Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TANAMAN

“ Pengaruh Cahaya, Air, Dan Gravitasi Bumi Terhadap Pertumbuhan


Kacang Hijau “

OLEH :
KELOMPOK III
ANGGOTA

IRNA YUNIVA 17100025421004

ERWILDA FAIZAH 17100025421007

MUHAMMAD HANAFI 17100025421014

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

PAYAKUMBUH

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,


sehubungan dengan telah selesainya penulis menyusun laporan praktikum dengan
judul : “ Pengaruh Cahaya, Air, Dan Gravitasi Bumi Terhadap Perkecambahan
Kacang Hijau “.

Dengan selesainya penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada Bapak Drs. Rizalman Boestami, MP selaku Dosen Mata Kuliah Ekologi
Tanaman yang telah memberi petunjuk, saran dan bimbingan dalam penyiapan dan
penyusunan laporan pratikum ini.

Penulis berharap kritik dan saran dari berbagai pihak guna menyempurnakan
penulisan laporan ini.

Payakumbuh,Juli 2019
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan
terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang
atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap
rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah
rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.
Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga,
yaitu tropisme, taksis, dan nasti.
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu resapan terhadap rangsangan
(stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Jadi timbulnya
gerak pada tumbuhan merupakan bukti adanya iritabilitas.

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk
melaksanakan aktivitas hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan
gerak yang dilakukan hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif. Selain
itu gerak pada tumbuhan merupakan respon terhadap rangsangan dari lingkungan dan
akibat adanya pertumbuhan (Kadaryanto, 2000).

Gerak pada tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh
mata. Gerak pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan tumbuhan tetap berada ditempat
tumbuhan. Meskipun tidak memiliki system saraf seperti hewan, tumbuhan memiliki
kemampuan menjawab atau menanggapi rangsangan walaupun lambat. Kemampuan
menanggapi rangsangan atau memberi reaksi terhadap rangsangan disebut iritabilitas.
Jadi, gerak pada tumbuhan biasanya terjadi karena rangsangan dari luar. Proses
tumbuh dari tumbuhan juga merupakan gerak pada tumbuhan (Mikrajuddi, 2006).
Pergerakan Tanaman terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan terhadap rangsang atau iritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan baik itu
mendekati atau menjauhi arah rangsangan.  Pergerakan dipengaruhi oleh faktor
rangsangan luar seperti cahaya, sentuhan dan gravitasi bumi serta dalam bagian
tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh panjang gelombang, durasi, intensitas, dan arah datangnya sinar
cahaya.  Secara fisiologis, cahaya mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung bagi tubuh tanaman. Pengaruhnya pada metabolisme secara langsung
melalui fotosintesis, sedangkan pengaruh tidak langsungnya melalui pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang merupakan respon metabolik dan lebih kompleks
(Franklin,1991).

Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan
terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang
atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap
rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah
rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.
Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga,
yaitu tropisme, taksis, dan nasty (Mikrajuddi, 2006).

Arah gerak pada tumbuhan ada yang ditentukan oleh rangsangan (menuju atau
menjauhi sumber rangsang) dan ada yang tidak ditentukan oleh rangsangan.
Umumnya gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnyadapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu higroskopik dipengaruhi oleh kadar air, gerak elsionom dipengaruhi oleh
rangsangan luar sedangkan gerak endonom/otonom disebabkan oleh rangsangan yang
diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri (Ferdinand, 2003).
Berdasarkan ada tidaknya rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi :
 Gerak endonom adalah   gerak yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Contohnya
adalah gerak sitoplasma pada sel.
 Gerak etionom adalah   gerak yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. contoh
rangsangan dari luar adalah cahaya, suhu, gravitasi bumi, dll.
.
1.2 tujuan
Untuk mengetahui beberapa gerakan tumbuhan yang termasuk gerak tropis yaitu
fototropisme, geotropisme, dan hydrotropisme

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka rumusan


masalahnya
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?
2. Adakah pengaruh gaya gravitasi terhadap pertumbuhan kacang hijau?
3. Bagaimana perbedaan pertumbuhan pada kacang hijau yang mendapatkan
cahaya matahari langsung dan kacang hijau yang tidak mendapat cahaya
matahari ?
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Hijau

Kacang hiajau adalah tanaman pendek bercabang tegak, bagian dari


tanaman kacang hijau antara lain akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Kacang
hijau adalah tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tanaman
pangan ini telah dikenal luas dan sudah lama di budidayakan di indonesia.
Kelebihan kacang hijau dengan kacang lainya yaitu mampu hidup dan berubah di
daerah kering. Bahkan, dimusim kemarau tanaman kacang hijau mampu betahan
hidup di musim kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kacang hijau relatif sedikit. Tetapi dengan mudahnya kacang
hijau di tanam di indonesia masih membuat stok kacang hijau di indonesia kurang.
Masalah yang dihadapi adalah dalam budidaya kacang hijau di Indonesia masih
rendahnya produksi dan produktivitasnya. Umumnya, produk kacang hijau sebesar
0,6 ton di tingkat petani, hal ini disebabkan sistem budidaya yang diterapkan prtani
masih bersifat tradisional dan belum mengadopsi sisitem teknologi budidaya yang
tepat dengan pengunaan bibit unggul (Hartono, 2012).

