Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH POTENSI AIR TANAH, KARAKTERISTIK,

SEBARAN DAN PERANAN TERHADAP STOK AIR DALAM


TANAH DAN TANAMAN

Disusun Oleh : Kelompok 1

Agung Setiawan
Muhammad Safrizal
Yuli Suwardani
VII B

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITASASAHAN
KISARAN
T.A 2017/2018
A. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan
air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dari keseluruhan air tawar yang ada di
planet kita ini lebih dari 97% dan sisanya yakni sekitar 3% adalah air ekosistem sungai,
macam-macam danau, rawa-rawa dan juga cekungan- cekungan permukaan. Jadi, air yang
keluar apabila kita membuat sumur adalah air tanah.
B. Potensi Air Tanah
Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan permukaan tanah.
Kedalaman ait tanah tidak sama ada setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan
permukaan di atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Permukaan yang
merupakan bagian atas dari tubuh air disebut permukaan preatik. Volume air yang
meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis lapisan batuannya. Terdapat dua jenis
lapisan dalam tanah yaitu lapisan kedap air (impermeable) dan lapisan tak kedap air
(permeable).

1
Di beberapa wilayah indonesia memiliki kandungan air tanah yang potensial hal
ini disebabkan karena intensitas hujan yang cukup tinggi, rata-rata lebih dari 2000
mm/tahun. Selain itu besarnya populasi tumbuhan penutup daratan ± 41.850 jenis an
sekitar 75 % berupalahan kehutanan serta latar belakang Indonesia sebagai negara agraris
sehingga aneka jenis tanaman turut memperbesar absoorbsi teradap air permukaan.
Dengan kandungan air yang potensial tersebut maka air tanah tersebut dapat dimanfaatkan
untuk keperluan kehidupan karena air yang paling bersih dan sehat untuk minum,
memasak, mandi dan cuci adalah air tanah. Hal ini disebabkan karena pada perjalanan air
diserap tanah/batuan terjadi proses penyaringan, pembersihan dan penetralan derajat
keasaman.
Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan mudah yakni dengan menggali
atau mengebor lapisan tanah.untuk pemanfaatan air tanah tertekan dapat dilakukan dengan
teknologi pengeboran sehingga muncul air artesis yang bermanfaat untukkeerluan hidup
misalnya dimanfaatkan untuk pertanian dan industri.
C. Karakteristik Air Tanah
Berikut adalah ciri-ciri air tanah yang baik bagi lingkungan :
1. Air Harus Jernih atau Tidak Keruh
Ini menjadi indikator pertama yang paling mudah untuk dibedakan. Jika jenis-jenis air
tanah yang keruh maka dapat dipastikan tidaklah bersih, yang sering terjadi adalah air
tanah yang berwarna kecoklatan biasanya mengandung lumpur. Penyebabnya adalah air
tanah yang sudah dangkal akibat musim kemarau ataupun sudah tercampur lumpur saat
musim hujan, dan ini terjadi pada sumur bor.Perlu diketahui sebelumnya, air yang
bening belum tentu bersih namun setidaknya benih atau tidaknya air bisa dijadikan
langkah pertama untuk menilai kualitas air tanah sebelum langkah berikutnya.
2. Tidak Berwarna
Sebenarnya hampir sama dengan penjelasan diatas, hanya saja ini kualitas nya lebih
parah, misalnya berwarna kuning sehingga jarum atau batu sekalipun ketika dimasukan
kedalam air tersebut tidak akan terlihat lagi dari atas. Warna air tanah tergantung dari
unsur yang terkandung didalamnya. Jadi jika kondisi air tanah berwarna maka sudah
pasti tidak layak untuk digunakan.
3. Rasanya Tawar
Untuk menguji kualitas air tanah sebelum digunakan memang harus di lakukan
pengujian secara manual yakni dengan mencicipi sampel air tanah tersebut. Air tanah
yang baik tidak memiliki rasa apapun, ketika diminum terasa tawar. Penyebab tawarnya

2
rasa air tanah tersebut dikarenakan tidak adanya unsur apapun didalamnya. Kondisi air
seperti inilah yang disebut air tanah yang murni.
4. Derajat Keasaman(pH) Netral
Untuk mengukur tingkat keasaman suatu air tanah haruslah dilakukan karena air jernih
dan tidak berwarna, namun jika memiliki PH diluar batas normal maka tidak cocok
digunakan untuk konsumsi. Air tanah yang baik haruslah memiliki PH berkisar antara
6.8 hingga 7.2 untuk rentang sempit, atau 6.5 hingga 7.5 untuk rentang yang lebih
lebar. Jika air tanah terlalu asam tidak hanya berbahaya jika diminum manusia bahkan
tak cocok diberikan kepada ternak.
5. Tidak Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Air tanah yang berasal dari ruang publik untuk kehidupan yang jauh dari industri atau
daerah perkotaan tentu memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan air
tanah yang berada didekat pusat industri, karena hasil buangan limbah pabrik dapat saja
mencemari air tanah, terlebih air tanah dangkal. Zat yang sering ditemukan pada air
seperti Arsen, Timah, Merkuri, senyawa sulfida, amoniak dan lainnya.
6. Tingkat Kesadahan Rendah
Cara paling mudah untuk mengetahui air dengan kesadahan tinggi yaitu sabun atau
deterjen ketika digunakan untuk mencuci sukar berbusa. Kesadahan air dikaitkan
dengan kandungan ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), selain itu terdapat pula
kandungan unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe) sehingga menimbulkan bau anyir dan
berbau kurang sedap. Air dengan kesadahan tinggi terutama yang kandungan Besi
tinggi dapat menyebabkan timbulnya noda kecoklatan pada pakaian sehabis dicuci.
7. Tidak Mengandung Bakteri Bebahaya
Seperti E Coli yang sering ditemukan pada air yang berada didekat septic tank dan
saluran pembuangan kotoran lainnya dengan adanya fungsi air hujan dapat mengkikis E
coli yang biasanya berada di tempat lingkungan air. Jika air tanah mengandung banyak
bakteri maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare dan penyakit
yang berhubungan dengan limfa dan sistem percernaan. Tidak hanya itu, penyakit berat
seperti Typus, Hepatitis dan Kolera pun akan mudah menyerang manusia.

