Anda di halaman 1dari 4

FIQIH

A. Fiqih Ibadah
Pengertian fiqih ibadah adalah ilmu yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam
ibadah seperti thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, kurban, aqiqah, dsb, yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa
bentuk ketundukan dan harapan untuk mencapai ridha Allah Swt.
B. Bagian-bagian Fiqih Ibadah yaitu :
1. Bersuci (Thaharah)
Thaharah atau bersuci menurut syari’at Islam adalah bersih atau suci dari hadats dan najis. Dalam syariat
Islam, yang dimaksud dengan bersuci adalah menghilangkan perkara yang dapat menghalangi seseorang untuk
melaksanakan shalat, thawaf, atau menyentuh Al-Qur’an. Thaharah di bagi dua yaitu bersuci dari hadats dan najis.
a) Hadats ada 2, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Hadats adalah sesuatu perkara baru yang menyebabkan
tidak sahnya ibadah seseorang.
b) Najis adalah  kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. Najis
dibagi menjadi 3 yaitu
1) Najis ringan (mukhoffafah). Yaitu Najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun
yang belum makan atau minum apa-apa kecuali air susu ibu. Cara mensucikannya yaitu cukup diperciki
dengan air.
2) Najis sedang (mutawasithoh). Najis mutawasithah di bagi 2 yaitu ‘ainiyah dan hukmiyyah. Najis ‘ainiyyah
adalah Najis yang masih ada wujudnya, terlihat rupanya, dapat tercium baunya dan dapat dirasakan
rasanya. Najis hukmiyyah adalah Najis yang tidak bisa di lihat rupanya, tidak berbau dan tidak ada rasa.
Contoh Najis mutawasithah adalah kotoran binatang, darah/nanah, bangkai. Cara mensucikannya yaitu
dihilangkan/ dibuang kotoran najisnya dulu, kemudian disucikan/dibersihkan pakai air hingga bersih.
3) Najis berat (mugholladzoh). Yaitu Najis yang berat yang berasal dari Air liur anjing / babi. Cara
membersihkannya yaitu dengan cara dicuci/dibersihkan dengan air 7 (tujuh) kali dan salah satunya
dicampur dengan debu/tanah/pasir yang suci/bersih.
4) Najis ma’fu (dimaafkan). Najis ma’fu dapat ditolerir sehingga yang terkena najis jenis ini dapat mengabaikan
untuk membasuh atau mencuci. Contoh dari najis ma’fu adalah najis kecil yang tidak kasat mata seperti
ketika kita buang air kecil tanpa melepas seluruh pakaian yang menempel di badan, secara tidak sengaja
mungkin ada sedikit sekali percikan air kencing tersebut yang mengenai pakaian. Nah, maka hal tersebut
ditolerir sehingga tidak perlu bersuci.
Alat untuk bersuci (membersihkan / mensucikan) badan ataupun benda yang terkena najis yaitu : air, debu,
tanah, kayu, daun kering, dan sebagainya. Alat bersuci untuk bersuci atau membersihkan/mensucikan badan
dari hadats kecil yaitu wudhu, sedangkan alat untuk membersihkan/mensucikan badan dari hadats besar yaitu
mandi (mandi besar/mandi junub/ mandi jinabat).
2. Shalat
a) Pengertian Shalat
Shalat secara bahasa artinya berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratkan yang ada. Hukum
mengerjakan shalat fardhu 5 waktu adalah wajib ‘ain atau fardhu 'ain, artinya wajib dikerjakan oleh setiap orang
yang beragama Islam. Firman Allah Swt :

