EKOLOGI TANAMAN
OLEH :
KELOMPOK III
ANGGOTA
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
PAYAKUMBUH
2019
KATA PENGANTAR
Penulis berharap kritik dan saran dari berbagai pihak guna menyempurnakan
penulisan laporan ini.
Payakumbuh,Juli 2019
I PENDAHULUAN
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan
terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang
atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap
rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah
rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.
Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga,
yaitu tropisme, taksis, dan nasti.
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu resapan terhadap rangsangan
(stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Jadi timbulnya
gerak pada tumbuhan merupakan bukti adanya iritabilitas.
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk
melaksanakan aktivitas hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan
gerak yang dilakukan hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif. Selain
itu gerak pada tumbuhan merupakan respon terhadap rangsangan dari lingkungan dan
akibat adanya pertumbuhan (Kadaryanto, 2000).
Gerak pada tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh
mata. Gerak pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan tumbuhan tetap berada ditempat
tumbuhan. Meskipun tidak memiliki system saraf seperti hewan, tumbuhan memiliki
kemampuan menjawab atau menanggapi rangsangan walaupun lambat. Kemampuan
menanggapi rangsangan atau memberi reaksi terhadap rangsangan disebut iritabilitas.
Jadi, gerak pada tumbuhan biasanya terjadi karena rangsangan dari luar. Proses
tumbuh dari tumbuhan juga merupakan gerak pada tumbuhan (Mikrajuddi, 2006).
Pergerakan Tanaman terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan terhadap rangsang atau iritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan baik itu
mendekati atau menjauhi arah rangsangan. Pergerakan dipengaruhi oleh faktor
rangsangan luar seperti cahaya, sentuhan dan gravitasi bumi serta dalam bagian
tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh panjang gelombang, durasi, intensitas, dan arah datangnya sinar
cahaya. Secara fisiologis, cahaya mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung bagi tubuh tanaman. Pengaruhnya pada metabolisme secara langsung
melalui fotosintesis, sedangkan pengaruh tidak langsungnya melalui pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang merupakan respon metabolik dan lebih kompleks
(Franklin,1991).
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan
terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang
atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap
rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah
rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.
Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga,
yaitu tropisme, taksis, dan nasty (Mikrajuddi, 2006).
Arah gerak pada tumbuhan ada yang ditentukan oleh rangsangan (menuju atau
menjauhi sumber rangsang) dan ada yang tidak ditentukan oleh rangsangan.
Umumnya gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnyadapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu higroskopik dipengaruhi oleh kadar air, gerak elsionom dipengaruhi oleh
rangsangan luar sedangkan gerak endonom/otonom disebabkan oleh rangsangan yang
diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri (Ferdinand, 2003).
Berdasarkan ada tidaknya rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi :
Gerak endonom adalah gerak yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Contohnya
adalah gerak sitoplasma pada sel.
Gerak etionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. contoh
rangsangan dari luar adalah cahaya, suhu, gravitasi bumi, dll.
.
1.2 tujuan
Untuk mengetahui beberapa gerakan tumbuhan yang termasuk gerak tropis yaitu
fototropisme, geotropisme, dan hydrotropisme
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kacang tanah. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan taksonomi kacang hijau di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. Radiata
Nama Binomial : Vigna Radiata
Kacang hijau (mung bean) terdiri dari berbagai jenis. Jenis kacang hijau yang
paling umum mempunyai warna kulit hijau. Namun terdapat varietas kacang hijau
lainya yang berwarna kuning, coklat, ungu, dan putih. Kacang hijau merupakan
sumber protein, mineral, kalsium, asam folat, potasium dan magnesium yang
sangat baik. Kacang hijau juga mengandung tiamin, asam pantotenat, zat besi,
fosfor, seng dan tembaga. Dari kandungan gizi dari kacang hijau, kacang hijau
sering di buat produk olahan seperti bubur kacang hijau, minuan sari kacang hijau
dan bisa di kembangkan menjadi minuman instan kacang hijau. Di cina tepung
kacang hijau digunakan pada pembuatan mi isntan (Wirakusumah, 2010).
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan
lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada
kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang
hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.
Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka
yang baru menikah. Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi
mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-
anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya
(Anonime).
Produksi kacang hijau Indonesia tahun 2000 hanya 289.876 ton, sedangkan
tahun 2001 meningkat menjadi 301.000 ton, namun pada tahun 2002 produksi
menurun lagi menjadi 288.089 ton (BPS, 2003). Untuk daerah Sumatera Barat
produktivitas kacang hijau pada tahun 2000 mencapai 1,14 ton/ha menurun
menjadi 1,13 ton/ha pada tahun 2002 (Dinas Pertanian Sumatera Barat, 2003).
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003).
Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan
dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh
tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan
melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau
melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan
yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasty
(Kahlen. 2009).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan (Uya, 2010).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak
pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis (Uya, 2010).
Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan
gerak taksis. Iritabilitas salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa
gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh
atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari
lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak merupakan salah satu ciri
makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang
terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan
manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya
pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya
pengaruh rangsangan (stimulus) (Ismail, 2011).
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung akar, batang, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem
ujung. Hormon auksin adalah hormone pertumbuhan pada semua jenis tanaman lain
dari hormone ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak
pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormone auksin ini adalah membantu
dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang (Campbell, 2004).
Contoh geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu
bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif.
Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke
pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian,
terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah (Campbell, 2004).
Bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau,2 polybag, 2 kardus. alat yang
digunakan meliputi : tampat kaca, spidol, selotip hitam.
3.3 Pelaksanaan
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Kurnadi, K.A. 1988. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jurdik Biologi-
FPMIPA. Bandung.
Uya. 2010. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
LAMPIRAN