Anda di halaman 1dari 15

I.

a.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Unsur hara merupakan komponen penting bagi tanaman untuk mendukung

pertumbuhannya. Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan


tanaman, unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa
memanfaatkannya untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur
hara di beberapa tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga
pertumbuhannya menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan
unsur haranya sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang
sama ditanami tanaman tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama
setiap waktunya. Sedangkan persediaan dialam terus berkurang akibat diserap
oleh tanaman budidaya yang ditanam dilahan tersebut musimnya (intensif),
sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara harus
dilakukan penambahan unsur hara dalam bentuk pupuk dalam jumlah yang cukup.
Jika tanaman kekurangan satu unsur hara saja (makro/mikro), walaupun
unsur hara yang lain cukup banyak, maka produktivitas pertumbuhan tanaman
akan terganggu. Kunci nya adalah, pengelompokan kandungan unsur hara makro
dan mikro dalam tanah dapat kita gunakan untuk memperkirakan kebutuhan unsur
hara tanaman. Dengan itu kita dapat memberikan unsur hara (pupuk) dalam

jumlah yang lengkap dan seimbang sehingga kebutuhan sumber hara pada tanah
akan optimal dan terjaga.

a.2.

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

pengaruh dan

gejala kekurangan salah satu unsur hara bagi tanaman, yaitu

nitrogen serta bagaimana cara menanggulangi kekurangan unsur hara tersebut.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Beraneka ragam unsur dapat ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, tetapi


tidak berarti bahwa seluruh unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk
kelangsungan hidupnya. Menurut Siti Sutarmi (1985), menyatakan bahwa unsur
hara esensial adalah unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan dan keberadannya tidak bisa digantikan dengan unsur yang
lain. Karena penyediaan hara dari tanah sangat bervariasi, tidaklah mengherankan
bila menemukan perbedaan dalam jumlah hara di dalam tanaman di lapang.
Terdapat suatu kisaran empat kali lipat untuk hara N, P, K dengan herba
cenderung mempunyai kandungan Kalium tinggi, dan legum yang mempunyai
kandungan Nitrogen tinggi dan pada kasus kedua (legum) ini, merupakan hasil
dari adanya pengikatan Nitrogen secara simbiotik.
Menurut Benyamin Lakitan (1985), menyatakan bahwa suatu unsur
dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika :
1. Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan
biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia.

2. Unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan


yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya
Nitrogen sebagai penyusun protein dan Mg sebagai penyusun klorofil.
Pada kondisi fisik dan kimia tanah yang optimum, sistem perakaran
tanaman sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetis. Perbedaan antara spesies
adalah karena perbedaan genetis antara spesies tersebut (Lakitan, 1985)
Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat di golongkan menjadi 2
bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk
unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, S dan Mg. Unsur hara mikro adalah unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil/sedikit, yang termasuk
unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl.
2.1.Nitrogen
Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (Nitrat) dan
NH4+ (Amonium), akan tetapi nitrat ini segera ter-reduksi menjadi ammonium
melalui enzim yang mengandung molibdinum. Apabila unsur N tersedia lebih
banyak daripada unsur lainnya, akan dapat menghasilkan protein lebih banyak.
Udara merupakan sumber Nitrogen yang terbesar. Akan tetapi
pemanfaatannya bagi tanaman harus mengalami perubahan terlebih dahulu dalam
bentuk Amoniak, Nitrat dan hal ini dapat dihasilkan oleh :
a) Terjadinya halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang
kemudian dibawa air hujan meresap ke bumi
b) Bahan organis dalam bentuk sisa-sisa tanaman dialam terbuka (misalnya pupuk
kandang)
c) Pabrik-pabrik pupuk buatan (seperti Urea, ZA, dll)
d) Oleh bakteri-bakteri
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :

a) Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.


b) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.
c) Menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman warnanya lebih hijau,
kekurangan N menyebabkan khlorosis
d) Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman
e) Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Tumbuhan yang kekurangan unsur nitrogen ditandai dengan gejala sebagai
berikut :
a) Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi
kering dan berwarna merah kecoklatan.
b) Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c) Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
d) Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e) Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas
Tumbuhan yang Kelebihan unsur hara Nitrogen (N) akan banyak
menghasilkan batang dan daun yang terlalu hijau, dapat melambatkan masaknya
biji atau buah sehingga produksi bunga dan buah menurun, batang lembek dan
mudah rebah.
2.2.