Artinya:”Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan
munkar”(Q.S. Al-‘ankabut ayat 45).
b) Syarat wajib shalat adalah Beragama Islam, Mukalaf, yaitu baligh/dewasa, Berakal, Telah sampai da’wah Islam
kepadanya, artinya telah diberi tahu dan mengerti bahwa shalat itu hukumnya wajib untuk dilaksanakan bagi
setiap muslim/muslimat, Suci dari haid dan nifas,
c) Syarat sah shalat adalah Suci dari hadas kecil dan besar, suci badan, pakaian dan tempat dari najis, menutup
aurat, mengetahui masuknya waktu shalat, menghadap kiblat
d) Rukun shalat adalah niat, berdiri bagi yang mampu, takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, rukuk, I’tidal,
sujud, duduk di antara 2 sujud serta tuma’ninah, duduk akhir, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat
kepada Rasulullah Swt, salam dan tertib.
e) Shalat Wajib di antaranya shalat 5 waktu. Shalat sunnah diantaranya adalah shalat tahajud, shalat duha, shalat
hajat, shalat istikharah, shalat taubat, shalat tasbih, shalat idul fitri dan idul adha, shalat sunnah rawatib, shalat
istisqha, shalat tarawih, shalat witir, shalat tahiyatul masjid, shalat kusuf (gerhana matahari), shalat khusuf
(gerhana bulan), dll.
f) Hikmah melaksanakan shalat adalah shalat merupakan pendekatan diri kepada Allah Swt, mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar, mendidik menjadi pribadi disiplin, melatih menjadi pribadi yang Tangguh,
membersihkan kesalahan dan dosa, meraih pertolongan Allah Swt.
3. Puasa
a) Pengertian Puasa adalah menahan diri dari makanan, minuman atau hal-hal yang membatalkan puasa dari
terbit matahari sampai terbenam matahari. Puasa di bagi menjadi 2 yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
b) Macam-macam Puasa
1) Puasa wajib adalah Puasa wajib harus dilakukan oleh setiap pribadi muslim, yaitu puasa Ramadan, puasa
qada, puasa nazar, puasa kafarat.
2) Puasa Sunnah adalah Puasa sunah apabila dikerjakan, kita akan mendapat pahala, jika ditinggalkan tidak
berdosa. Contoh: puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), puasa hari Senin dan hari
Kamis, puasa ayyamul bidh yaitu tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan qamariyah kecuali 13 Zulhijah.
3) Puasa haram adalah Puasa yang tidak boleh dilakukan pada hari-hari tertentu, contohnya puasa dua hari
raya Idulfitri dan Iduladha, dan puasa pada hari tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah).
c) Syarat wajib puasa adalah segala sesuatu yang harus terpenuhi pada diri seorang muslim untuk melakukan
ibadah puasa. Syarat wajib puasa adalah : Beragama Islam, Balig, Kuat atau Mampu berpuasa, Berakal Sehat atau
tidak gila.
d) Syarat sah puasa adalah segala sesuatu yang harus terpenuhi saat menjalankan ibadah puasa. Jika tidak
terpanuhi puasanya tidak sah. Syarat sah puasa adalah Beragama Islam, Mumayiz, Suci dari haid dan nifas, Pada
waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa yaitu hanya boleh berpuasa pada waktu-waktu yang tidak dilarang
oleh Allah Swt. Hari-hari yang dilarang berpuasa : Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, Hari Tasyrik, Wishal (puasa
sepajang tahun).
e) Rukun puasa adalah segala sesuatu yang wajib dipenuhi ketika sedang berpuasa. Jika salah satu dari rukunnya
tidak terpenuhi puasa menjadi tidak sah atau batal. Rukun puasa adalah Niat dan Menahan diri dari hal-hal yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
f) Sunnah-sunnah Puasa adalah Menyegerakan berbuka puasa jika sudah waktunya, Membaca doa sebelum
berbuka, Berbuka dengan makanan atau minuman yang manis, Mengakhirkan makan sahur, yaitu mendekati
waktu imsak, Memperbanyak amal kebajikan dan memberi sedekah kepada fakir miskin.
g) Hal-hal yang membatalkan puasa adalah Makan dan minum dengan sengaja, Muntah dengan sengaja, Keluar
darah haid atau nifas bagi perempuan, Murtad, Sengaja memasukan benda ke kerongkongan.
h) Orang yang boleh tidak berpuasa tetapi wajib mengqadha adalah orang yang sakit, musafir, wanita hamil dan
menyusui.
i) Orang yang boleh tidak berpuasa tetapi wajib membayar fidyah adalah orang yang sudah lanjut usia sehingga
lemah, wanita hamil atau menyusui yang mengkhawatirkan kesehatan/keselamatan janin/anaknya, sakit
menahun.
j) Ada beberapa perbuatan yang tidak boleh dilakukan saat berpuasa, tetapi tidak membuat puasa menjadi
batal. Perbuatan itu adalah berbohong, menyakiti teman, bertengkar, marah-marah, mencaci maki, dan perilaku
tercela lainnya. Dalam hadist Rasulullah saw. yang artinya: “Bukanlah puasa itu lantaran meninggalkan makanan
dan minum, (tetapi) sesungguhnya puasa itu adalah meninggalkan perkataan yang tidak berguna dan ucapan
keji, jika ada yang berucap keji kepadamu atau berlaku bodoh kepadamu, maka berkatalah: "sesungguhnya aku
sedang berpuasa.” (H.R. Ibnu Huzaimah, Ibnu Hiban dan Al-Hakim).
k) Puasa Ramadhan
Puasa Ramadan diperintahkan kepada Nabi Allah Swt pada tahun kedua Hijriah. Hukum puasa pada bulan
Ramadan adalah wajib. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183. Berdasarkan ayat
tersebut, hukum puasa Ramadan adalah wajib bagi orang yang beriman. Puasa memiliki tujuan yang mulia,

Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah/2:183).
Menetukan datangnya bulan Ramadhan ada 2 cara yaitu :
 Melalui ru’yatul hilal, yaitu melihat bulan secara langsung pada akhir bulan Sya’ban. Apabila hilal tidak
tampak, maka hitungan bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari.
 Melalui hisab, yaitu perhitungan para ahli astronomi dengan menghitung peredaran bulan terhadap bumi.
l) Keutamaan bulan Ramadhan adalah bulan yang di berkahi Allah Swt, waktu mustajab dalam berdo’a, Ramadhan
bulan turunnya Al-Qur’an, puasa Ramadhan salah satu rukun Islam, terdapat Lailatul Qadar di bulan Ramadhan,
peristiwa perang badar, pembebasan kota Mekkah, Allah Swt melimpahkan pahala dengan berlipat-lipat. Amalan
sunah bulan Ramadan akan dibalas seperti amal wajib, sedangkan amal wajib akan dilipatgandakan 10 hingga 70
kali lipat, bahkan lebih. Amalan-amalan di Bulan Ramadhan adalah shalat tarawih, membaca / tadarus Al-
Qur’an, I’tikaf, Bersedekah/Berinfak. Sedekah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain dengan niat yang
ikhlas karena Allah Swt. Sedekah dapat berupa uang, makanan, pakaian, pikiran, bahkan senyuman. Sedekah
yang utama adalah sedekah pada bulan Ramadan karena pahalanya akan dilipatgandakan. Infak artinya
mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan dan kemajuan umat Islam. Hikmah Puasa Ramadhan adalah
menahan hawa nafsu, terjaga dari perilaku buruk, memiliki kepedulian sosial terhadap fakir miskin, membuat
badan menjadi sehat.
m) Manfaat puasa bagi kesehatan manusia adalah menyehatkan jantung, Puasa berguna untuk membuat
pandangan mata lebih tajam dan penglihatan lebih jelas, jernih, serta terjaga, Puasa membuat kulit lebih segar,
lebih kuat, lebih berseri, dan warna lebih indah, Puasa sebagai perisai yaitu pelindung yang menjaga manusia
dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya, juga melindungi dari serangan musuh.
4. Zakat
a) Pengertian Zakat
Zakat  secara bahasa adalah menyucikan, membersihkan, atau tumbuh. Sedangkan menurut istilah adalah kadar
harta tertentu yang wajib diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. Adapun
zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. Kata zakat dalam Al-Qur'an sebanyak 32 kali, dan 26 di
antaranya bersamaan dengan kata salat. Hal ini mengisyaratkan bahwa keduanya sama penting dan wajib ain
terhadap setiap orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya. Allah Swt. Berfirman :

Artinya:  Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk. (Q.S. al-
Baqarah/2: 43).
Zakat dikelompokkan menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.
 Zakat fitrah adalah zakat jiwa dengan mengeluarkan sebagian hartanya berupa bahan makanan pokok untuk
menyucikan diri. Setiap jiwa diwajibkan membayar zakat fitrah. Zakat dibayarkan pada bulan Ramadan dan
sebelum salat Idul Fitri. Zakat fitrah bertujuan untuk menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan
perbuatan yang tidak berguna, dan memberi makan pada orang-orang miskin dan mencukupi kebutuhan
mereka pada Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah yang dikeluarkan adalah berupa makanan pokok pada
masyarakat setempat yang biasa dikonsumsi dalam hidup seharihari. Ukuran zakat fitrah untuk setiap
orangnya sebanyak satu sa’ yakni sekitar 3,1 liter (sekitar 2,5 kg).
 Zakat mal merupakan kewajiban mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada orang yang berhak
menerima. Setiap Muslim yang memiliki harta diwajibkan untuk mengeluarkan zakatnya jika sudah
memenuhi batas waktu dan jumlah tertentu. Zakat mal bertujuan membersihkan harta yang dimiliki. Zakat
mal biasanya disandarkan pada zakat mas dan perak (kecuali zakat binatang ternak dan biji-bijian yang
mempunyai nilai zakat tersendiri). Tujuan mengeluarkan zakat mal adalah guna membersihkan harta. Allah
Swt. Berfirman :