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kacang tanah. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan taksonomi kacang hijau di klasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. Radiata
Nama Binomial : Vigna Radiata
Kacang hijau (mung bean) terdiri dari berbagai jenis. Jenis kacang hijau yang
paling umum mempunyai warna kulit hijau. Namun terdapat varietas kacang hijau
lainya yang berwarna kuning, coklat, ungu, dan putih. Kacang hijau merupakan
sumber protein, mineral, kalsium, asam folat, potasium dan magnesium yang
sangat baik. Kacang hijau juga mengandung tiamin, asam pantotenat, zat besi,
fosfor, seng dan tembaga. Dari kandungan gizi dari kacang hijau, kacang hijau
sering di buat produk olahan seperti bubur kacang hijau, minuan sari kacang hijau
dan bisa di kembangkan menjadi minuman instan kacang hijau. Di cina tepung
kacang hijau digunakan pada pembuatan mi isntan (Wirakusumah, 2010).

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan
lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada
kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang
hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.
Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka
yang baru menikah. Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi
mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-
anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya
(Anonime).
Produksi kacang hijau Indonesia tahun 2000 hanya 289.876 ton, sedangkan
tahun 2001 meningkat menjadi 301.000 ton, namun pada tahun 2002 produksi
menurun lagi menjadi 288.089 ton (BPS, 2003). Untuk daerah Sumatera Barat
produktivitas kacang hijau pada tahun 2000 mencapai 1,14 ton/ha menurun
menjadi 1,13 ton/ha pada tahun 2002 (Dinas Pertanian Sumatera Barat, 2003).

Kacang hijau (Vigna radiata,L) banyak dikonsumsi oleh masyarakat selain


beras, karena tergolong tinggi penggunaannya dalam masyarakat, maka kacang
hijau ini memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi. Dengan teknik budidaya
dan penanaman yang relatif mudah budidaya tanaman kacang hijau memiliki
prospek yang baik untuk menjadi peluang usaha bidang agrobisnis. Kacang hijau
ditanam di lahan sawah pada musim kemarau setelah padi atau tanaman palawija
yang lain. Adapun kegiatan dalam budidaya tanaman semusim secara umum
dimulai dari persiapan lahan, penanaman benih, pengairan, pemupukan,
pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan serta penanganan
pasca panen (Mahdin, 2014).

Kacang hijau (Vigna radiata,L.) merupakan salah satu tanaman leguminosae


yang cukup penting di Indonesia setelah tanaman kedelai dan kacang tanah. Dalam
setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22 gram protein, 1,2
g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor 6,7 mg besi, 157 SI
vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air (Evita, 2007).

Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003).
Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan
dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh
tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan
melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau
melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan
yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasty
(Kahlen. 2009).

Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan (Uya, 2010).

Berdasarkan sumber rangsangan gerak, gerak pada tumbuhan dibedakan atas


tiga macam, yaitu gerak endonom, gerak higroskopik, dan gerak esinom. Gerak
endonom merupakan gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya
rangsangan dari luar, misalnya gerak aliran sitoplasma pada tanaman air (hydrilla
verticillata). Gerak higroskopik merupakan gerak pada tumbuhan yang terjadi akibat
adanya perubahan kadar air pada tumbuhan, misalnya gerak pecahnya kulit buah
polong-polongan hingga bijinya terlempar keluar. Gerak esinom merupakan gerak
pada tumbuhan yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar (Furqonita, 
2006).

Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak
pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis (Uya, 2010).

Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan
gerak taksis. Iritabilitas salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa
gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh
atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari
lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak merupakan salah satu ciri
makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang
terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan
manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya
pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya
pengaruh rangsangan (stimulus) (Ismail, 2011).

Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara


lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada
yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah
gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan
tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan. Pada tumbuhan,
rangsangan disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata) yang masuk ke dalam
sel melalui celah antar sel (noktah) yang terdapat pada dinding sel. (Rinaldi, 2010).

Fototropisme dan geotropisme merupakan aktivitas yang jelas berperan dalam


perkembangan tumbuhan. Respon fototropik menentukan letak atau kedudukan daun
dan batang untuk dapat menangkap sinar matahari sebanyak-banyaknya bagi
keperluan fotosintesis. Tropisme menyebabkan pula tunas tumbuh ke atas dan akar ke
dalam tanah (Ismail, 2011).

Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan di


bagian apeks atau ujung organ yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi
apical diartikan sebagia persainangan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam
hal pertumbuhan. Dominansi apical atau dominansi pucuk biasanya menandai
pertumbuhan vegetative tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun.
Dominansi apical setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral.
Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai
jarak tertentu dari pucuk. Dominansi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian
pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (Dahlia, 2001).

Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung akar, batang, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem
ujung. Hormon auksin adalah hormone pertumbuhan pada semua jenis tanaman lain
dari hormone ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak
pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormone auksin ini adalah membantu
dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang (Campbell, 2004).

Dari penemuan mengenai auksin, dua respon fisiologis tumbuhan dapat


dijelaskan yaitu pertumbuhan batang yang menuju ke arah datangnya sinar dan
respon terhadap gaya tarik bumi di mana batang tumbuh ke atas berlawanan dengan
gaya tarik bumi. Gerakan ini disebut tropisme sebagai hasil dari pertumbuhan yang
tidak sama dari sel-sel pada kedua sisi organ yang terkena rangsangan (Ismail, 2011).

Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ


tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka
keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan
batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme
positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan
gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah.
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi)
(Uya, 2010).
Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak
yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar
diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah
datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut
geotropisme negative (Campbell, 2004).

Contoh geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu
bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif.
Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke
pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian,
terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah (Campbell, 2004).

Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan


adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon
pertumbuhan. Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman
(celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian
bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat
dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap
akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (Kimball, 1992).

Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di


bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan bagian atas. Sel-sel
tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya
gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan
yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi
dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi
dinamakan statocyste (termasuk statolith) (dahlia, 2007).
III BAHAN DAN METODA

3.3 Waktu dan Tempat

Pratikum dalam bentuk percobaan lapangan ini dilaksanakan dilahan


percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat,
Kelurahan Tanjuang Gadang Koto Nan Ampek Kecamatan Payakumbuh Barat. Kota
Payakumbuh dengan jenis tanah Inceptisol, ketinggian tempat 514 mdpl.Waktu
pratikum dilaksanakan pada bulan Maret 2019.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau,2 polybag, 2 kardus. alat yang
digunakan meliputi : tampat kaca, spidol, selotip hitam.

3.3 Pelaksanaan

1. Pratikum pertama pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau


 Siapkan benih kacang hijau
 Siapkan dus yang akan digunakan
Kardus yang pertama setiap ada celah ditutup menggunakan
selotip
Kardus yang kedua diberi jendela kecil berukuran 5cmx5cm
 Isi ke 2poliag dengan tanah, beri 3 titik lobang tanam
 Masukkan benih kacang hijau sebanyak 2/ lobang tanam
 Siram dengan air secukupnya
 Masukkan satu polybag kedalam kardus yang tidak dilobangi dan
tutup rapat
 Masukkan polybag yang satu nya lagi kedalam kardus yang telah
di beri jendela
 Lakukan pemeliharaan, penyiraman dan pengamatan sekali sehari
setelah tanam
2. Pratikum kedua pengaruh grafitasi bumi terhadap perakaran kacang hijau
1. Pengaruh air terhadap perakaran kacang hijau
 Siapkan benih kacang hijau
 Isi tempat kaca dengan tanah usakan tidak terlalu penuh
 Beri beri 1 lobang tanam di sebelah ujung kiri tempat kaca
dengan kedalaman 2 cm,
 Masukkam 2 benih kacang hijau kedalam lobang tanam dan
ditutup tipis
 Siram di sebelah lobng tanam dengan air secukupnya

 Lakukan pemeliharaan, penyiraman dan pengamatan sekali


sehari setelah tanam

2. Pengaruh grafitasi bumi terhadap perakaran kacang hijau

 Siapkan benih kacang hijau


 Isi tempat kaca dengan tanah usakan tidak terlalu penuh
 Beri beri 1 lobang tanam di sebelah ujung kiri tempat kaca
dengan kedalaman 2 cm,
 Masukkam 2 benih kacang hijau kedalam lobang tanam dan
ditutup tipis
 Siram di bagian kananan tempat kaca dengan air secukupnya
 Jika radikula dan plumula kacang hijau telah keluar maka
miringkan tempat kaca 180º
 Lakukan pemeliharaan, penyiraman dan pengamatan sekali
sehari setelah tanam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari pratikum yang telah dilakukan didapatkan hasil :

1. Pratikum pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman


1) Kardus yang diberi lobang
 Pertumbuhan kacang hijau yang ada didalam kardus yang diberi
jendela yaitu bekecambah lebih lambat tapi pertumbuhan lebih cepat
debandingkan dengan yang tidak dilobangi
 batang kacang hijau panjang
 Batang kacang hijau melengkung mengarah kesumber cahaya matahari