Siklus Unsur Nitrogen

Nitrogen berasal dari sel-sel mati bersama dengan sisa-sisa tanaman/hewan


akan menjadi bahan organik yang siap di komposisikan melalui serangkaian
proses mineralisasi (aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi) akan melepaskan Nmineral (NH4+ dan NO3-) yang kemudian diimmobilisasikan oleh tanaman atau
mikroba. Gas amonik hasil proses aminisasi apabila tidak segera mengalami
amonifikasi akan segera tervolatilisasi (menguap) ke udara, begitu pula dengan
gas N2hasil denitrifikasi nitrat, keduanya merupakan sumber utama N2-atmosfir.
Kehilangan nitrat dan ammonium melalui mekanisme pelindian (leaching)
merupakan salah satu pennyebab penurunan kadar N dalam tanah.

fiksasi N

fiksasi (pengikatan) N dapat terjadi secara:


a) fisik melalui pelepasan energi listrik pada saat terjadinya kilat dan
b) secara kimia melalui proses ionisasi, yang keduanya terjadi pada atmosfer
paling atas dan turun ketanah lewat presipikasi (hujan).
c) Fiksasi N juga terrjadi secara biologis lewat mutuan listrik tanaman legumrysobium (bakteri heterotrofik), juga beberapa tanaman nonlegum dan
d) Lewat nonsimbiotik oleh mikrobia (bakteri) tanah seperti:
1. Azospirillum, Azobakter dan Beijerinckia (aktif pada kondisi masam,
hingga pH dan Derxia (aktif pada pH 5-9) (kelompok aerobik);
2. Basillus, Enterobakter dan Klebsiella (kelompok aerobik fakultatif);
3. Clostridium dan Desulfovibrio (kelompok anaerobik);
4. Dari kelompok fotosintetik seperti Rhodospirillum dan Rhodomicrobium
(bakteri ungu nonsulfur), Chromatium (bakteri ungu) dan Chlorobium
(bakteri hijau); serta
5. Kelompok sianobakteri (Anabaena (Situs Fiksasi N nya terdapat pada
struktur heterosista (sel khusus berdinding tebal), Nostoc, Fischerella,
Lyngbya dan Oscillatoria), yang jika bersimbiosis dengan fungi di sebut
dengan liken. Sebelumnya liken di anggap organisme tersendiri dan

meliputi Collema, Lichenia, Peltigera dan Stereocaulon. Siano bakteri ini


juga dapat mengasimilasi N2 jika bersimbiosis dengan beberapa jenis
lumut, Azolla (Pteridoptida) dan Gunnera (Angiospermae). Daya
fikrasinya lebih lemah di banding Azotobakter dan Clostridium, yaitu 30115 mg/ml media berguna selama 1,5-2 bulan. Di antaranya ada yang
efektif secara heterotrofik pada kondisi gelap.
Kedua tipe fiksasi biologis ini merupakan reaksi reduksi N2 menjadi NH3
yang membutuhkan sejumlah ATP sebagai sumber energinya, asam virupat
sebagai donor hidrogen dan di lakukan oleh enzim Nitrogenase (proteinyang
mengandung Fe dan Mo) yang memerlukan Co sebagai aktifatornya.
Reaksi umum katalisis enzimatias oleh Nitrogenase ini adalah:
N2+ 8 H+ + 8 e + 16 ATP

2 NH3 + 16 ADP + 16 Pj + H2

Aktifitas fiksasi N biologis ini sangat tergantung pada keter sediaan bahan
orgaik dalam tanah. Nisban N yang difiksasi dan kadar bahan organik tanah
adalah 5-20 : 1000, yang berarti untuk setiap 5-20 g N yang difiksasi di perlukan
hasil perombakan 1000 g bahan organik tanah.
Dalam fiksasi N-simbiotik, bakteri masuk lewat bulu-bulu akar yang
kompetibel, kemudian membentuk bakteroid yang menyebabkan terjadinya bintilbintil (nodul) pada akar.