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. at-Taubah /9: 103).
Syarat wajib zakat mal adalah Islam, merdeka, balig dan berakal, mempunyai harta yang sudah mencapai
satu nisab (jumlah minimal harta yang harus dikeluarkan zakatnya). Harta yang wajib di keluarkan zakatnya di
antaranya : emas dan perak dengan kadar zakat 2,5 %, binatang ternak seperti unta, lembu/sapi, kerbau,
kambing/domba dan sejenisnnya, harta perdagangan zakatnya 2,5 %, hasil tanaman (pertanian) seperti padi,
gandumjagung, atau makanan pokok dan mengenyangkan dengan Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq =
750 kg = 930 liter. Zakat yang harus dikeluarkannya 10% jika diairi dengan air hujan atau tidak memerlukan
biaya pengairan (irigasi), jika diairi dengan air menggunakan irigasi dan mengeluarkan biaya, zakatnya 5%.
Barang tambang dengan kadar zakat 2,5 %, harta terpendam (rikaz) barang temuan atau harta terpendam
dalam tanah yang ditanam atau ditimbun oleh orang terdahulu. Jika harta ini ditemukan, maka wajib
dikeluarkan zakatnya sebanyak 20% (seperlimanya), uang simpanan dan pendapatan (profesi) dengan kadar
zakat 2,5 %.
b) 8 orang yang berhak menerima zakat adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab (orang yang membebaskan
budak), garim (terlilit hutang), sabilillah yaitu berjuang untuk kepentingan Islam dan kamu muslimin, ibnu sabil
yaitu orang dalam perjalanan kebaikan.
c) Hikmah mengeluarkan zakat adalah menjadikan hati tenang dan tentram, membersihkan diri dan harta, salah
satu wujud syukur, melatih diri menjadi seorang dermawan dan melepaskan diri dari sifat bakhil (pelit), melatih
diri untuk peduli terhadap sesama manusia,
5. Haji
a) Pengertian Haji
Haji menurut bahasa berasal dari kata hajjah yang artinya bersiarah (mengunjungi sesuatu). Menurut istilah haji
adalah sengaja mengunjungi Baitullah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat dan waktu
yang telah ditentukan. Hukum melaksanakan ibadah haji adalah fardhu'ain yang artinya wajib bagi setiap
muslimin atau muslimat yang mampu. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 27 yaitu :

Artinya : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al
Hajj: 27).
b) Syarat Wajib Haji adalah Islam, Berakal, Baligh, Mampu, Dilaksanakan tepat pada waktunya, Khusus bagi
perempuan, harus disertai suami atau mukhrimnya atau boleh juga bersama orang yang dapat diberi amanah.
c) Rukun-rukun Haji adalah ihram, wukuf di arafah, tawaf, sai, tahalul dan tertib
d) Wajib Haji adalah Ihram dari miqat. Miqat artinya waktu dan tempat yang telah di lakukan megiatan selama
ibadah haji, Bermalam di Muzdalifah, Melontar/melempar tiga jumroh yaitu jumroh ulah, wusta dan aqobah
pada hari raya idul adha, Bermalam di Mina, Melaksanakan Tawaf wada’, Menjauhkan diri dari segala larangan
atau yang diharamkan.
e) Hal-hal yang diharamkan adalah Memakai pakaian yang dijahit dan menutup kepala bagi laki-laki, Menutup
wajah dan telapak tangan bagi perempuan, Menggunakan wangi-wangian, Mencukur rambut atau bulu-bulu
yang lain, Memotong kuku, Menikah, atau menjadi wali, Bersetubuh, Berburu atau menebang pohon. Apabila
larangan dilanggar maka akan di kenakan dam yaitu Menyembelih Binatang, Berpuasa kafarat 3 hari,
Membayar  fidyah,
f) Sunnah Haji adalah Membaca talbiyah, Berdo'a setelah membaca talbiyah, Melaksanakan tawaf qudum,
Memakai kain warna putih, Membaca dzikir sewaktu tawaf, Shalat dua rakaat setelah tawaf, Masuk kedalam
ka'bah, Ziarah kemakam Rasulullah saw.
g) Cara Melaksanakan Haji adalah Haji ifrad  yaitu dengan melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian
melakukan ibadah umrah, Haji tamattu' yaitu dengan melaksanakan umrah dahulu kemudian mengerjakan haji,
Haji qiran yaitu mengerjakan haji sekaligus ibadah umrah.
h) Hikmah melaksanakan ibadah haji adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah Swt
berikan, mengahayati nilai keimanan, keikhlasan, ketakwaan, dan menghargai perjuangan Rasulullah Saw
beserta para sahabatdalam menyebarkan agama Islam, sebagai pengingat umat Islam untuk bersatu, sebagai
penyempurna dan penyemangat dalam beribadah.

Anda mungkin juga menyukai