Kelas: 8H
Nomor Absen: 10
BAB ZAKAT
A. KETENTUAN ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadan). Dalam pengertian istilah
syara', zakat mempunyai banyak pemahaman, bisa ditarik kesimpulan pengertian zakat menurut
istilah adalah sebagian harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu
denganbeberapa syarat atau kadar harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang
berhakmenerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat merupakan rukun islam yang
keempatOleh sebab itu, hukum melaksanakan zakat adalah wajib (fardu) bagi setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban zakat dimulai sejak tahun kedua hijriyah.
2. Mustahik Zakat
Mustahik zakat adalah golongan orang-orang yang berhak menerima zakat Allah Swt telah
menetapkan golongan orang-orang yang berhak menerima zakat. Orang-orang yang berhak
menerima zakat adalah sebagai berikut.
a.Fakir
b.Miskin
c. Amil
d. Muallaf
e. Rigab
f. Gharim
g. Sabilillah
h. Ibnu Sabil
Sedangkan golongan orang yang tidak berhak menerima zakat adalah sebagai berikut.
a. Orang kaya
b. Hamba sahaya
c. Keturunan Rasulullah
d. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat
e. Orang kafir
B. MACAM-MACAM ZAKAT
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat terhadap jiwa yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim untuk
membersihkan dirinya atau keluarganya yang menjadi tanggungan pada hari raya Idul Fitri.
2. Zakat Mal
Jenis zakat yang kedua yaitu zakat mal. Mal berasal dari bahasa Arab yang artinya harta Dengan
demikian, zakat mal dapat diartikan dengan bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan
hukum yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu
dan setelah dimiliki dalam jangka tertentu. Hukum mengeluarkan zakat mal adalah fardu ain bagi
setiap individu muslim yang mampu dan telah memenuhi syarat-syaratnya. Tujuan dikeluarkan zakat
mal adalah untuk mensucikan harta yang dimiliki dari hak-hak kaum miskin di antara umat islam.
a. Syarat wajib zakat mal
1. Beragama Islam
2. Balig dan berakal
3. Orang yang merdeka
4. Memiliki nisab atau kelebihan harta
5. Seseorang yang memiliki hartanya secara penuh dan diperoleh dengan cara yang halal.
BAB THAHARAH
1. Pengertian thaharah
Secara bahasa, thaharah berarti bersih dari kotoran, baik secara fisik seperti
bersih dari air kencing, maupun secara maknawi seperti bersih dari maksiat.
Sedangkan secara syar’i, thaharah berarti bersih dari najis, baik secara hakikat yaitu
dari khabats (sesuatu yang dianggap kotor dan jijik menurut syara’), maupun secara
hukum yaitu dari hadats (sesuatu yang menurut syara’ jika terdapat pada seseorang,
ia akan kehilangan kesucian).
2. Hukum thaharah
Hukum thahârah (bersuci) ini adalah wajib, khususnya bagi orang yang akan melaksanakan
shalat.Bersih dari najis dan menghilangkannya merupakan suatu kewajiban bagi yang tahu akan
hukum dan mampu melaksanakannya.
4. Alat-Alat Thoharoh
Alat-alat yang digunakan dalam bersuci terdiri dari dua macam yaitu,air dan bukan air seperti
debu,kertas,tisu,daun,dan benda keras lainnya. Ditinjau dari segi hukumnya,air terbagi menjadi
empat macam yaitu sebagai berikut.
1). Air mutlak
Air mutlak atau thahir muthahir yaitu air yang masih asli belum tercampur dengan sesuatu benda
lain dan tidak terkena najis. Air mutlak ini hukumnya suci dan dapat menyucikan. Contohnya air
sumur,air sumber mata air,air sungai,air salju,air laut dan air hujan.
2). Air musta'mal
Air musta'mal yaitu air suci namun tidak dapat menyucikan. Misalnya air kopi,air teh dan air sedikit
yang sudah berubah.
3). Air musyammas
Air musyammas yaitu air yang suci dan menyucikan,namun hukumnya makruh digunakan untuk
bersuci. Misalnya air yang terjemur oleh matahari dalam benjana.
4). Air mutanajis
Air mutanajis yaitu air yang tidak dapat dipergunakan untuk berbagai hal, baik untuk dikonsumsi
atau untuk bersuci.
5. Bentuk thaharah
a. Wudhu
Menurut bahasa, wudhu adalah salah satu cara yang digunakan oleh umat muslim untuk
mensucikan anggota tubuh dengan air.
Sedangkan menurut istilah fiqih adalah cara untuk menghilangkan hadats kecil dan merupakan
syarat sahnya sholat.
1). Rukun wudhu
a. Membasuh wajah
b. dua tangan sampai siku-siku
c. kepala atau rambut (minimal seperempat kepala)
d. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
b. Tayamum
Tayamum menurut bahasa artinya bermaksud. Sedangkan menurut istilah artinya
menyampaikan (meratakan) debu ke muka dan kedua tangan dengan syarat tertentu.
