI yang baik,
perusahaan akan cerdas mengadaptasikan tingkat layanan yang ditawarkan demi menjawab
kebutuhan pelanggan.
- Pangsa pasar
Salah satu cara efektif menggenjot keuntungan dan stabilitas pasar adalah dengan melebarkan
pangsa pasar perusahaan. Di tengah persaingan bisnis yang makin mengganas, monopoli
merupakan hal yang beranjak usang karena pebisnis baru terus bermunculan. Mereka selalu
berusaha menggerogoti pangsa pasar perusahaan yang telah mapan. Salah satu strategi mereka
adalah memangkas harga sebagai strategi mengiming-imingi pelanggan suatu perusahan agar
beralih ke produk mereka.
Jika hal itu terjadi, bagaimana cara perusahaan lain mengantisipasi? Perusahaan dengan
keuangan yang lebih stabil tentu akan mampu bertahan, sisanya bisa jadi akan terlibas
persaingan. Perusahaan yang mengimplementasikan BI, peluangnya akan lebih besar untuk
tetap survive jika mereka mampu bereaksi dengan cepat dan dengan keputusan yang lebih baik
mempertahankan pangsa pasar.
- Pengambilan keputusan
Keputusan yang Anda buat harus keputusan yang terbaik dari pilihan yang ada. Kita ambil
contoh, Anda mengendarai mobil menuju kantor sembari mendengarkan siaran radio
perkembangan lalu lintas. Sang penyiar menuturkan bahwa jalan tempat biasa Anda berbelok
macet karena terdapat kecelakaan beruntun. Anda disarankan berbelok di perempatan
berikutnya. Anda memperkirakan, jika tetap nekat melewati jalan tersebut, mungkin Anda akan
terjebak kemacetan sekitar 25 menit. Sementara itu, pilihan yang disarankan penyiar radio,
walau belokannya lebih jauh, tetapi hanya butuh tambahan waktu 15 menit. Berbekal informasi
tersebut, keputusan Anda adalah berbelok di perempatan berikutnya dengan pertimbangan, di
jalan tempat biasa Anda berbelok, kemacetannya tidak dapat Anda pastikan.
Prinsip ini tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan BI. Yakni mengambil keputusan
terbaik berdasarkan informasi yang dimiliki.
D. Karakteristik Business Intelligence
Sistem BI yang efektif, setidaknya memiliki empat karakteristik, yakni:
a. Tujuan utama
Seluruh sistem komputer memiliki tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai dengan
kebutuhan masing-masing pengguna. Kita ambil contoh perbandingan dengan sistem
accounting. Sistem ini memiliki satu tujuan utama, yakni menyajikan laporan keuntungan dan
kerugian serta neraca keseimbangan. Sementara itu tujuan utama BI adalah menyuguhkan
beragam informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pengguna yang jelas berbeda.
Semisal, direktur keuangan memiliki kebutuhan informasi yang berbeda dengan marketing atau
operasional. Namun semuanya memiliki satu tujuan yang seragam, yakni menggapai tujuan
bisnis dari perusahaan.
b. Ketersediaan data yang relevan
Poin inilah yang mungkin menjadi hal terpenting dalam sistem BI yang efektif. Sebagai contoh,
divisi penjualan terkadang menunda pengiriman barang yang telah dipesan oleh pelanggan
karena suatu alasan. Sementara itu, divisi lain baru mengetahui ada masalah penundaan
pengiriman barang, lama setelah hal itu terjadi. Tentu saja divisi lain tidak perlu tahu seluruh
detail dari penundaan pengiriman barang tersebut. Namun, divisi lain harus tahu informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai dasar pembuatan keputusan atas masalah
tersebut. Dalam situasi seperti ini, pembuat keputusan kerap hanya berbekal informasi yang
tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya. Namun dengan dukungan BI, ketersediaan
data yang relevan akan mampu disuguhkan.
c. Kemampuan utama BI di antaranya:
- Pertama, memberi kemudahan akses informasi terbaru dari bisnis yang berjalan dan peluang
yang diproyeksikan. Sejak 40 tahun silam, komputer telah menjadi urat nadi para pebisnis.
Sayangnya, beberapa pebisnis tidak dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan untuk
memahami kondisi bisnis mereka yang sebenarnya. Kebanyakan sistem komputer hanya
menyajikan informasi performa bisnis secara dangkal dan melupakan pemahaman informasi
yang lebih dalam. Di sisi lain, sistem BI yang efektif dirancang untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dan dibutuhkan terkait status bisnis yang berjalan. Informasi tersebut
dimanfaatkan untuk menghasilkan proyeksi bisnis untuk diproses. Pemahaman yang lebih
mendalam dari informasi itulah yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Fungsionalitas
merupakan kunci dari karakteristik sistem BI yang meliputi beragam informasi yang tidak
hanya terbatas di bidang keuangan, tetapi juga meliputi kapasitas produksi, kualitas produk,
hubungan dengan pelanggan, sudut pandang pasar, serta lainnya yang relevan dengan
pemahaman yang lebih mendalam untuk memandu arah pada keuntungan bisnis.