Mineralisasi dan Immobilisasi N


Di dalam tanah, 99% N terdapat dalam bentuk organik, hanya 2-4%nya

yang dimineralisai menjadi N-organik (HH3) (amonifikasi) oleh berbagi mikroba


heterotrof, kemudian sebagiannya mengalami nitrifikasi, pada lahan 1 hektar
tanah yang mengandung 1% C-organik (1,3% bahan organik), kira-kira 0,1%nya

(nisban C/N tanah sekitar 10) adalah N. Jika tanah berberrat isi 1, maka pada
ketebalan 20 cm lapisan tanah terdapat 20 ton N-organik (bobot tanah 1ha = 2 juta
kg ), yang berarti tersediah 40-80 kg N/ha/tahun (setara 90-180 kg urea).
Sebagian besar amoniak ini di dalam tanah seggerah berubah menjadi
NH4+ akibat adanya proses pengikatan elektronyang kuat dengan ion-ion H+. Ion
amonium tersedia bagi tanaman dan dapat terikat pada permukaan koloidal tanah
yang bermuatan negatif atau berrtukar kedudukan dengan ion K+.
Proses biokimia nitrifikasi di lakukan oleh dua kelompok fisiologis bakteri
autotrof yng bersifat aerobik obligat terhadap amonium tanah sisa yang tidak di
serap tanaman atau terikat koloit tanah. Pada kelompok pertama terpenting adalah
Nitrosomonas yang mengoksidasi amonium menjadi nitrit, dan pada kelompok
kedua, terpenting adalah Nitrobacter

yang melanjtkan oksidasi nitrit. Reksi

umumnya adalah:
NH4 + 1,5 O2 Nirnosomonas

NO2 + H2 + H2O + 66 kal

NO2 + 1,5 O2 Nitrobakter

NO3 + 17,5 kal

Denitrifikasi
Proses ini merupakan reaksi reduksi nitrat menjadi gas N yang kemudian

mengalami volatilisasi (penguapan) ke atmosfer. Proses ini pada ekosistem alami


(hutan primer) terjadi secara berkesinambungan dan selaras dengan proses fiksasi
N, sehingga jumlah N dalam tanah tetap stabil. Namun dengan terganggunya
ekosistem akibat penggunaan pupuk yang berlebihan dan adanya limbah industri,
maka biosfer kini menerima lebih dari 9 juta metrik ton netto N setiap tahun, yang
jika tidak ada upaya untuk mengendalikannya maka duniah akan beratmosfer N.

Proses ini terjadi pada kondisi reduksi (tanah jenuh air) sehingga dilakukan oleh
organisme anaerobik fakultatif yang menggunakan nitrat sebagai pengganti
oksigen dalam respirasinya, reaksi umum biokimiwi denitrifikasi adalah:
C6H12O6 + 4 NO3

6 CO2 + 6 H2O + 2 H2 + (NO,N2O dan NO2)

Sumber dan Reaksi Perubahannya


Unsur N di dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi bahan organik sisa-

sisa tanaman maupun binatang, pemupukan (terutama urea dan amminium nitrat)
dan air hujan. Tanaman menyerap N terutama melalui akar, juga melalui stomata
daun saat hujan atau penyemprotan pupuk daun.
Pada kondisi aerobik, senyawa nitrogen ternitrifiksi menjadi ion nitrit
(NO3- ) sehingga di serap tanaman dalam bentuk ini, sedangkan kondisi
anaerobik (jenuh air), senyawa N mengalami amonifikasi menjadi ion ammonium
(NH4+). Untuk tanaman padi, jika di sawahkan maka yang banyak di serap adalah
ion ammonium, sedangkan jika secara gogo/ladang yang banyak di serap adalah
nitrat. Bentuk lain juga diserap tanaman adalah urea {CO(NH2)2}. Unsur N ratarata menyusun 1,5% bagian tanaman. Perlu di perhatikan di sini bahwa perubahan
nitrat menjadi ammonium (denitrifikasi) merupakan reksi yang membutuhkan
ATP. Oleh karena itu bentuk pupuk N yang di berikan ke dalam tanah akan
mempengaruh terhadap efisiensi penggunaan atau pemupukan P.