1). Rukun tayamum
Rukun tayamum ada empat, yaitu niat, mengusap muka, mengusap kedua tangan sampai siku, dan
tertib.
c. Mandi wajib
Dalam bahasa arab, mandi berasal dari Al-Ghuslu, yang artinya mengalirkan air ke pada sesuatu.
Sedangkan menurut Istilah, adalah menuangkan air ke semua bagian badan dengan tata cara yang
khusus bertujuan untuk membersihkan hadast besar.
1). Rukun mandi wajib
Rukun mandi wajib dalam Mazhab Syafii pertama adalah niat. Kedua, membersihkan badan dari
najis. Ketiga, mengalirkan air ke seluruh rambut dan permukaan kulit.
B. Fungsi Thoharoh
1). Mendorong manusia untuk senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin sebab keduanya tidak
dapat dipisahkan.
2). Terjaga kesehatannya sebab kebersihan identik dengan kesehatan.
3). Memotivasi manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan.
4). Mendorong manusia untuk mensyukuri karunia Allah SWT.
Nama: Andhika Darma Saputra
Kelas: 8H
Nomor Absen: 10
BAB PUASA
A. PUASA
Ibadah puasa memiliki keutamaan bagi umat muslim. Adapun untuk melakukannya, kita perlu
memperhatikan mengenai ketentuan-ketentuan dari ibadah ini, seperti syarat dan rukun puasa
1. Pengertian Puasa
Puasa menurut bahasa artinya menahan diri. Sedang menurut syariat Islam puasa adalah menahan
diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Syarat puasa
a. Syarat wajib puasa
Balig
Berakal
Haid dan nifas bagi perempuan.
Menetap (bermukim), tidak sedang berpergian.
Menjalankan puasa (tidak lemah dan tidak sakit)
3. Rukun puasa
1). Niat
2). Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa
4. Sunnah puasa
Makan sahur
Menyegerakan berbuka
Mengakhirkan sahur
Membaca doa sebelum berbuka
Memperbanyak sedekah
Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Memperbanyak i’tikaf di masjid
7. Hikmah berpuasa
Melatih disiplin waktu
Keseimbangan dalam hidup
Lebih peduli pada sesama
Tahu bahwa ibadah memiliki tujuan
B. Macam-macam puasa
1. Puasa wajib
Puasa ramadhan
Puasa nazar
Puasa denda atau kafarat
2. Puasa sunah
Puasa Syawal
Puasa Dzulhijjah
Puasa Arafah
Puasa tarwiyah
Puasa Senin dan Kamis
3. Puasa haram
Dua hari raya, hari tasyrik, hari syak, puasa dahr, dan wanita yang sedang menstruasi atau
nifas(setelah melahirkan
4. Puasa makruh
Berpuasa Arafah bagi yang melaksanakan ibadah haji
Hanya berpuasa di hari humat saja
Hanya berpuasa di hari sabtu saja
Nama: Andhika Darma Saputra
Kelas: 8H
Nomor Absen: 10
BAB SHOLAT
A.PENGERTIAN SHOLAT
Sholat dalam bahasa berarti sholat, sedangkan dalam istilah sholat adalah bentuk ibadah wajib yang
terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam dengan syarat dan ketentuan tertentu.
1.HUKUM SHOLAT
Salat 5 waktu hukumnya wajib bagi pemeluk agama Islam. Salat merupakan rukun Islam
yang kedua dan menjadi rukun yang sangat ditekankan dan utama sesudah dua
kalimat syahadat.
2. Macam-macam sholat
a. Fardu
Sholat Fardhu adalah sholat yang wajib untuk dilaksanakan.
b. Sunah
Sholat sunnah merupakan sholat yang disarankan ataupun diucapkan namun tidak harus.
B. Syarat-syarat shalat
1). Syarat Wajib Sholat
Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan sholat, yaitu:
Muslim (beragama Islam)
Berakal sehat
Baligh
Suci dari hadas kecil maupaun hadas besar
Berakal
BAB HAJI
Haji adalah rukun islam yang terakhir. Sebagai muslim yang taat tentunya ingin mengerjakan
semua lima rukun Islam, syahadat, sholat, zakat, puasa dan pergi haji. Namun tidak semua orang
diwajibkan untuk melakukan ibadah haji.
Orang yang diwajibkan untuk ibadah haji adalah orang yang mampu secara materi dan juga secara
fisik. Dalam mengerjakan haji tentunya seseorang harus paham akan syarat, rukun dan tata caranya.
Jika seseorang tersebut tidak memenuhi syarat dan rukunnya, maka ibadah haji yang dilakukan tidak
sah. Tulisan di bawah ini akan membahas apa itu haji, apa saja syarat dan hukumnya dan juga
keutamaan melakukan ibadah haji.
A. Pengertian haji
Haji merupakan berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam bahasa Indonesia mengunjungi atau
menuju. Namun banyak juga yang mengartikan kata haji sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah
tersebut dilakukan di kota Mekah, Arab, kota paling suci bagi umat Islam.
B. Syarat wajib haji
Syarat haji adalah syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Jika
seseorang tersebut tidak memenuhi syarat haji, maka ia tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah
haji. Berikut adalah syarat-syarat haji:
Beragama Islam
Berakal sehat
Sehat secara jasmani dan rohani.
