Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN TOMAT


(Solanum lycopersicum)

Disusun Oleh :
Kupita Meisya Putri NIM. 205040200111264

Kelas A

Progam Studi Agroekoteknologi Komoditas Tomat

Asisten Kelas : Hadi Sebastian

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Disetujui oleh :
Asisten kelas

Hadi Sebastian
NIM. 175040207111013

ii
RINGKASAN
Kupita Meisya Putri. 205040200111264, Laporan Akhir Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum), Di bawah
bimbingan Hadi Sebastian sebagai Asisten Kelas.
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan tanaman yang berasal dari
daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Upaya budidaya tanaman tomat
sangat beragam. Sesuai dengan permintaan pasar yang tak pernah menurun, maka
hadir teknologi-teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman
tomat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan
dengan pemupukan. Tujuan dilakukan untuk memahami dan mengetahui
pengaruh pupuk kandang dan kompos serta perbedaan pada campuran media
tanam terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Kegiatan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan pada
bulan September-November 2021. Tempat pelaksanaan Praktikum Teknologi
Produksi Tanaman berada di rumah praktikan, tepatnya di Kampung Buni Sari RT
08 RW 08 No. 65 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alat yang digunakan
selama proses praktikum yaitu tray semai, polybag ukuran 30x30, sekop dan
ember. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktiukum yaitu benih tomat
dan media tanam seperti tanah, pupuk kandang, dan pupuk kompos. Kegiatan
praktikum ini dimulai dari persiapan media tanam, perendaman benih,
penanaman, pemeliharaan, pengamatan, dan panen. Metode penelitian yang
digunakan adalah mengamati dan mengukur pertumbuhan tomat berdasarkan
perlakuan. Parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, persentase
tumbuh, serta pengamatan Artropoda, dan intensitas penyakit.
Hasil dari praktikum ini menunjukkan persentase tumbuh dari kedua
perlakuan pada tanaman tomat dengan hasil terbaik didapatkan pada perlakuan
media tanam tanah + pupuk kandang + pupuk kompos karena mempengaruhi
parameter tinggi tanaman. Pada parameter intensitas penyakit tidak didapatkan
adanya gejala serangan penyakit baik dari virus, patogen jamur, atau bakteri. Dan
pada pengamatan Artropoda tidak ditemukan adanya arthopoda di sekitar tanaman
selama proses pengamatan. Perlakuan media tanam tanah + pupuk kandang +
pupuk kompos menunjukkan hasil pertumbuhan terbaik pada tanaman tomat
karena komposisi media tanamannya yang tepat dan mengandung unsur hara yang
cukup sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanaman.
Kata Kunci : Tomat, Media Tanah, Pupuk Kandang, Pupuk Kompos

iii
SUMMARY
Kupita Meisya Putri. 205040200111264, Final Report of Tomato (Solanum
lycopersicum), Production Technology Practical Supervised by Hadi
Sebastian as Class Assistant.
Tomato (Solanum lycopersicum) is a plant originating from Central
America and South America. Efforts to cultivate tomato plants are very diverse. In
accordance with market demand that never declines, there are cultivation
technologies to increase the productivity of tomato plants. Efforts made to
increase productivity can be done with fertilization. The purpose of this study was
to understand and determine the effect of manure and compost as well as
differences in the mixture of planting media on the growth of tomato plants.
The Plant Production Technology Practicum activity will be held in
September-November 2021. The locarion for the Plant Production Technology
Practicum is at the practitioner's house in Buni Sari Village RT 08 RW 08 No. 65
Cibinong, Bogor Regency, West Java. The tools used during the practicum are
seedling trays, 30x30 polybags, shovels and buckets. While the materials used in
the practicum are tomato seeds and planting media such as soil, manure, and
compost. This practicum activity starts from preparing planting media, soaking
seeds, planting, maintaining, observing, and harvesting. The research method used
was to observe and measure the growth of tomatoes based on the treatment.
Parameters observed were plant height, number of leaves, percentage of growth,
as well as observations of arthropods, and disease intensity.
The results of this practicum show the growth percentage of the two
treatments on tomato plants with the best results obtained in the treatment of soil
planting media + manure + compost because it affects plant height parameters. In
the disease intensity parameter, there were no symptoms of disease attack either
from viruses, fungal pathogens, or bacteria. And in the observation of arthropods,
no arthropods were found around the plants during the observation process. The
treatment of soil planting media + manure + compost showed the best growth
results on tomato plants because the composition of the plant media was right and
contained sufficient nutrients so as to increase plant productivity.
Keywords : Tomato, Soil Media, Manure, Compost

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia Nya
sehingga laporan besar akhir praktikum ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam tak lupa saya
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan bagi
para umatnya.
Laporan besar akhir praktikum ini merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban atas terlaksananya kegiatan praktikum Teknologi Produksi
Pertanian. Dengan berjudul “Laporan Akhir Praktikum Teknologi Produksi
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)” laporan akhir dari materi praktikum
Teknologi Produksi Tanaman dapat dilakukan.
Kelancaran kegiatan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak yang baik secara langsung maupun tidak membantu kelancaran kegiatan
praktikum ini mulai dari saat penanaman dan hingga penyelesaian laporan besar
akhir praktikum ini.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Allah SWT atas rahmat serta karunia Nya sehingga laporan besar akhir
praktikum ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan
2. Hadi Sebastian selaku asisten praktikum teknologi produksi tanaman yang
telah membimbing mulai dari awal materi hingga laporan ini selesai dibuat
3. Teman-teman yang membantu dalam pengerjaan laporan besar ini baik
dari dukungan maupun hal lainnya.
Semoga laporan besar akhir praktikum ini dapat memberikan manfaat serta
motivasi dan juga inovasi hingga penambahan wawasan kepada para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, Novermber 2021

Kupita Meisya Putri

v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
RINGKASAN........................................................................................................iii
SUMMARY...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
1. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 Tanaman Tomat.........................................................................................3
2.2 Teknik Budidaya Tanaman Tomat................................................................5
2.3 Teknik Produksi pada Tanaman Tomat........................................................6
2.4 Teknik Produksi Pemupukan pada Tanaman Tomat....................................7
3. METODOLOGI..............................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.3 Cara Kerja..................................................................................................9
3.4 Parameter Pengamatan............................................................................10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................12
4.1 Kondisi Lahan.........................................................................................12
4.2 Parameter Pertumbuhan..........................................................................12
4.3 Keragaman Arthopoda pada Tanaman Tomat.........................................16
4.4 Intensitas Penyakit...................................................................................17
4.5 Pembahasan Umum.................................................................................18
5. PENUTUP.....................................................................................................20
5.1 Kesimpulan..............................................................................................20
5.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................24

vi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1.Tanaman Tomat....................................................................................................3
2. Penyakit Busuk Daun...........................................................................................5
3. Grafik Tinggi Tanaman......................................................................................13
4. Grafik Jumlah Daun...........................................................................................14

vii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Tomat.....................12
2. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Jumlah Daun Tanaman Tomat...........14
3. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Persentase Tumbuh Tanaman Tomat 16
4. Pengaruh Media Tanam Terhadap Intensitas Penyakit Tanaman Tomat...........17

viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Deskripsi Tanaman Tomat.................................................................................24
2. Denah Lahan......................................................................................................25
3. Data Pengamatan Semua Paramater + Perhitungan Intensitas Penyakit............26
4. Logbook Kegiatan..............................................................................................28
5. Dokumentasi Pertumbuhan................................................................................32

ix
1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan tanaman yang berasal dari


daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tomat termasuk kedalam famili
Solanaceae. Tomat memiliki umur tanam yang cukup singkat oleh karena itu
banyak ditanam di daerah Indoneisa dan merupakan tanaman anual. Tomat
memiliki berbagai macam jenis dengan bentuk dan warna yang beragam. Tomat
yang banyak ditemukan di Indonesia ialah jenis tomat apel dan juga tomat ceri.
Kandungan yang dimiliki tomat kaya akan vitamin C dan juga antioksidan
sehingga baik untuk kesehatan.
Indonesia merupakan negara dengan potensi penghasil tomat yang besar.
Hal ini disebabkan oleh pemanfaatan pengolahan tomat yang kian beragam
sehingga menyababkan permintaan pasar cukup tinggi. Namun, hal ini tidak
membuat tomat memiliki harga yang stabil sepanjang tahunnya. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2020) rata-rata tingkat produktivitas di Indonesia
mengalami peningkatan dan juga penurunan, rata-rata penurunan produktivitas
sebesar 7,4 persen pertahun dengan rata-rata peningkatan produktivitas sebesar
15,32 persen pertahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa produksi tomat di
Indonesia masih memiliki resiko dalam aktivitas produksi tomat seperti hama dan
penyakit, suhu udara serta cuaca.
Upaya budidaya tanaman tomat sangat beragam. Sesuai dengan
permintaan pasar yang tak pernah menurun, maka hadir teknologi-teknologi
budidaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman tomat. Upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan pemupukan.
Hal ini selaras dengan pernyataan dari Widyati (2015) pemupukan berguna untuk
meningkatkan unsur hara pada tanah sehingga peningkatan produksi tanaman
menjadi lebih optimal. Oleh karena itu, pada praktikum ini dilakukan perbedaan
perlakuan tanaman dengan menggunakan mediat tanam tanah dengan pupuk dan
tanpa pupuk. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dan juga kompos. Hal
ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang dan kompos dalam
pertumbuhan tanaman tomat.
2

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan untuk memahami dan mengetahui pengaruh pupuk kandang
dan kompos serta perbedaan pada campuran media tanam terhadap pertumbuhan
tanaman tomat.
3

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Tomat
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan komoditas tanaman semusim yang
banyak diproduksi di Indonesia. Tomat termasuk genus Solanum dengan
spesies Solanum lycopersicum L. Tomat merupakan termasuk kedalam
tanaman tahunan atau yang disebut dengan annual, oleh karena itu tomat
hanya cocok untuk satu kali panen dalam setahun. Tomat dapat
diklasifikasikan kedalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophta, kelas
Magnoliopsida, ordo Solanales, family Solanaceae, genus Solanum dan
spesies Solanum lycopersicum [ CITATION Sim11 \l 1057 ]. Batang
tanaman tomat tegak, padat, berwarna hijau, serta memiliki bulu-bulu
halus dan berbentuk silinder. Daunnya berbentuk oval dengan gerigi di
ujung-ujung daun dan merupakan daun majemuk. Akar tomat termasuk
kedalam akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar

serabut yang tumbuh dangkal mengarah samping [ CITATION Fit12 \l


1057 ].

Gambar 1.Tanaman Tomat (Palmarum, 2011)

Tomat memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga sangat baik bagi
kesehatan tubuh. Macam-macam vitamin yang terkandung dalam tomat
yaitu seperti vitamin A dan juga vitamin C. tomat juga mengandung
likopen yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh [ CITATION Win11 \l
1057 ]. Tomat juga kaya akan mineral, oleh karena itu bagian dalam buah
tomat memiliki tekstur yang cukup berair. Selain bagian buahnya yang
4

memiliki banyak vitamin, daun tomat mengandung arbutin, peetin,


alkaloid dan juga amigladin [ CITATION Sid11 \l 1057 ]. Manfaat tomat
yang baik untuk kesehatan seperti mampu untuk mencegah kanker,
sebagai penangkal radikal bebas dan sebagi pengontrol kolestrol
[ CITATION Apr16 \l 1057 ].
2.1.2 Syarat Tumbuh Tananaman Tomat
Tomat merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam didaerah
tropis dan juga sub-tropis. Karena tanaman tomat dapat tumbuh baik pada
dataran tinggi, medium, dan juga dataran rendah. Sebagaimana hal ini di
jelaskan oleh Leovini (2012) yang menyatakan bahwa syarat tumbuh
tanaman tomat juga dikehendaki oleh curah hujan, curah hujan ideal pada
tanaman tomat berkisar pada 750-1.250 mm/tahun. Hal ini berhubungan
dengan penghambatan persarian apabila curah hujan di daerah tersebut
tinggi. Kekurangan sinar matahari akibat curah hujan yang tinggi mampu
membuat tanaman tomat lebih mudah terserang penyakit seperti parasit
dan juga non-parasit. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Anomsari
(2012) yang menyatakan suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat
berkisar pada 20-27°C. apabila suhu lebih dari 30°C dan kurang dari 10°C,
akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah pada tanaman
tomat.
Dengan kelembapan ideal berada pada kisaran 25%. Karena
apabila kelembapan udara pada daerah pertumbuhan tanaman tinggi,
maka akan menyebabkan pertumbuhan tomat mengalami penyakit busuk
daun, hal ini dikarenakan tinggi nya kelembapan mampu merangsang
mikroorganisme pengganggu tanaman [ CITATION Leo121 \l 1057 ].
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai tempat seperti dataran tinggi
dan juga rendah tergantung varietas tomat yang digunakan [CITATION
Car11 \l 1057 ].
2.1.3 Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
Tanaman tomat dapat terserang hama dan penyakit pada proses
pertumbuhannya. Hal ini sangat berpengaruh pada keberhasilan hasil tanam
tanaman tomat. Terdapat beberapa hama dan penyakit tanaman yang seringkali
5

dijumpai pada tanaman tomat. Berdasarkan penutuan dari Paruntu (2016) terdapat
Organisme Penggangu Tanaman (OPT) yang seringkali dijumpai pada tanaman
tomat seperti penggorok daun (Lyriomiza spp.). ulat peggerek (Helicoverpa
armigera Hubn.), Aphis hijau (Myzus persicae Sulz.), Thrips (Thrips tabaci
Lind), ulat grayak (Spodoptera litura), belalang pemakan daun (Valanga sp.), ulat
pemakan daun Chrysodeixis sp. dan lalat buah (Bactrocera sp.) . Selain itu juga
terdapat beberapa hama lainnya seperti Agrotis ipsilon, Spodoptera exigua dan S.
Litura. Hama-hama tersebut apabila menyerang komoditas tanaman tomat dapat
memberikan dampak bagi kualitas serta kuantitas tanaman[ CITATION Sel14 \l
1057 ].
OPT lainnya yang dapat mengganggu tanaman tomat yaitu ulat tanah,
uret, tungau, ulat buah tomat, ulat grayak, dan lalat penggorok daun serta kutu
kebul. Ulat buah adalah salah satu hama utama yang menyerang tanaman tomat.
Menurut penelitian Setiawati (2011) serangan hama ini dapat menghilangkan hasil
produksi sebanyak 52 persen pada tanaman tomat, hal ini tentunya sangat 12
berbahanya bagi kelangsungan hidup petani karena dapat menghilangkan setengah
dari hasil produksi yang dihasilkan.
Selain hama juga terdapat penyakit yang seringkali menyerang komoditas
tanaman tomat seperti busuk daun yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora
infestans. Gejala pada busuk daun biasanya muncul seperti bercak basah berwarna
abu-abu dengan bentuk yang abstrak. Selain busuk daun juga terdapat bercak
kering Alternaria, penyakit ini disebabkan oleh cendawa Alternaria solani. Bercak
kering alternaria dapat dilihat gejala serangannya berupa bercak berwarna cokelat
dengan garis melingkar berwarna gelap[ CITATION Set11 \l 1057 ]. Penyakit
lainnya yang dapat ditemukan pada komoditas tanaman tomat yaitu penyakit
embun jelaga dan juga penyakit kuning (virus gemini)[ CITATION DTS14 \l
6

1057 ].
Gambar 2. Penyakit Busuk Daun[ CITATION Set11 \l 1057 ]

2.2 Teknik Budidaya Tanaman Tomat


Secara umum, produktivitas tomat tergolong masih rendah.
Hal tersebut diperlukan penanaman tomat secara intensif yaitu
menanam dengan sungguh- sungguh ditengah resiko yang besar dan
iklim yang tidak menentu. Untuk menghasilkan kualitas tomat yang
baik diperlukan keterampilan dalam melakukan teknik budidaya
tomat. Adapun beberapa teknik budidaya yang dilakukan pada
tanaman tomat:
1. Persemaian
Persemaian dilakukan agar tanaman tomat memiliki akar dan batang yang
kuat saat dipindahkan ke tempat tanam karena telah menjadi bibit yang
kuat [ CITATION Nur181 \l 1057 ]. Penyebaran benih pada saat penyemaian
dapat dilakukan dengan cara disebar merata, disebar berbaris atau dengan
jarak tanam 5x5 cm atau 5x10 cm [ CITATION Pur11 \l 1057 ].
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dari pembersihan gulma, sisa tanaman yang
mengganggu tanaman yang akan ditanam [ CITATION Ros151 \l 1057 ].
Tujuan dari pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah,
drainase dan erase tanah serta untuk mengendalikan gulma [ CITATION
Nur181 \l 1057 ]
3. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah tempat tanam dilubangi dengan kedalaman
sekitar 6 cm. kemudian benih tomat dimasukkan kedalam lubang tanam
dan lubang ditutup kembali dengan tanah. Penanaman benih tomat
dilakukan hanya 1 bibit pertiap lubang tanam [ CITATION Nur181 \l 1057 ].
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan untuk merawat tanaman hingga akhir panen agar
menghasilkan hasil tanam yang baik. Pemeliharaan dilakukan seperti
menyiram tanaman yang dilakukan pada pagi dan sore hari [ CITATION
7

Nur181 \l 1057 ]. Perlu dilakukan pemupukan untuk menghindari adanya


serangan OPT salah satunya adalah busuk daun dan juga hama jamur
[ CITATION Say15 \l 1057 ].

2.3 Teknik Produksi pada Tanaman Tomat


Dalam produksinya tanaman tomat membutuhkan beberapa teknik untuk
meningkatkan hasil produksinya. Teknik tersebut misalnya adalah adanya
perlakuan pemupukan pada saat budidaya tanaman tomat. Selain itu, terdapat
teknik lain seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman, dan pengendalian hama
penyakit.
a. Pemupukan
Pemupukan merupakan penambahan zat unsur hara kedalam tanah sebagai
bentuk pengoptimalan produktivitas tanaman yang di tanam. Pemupukan
juga dapat dilakukan sebagai salah satu usaha perbaikan kandungan tanah [
CITATION Roi13 \l 1057 ].
b. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dapat meliputi penyulaman, penyiangan,
perompesan tunas liar, ataupun pemberian ajir. Penyulaman bertujuan
untuk mengganti tanaman yang sakit ataupun mati sehingga populasi
tanaman akan tetap optimal. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan
dengan penggemburan tanag dan pemupukan susuan. Perompesan tunas
liar dapat dilakukan sebanyak beberapa kali pada tunas yang tidak
menghasilkan buah. Sedangkan pemberian ajir bertujuan agar tanaman
dapat tumbuh dengan tegak. Ajir biasanya dibuat menggunakan kayu atau
bambu dengan panjang 1, 1-5 m (Balitsa, 2011).
c. Pengendalian Organisme Pengganggu (OPT)
Pengendalian OPT pada tanaman tomat dapat digunakan berbagai cara
seperti penggunaan insektisida, pengendalian secara fisik, menanam
tanaman pagar, memanfaatkan musuh alami, pengunaan perangkap kuning
ataupun penggunaan pestisida nabati (Balitsa, 2011).
8

2.4 Teknik Produksi Pemupukan pada Tanaman Tomat


Sebagai salah satu cara dalam peningkatan produktivitas tanaman tomat,
pemupukan dapat digunakan sebagai salah satu teknologi produksi. Pemupukan
ialah salah satu kegiatan yang penting dalam pemeliharaan tanaman. Tanpa
pemupukan yang tepat tanaman akan mengalami penurunan, baik dalam
produktivitas maupun kurangnya unsur hara pada tanah [ CITATION Azr15 \l 1057 ].
Berdasarkan pernyataan dari Juarsah (2014) pada tanaman tomat
pemupukan dapat dilakukan menggunakan pupuk organik maupun anorganik.
Adapun pupuk organik yang dapat digunakan seperti pupuk kandang, pupuk
kompos, dan pupuk hijau. Penggunaan pupuk organik sangat bermanfaat bagi
peningkatan produktivitas tanaman tomat baik pada segi kualitas maupun
kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan juga meningkatkan kualitas
lahan. Pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber nitrogen tanah
yang utama, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifar fisik, kimia dan
biologi serta lingkungan.
Pemberian pupuk kandang dan kompos pada tanaman tomat sangat
dianjurkan terutama untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
sebagai media pertumbuhan tanaman. Pemberian berbagai jenis pupuk kandang
dan juga kompos akan menambah jenis pupuk makro maupun mikro, walaupun
jumlahnya sedikit. Dalam pemberian pupuk organik (pupuk kandang) harus
diperhatikan pada beberapa aspek, seperti waktu pemberiannya,
takaran/jumlahnya (dosis), cara pemberian, dan jenis pupuk kompos yang
diberikan[ CITATION Mar151 \l 1057 ].
9

3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan pada
bulan September-November 2021. Tempat pelaksanaan Praktikum Teknologi
Produksi Tanaman berada di rumah praktikan, tepatnya di Kampung Buni Sari RT
08 RW 08 No. 65 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Topografi kota Bogor
merupakan dataran tinggi dengan kisaran suhu antara 24°C hingga 31°C dengan
kelembapan berkisar 65% hingga 70%. ( BPS Kab, Bogor).