Fungsi Fisiologis
Unsur N di dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik

yang bergabung dengan C, H, O dan kadangkala dengan S untuk membentuk


asam-asam amino, ezim-enzim amino, asam nukleat, klorofil, alkaloid dan
basapurin.

Tanaman menyerap kedua bentuk N-amino dan N-nitrat dan tanamn


berkola borasi erat dengan N-amino di banding N-nitrat. Hal ini adakaitannya
dengan bentuk N-amino yang segerah dapat di inkoprasikan ke bentuk N-organik
penyusun konstituen organ-organ tanaman, sedangkan jika N-nitrat perlu melalui
proses kimia lagi sebelum di gunakan tanaman, sehingga apabila N-amonium
lebih mengefisiensi ATP di banding penyerapan N-nitrat.
Unsur N berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil, dan asamasam nukleat, serta berpaeran penting dalam pembentukan koenzim. Di dalam selsel tanaman, N-nitrat yang di serap mengalami serangkaiyan proses reduksi:
a.

Nitrat direduksi menjadi nitrit (NO2-),

b.

Lalu nitrit ini di reduksi menjadi ammonia (NH3) (identik dengan nitrifikan

dalam tanaman).

III.
3.1.

PEMBAHASAN

Unsur Nitrogen
Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (Nitrat) dan

NH4+ (Amonium), akan tetapi nitrat ini segera ter-reduksi menjadi ammonium
melalui enzim yang mengandung molibdinum. Apabila unsur N tersedia lebih
banyak daripada unsur lainnya, akan dapat menghasilkan protein lebih banyak.
Udara merupakan sumber Nitrogen yang terbesar. Akan tetapi
pemanfaatannya bagi tanaman harus mengalami perubahan terlebih dahulu dalam
bentuk Amoniak, Nitrat dan hal ini dapat dihasilkan oleh :

e) Terjadinya halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang


kemudian dibawa air hujan meresap ke bumi
f) Bahan organis dalam bentuk sisa-sisa tanaman dialam terbuka (misalnya pupuk
kandang)
g) Pabrik-pabrik pupuk buatan (seperti Urea, ZA, dll)
h) Oleh bakteri-bakteri
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :
a) Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
b) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.
c) Menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman warnanya lebih hijau,
kekurangan N menyebabkan khlorosis
d) Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman
e) Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Tumbuhan yang kekurangan unsure nitrogen ditandai dengan gejala
sebagai berikut :
a) Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuningkuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya
menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b) Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c) Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak
sebelum waktunya
d) Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecilkecil
e) Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas

Tumbuhan yang Kelebihan unsur hara Nitrogen (N) akan banyak


menghasilkan batang dan daun yang terlalu hijau, dapat melambatkan masaknya
biji atau buah sehingga produksi bunga dan buah menurun, batang lembek dan
mudah rebah.
Unsur hara N dimulai dari fiksasi N2- atmosfir secara fisik/kimiawi yang
menyuplai tanah bersama prepitasi (hujan), dan oleh mikrobia baik secara
simbiotik maupun nonsimbiotik yang menyuplai tanah baik lewat tanaman
inangnya menyuplai setelah mati. Sel-sel mati ini bersama dengan sisa-sisa
tanaman/hewan akan menjadi bahan organik yang siap didekomposisikan dan
melalui serangkaian proses mineralisasi (aminisasi, amonifikasi dan nirifikasi)
akan melepaskan N-mineral (NH4+ dan NO3-) yang kemudian diimmobilisasikan
oleh tanaman atau mikrobia. Gas amoniak hasis proses aminisasi apabila tidak
segera mengalami amonifikasi akan segera trvolatilisasi (menguap) keudara,
begitu pula dengan gas N2- atmosfir. Kehilangan nitrat dan ammonium melalui
mekanisme pelindian (leaching) merupakan salah satu penyebab penurunan kadar
N dalam tanah.
3.2. Gejala kekurangan N pada tanaman kelapa sawit
a. Warna hijau daun agak kekuning-kuningan
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembanan buah tidak sempurna, masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil
e. Jika kurang unsur nitrogen ( N ) dalam keadaan parah, daun menjadi
kering, dimulai dari bagian bawah terus kebagian atas
Nitrogen terdapat dalam pupuk urea atau Za, gejala kekurangan unsur hara
bitrogen dapat di lihat pada daun muda dengan gejala daun yang pucat dan kalau
siang hari seperti transparan.

Gambar sawit kekurangan unsur hara nitrogen(sumber: internet)


3.3.

Gejala kekurangan nitrogen pada tanaman jagung


Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna hijau

kekuningan. Daun berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju tulang
daun. Warna kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian
bawah, karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsurangsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan tanaman
yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan
akar terbatas sehingga produksi rendah.

Gambar Gejala Kahat N : Warna kuning membentuk huruf V di sekitar


tulang daun, terutama daun bagian bawah (sumber internet)
3.4.

Gejala kekurangan N pada tanaman Karet


Terjadi klorosis pada tanaman dan tanaman menjadi kerdil, Lilit batang
menjadi lebih kecil dari keadaan normal , Daun tua gugur lebih cepat . Klorosis
pada daun disebabkan oleh salah satu fungsi dari N. Pada umumnya, nitrogen
merupakan salah satu unsur penyusun klorofil pada daun. Kekurangan nitrogen

akan menghambat pembentukan zat hijau daun tersebut sehingga daun akan
terlihat tidak terlalu hijau. Nitrogen juga dapat berupa protein/ ensim pengatur
reaksi biokimia yang sangat berperan dalam pertumbuhan vegetative tanaman.
Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan terganggu dan tanaman menjadi
kerdil. Lilit batang yang lebih kecil disebabkan oleh fungsi nitrogen sebagai unsur
esensial dalam pembesaran dan pembelahan sel. Kekurangan nitrogen akan
menghambat proses pembelahan dan pembesaran sel yang juga berdampak pada
kecilnya ukuran lilit batang tanaman karet. Kecilnya lilit batang juga disebabkan
oleh gangguan dalam fotosintesis sehingga pertumbuhannya juga terganggu.
Kekurangan nitrogen menyebabkan daun tua harus berbagi nitrogen ke daun muda
secara lebih cepat (sifat mobilitas N). Perpindahan ini memacu terbentuknya
absisat pada daun yang lebih tua sehingga daun yang lebih tua akan gugur terlebih
dahulu.
3.3.

Penyebab Kekurangan Unsur N


Penyebab kekurangan unsur N disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain: Tanah berkadar N sangat rendah, pupuk N yang diberikan tidak cukup.
Defisiensi Nitrogen disebabkan terhambatnya mineralisasi Nitrogen, diantaranya
dapat diakibatkan karena aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, aplikasi
pemupukan yang tidak efektif dan tidak tepat, akar yang tidak berkembang,
gulma.
Tindakan antisipasi dengan prosedur dan pola aplikasi secara merata di
piringan, aplikasi sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah lembab, penambahan
Urea, dan pendalian gulma.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman.
Unsur nitrogen merupakan unsur esensial bagi tanaman dimana unsur ini diserap
tanaman dalam bentuk NO3 - (Nitrat) dan NH4+ (Amonium).
Gejala Kekurangan Unsur N dapat ditandai dengan Warna daun hijau agak
kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun
menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga
seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan, Pertumbuhan tanaman
lambat dan kerdil, perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali
masak sebelum waktunya, dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini
dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil, dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai
dari bagian bawah terus ke bagian atas.
Defisiensi Nitrogen disebabkan terhambatnya mineralisasi Nitrogen,
diantaranya dapat diakibatkan karena aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi,
aplikasi pemupukan yang tidak efektif dan tidak tepat, akar yang tidak
berkembang, gulma. Tindakan antisipasi dapat dilakukam dengan prosedur dan
pola aplikasi secara merata di piringan, aplikasi sebaiknya dilakukan pada kondisi
tanah lembab, penambahan Urea, dan pendalian gulma.

Anda mungkin juga menyukai