- Kedua, kapabilitas untuk melakukan analisis dan memenuhi permintaan pengguna. Aktivitas
bisnis dan fungsi yang berbeda membutuhkan pengetahuan dan informasi yang dilihat dari
sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, ketika direktur keuangan dan SDM berdebat soal
laporan keuangan yang menunjukkan penurunan keuntungan perusahaan dan melesetnya
proyeksi bisnis. Respon spontan mereka mungkin berbeda. Direktur keuangan akan menelusuri
area bisnis mana yang performanya rendah dan akan memotong biaya terkait. Sementara itu,
direktur SDM akan mencari tahu alasan di balik lebih rendahnya performa karyawan dari
standar yang diterapkan. Apakah disebabkan menurunnya semangat kerja, training yang
amburadul, persaingan antarkaryawan yang tak sehat atau alasan lainnya. Kedua direktur itu
tak hanya berbeda sudut pandang, tetapi juga memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.
Sistem BI yang efektif harus menyuguhkan analisa dan pemenuhan permintaan pengguna.
Bisnis yang sukses membutuhkan wawasan dan pemahaman mendalam bagi seluruh
penggunanya dan BI harus mendukung kebutuhan informasi bagi semua orang. Data intinya
memang sama, tetapi pemahaman dan interpretasi yang mendalam akan sangat bervariasi sesuai
kebutuhan tiap divisi.
d. Strukur pendukung
Struktur pendukung di sini tak hanya didominasi sistem komputer. Bagi BI, struktur pendukung
tak hanya hardware dan software komputer, tetapi suatu proses yang memungkinkan Anda
membuat keputusan yang lebih baik serta merumuskan strategi yang lebih mumpuni untuk
menyokong misi dan tujuan bisnis.
Struktur pendukung ini tak hanya menyediakan training, tetapi juga memastikan pengumpulan
informasi dan menempatkannya ke sistem penyimpanan BI. Informasi tersebut itulah yang akan
dipakai pada saat sekarang dan bukan sekadar file sejarah bisnis.
Pemasangan software ke dalam komputer tak akan menghasilkan sistem BI yang efektif kecuali
sekadar mempermanis performa komputer. Hanya ketika informasi yang disimpan ke lokasi
penyimpanan BI digunakan sebagai bagian proses manajemen, muncullah manfaat yang
sesungguhnya.
Cara untuk mengefektifkan BI adalah menyediakan reporting sesuai kebutuhan dari setiap level
organisasi (lihat gambar piramida reporting). Bagian operasional membutuhkan reporting yang
disajikan secara tradisional/preformatted. Penyajian laporan ini merupakan penyajian yang
paling sederhana dan kurang fleksibel ketimbang reporting untuk level organisasi di atasnya.
Untuk manajemen menengah, membutuhkan reporting yang berkemampuan slice and dice (iris
dan sajikan) dengan memanfaatkan OLAP. Manajemen menengah ini juga membutuhkan
fleksibilitas informasi dengan cara yang kreatif untuk menganalisis masalah yang timbul. Selain
itu, dibutuhkan juga keleluasaan untuk menambang informasi dari sistem tanpa bergantung
pada programmer.
Level teratas dari piramida reporting adalah manajemen senior yang mungkin hanya butuh
dashboard yang menyuguhkan ringkasan informasi yang kritis dalam satu halaman. Namun, hal
itu tergantung kondisi organisasi perusahan. Ada pula manajemen senior yang juga
membutuhkan detail reporting seperti halnya manajemen menengah.
E. Penerapan Business Intelligence
Business Inteligence dapat diterapkan penggunaannya pada bidang bisnis seperti tersebut di
bawah yang biasa disingkat MARCKM untuk mendorong nilai bisnis :
a. Measurement (Pengukuran) – program yang menciptakan hirarki metrik Kinerja dan
benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke arah tujuan
bisnis.
b. Analytics – program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk sampai
pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Yang meliputi:
data mining, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif dan pemodelan proses
bisnis.
c. Reporting (Pelaporan perusahaan) – program yang membangun infrastruktur Strategis
Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, (BUKAN pelaporan operasional).
Meliputi : Visualisasi data, Sistem informasi eksekutif serta OLAP.
d. Collaboration (Kolaborasi platform) – program yang mendapat area yang berbeda (baik di
dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui data sharing dan Electronic Data
Interchange.
e. Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) – program untuk membuat data
perusahaan diarahkan melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan,
menampilkan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman menjadi
pengetahuan bisnis yang benar. Manajemen Pengetahuan mengarah pada kepatuhan Learning
Management dan Peraturan / Kepatuhan.

 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems , DSS)


1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems , DSS)
Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung keputusan adalah serangkaian
kelas tertentu dari system informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan
keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system
berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan
pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah
dan mengambil keputusan.
System pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data,
menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau
membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Informasi yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung keputusan
akan melakukan:
• Mengakses semua asset informasi terkini, termasuk data legasi dan relasional, kompulan
data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar data.
• Angka-angka penjualan antara satu periode dengan periode lainnya.
• Angka-angka pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada asumsi penjualan produk
baru.
• Konsekuensi pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang berbeda, dengan pengalaman
dalam suatu konteks yang dirinci ulang.
Sudah begitu banyak perusahaan di berbagai industri yang bergantung pada perangkat,
teknik dan pemodelan pendukung keputusan, untuk membantu mereka menganalisa dan
memecahkan beragam pertanyaan bisnis sehari-hari. System pendukung keputusan bersifat
tergantung oleh data, sebagaimana keseluruhan proses mengambil seluruh kumpulan data yang
tersedia, untuk dianalisa.
Perangkat-perangkat, proses, dan metodologi pelaporan berbasis Business Intelligence
adalah contoh penggunaan penting dalam system pendukung keputusan manapun, dan
memberikan analisis data, pelaporan serta monitoring data yang sangat terpercaya kepada
pengguna.
Persyaratan yang biasa dimiliki dalam penerapan Sistem Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
• Pengumpulan data dari beragam sumber (data penjualan, data inventori, data supplier, data
riset pasar, dsb).
• Penformatan dan penggunaan data.
• Lokasi database yang sesuai serta pembangunan format untuk pembuatan laporan dan
analisa berbasis pengambilan keputusan.
• Perangkat dan aplikasi yang serba bisa dan mampu memberikan pelaporan, monitoring dan
analisa terhadap data.
2. Berbagai Tipe DDS
Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga terdapat banyak
cara untuk mengklasifikasikan DSS.
a. DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengorganisirnya
dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang khusus, dan hanya
menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-benar memproses data dan
secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan pada data tersebut.
b. DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi
berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi manusia terhadap
data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor atau data sampah, pasti akan
menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage in garbage out).
c. Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan kepada
manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.
d. Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan simulasi
statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau strategi tanpa harus
intensif mengumpulkan data.
e. Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode
atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.
f. Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar
sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua eksternal dan
memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta digolongkan secara
sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode
lainnya, inventori pada tahun sebelumnya.
g. Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti
dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta strategi dari
manipulasi data.
h. Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang
disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah keputusan harus
diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah suatu model knowledge
driven DSS.
3. Implementasi DDS di Dunia Kerja
Konsep implementasi DSS di dunia kerja yang kali ini diambil oleh penulis adalah
penerapan Business Intelligence dalam pengumpulan data serta presentasi data dalam suatu
bentuk Dashboard. Bidang industri perusahaan yang dijadikan contoh adalah maskapai
penerbangan atau airline industry.
Teknologi aplikasi yang digunakan adalah system aplikasi berbasis web dan dapat diakses
pada suatu URL tertentu dari PC/laptop/tablet milik pengguna dengan kapasitas minimum,
kapan saja dan dimana saja pengguna berada.
Metodologi, proses serta perangkat pelaporan Business Intelligence atau BI adalah
komponen kunci yang memberikan analisa data, pelaporan dan monitoring yang kaya kepada
pengguna sistem.
Secara garis besar, proses yang terjadi kurang lebih adalah seperti digambarkan dalam diagram
dibawah ini, dimana;
a. System akan mengumpulkan semua data baik data master dan juga data transaksi dari setiap
aplikasi yang digunakan semua departemen dalam perusahaan, untuk kemudian dilakukan
analisis What-if tergantung dari laporan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen.
b. Hasil analisis tersebut akan menentukan keputusan apa yang harus diambil oleh manajemen.
c. Terlihat dibawah, berbagai departemen yang mengaksesnya antara lain Personalia (Human
Resource/HRD), Keuangan (Accounting), Produksi/Operasional, Pemasaran/Marketing,
Distribusi/Pengiriman, serta divisi lain, yang semuanya berada dibawah manajemen
perusahaan.
4. Manfaat Penggunaan Aplikasi Terapan DSS/Decision Support System dalam Bentuk
Business Intelligence Dashboard
a. Mempermudah dilakukannya analisa terhadap data master dan juga data transaksi perusahaan
untuk kemudian menghasilkan berbagai laporan yang akan mendukung proses pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen perusahaan.
b. Memberikan tampilan yang lebih enak dilihat dan lebih professional yang disesuaikan dengan
kultur serta bidang bisnis perusahaan yang menggunakan aplikasi ini.
c. Memberikan informasi terkini terhadap pergerakan angka-angka dalam perusahaan, atau
bahkan bersifat real-time. Contohnya dalam hal ini; adalah pergerakan angka penjualan tiket
pesawat setiap harinya, atau pergerakan angka kedatangan dan keberangkatan pesawat dari
seluruh bandara di Indonesia (hasil kegiatan operasional perusahaan).

Anda mungkin juga menyukai