3
D. Sebaran Air Tanah
Di indonesia Persebaran sumber daya airnya tidak merata, contohnya di wilayah
barat untuk sumber daya airnya cukup besar namun di timur dan selatan kurang. Hal ini
diperparah karena bertambahnya jumlah penduduk yang tidak merata, seperti di pulau
jawa yang hanya 7% dari luas lahan di Indonesia, sekitar 65% penduduk Indonesia tinggal
di pulau ini dan potensi airnya hanya 4,5 % dari potensi air di Indonesia, sehingga hal ini
ketersediaan air di tiap-tiap wilayah tidak sama.
Seperti yang terlihat di peta perairan indonesia di atas bahwa Persebaran potensi air
tanah dan air permukaan di Indonesia jika di persentasekan adalah sebagai berikut :
 Kalimantan : 30.4%
 Sumatera : 24.6%
 Papua : 23.8%
 Sulawesi : 14.8%
 Jawa dan Bali : 6.4%
Dari persentase di atas jelas terlihat bahwa pulau jawa merupakan pulau yang
memiliki sumber daya air terkecil dan kalimantan sebagai pulau yang memiliki sumber
daya air terbesar di indonesia. walaupun kondisi Pulau Jawa seperti itu ternyata sumber
irigasi di pulau jawa cukup besar yaitu sekitar 49% dari irigasi yang ada di luar pulau jawa
dan itu menyumbang hampir 60% produksi beras di Indonesia.
di Indonesia yang paling parah cadangan airnya cukup krisis di daerah NTT, indeks
perkapitanya 1600 m3 suatu daerah indeks perkapitanya di bawah 2000m3 perkapita/tahun
berarti itu sudah mengalami stress area dari sisi penyediaan airnya. Dan pulau Jawa yang
mengalami krisis air paling parah ada di bagian timur dan selatan pulau Jawa dan salah
satu upaya untuk mengatasinya adalah menyiapkan 8 buah waduk di sekitar agar DAS
Brantas dapat menampung air lebih banyak lagi, sehingga dapat menyumbang 25%
produksi beras di wilayah jawa timur.

4
E. Peranan Air Tanah dengan Tanaman
1. Penggunaan Air Oleh Tanaman
Sistem akar tanaman harus memberikan suatu tensi (tekanan) negatif untuk
mengekstrak air dari tanah. Tensi harus setara dengan tensi yang memegang air dalam
tanah. Sebagai contoh, jika air dalam tanah ada pada 0.3 bar (sekitar kapasitas lapang),
tanaman harus memberikan sekurang-kurangnya 0,3 bar tensi negatif (-0,3 bar).
Pada titik layu, maksimum tensi negatif yang tanaman berikan diimbangi dengan tensi
air tanah. Pada titik ini tanaman tidak dapat lagi mengekstrak air dari tanah dan akan
mengalamistres secara permanen. Ada beberapa faktor yang menentukan kapan,
dimana, dan berapa banyak air akan digunakan tanaman. Faktor-faktor ini meliputi
kebutuhan air tanaman harian sebagai dipengaruhi oleh kondisi-kondisi iklim dan stadia
pertumbuhan, kedalaman akar tanaman, dan kualitas tanah dan air.
2. Kebutuhan Air Tanaman
Tanaman mempunyai kebutuhan air yang berbeda pada stadia pertumbuhan yang
berbeda. Ketika tanaman muda ia kurang memerlukan air dari pada ketika ia berada
pada stadia reproduktif. Ketika tanaman mendekati masak, kebutuhan airnya
berhenti.
3. Kedalaman Akar Tanaman
Kedalaman akar tanaman menentukan kedalaman yang dengannya air tanah dapat
diekstrak. Tanaman muda hanya mempunyai akar-akar yang dangkal dan air tanah
yang lebih dalam dari kedalaman perakaran tidak digunakan tanaman. Tanaman
khasnya mengekstrak kira-kira 40 % dari kebutuhan airnya dari seperempat teratas
daerah perakarannya, kemudian 30 % dari seperempat berikutnya, 20 % dari
seperempat ketiga, dan 10 % seperempat terbawah. Jadi, tanaman akan mengekstrak
kira-kira 70 % airnya dari setengah bagian atas penetrasi akar keseluruhannya. Tabel
2 memperlihatkan kedalaman penetrasi akar dan 70 % ekstraksi air untuk beberapa
tanaman lapangan yang umum. Bagian lebih dalam daerah perakaran dapat
menyediakan persentase kebutuhan lebih tinggi jika bagian lebih atas dikosongkan.
Akan tetapi, ketergantungan pada penggunaan air lebih dalam akan mengurangi
pertumbuhan tanaman optimum.

Anda mungkin juga menyukai