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan selama proses praktikum yaitu tray semai, polybag
ukuran 30x30, sekop dan ember. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktiukum yaitu benih tomat dan media tanam seperti tanah, pupuk kandang, dan
pupuk kompos.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Persiapan alat dan bahan
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam praktikum Teknologi Produksi
Tanaman ini ialah menyediakan dan menentukan lahan yang akan digunakan
untuk kegiatan praktikum. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat
dan bahan yang sudah disebutkan diatas, guna mendukung keberlangsungannya
kegiatan praktikum. Wadah yang digunakan pada praktikum ini, yaitu polibag
dengan ukuran 30 cm x 30 cm dengan media tanam tanah, pupuk kandang, dan
kompos.
3.3.2 Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam dilakukan dengan mencampurkan tanah, pupuk
kandang dan kompos dengan perbandingan 2:1:1 sebagai perlakuan pertama.
Kemudian penggunaan tanah saja sebagai perlakuan kedua.
3.3.3 Perendaman Benih
Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, benih tanaman tomat direndam
dengan air selama 1 hari. Adapun proses perendaman ini bertujuan untuk
mempercepat perkecambahan benih di dalam media tanam.
3.3.4 Penyemaian
Setelah perendaman benih langkah selanjutnya adalah penyemaian benih.
10

Penyemaian benih dilakukan di sore hari dengan masing masing 1 biji pada 1
lubang tray semai.. Benih diletakkan di permukaan media kemudian ditutup
kembali menggunakan media tanam dan selanjutnya disiram dengan
menyemprotkan air. Setelah itu, diletakkan pada lingkungan dengan intensitas
cahaya matahari yang tidak terlalu banyak. Setelah tumbuh daun bibit
dipindahkan pada lingkungan yang memiliki intensitas cahaya yang cukup
(optimal).
3.3.5 Penanaman
Penanaman dilakukan di dalam polibag dengan diameter 30 cm x 30 cm
tersebut diisi dengan dua perlakuan yang berbeda hingga pot terisi cukup penuh,
yakni berjarak sekitar 2 – 3 cm dari bagian atas bibir polibag, lalu siram dengan
air secukupnya hingga lembap. Kemudian buat lubang tanam yang ukurannya
sedikit lebih besar dari panjang rimpang, lalu tanam bibit tomat yang sudah di
semai pada polibag dan tutup dengan media tanam. Polibag yang telah ditanam
kemudian disusun sesuai dengan urutan sampel percobaan.
3.3.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan yaitu dengan melakukan penyiraman secara
rutin. Selain itu dilakukan juga penyiangan gulma pada media tanam maupun
tanaman tomat. Pembumbunan juga dilakukan untuk memperkukuh berdirinya
akar tanaman pada saat memasuki musim hujan.
3.3.7 Pengamatan
Ukur tanaman seminggu sekali atau setiap usia pertumbuhan 2 MST, 3
MST, 4 MST, 5 MST untuk mendapatkan data dan hasil tumbuh dan kembang
tanaman tomat. Pengamatan dilakukan dengan beberapa parameter seperti tinggi
tanaman, jumlah daun, dan intensitas penyakit.

3.4 Parameter Pengamatan


Pengamatan pada tanaman tomat dimulai pada tanaman berusia 2 MST
hingga 5 MST. Adapun variabel yang perlu diperhatikan pada komoditas tanaman
tomat dengan dua perlakuan media tanam yang berbeda adalah mencakup sebagai
berikut.
3.4.1 Presentase Tumbuh
Persentase tumbuh tanaman merupakan penghitungan jumlah tanaman
11

yang hidup dan jumlah tanaman yang mati pada lahan penghijauan. Rumus untuk
menghitung persentase tumbuh tanaman adalah sebagai berikut.
jumlah tanaman hidup
Presentase tumbuh = x 100%
total seluruh tanaman
3.4.2 Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman diukur dengan cara mengukur panjang
tanaman dari permukaan tanah atau pangkal tanaman hingga titik tumbuh
tanaman. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur, seperti
meteran atau penggaris. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap seminggu
sekali yang dimulai pada 2 MST hingga 5 MST.
3.4.3 Jumlah Daun (helai)
Pengamatan jumlah daun dilakukan sebagai indikator pertumbuhan
tanaman. Jumlah daun yang dihitung dengan melakukan pengamatan langsung.
Pengamatan jumlah daun pada tanaman tomat dilakukan dari 1 MST. Perhitungan
jumlah daun pada tanaman tomat dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun
tanaman tomat ynag sudah membuka sempurna dan tidak ada cacat.
3.4.4 Arthopoda
Artropoda yang diamati merupakan serangga yang terdapat di sekitar
pertanaman, baik yang berperan sebagai hama, predator, dekomposer, atau hanya
serangga netral. Pengamatan terhadap arthopoda di sekitar tanaman dimuali saat 1
MST.
3.4.5 Intensitas Penyakit
Pengukuran intensitas penyakit dilakukan dengan menggunakan dua
metode perhitungan, yaitu metode mutlak dan metode skoring. Metode mutlak
digunakan untuk menghitung penyakit yang menyerang keseluruhan bagian
tanaman atau bagian yang dipanen. Metode mutlak dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.

IP =
∑ (n × v ) ×100 %
Z× N
Keterangan :
IP = Intensitas penyakit (%)
n = jumlah contoh yang diamati
v = nilai skor untuk tiap kategori
12

N = jumlah total sampel yang diamati


Z = nilai skor kategori kerusakan tinggi
13

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kondisi Lahan
Pelaksaan praktikum Teknologi Produksi Tanaman berada di Kampung
Buni Sari, Kelurahan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wilayah ini
terletak pada koordinat 6°28'06.8" LS - 106°51'28.4" BT, dengan posisi sebelah
utara yang berbatasan dengan Depok, sebelah timur berbatasan dengan Citeureup,
sebelah selatan berbatasan dengan Sentul, dan sebelah barat berbatasan dengan
Bojong Gede. Kampung Buni Sari memiliki topografi yang sedikit berlembah
dengan kontur tanah yang tidak rata. Temperatur rata-rata udara harian yaitu
berkisar 24,5 - 32⁰C dengan temperature udara minimum sebesar 23⁰C dan
temperature udara maksimum sebesar 35⁰C. rata-rata kelembapan udara nya
berada pada persentase 70%, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun yaitu
2.500 – 5.00 mm/tahun. Wilayah ini juga memiliki kecepatan angina yang cukup
rendah, dengan rata-rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata
sebesar 146,2 mm/bulan (BPS Kab. Bogor).

4.2 Parameter Pertumbuhan


4.2.1 Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman
yang dapat menunjukkan pengaruh pengaturan pola tanam dan jarak tanam pada
tanaman tomat. Pengamatan ini dimulai 2 minggu setelah tanam sampai 5 minggu
setelah tanam. Tinggi tanaman diukur setiap 1 minggu sekali untuk mendapatkan
data hasil pengamatan. Berikut ini adalah tabel pengaruh jenis media tanam
terhadap tinggi tanaman tomat hasil pengamatan.
Tabel 1. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Tinggi Tanaman Tomat

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Tanaman Ke-... (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
P1 1 2,5 6 10
P2 1 3 5 12
P3 1 2 4 7

Data diatas menunjukkan bahwa tinggi tanaman tomat dengan perlakuan


media tanam tanah + pupuk kandang + pupuk kompos dan media tanam tanah saja
menujukkan peningkatan setiap minggunya. Pertumbuhan tinggi tanaman tomat
14

tertinggi terjadi pada perlakuan media tanam tanah + pupuk kandang + pupuk
kompos yaitu pada perlakuan 1 dan 2. Sedangkan pertumbuhan tinggi tanaman
tomat terendah terjadi pada perlakuan media tanam tanah saja yaitu pada
perlakuan 3.

14

12
Tinggi Tanaman (cm)

10 Perlakuan 1
8 Perlakuan 2
Column1
6

0
2 3 4 5
Umur Tanaman (MST)

Gambar 3. Grafik Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan grafik di atsa menunjukkan bahwa tinggi tanaman tomat


mengalami peningkatan setiap minggunya, tetapi tanaman cenderung tumbuh
lambat dan baru mengalami mengalami kenaikan drastis pada minggu ke 5 setelah
tanam. Berdasarkan parameter pengamatan tinggi tanaman paling maksimal
terdapat pada perlakuan media tanaman tanah + pupuk kandang + pupuk kompos
(P1) dan (P2), dan yang terakhir ialah perlakuan media tanam tanah saja (P3).
Pada perlakuan media tanam menggunakan tanah + pupuk kandang + pupuk
kompos memiliki nilai akhir tinggi masing-masing yaitu 10 cm dan 12 cm pada
(P1) dan (P2).
Perlakuan media tanam menggunakan tanah saja menunjukkan nilai tinggi
tanaman paling rendah dan cukup berbeda jauh dengan perlakuan media tanam +
pupuk kandang + pupuk kompos. Pada media tanam tanah saja memiliki akhir
tinggi sebesar 7 cm. Hal tersebut dikarenakan pada media yang di campur dengan
pupuk kandang mampu memperbaiki kesuburan media tanam. Media tanam yang
subur dapat menyediakan beragam faktor tumbuh, seperti unsur hara dan air.
Menurut Munthe (2018) pupuk kandang mengandung unsur hara yang kompleks,
seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Sedangkan
15

pupuk kompos juga memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan tanaman.
Menurut Raksun (2018) kompos ialah pupuk organik yang dapat dibuat dengan
bahan baku sampah organik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Pada pemberian kompos memberikan pengaruh
nyata pada tinggi tanaman, dan pertumbuhan tanaman lainnya.
4.2.2 Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun merupakan salah satu parameter yang diamati pada
praktikum ini. Pengamatan ini dimulai 2 minggu setelah tanam sampai 5 minggu
setelah tanam. Jumlah daun dihitung setiap 1 minggu sekali untuk mendapatkan
data hasil pengamatan. Berikut ini adalah tabel pengaruh jenis media tanam
terhadap jumlah daun tanaman tomat hasil pengamatan:
Tabel 2. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Jumlah Daun Tanaman Tomat

Perlakuan Jumlah Daun (helai) pada Umur Tanaman Ke-... (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
P1 14 30 37 40
P2 12 22 26 33
P3 10 16 22 28

Data di atas
45
40 menunjukkan
Jumlah Daun (helai)

35
30 bahwa jumlah
Perlakuan 1
25 Perlakuan 2
20 Perlakuan 3 daun tomat
15
10 dengan
5
0 perlakuan
2 3 4 5
Umur Tanaman (MST) media tanam
tanah + pupuk
kandang + pupuk kompos dan media tanam tanah saja terus menunjukkan
peningkatan setiap minggunya. Pertambahan jumlah daun tomat tertinggi terjadi
pada perlakuan media tanam tanah + pupuk kandang + pupuk kompos. Sedangkan
pertambahan jumlah daun tomat terendah terjadi pada perlakuan media tanam
tanah saja.
Gambar 4. Grafik Jumlah Daun (helai)
16

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah daun pada


tanaman tomat mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda pada masing-masing
perlakuan di setiap minggunya. Berdasarkan parameter jumlah daun, hasil akhir
jumlah daun paling banyak terdapat pada perlakuan media tanam menggunakan
tanah + pupuk kandang + pupuk kompos (P1) dan (P2). Keduanya menunjukkan
hasil akhir yang imbang. Kemudian jumlah daun paling sedikit diikuti dengan
perlakuan media tanam menggunakan tanah saja (P3). Perlakuan media tanam
menggunakan tanah + pupuk kandang + pupuk kompos menunjukkan nilai jumlah
helai daun tanaman paling tinggi dan tidak berbeda jauh dengan perlakuan
keduanya. Pada perlakuan media tanam menggunakan tanah + pupuk kandang +
pupuk kompos memiliki hasil akhir jumlah daun sebanyak 40 helai daun (P1) dan
33 helai daun (P2). Sedangkan pada perlakuan media tanam tanah saja sebanyak
28 helai daun.

Ketidakseragaman pertumbuhan tanaman pada parameter jumlah daun


dimulai pada 3 MST yang terjadi pada P1 dan P2. Hal tersebut disebabkan para
perlakuan P1 dan P2 mengandung pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan
salah satu media tanam organik yang mampu menjaga kelembaban tanah karena
sifatnya yang poros dan memiliki pori-pori makro serta mikro yang hampir
seimbang. Menurut Pujiasmanto (2013) pemberian pupuk kompos pada lahan
pertanian sangat penting dalam menjaga kesuburan tanah dan pertumbuhan
tanaman. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Peningkatan jumlah daun merupakan parameter yang sejalan dengan


penambahan umur tanaman. Adanya penambahan umur juga akan menyebabkan
penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga apabila unsur hara
cukup jumlah daun akan bertambah secara optimal, namun apabila unsur hara
yang diperlukan terlalu banyak maka berkemungkinan juga menghambat
penambahan jumlah daun pada tanaman.
4.2.3 Presentase Tumbuh (%)
Persentase tumbuh merupakan salah satu parameter yang diamati pada
praktikum ini. Pengamatan dimulai 2 minggu setelah tanam hingga 8 minggu
setelah tanam. Perhitungan persentase tumbuh dilakukan dengan menghitung
17

jumlah tanaman yang hidup kemudian dibandingkan dengan jumlah seluruh


tanaman. Berikut ini adalah tabel pengaruh jenis media tanam terhadap persentase
tumbuh tanaman tomat hasil pengamatan:

Tabel 3. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Persentase Tumbuh Tanaman Tomat

Jenis Media Tanam Persentsae Tumbuh (100%)


Tanah + Pupuk Kandang + Kompos 100%
Tanah 100%
Data di atas menunjukkan bahwa persentase tumbuh pada setiap
perlakuan jenis media tanam, seperti tanah + pupuk kandang + pupuk kompos,
dan tanah saja terus menunjukkan nilai persentase tumbuh sebanyak 100%. Hal
tersebut ditunjukkan dengan menghitung bibit yang tumbuh mengeluarkan akar
dan tunas, namun tidak mati di akhir percobaan. Pada kedua jenis media tanam
memiliki pengaruh yang sama terhadap persentase tumbuh tanaman pada tanaman
tomat.
4.3 Keragaman Arthopoda pada Tanaman Tomat
Pengamatan keragaman Artropoda pada tanaman tomat dilakukan dari 2
MST hingga 5 MST dengan melakukan pengamatan secara langsung. Artropoda
yang diamati berasal dari sekitar tanaman. Dari hasil pengamatan tidak diperoleh
hasil selama pengamatan. Hasil pengamatan selama 5 MST menunjukkan tidak
adanya arthopoda disekitar tanaman tomat. Hal ini dapat dikarenakan perubahan
lingkungan dan cuaca yang terjadi pada daerah penanaman. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Normasari (2012) yaitu keanekaragaman arthopoda dipengaruhi
oleh tipe vegetasi di daerah tersebut. Tipe vegetasi dapat mempengaruhi keadaan
lantai (lembab, tebal) dan juga keanekaragaman seresah. Hal ini secara langsung
dapat mempengaruhi keanekaragaman arthopoda yang menghuninya. Hal lain
yang dapat mempengaruhi ketiadaan arthopoda selama masa pengamatan dapat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang ekstrim dan mencolok sehingga hal
ini menyebabkan terjadinya penyusutan populasi dan keanekaragaman arthopoda.
Kondisi cuaca selama masa pengamatan sedang memiliki curah hujan
yang cukup tinggi. Perubahan cuaca biasanya terjadi saat siang hari sekitar pukul
13.00. Perubahan cuaca yang biasanya terjadi mulai dari cerah berawan yang
kemudian akan berganti menjadi hujan lebat. Pengaruh cuaca dan iklim sangat
berpengaruh pada ketersediaan arthopoda di lingkungan. Ketersediaan arthopoda
18

juga dapat berkurang karena di akibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi
[ CITATION Agu16 \l 1057 ]. Arthopoda sendiri sangat penting bagi ekosistem tanah.
Hal ini di karenakan arthopoda merupakan kelompok terbesar yang menghuni
tanah daripada takson yang lainnya. Terdapat sekitar 65% dari tanah yang
merupakan arthopoda (Ardiansah, 2013). Manfaat arthropoda bagi pertumbuhan
sangat beragam khususnya arthropoda tanah. Arthopoda dapat berperan dalam
dekomposisi bahan organik, berperan dalam siklus nitrogen, mineralisasi,
denitrifikasi, fiksasi N, serta pengambilan nutrien seperti simbiosis mikoriza
dengan akar tumbuhan yang membantu pengambilan P dan nutrien yang lain
(Dedis, 2015).

4.4 Intensitas Penyakit


Berikut adalah tabel hasil pengamatan rata-rata intensitas penyakit
tanaman tomat dari 2 MST hingga 5 MST dengan perlakuan jenis media tanam
tanah + pupuk kandang + pupuk komps, dan tanah saja. Rata-rata intensitas
penyakit tanaman tomat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Pengaruh Media Tanam Terhadap Intensitas Penyakit Tanaman Tomat

Perlakuan Intensitas Penyakit (%) pada Umur Tanaman (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
P1 0 0 0 0
P2 0 0 0 0
P3 0 0 0 0
Pada tabel hasil pengamatan tidak ditemukan adanya intensitas penyakit
pada tanaman tomat. Rendahnya intensitas penyakit yang terjadi pada setiap
perlakuan tanaman tomat disebabkan karena tempat penanaman yang dilakukan di
teras atas rumah dengan permukaan lantai berupa keramik. Penanaman yang
dilakukan di bawah naungan dapat mengurangi intensitas serangan penyakit pada
tanaman, hal tersebut dikarenakan laju air hujan yang jatuh akan berkurang dan
tidak ada percikan tanah sehingga mengurangi insiden serangan penyakit
[ CITATION Lat18 \l 1057 ]. Hal tersebut membuktikan bahwa perubahan iklim
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kerentanan suatu tanaman
terhadap patogen. Selain itu, faktor lainnya yang berpengaruh terhadap minimnya
intensitas penyakit adalah pemilihan benih unggul yang tahan akan suatu hama
atau penyakit tertentu. Hal tersebut juga didukung oleh Syahri (2016) yang
19

menyebutkan bahwa pengembangan dan penggunaan varietas tahan dapat menjadi


teknologi yang efektif dalam mengurangi risiko serangan OPT seiring
meningkatnya isu perubahan iklim. Setiap varietas tanaman memiliki genotipe
yang berbeda sehingga mempengaruhi sifat fenotipe yang muncul akibat adanya
interaksi dengan lingkungan.

4.5 Pembahasan Umum


Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman tomat dengan dua
perlakuan yang berbeda, yaitu media tanam tanah + pupuk kandang + pupuk
kompos sebagai perlakuan 1 dan 2, dan tanah saja sebagai perlakuan 3. Dari kedua
perlakuan yang tersebut juga didapatkan data hasil terkait parameter pertumbuhan
tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan persentase tumbuh
masing-masing tanaman. Tanaman tomat dengan perlakuan media tanam tanah +
pupuk kandang + pupuk kompos menunjukkan hasil terbaik pada beberapa
parameter, yaitu pada tinggi tanaman, persentase tumbuh. Selain data
pertumbuhan, juga didapatkan data keragaman Artropoda dan intensitas penyakit.
Sesuai dengan syarat tumbuhnya, tomat menyukai tempat yang terbuka dan
terpapar sinar matahari secara langsung. Budidaya yang tepat akan menghasilkan
pertumbuhan tomat yang optimal. Menurut Putra (2016) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa faktor cahaya bersamaan dengan temperatur dan kelembaban
saling berhubungan dalam mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.
Tanaman dengan perlakuan media tanam tanah + pupuk kandang +
pupuk kompos menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman yang cukup baik dan
signifikan dibanding perlakuan media tanam tanah saja. Media tanam yang baik
untuk pertumbuhan adalah media yang memiliki sifat fisik yang baik, salah
satunya ialah media tanam bahan organik yang berasal dari pupuk kandang.
Pupuk kandang menyediakan unsur hara makro dan mikro yang kompleks namun
masing-masing kadar haranya rendah, tetapi kelebihan lainnya dapat
meningkatkan humus, memperbaiki struktur dan agregat tanah, serta mendorong
kehidupan mikroorganisme tanah. Disebutkan oleh Hayati (2012) bahwa pupuk
kandang dapat menambah unsur hara bagi tanah dalam memperbaiki struktur
tanah karena menyediakan humus dan mampu mendorong kehidupan
20

mikroorganisme dalam tanah. Komposisi unsur hara pada pupuk kandang sapi
padat terdiri N 0,40%, P2O5 0,20% dan K2O 0,10%. Selain itu, pupuk kandang
merupakan salah satu pupuk slow release yang menyebabkan tanah yang dipupuk
dengan pupuk kandang dalam jangka waktu yang lama akan memberi hasil yang
optimal [ CITATION Ami17 \l 1057 ].

Perlakuan komposisi pupuk pada media tanam yang sesuai dengan


kebutuhan tanaman menunjukkan hasil paling baik, karena semakin cukup
kebutuhan pupuk mempengaruhi kecukupan unsur hara bagi tanaman. Hal ini
menurut Istiqamah (2016) disebabkan perbedaan konsentrasi larutan unsur hara
nitrogen di atas titik optimum yang menyebabkan pertumbuhan suatu tanaman
menjadi terhambat dan menyebabkan parameter lainnya juga ikut menurun. Selain
itu terdapat faktor iklim yang bersama media tanam mampu mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Intensitas cahaya matahari
memberikan pengaruh terhadap proses fisiologi tumbuhan yang terlihat pada
keadaan morfologi tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan
sel-sel pada daun menjadi lebih kecil, mengumpulnya tilakoid, dan berkurangnya
klorofil sehingga ukuran daun menjadi lebih tebal dan mengecil [ CITATION
Bun14 \l 1057 ]. Tidak hanya itu, banyaknya stomata yang memiliki ukuran lebih
kecil dan tekstur daunnya yang lebih keras menyebabkan jumlah daun pada
tanaman meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan media tanam
tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan jumlah helai daun pada tanaman
karena faktor utama yang menyebabkan pertambahan jumlah daun adalah
intensitas cahaya matahari yang didapatkan oleh tanaman tomat. Sedangkan
tanaman tomat kurang mendapatkan cahaya matahari pada masa vegetatifnya,
karena intensitas curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan intensitas cahaya
matahari.
21

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum Teknologi
Produksi Tanaman dengan komoditas tanaman tomat yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian perlakuan media tanam yang berbeda akan
memberikan pengaruh terhadap parameter pertumbuhan, arthopoda dan intensitas
penyakit tanaman. Perlakuan media tanam yang dilakukan terbagi menjadi dua
yaitu, media tanam tanah + pupuk kandang + kompos dengan perbandingan 2:1:1
dan media tanam tanah saja. Pada kedua perlakuan tersebut menunjukkan nilai
persentase tumbuh tanaman yang sama yaitu 100%. Hasil yang di dapatkan dari
pengamatan ini pada pemberian media tanam tanah + pupuk kandang + kompos
memiliki hasil pengamatan yang paling optimal, baik dari tinggi tanaman
maupum jumlah helai daun. Sedangkan pada media tanam tanah saja
menunjukkan hasil terendah dari berbagai aspek pengamatan. Hal ini
menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara tambahan bagi tanah sangat penting
bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Penggunaan pupuk menjadi salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Serta
diperlukan komposisi media tanam yang baik, karena dapat menurunkan indikasi
intensitas penyakit pada tanaman.

5.2 Saran
Pada hasil praktikum, penerapan teknologi produksi tanaman yang tepat
pada tanaman tomat yaitu dengan menggunakan pupuk tambahan sebagai media
tanam selain tanah. Pupuk sangat penting guna menunjang pertumbuhan serta
produktivitas tanaman yang optimal. Diperlukan perlakuan khusus terkait
penggunaan jenis pupuk lainnya untuk menghasilkan hasil tanam tanaman tomat
yang lebih baik lagi.
22

DAFTAR PUSTAKA

Agustinawati. (2016). KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PERMUKAAN


TANAH PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) DENGAN
SISTEM PERTANAMAN YANG BERBEDA DI KABUPATEN SIGI.
Jurnal Agroetekbis 4, 8-15.
Amir, N. H. (2017). Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Beberapa
Varietas Bibit Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Polybag.
Klorofil, 9(2), 68-72.
Anomsari, S. d. (2012). Budidaya Tomat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Tengah., 78.
Aprilah, I. (2016). Ekstraksi Antioksidan Lycopene Dari Buah Tomat
( Hylocereus undatus ) Menggunakan Pelarut Etanol - Heksan.
Ardiansah S. L, H. d. (2013). Inventarisasi Arthropoda Pada. Jurnal Agrotekbis,
1(5), 406-412.
Azri. (2015). PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN BUAH TANAMAN KAKAO . Jurnal Agros, 222-227.
Bogor, B. K. (n.d.). Retrieved November 28, 2021, from
https://bogorkota.bps.go.id/
Buntoro, B. H. (2014). Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.).
Vegetalika, 3(4), 29-39.
Dedis L, F. P. (2015). Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Kakao
(Theobroma cacao L.) yang diaplikasi Insektisida dan Tanpa Insektisida.
Didit. (2011). Cara Budidaya Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill). Retrieved
November 28, 2021
DT, S. (2014). Seranggaserangga hama tanaman pangan, umbi & sayuran.
Fitriani, E. (2012). Untung Berlipat Budidaya Tomat di Berbagai Media Tanam.
Hayati, E. S. (2012). Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan Komposisi Media Tanam
terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).
Jurnal Agrista, 16(3), 120-134.
Istiqamah, A. &. (2016). Respon Varietas Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Terhadap Larutan Hara (Ab Mix) pada Sistem Hidroponik. Jurnal
Agrotekbis, 374-383.
Juarsah, I. (2014). PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK
PERTANIAN ORGANIK DAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN.
Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik, 127-136.
Lathifah, A. &. (2018). Pengaruh Intensitas Cahaya dan Macam Pupuk Kandang
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Putih (Brassica
pekinensia L). BIOFARM, 14(1), 1-8.
23

Leovini, H. (2012). Pemanfaatan Pupuk Organik Cair pada Budidaya Tanaman


Tomat. Makalah Seminar Umum.
Maryanto. (2015). PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS PERMATA. Jurnal
AGRIFOR, XIV, 87-94.
Munthe, K. P. (2018). Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada Media
Tanam Yang Berbeda Secara Vertikultur. Agrotekma: Jurnal
Agroteknologi Dan Ilmu Pertanian, 2(2), 138.
Normasari, R. (2012). KERAGAMAN ARTHROPODA PADA LIMA HABITAT
DENGAN VEGETASI BERAGAM. Jurnal Ilmiah Unklab, 16(1), 41-50.
Nurnita Sari, A. M. (2018). Teknik Budidaya Tanaman Tomat Cherry
(Lycopersicum cerasiformae Mill ) Di Gapoktan Lembang Jawa Barat. 1-
5.
Palmarum Nainggolan, D. N. (2011). Teknologi Budidaya Tanaman Tomat
Dengan Sistem Mulsa Plastik Di Dataran Tinggi.
Paruntu, M. (2016). Jenis dan Populasi Serangga Hama pada Pertumbuhan dan
Perkembangan Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.). Jurnal Bioslogos, 6.
Pujiasmanto, B. S. (2013). Pengaruh Macam dan Dosis Pupuk Organik terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness.). Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 6(2),
81-90.
Purwaningsih, A. D. (2011). Teknik Budidaya Tanaman Tomat Cherry
(Lycopersicum Cerasiformae Mill ) Di Gapoktan Lembang Jawa Barat. 1-
49.
Putra, R. R. (2016). Pengaruh Cahaya dan Temperatur Terhadap Pertumbuhan
Tunas dan Profil Protein Tanaman Anggrek Phalaenopsis amabilis
Transgenik Pembawa Gen Ubipro::PaFT. Bioeksperimen, 2(2), 79-90.
Raksun, A. (2018). PENGARUH KOMPOS TERHADAP HASIL PANEN
TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Pijar MIPA, XIII, 56-
59.
Roidah, I. S. (2013). MANFAAT PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK UNTUK
KESUBURAN TANAH. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO,
1, 30-42.
Rossa, D. K. (2015). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). 1-3.
Sayu, P. O. (2015). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organonitrofos Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicon escelentum
Mill) Secara Organik Dengan Sistem Irigasi Bawah Permukaan (Sub
Surface Irrigation). . 325-334.
Sayuran, B. P. (2011). Teknologi Budidaya Tomat.
24

Setiawati, W. (2011). Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Tomat.


Monografi.
Siddiq, J. (2011). Rahasia, Khasiat Dan Manfaat Bumbu Dapur, Rempah-
Rempah Dan Sayuran.
Simpson, M. G. (2011). Plant Systematic.
Statistik, B. P. (2020). Produksi Tanaman Sayuran 2020. Dipetik November 28,
2021, dari https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi-tanaman-
sayuran.html
Sumual, S. D. (2014). JENIS DAN POPULASI SERANGGA PADA
TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) FASE
GENERATIF YANG MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK DAN
ANORGANIK DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO II.
Syahri, &. S. (2016). Penggunaan Varietas Unggul Tahan Hama dan Penyakit
Mendukung Peningkatan Produksi Padi Nasional. Litbang Pertanian,
35(1), 25-36.
Widyati, E. (2015). Efektivitas Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Terubusan
Kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) yang dipangkas. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman, 11-22.
Winarti. (2011). Makanan Fungsional.
25

LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Tomat

Produsen : Haira Seed


Nama Variates : Red Beefsteak
Nama Latin : Solanum lycopersicum
Type Benih : Heirloom, Open-pollinated
Type Tanaman : Annual
Warna Buah : Merah
Umur Panen : 85 HSS
lama Berkecambah : 5-11 HSS
Daya Kecambah : 90%
Kemurnian : 95%
Isi Benih Perkemasan : 30 butir
Ket : Kemasan Original Pabrik
26

Lampiran 2. Denah Lahan

Keterangan:
Perlakuan 1 (P1) dan Perlakuan 2 (P2) = Tanah + Pupuk Kandang + Pupuk
Kompos
Perlakuan 3 (P3) = Tanah
27

Lampiran 3. Data Pengamatan Semua Paramater + Perhitungan Intensitas Penyakit

Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Tinggi Tanaman Tomat

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Tanaman Ke-... (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
S1 1 2,5 6 10
S2 1 3 5 12
S3 1 2 4 7

Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Jumlah Daun Tanaman Tomat

Perlakuan Jumlah Daun (helai) pada Umur Tanaman Ke-... (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
P1 14 30 37 40
P2 12 22 26 33
P3 10 16 22 28

Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Persentase Tumbuh Tanaman Tomat

Jenis Media Tanam Persentsae Tumbuh (100%)


Tanah + Pupuk Kandang + Kompos 100%
Tanah 100%
Perhitungan persentase tumbuh:
 Tanah + Pupuk Kandang + Pupuk Kompos
jumlah tanaman hidup
Persentase tumbuh = x 100%
total seluruh tanaman
6
= x 100%
6
= 100%
 Tanah
jumlah tanaman hidup
Persentase tumbuh = x 100%
total seluruh tanaman
6
= x 100%
6
= 100%
Pengaruh Media Tanam Terhadap Intensitas Penyakit Tanaman Tomat

Perlakuan Intensitas Penyakit (%) pada Umur Tanaman (MST)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
P1 0 0 0 0
P2 0 0 0 0
P3 0 0 0 0

Perhitungan Intensitas Penyakit


28

IP =
∑ (n × v ) ×100 %
Z× N
Keterangan :
IP = Intensitas penyakit (%)
n = jumlah contoh yang diamati
v = nilai skor untuk tiap kategori
N = jumlah total sampel yang diamati
Z = nilai skor kategori kerusakan tinggi

 Tanah + Pupuk Kandang + Pupuk Kompos


IP 2 MST =
∑ (2 x 0)+ ( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 )+ ( 0 x 3 ) +(0 x 4 ) x 100% = 0%
4 x2

IP 3 MST =
∑ (3 x 0)+( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 ) +( 0 x 3 ) +(0 x 4) x 100% = 0%
4 x3

IP 4 MST =
∑ ( 4 x 0)+ ( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 )+ ( 0 x 3 ) +(0 x 4 ) x 100% = 0%
4x4

IP 5 MST =
∑ (5 x 0)+( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 ) + ( 0 x 3 ) +(0 x 4) x 100% = 0%
4 x5

 Tanah

IP 2 MST =
∑ (2 x 0)+( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 )+ ( 0 x 3 ) +(0 x 4 ) x 100% = 0%
4 x2

IP 3 MST =
∑ (3 x 0)+ ( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 ) + ( 0 x 3 ) +(0 x 4) x 100% = 0%
4 x3

IP 4 MST =
∑ ( 4 x 0)+ ( 0 x 1 )+( 0 x 2 )+ ( 0 x 3 ) +(0 x 4 ) x 100% = 0%
4x4

IP 5 MST =
∑ (5 x 0)+ ( 0 x 1 )+ ( 0 x 2 ) + ( 0 x 3 ) +(0 x 4) x 100% = 0%
4 x5
29

Lampiran 4. Logbook Kegiatan

No. Hari, tanggal Deskripsi Kegiatan Dokumentasi


1. Jumat, 17 Melakukan penanaman
September benih toma dengan
2021 perlakuan media tanam,
yaitu media tanam tanah +
pupuk kandang + pupuk
kompos dan media tanam
tanah saja

2. Jumat, 17 September Membuat perlakuan media


2021 tanam, yaitu media tanam
tanah + pupuk kandang +
pupuk kompos dan media
tanam tanah saja

3. Jumat, 17 September Melakukan penyiraman


2021 benih tomat pada tray
semai
30

4. Sabtu, 25 September Penyiraman bibit


2021

5. Senin, 27 September Penyiraman bibit dan


2021 pengamatan

6. Jumat, 1 Oktober Dilakukan penyiraman dan


2021 pemindahan bibit agar
terkena sinar matahari

7. Kamis, 7 Oktober Melakukan pemindahan


2021 benih ke polybag dan
pengukuran tinggi tanaman

8. Minggu, 10 Oktober Melakukan pengamatan


2021 dan juga penyiraman
31

9. Selasa , 19 Oktober Melakukan penyiraman


April 2021 tanaman tomat

10. Kamis, 21 Oktober Melakukan pengukuran


2021 tinggi tanaman tomat

11. Jumat, 1 November Melakukan pengamatan


2021 tinggi tanaman dan
penyiraman rutin

12. Minggu, 7 Melakukan penyiraman


November 2021 tanaman tomat

13. Jumat, 12 Melakukan pengukuran


November 2021 tanaman tomat dan
penyiraman

14. Selasa, 16 Melakukan penyiraman


November 2021 tanaman tomat
32

15. Rabu, 24 Melakukan pengukuran


November 2021 dan penyiraman
33

Lampiran 5. Dokumentasi Pertumbuhan


34

Anda mungkin juga menyukai