2) Kardus yang tidak diberi lobang


 Pertumbuhan kacang hijau yang ada didalam kardus yang tidak diberi
jendela yaitu perkecambahan munculnya radikula dan plumula lebih
cepat tpi pertumbuh lebih lambat debandingkan dengan yang
dilobangi
 Batang pendek

2. Pratikum pengaruh grafitasi bumi terhadap perakaran tanaman


1) Pengaruh air terhadap perakaran tanaman
 Munculnya radikula dan plumula pada hari ke 2
 Radikula tanaman kacang hijauterlihat mengikuti darima air
disiramkan

2) Pengaruh grafitasi bumi terhadap perakaran tanaman


 Munculnya radikula dan plumula pada hari ke 2
 Setelah tempat kaca di miringkan 180,pada pengamatan yang di
lakukan Perakaran tanaman kacang hijau yaitu ikut miring mengikuti
gaya grafitasi bumi, dan perakaran juga mengikuti dimana titik iar
yang kita siram kan.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilakukan sebelumya, kita bisa


membuktikan bahwa fototropisme adalah gerak arah tumbuhan menuju pada
rangsang cahaya matahari. Gerak ini hanya berlaku pada daun dan batang karena
bersifat fototrop, sedangkan akar hidrotrop atau menuju ke arah sumber air. Cahaya
juga dapat menjadi faktor penghambat bagi tumbuhan. Hormon auksin menjadi tidak
aktif apabila ada cahaya. Hal inilah yang dapat menyebabkan tumbuhan ditempat
yang terkena cahaya matahari langsung menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
tumbuhan yang ditanam ditempat gelap. Kekurangan cahaya pada proses
perkecambahan dapat menyebabkan gejala etiolasi dimana batang kecambah tumbuh
lebih cepat namun lemah dan berwarna kuning pucat. Selain itu, cahaya juga
mempengaruhi arah tubuh tumbuhan, peristiwa ini disebut sebagai fototropisme.
Tumbuhan akan tumbuh dan mengikuti arah datangnya cahaya. Hal ini juga ada
kaitannya dengan kerja hormone auksin.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada percobaan fototropisme didapat


hasil bawah kacang hijau tumbuh menuju arah cahaya yang ditandai dengan arah
tumbuh kacang hijau menuju lubang kardus. arah tumbuh kacang hijau yaitu
fototropisme positik bergerak mengikuti rangsangan (arah cahaya ). Sedangkan pada
percobaan hidroropisme didapat hasil bawah Kacang hijau tumbuh ke arah tngah akar
menunu ke arah air yang diberi di antara kacang-kacang hijau yang berurutan. Arah
kacang hijau merupakan hidrotropisme positif karena bergerak ke rangsngan menuju
air .
Arah tumbuh pada tumbuh yang dilakukan oleh tumbuhan merupakan suatu respon
tumbuhan terhadap rangsangan dari luar lingkungan. Berdasarkan penyebabnya
timbulnya arah tumbuh dan gerak tumbuh dibedakan atas:1) arah tumbuh yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan dan arah tumbuh ini bersifat plaastic atau
irreversible dan gerak turgor yaitu arah tumbuh yang disebabkan adanya perubahan
turgor pada sel-sel tertentu dan bersifat elastic atau irreversible. Contohnya   dari
gerak tropisme adalh fototropisme dan hidrotropisme. Respon tumbuhan tanaman
ditentukan oleh stimulus gradient atau konsentrasi air (kelembapan). Kelembapan
menyebabkan membeloknya akar ke daerah yang mengandung air dengan konsentrasi
yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, 2004. Biologi, edisi ke-2, jilid 2.  Erlangga : Jakarta.

Dahlia, 2001. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Ferdinand, Fiktor. 2003. Praktis Belajar Biologi. Grafindo, Yogyakarta.

Franklin, G. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press : Jakarta.

Ismail, 2011. Fisiologi Tumbuhan. Jurdik Biologi-FPMIPA. Bandung.

Kadaryanto. 2000. Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan. Yudhistira Ghalia


Indonesia. Jakarta.

Kahlen. 2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy : Germany.

Kimball, J. W. 1992. Biologi, edisi ke-5, jilid 2.  Erlangga : Jakarta.

Kurnadi, K.A. 1988. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jurdik Biologi-
FPMIPA. Bandung.
Uya. 2010. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
LAMPIRAN

1.pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau

Gambar 1.pertumbuhan kacang hijau di Gambar 2. Pertumbuhan kacang hijau di


kardus yang ditutup rapat kardus yang dilobangi

2.pengaruh gaya grafitasi bumi terhadap perakaran kacang hijau

Gambar 1. Perakaran kacang hijau Gambar 2. Perakaran tanaman


mengikuti arah air mengikuti gaya grafitasi dan mengikuti
arah sumber air

Anda mungkin juga menyukai