Tema pelatihan ini diambil sebagai langkah pengembangan masyarakat kota khususnya
ibu-ibu baik yang bekerja terlebih yang merupkan kelompok wanita tani dan hanya menjadi ibu
rumah tangga. Masalah luas lahan yang dapat ditanamin atau lahan budidaya, baik perkebunan
dan atau persawahan yang semakin berkurang pun menjadi problem yang harus di temukan jalan
keluarnya, yang salah satunya dengan menanam dengan sistem tanam hidroponik. Sistem tanam
ini tidak membutuhkan lahan yang besar sehingga lahan pekarangan dapat dimanfaatkan dan
dioptimalkan dengan baik untuk produktifitas tanaman buah khususnya sayu-sayuran. Sehingga
pada umumnya masyarakat dapat mengkonsumsi makanan yang sehat.
Sehingga tujuan utama dari pelatihan ini adalah memberdayakan kelompok wanita tani di
kota mataram tidak terkecuali ibu-ibu yang sudah bekerja, yang pada dasarnya pun bertugas
menjaga kestbilan di rumah baik dari segi makana kesehata, gizi dan urusan keluarga yang di
komandoi oleh seorang ibu. Dengan pelatihan ini di harapakan ibi-ibu dapat mandiri,
menghasilkan sayuran sendiri dari proses memanfaatkan lingkungan pekarangan rumah,
sehingga mendapatkan makanan yang segar dan bebas pastisida serta terjamin kebersihanya. Di
samping itu secara ekonomis ibu-ibu juga dapat memasarkan hasil budidayanya ke pasar-pasar
tradisional bahakan ke supermarket jika hasil dari budidaya terjaga kualitas dan pekarangan
rumhanya besar untuk budidaya, sehingga akan membantu perekonomian keluarga.
Materi pelatihan diambil dan disusun langsung oleh panitia pelatihan dan di
kombinasikan dengan materi dari puhak pelatih yang berupa materi mngenai tanaman
hidroponik, tata cara budidaya tanaman, kelebihan dan kekurangan sistem tanam dan model
praktik yang akan diberikan kepada peserta. Sehingga sumber dari materi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dan keasliannya, yang berasal dari hasil-hasil penelitian
para ahli dan orang yang bepengalaman dibindang sistem tanam hidroponik. Penyampain materi
tentunya akan ditunjang penyampaiannya dengan alat elektronik sehingga akan memberikan
informasi yang jelas dan mudah dipahami serta disimak oleh peserta seperti laptop, LCD, ddan
alat lainnya berupa buka panduan dan materi pelatihan serta alat perga/praktik pelatihan. Yamg
semuanya akan dikombinasikan penggunaannya untuk mencapai hasil yang maksimal dan
pemahaman yang baik bagi perta pelatihan. Dalam penggunaan alat ini tentunya terdapat alat
bersyarat yang menjadi penunjang ndari alat elektonik ini berupa software yang dibunakan untuk
menampilkan materi dan menunjang persentasi seperti MS Word, PDF, Power Point dan audio
visual. Sehingga tidak hanya diberikan pemahaman melalui tulisann dan gambar, peserta juga di
tunjukkan audio visual untuk menambah pemahaman dan motivasi.
Tahap ini merupakan tahapan setelah pelatihan telah selesai dilaksanakan, yaitu tim
pelaksana pelatihan melakauakn peninjauan dan penilaian terhadap kinerja dari seluruh peserta
yang telah ikut dengan cara mendatangi rumuah masing-maswing peserta. Sehingga dapat dilihat
tingkat kinerja dan praktik dari peserta pada pekarangan rumah masing-masing. Dalam hal ini
tim pelaksana tetap melakukan pengawasan dan pemantauan hingga panen pertama dilauakan
dari hasil penanaman pertama setelah pelatihan dilaksanakan. Sehingga apabila telah tercapai
tujuan pelatihan dilaksanakan maka tim pelaksana melepas peserta untuk dpat mandiri dalam
melakukan budidaya dengan sistem hidroponik dengan tetap menerima atau membuka layanan
konsultasi bagi peserta. Jika di rasa peserta masih membutuhkan pelatihan lanjutan atau
pelatihan ulang, pelatihan dapat diusulkan dan dilaksanakan kembali. Pelatihan lanjutan dapat
berupa pelatihan pengolahan hasil tanam tanaman hidroponik menjadi makanan konsumsi untuk
menambah nilai ekonomis barang, dan di uslkan kembali untuk di ulangi apabila dirasa
perluuntuk menambah pemahaman peserta.