Sehat dan kuat untuk menjalankan ibadah haji
Memahami ritual haji dan kesiapan mental karena ibadah haji merupakan ibadah yang
dilakukan selama berhari-hari.
Baligh, mencapai usia dewasa
Merdeka, bukan seorang budak
Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi.
Ibadah haji akan membutuhkan biaya perjalanan yang tidak murah.
C. Syarat sah haji
Islam
Baligh
Berakal
Merdeka
D. Rukun haji
1. Ihram
Ihram adalah nama yang diberikan untuk keadaan khusus, keadaan suci yang menandai dimulainya
ritual haji untuk setiap jamaah. Ihram dimulai dengan membaca niat dan mengenakan pakaian serba
putih untuk melambangkan kesucian, kebersihan. Untuk laki-laki diharuskan mengenakan dua kain
putih yang satunya dililitkan di pinggang sampai ke bawah lutut dan yang satunya disampirkan di
bahu kiri. Untuk perempuan, bisa menggunakan pakaian biasa yang menutup aurat, namun wajah
dan tangan tidak boleh tertutup.
2. Wukuf
Wukuf adalah ritual untuk berdiam diri. Tidak hanya berdiam dan tidak memikirkan apapun. Namun
ketika masa wukuf hendaknya selalu berzikir dan berdoa di Padang Arafah dari matahari terbenam
sampai matahari terbit. Wukuf akan dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah.
3. Tawaf dan Sa’i
tawaf adalah ritual yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah berlawanan arah jarum jam.
Ketika sudah tiba di Masjidil haram, jamaah harus melakukan tawaf kedatangan. Selama tawaf
jamaah bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Mereka berkeliling seraya mengucapkan doa.
Jika jamaah tidak bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad karena keramaian, jamaah cukup
menunjuk batu dengan tangan mereka.
4. Tahallul
Setelah melaksanakan Sa’i, para jamaah laki-laki akan mencukur atau merapikan rambut mereka.
Sedangkan untuk jamaah perempuan hanya perlu memotong rambutnya sedikit. Ritual ini disebut
dengan Tahallul. Ketika selesai melakukan Tahallul, semua larangan dalam haji boleh dilakukan
kecuali hubungan suami istri.Tahallul dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah ketika jamaah sudah
melaksanakan lontar jumrah.
E. Jenis-jenis haji
Haji AL-ifrad
Haji Al-qiran
Haji Al-tamattu
F. Keutamaan haji
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang mulia. Haji adalah rukun islam yang ke lima dan wajib
ditunaikan bagi orang yang mampu. Keutamaan haji disebutkan di dalam Al-Quran dan sunnah Nabi.
Berikut adalah keutamaan dari haji:
Menjadi tamu Allah.
Mendapat pahala seperti jihad.
Mendapat balasan surga.
Allah berjanji akan menghapuskan dosanya.
Menghilangkan kemiskinan.
Nama: Andhika Darma Saputra
Kelas: 8H
Nomor Absen: 10
Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan l’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun
alam
Rahmatan Falamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu
sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: “Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin).
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar dengan sendirinya akan
mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam Rahmat adalah
karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua; rahmat dalam konteks rahman dan rahmat
dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syak, meliputi
segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Jadi rahim itu adalah
khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan
turun semuanya. Dengan demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan
mendapatkanya. Kendatipun mereka orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka
mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum
kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka tidak bisa
dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non
muslim, maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini
mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal (amma kulla syak).
Juga firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 yang maknanya: “Hai manusia, sungguh kami
menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian a sisi
Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat-ayat tersebut menempatkan kemajemukan sosial sebagai syarat diterminan (conditio sine qua
son) dalam penciptaan makhluk.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menyerukan perdamaian dan kasih-sayang, antara lain surat Al
aurat ayat 10 yang memerintahkan kita untuk saling menjaga dan mempererat tall persaudaraan
Allah SWT berfirman, maknanya:
Sungguh orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat
Nama: Tahta Dannis Fatussunnah
Kelas: 8H
Nomor Absen: 31
Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan l’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun
alam
Rahmatan Falamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu
sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: “Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin).
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar dengan sendirinya akan
mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam Rahmat adalah
karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua; rahmat dalam konteks rahman dan rahmat
dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syak, meliputi
segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Jadi rahim itu adalah
khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan
turun semuanya. Dengan demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan
mendapatkanya. Kendatipun mereka orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka
mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum
kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka tidak bisa
dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non
muslim, maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini
mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal (amma kulla syak).
Juga firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 yang maknanya: “Hai manusia, sungguh kami
menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian a sisi
Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat-ayat tersebut menempatkan kemajemukan sosial sebagai syarat diterminan (conditio sine qua
son) dalam penciptaan makhluk.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menyerukan perdamaian dan kasih-sayang, antara lain surat Al
aurat ayat 10 yang memerintahkan kita untuk saling menjaga dan mempererat tall persaudaraan
Allah SWT berfirman, maknanya:
Sungguh orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat