Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP PGRI 7

Mata Pelajaran : PAI

Kelas/Semeste r : VII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 Kali Pertemuan)

Pertemuan Ke- : 1 (Satu)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tangung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan mneganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1. Memfungsikan pelajaran Fiqih secara tepat dan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menunjukkan prilaku yang mengamalkan ajaran islam dalam bidang
Fiqih.
3. Memahami tujuan dan fungsi pelajaran Fiqih dalam islam.
C. Tujuan Pembelajaran/Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Murid dapat menjelaskan pengertian,maksud,dari materi fiqih yang
diajarkan.
2. Murid dapat menyebutkan syarat-syarat,rukun-rukun,dll yang
berhubungan dengan materi fiqih ibadah yang diajarkan.
3. Murid dapat menerapkan didalam kehidupan sehari-hari materi fiqih
ibadah yang diajarkan.

D. Materi Pembelajaran

MATERI FIQIH IBADAH KELAS VII SEMESTER 1

THAHARAH (BERSUCI)

A. TAHARAH

Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut


istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis
dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat menganjurkan
kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang
sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
Taharah secara umum dapat dibag menjadi 2 macam yaitu :

1. Taharah Hakiki
Taharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait dengan
kebersihan badan,pakaian dan tempat salat dari najis. Boleh dikatakan bahwa
taharah secara hakiki adalah terbebasnya seseorang dari najis.

Taharah secara hakiki bisa didapat dengan menghilangkan najis yang


menempel,baik pada badan,pakaian atau tempat untuk melakukan ibadah
ritual.Caranya bermacam-macam tergantung tingkat kenajisannya.

2. Thaharah Hukmi

Taharah secara hukmi maksudnya adalah sucinya kita dari hadas,baik hadas
kecil maupun hadas besar. Taharah secara hukmi tidak terlihat kotornya secara
fisik. Namun, tidak adanya kotoran yang menempel pada diri kita,belum tentu
dipandang bersih secara hukum.

Jadi,taharah secara hukmi adalah kesucian secara ritual, dimana secara fisik
memang tidak ada kotoran yang menempel,namun seolah-olah dirinya tidak suci
untuk melakukan ritual ibadah. Taharah secara hukmi dilakukan dengan berwudhu
atau mandi jinabah.

B. KETENTUAN MANDI WAJIB


1. Pengertian mandi wajib

Mandi wajib atau mandi besar adalah meratakan air keseluruh tubuh
dengan niat menghilangkan hadas besar.

2. Sebab-sebab mandi besar

Beberapa hal yang menyebabkan mandi waib diantaranya :

a. Junub/bersetubuh
b. Kelur sperma
c. Selesai haid bagi wanita
d. Setelah melahirkan
e. Selesai nifas.
3. Rukun Mandi wajib

Rukun mandi wajib ada 2 yaitu :

a. Niat,yaitu menyengaja menghilangkan hadas besar.


b. Meratakan air keseluruh tubuh,kulit dan rambut.

4. Sunah-sunah Mandi wajib

Sunah-sunah mandi wajib meliputi :

a. Membaca basmallah
b. Berwudhu sebelum berwudhu.
c. Menggosok-gosok badan hingga bersih.
d. Mendahulukan bagian badan yang kanan.
e. Berurutan

C. HADAS DAN NAJIS

Hadas adalah segala sesuatu yang dapat membatalkan wudhu dan sholat,
sedangkan najis adalah segala sesuatu yang dapat membatatlakn sholat tapi tidak
membatalkan wudhu. Keduanya jika akan melaksanakan ibadah yang
membutuhkan syarat suci hadas dan najis maka wajib dibersihkan.

1. MACAM-MACAM NAJIS DAN MENYUCIKANNYA

Ditinajua dari kadar bertanya najis dibag menjadi tiga,yaitu :

a. Najis Mukhafafah (Ringan),misalnya air kencing bayi yang belum


makan apa-apa selain ASI. Cara menyucikannya dengan disiram air
mutlak. Khusus air kencing bayi laki-laki yang hanya minum ASI,cara
menyucikannya cukup dipercikkan air di atasnya,tetapi apabila disiram
lebih baik.
b. Najis Mutawasithah (sedang) misalnya kotoran manusia atau binatang
dan darah. Cara menyucikanya dengan disiram air mutlak hingga hilang
wujud dan baunya.
c. Najis Mugaladzah (berat), misalnya air liur anjing,kotoran babi,dan
daging babi.Cara menyucikannya dengan disiram air mutlak tujuh
kali,salahs atunya diselingi dengan tanah atau debu hingga hilang wujud
dan baunya.

Benda yang tergolong najis diantaranya,bangkai Ikecuali


bangkai dan belalang), darah dan nanah,sesuatu yang keluar dari dubur
dan kubul kecuali mani,muntahan manusia maupun binatang,anjing dan
babi,bagian dari binatang yang diambil karena binatang tersebut masih
hidup.

Benda yang dapat digunakan untuk bersuci, diantaranya sebagai


berikut :

a. Air mutlak, untuk mandi,wudhu,dan mnyucikan benda yang terkena


najis.
b. Debu, untuk tayamum sebagai pengganti wudhu atau mandi.
c. Batu, untuk istinja’ (menghlangkan najis setelah buang air kecil atau
besar)
d. Tisu sebagai penggganti batu untuk istinja’

2. MACAM-MACAM HADAS DAN CARA MENYUCIKANNYA

a. Hadis kecil disucikan dengan wudhu dan tayamum. Contoh hadits


kecil adalah keluarnya sesuatu dari dubur atau kubul,hilang
akal,bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan
muhrim yang sudah baligh.
b. Hadas besar disucikan dengan mandi besar (mandi junub). Contoh
hadas besar adalah bersetubuh, keluar mani/sperma, haid, nifas, dan
melahirkan.
KETENTUAN SHOLAT WAJIB

A. PENGERTIAN SHOLAT WAJIB

Menurut bahasa,sholat artinya berdo’a,Sedangkan menurut istilah sholat


adalah suautu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengsan salam sesuai dengan persyaratan yang ada.Hukumnya sholat 5
waktu bagi orang beriman adalah fardhu (wajib) ain, artinya wajib bagi tiap-tiap
orang yang beriman.

B. SYARAT SHOLAT WAJIB

a. Beragama Islam.

b. Memiliki akal yang sehat.


c. Baligh.
d. Telah sampai dakwah islam kepadanya.
e. Bersih dan suci dari najis,haid,nifas dll.
f. Sadar atau tidak sedang tidur.

Adapun syarat sah pelaksanan sholat wajib adalah sebagai berikut :

a. Masuk waktu sholat.


b. Menghadap kiblat.
c. Suci dari hadats dan najis baik hadats kecil maupun hadats besar.
d. Menutup auratt.

C. RUKUN SHOLAT
1. Niat. Niat tidaklah harus diucap melainkan cukup di dalam hati.
2. Berdiri dalam sholat bagi yang mampu, bagi yang tidak mampu boleh
dengan duduk atau berbaring.
3. Takbirotul ihrom yaitu dengan membaca takbir sambil mengangkat
kedua tangan setinggi telinga atau pundak pada saat akan memulai
sholat.
4. Membaca surat al-fatihah di setiap roka’at.
5. Rukuk dengan membungkukkan badan, punggung sejajar, pandangan
lurus ke tempat sujud dan tangan di atas lutut.
6. I’tidal, yaitu kembali bangkit dari rukuk.
7. Sujud.
8. Duduk diantara dua sujud.
9. Bangun dari sujud untuk melanjutkan ke roka’at berikutnya.
10. Tuma’ninah dalam rukuk sujud dan duduk diantara dua sujud.
11. Tasyahud akhir.
12. Duduk tasyahud akhir.
13. Membaca sholawat dalam tasyahud akhir.
14. Melakukan hal di atas dengan tertib atau urut.
15. Salam.

D. SUNNAH SHOLAT.
1. Mengangkat tangan di setiap bangkit dari sujud (pada roka’at ganjil),
akan rukuk dan akan sujud.
2. Membaca do’a istifah atau iftitah.
3. Membaca ta’awud sebelum membaca surat Al-fatihah.
4. Membaca ta’amin saat usai membaca surat al-fatihah.
5. Membaca ayat-ayat dalam al-qur’an.
6. Meletakkan tangan saat rukuk.
7. Pandangan kearah tempat sujud.

E. HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT.


1. Terkena hadats atau najis baik pada tubuh,pakaian maupun tempat.
2. Berkata-kata kotor.
3. Melakukan banyak gerakan diluar sholat bukan darurat.
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun sholat dan gerakan yang tidak
dithuma’ninahkan.

F. MACAM-MACAM SHOLAT WAJIB DAN WAKTUNYA.


Sholat wajib merupakan perwujudan rukun islam ke dua setelah syahadat,
semua pasti mengetahui apa saja yang termasuk sholat wajib yang terdiri atas :

1. Shubuh: Waktunya setelah terbit fajar sebelum terbit matahari.


2. Dhuhur : Setelah matahari sedikir tergelincir dari tengah atau sedikit
condong kebarat.
3. Ashar : Setelah matahari benar-benar condong hingga sebelum
terbenam.
4. Maghrib : Ketika matahari mulai terbenam.
5. Isya’ : Pada saat bayang-bayang cahaya matahari benar-benar hilang.

SHOLAT BERJAMAAH DAN SHOLAT MUNFARID

1. PENGERTIAN SHOLAT BERJAMAAH DAN DASAR HUKUMNYA

Sholat berjamaah adalah sholat yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih
secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum
dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Hukum sholat berjamaah adalah sunnah muakkad, artinya sunnah


yang sangat dianjurkan. Pahala sholat berjamaah dilipatgandakan sampai 27 kali
pahala sholat sendiri. Nabi Muhammad bersabda :

َ ‫ص ََلةِ ْالفَ ِذ ِب‬


‫سبْعٍ َو ِع ْش ِريْنَ دَ َر َجةٌ (رواه البخاري‬ َ ‫ص ََلة ُ ْال َج َما‬
َ ‫ع ِة ا َ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ
)‫ومسلم‬

Artinya : “Sholat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada
sholat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. SYARAT SHOLAT BERJAMAAH

Syarat-syarat sholat berjamaah terdapat pada syarat-syarat pada imam dan


makmum. Adapun syarat-syarat imam dan makmum sebagai berikut :

a. Syarat-syarat Menjadi Imam


1. Lebih baik/fasih dalam membaca Al-Qur’an dan lebih banyak hafalannya.
2. Lebih mengetahui seluk beluk sholat jamaah.
3. Lebih tua diantara jamaah.
4. Bukan orang yang dibenci oleh jamaah.
5. Niat menjadi imam.
b. Syarat-syarat menjadi Makmum
1. Niat menjadi makmum.
2. Berada dibelakang makmum.
3. Mengetahui gerakan sholat imam walaupun dengan perantara.
4. Tidak ada penghalang dengan imam.
5. Tidak mendahului atau ketinggalan dua rukun dari imam tanpa udzur
syar’i.
6. Tidak mendahului atau bersamaan imam dalam takbiratul ihram.
7. Mengikuti imam mulai takbiratul ihram hingga salam.
8. Yakin bahwa imam tidak harus mengulang sholat karena hal-hal tertentu.

Berdasarkan cara mngikuti imam,makmum dibagi menjadi 2 :

1. Makmum Muwafiq,artinya makmum yang mengikuit imam secara


sempurna dari awal sampai akhir sebanyak rakaat yang dilakukan imam.
2. Makmum Masbuk, artinya makmum yang tidak dapat mengikuti imam
secara sempurna, sehingga ia harus menambah sendiri sejumlah
kekurangan rakaatnya.

3. PRAKTIK SHOLAT BERJAMAAH

Dalam melakukan sholat berjamaah, perlu memperhatikan hal-hal sebagai


berikut :

a. Imam berada pada barisan paling depan dan mengatur saf makmum terlebih
dahulu.
b. Makmum yang berjumlah seorang,dua orang dan tiga orang, berada dibelakang
imam dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila makmumnya seorang,maka berada dikanan belakang imam.
2. Apabila makmumnya ada 2 orang,maka berada dikanan belakang dan kiri
imam.
3. Apanila makmumnya 3 orang,maka berada dikanan belakang,tepat
belakang,dan kiri belakang imam.
c. Makmum yang berjumlah banyak orang,dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Saf terdepan adalah imam
2. Saf dibelakang imam adalah laki-laki dewasa.
3. Saf dibelakang laki-laki dewasa adalah laki-laki anak-anak.
4. Saf dibelakang laki-laki anak-anaka dalah perempuan anak-anak.
5. Saf dibelakang perempuan anak-anak adalah perempuan dewasa.
d. Setelah imam selesai membaca surah Al-fatihah dengan jahran
(keras),makmum mengucapkan kata “Amin”
e. Makmum mengikuti semua gerakan imam,tidak boleh mendahului imam.
f. Apabila bacaan imam salah,makmum mengingatkannya dengan cara ikut
membaca sambil membetulkan bagian yang salah.
g. Apabila imam salah dalam gerakan,makmum mengingatkannnya dngan cara :
bagi makmum laki-laki mengucapkan kata “Subhanallah”, sedangkan bagi
makmum perempuan dengan menepuk tangan pada paha.
h. Apabila imam sakit atau batal sholatnya.maka makmum yang berada
dibelakang imam maju menggantikan imam.

4. KETENTUAN SHOLAT MUNFARID

Sholat Munfarid adalah sholat yang dilakukan sendirian. Sholat munfarid


dilaksanakan diatur dalam ketentuan sholat yang harus memenuhi syarta rukunnya
sholat. Sholat munfarid hanya mendapatkan satu pahala dalam mengerjakannya.
Dalam sholat munfarid tidak ada imam maupun makmum karena dilaksanakan
seorang diri saja.

Sholat munfarid biasanya dilaksanakan ketika mendapat halangan sholat


berjamaah, diantaranya sebagai berikut :
1. Karena hujan yang mnyusahkan perjalanan ketempat berjamaah.
2. Karena sakit yang menyusahkan berjalan ke tempat berjamaah.
3. Karena lapar dan haus, sedangkan makan sudah tersedia.
4. Sesuatu yang membawa kesulitan untuk menjalankan sholat berjamaah.

E. Metode dan Strategi Pembelajaran


1. Pendekatan : Scientific/ Kurikulum 2013.
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi,praktek.
3. Strategi : Reading Aloud, Team Quiz.
F. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media : Papan tulis dan spidol.
2. Bahan : ‘kata’ pertanyaan dan jawaban.
3. Sumber Belajar : LKS Fiqih Kelas VII Semester 1
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan 15 Menit

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam


kepada murid, menanyakan kabar dan bersama-sama
memulai pembelajaran dengan membaca Basmallah.
b. Mengecek kehadiran murid dengan mengisi lembar
kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, posisi tempat
duduk, buku dan alat tulis yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkaitan dengan pembelajaran materi sebelumnya
(apersepsi).
d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran hari ini.
e. Menyampaikan tahapan kegiatan dari mengamati,
menyimak, menanya, berdiskusi, mengomunikasikan
dengan menyampaikan, menanggapi dan membuat
kesimpulan.
2. Kegiatan Inti 60 Menit

a. Mengamati
 Murid menyimak dan mendengarkan penjelasan guru
tentang materi taharah,sholat wajib, sholat berjamaah
dan munfarid yang disampaikan.
 Murid memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
b. Menanya
 Melalui penjelasan, murid dapat mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan materi yang diajarkan.
 Melalui penjelasan pula, guru dapat mengajukan
pertanyaan balik/feed-back kepada murid.
c. Ekperimen/Eksplore
Reading Aloud
 Sambil guru menjelaskan materi, sekali-kali guru
meminta murid secara acak untuk membaca dengan
suara keras, materi yang ada di lembar LKS PAI murid.
 Guru menunjuk salah satu murid untuk menyebutkan
dalil yang berkaitan dengan materi fiqih ibadah yang
diajarkan.
 Murid yang lain mengikuti bacaan tersebut dengan suara
keras pula.
Team Quiz
 Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
fiqih ibadah yang diajarkan.
 Murid yang akan menjawab pertanyaan tersebut
diharuskan untuk mengangkat tangan kanannya terlebih
dahulu.
 Murid yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru
akan diberikan hadiah.
d. Asosiasi
 Murid mampu menganalisis dan menjelaskan secara
singkat tentang materi yang diajarkan (Thaharah,sholat
wajib.Sholat berjamaah dan munfarid)
e. Komunikasi
 Guru meminta murid untuk mengambil intisari dari
pembelajaran hari ini.
 Murid menyimpulkan materi pembelajaran dengan
dibantu oleh guru.
3. Penutup 15 Menit

a. Melaksanakan penilaian dengan mengajukan


pertanyaan atau tanggapan murid dari kegiatan yang
telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk
perbaikan pada langkah selanjutnya.
b. Guru meminta beberapa murid untuk menyimpulkan
materi yang telah diajarkan.
c. Guru mengulang kembali kesimpulan dari murid
sebagai bahan pelengkap dan penguatan materi.
d. Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran dengan
menugaskan murid baik secara individu maupun
kelompok.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
f. Menutup pembelajaran dengan bersama-sama
mengucap Hamdallah.
H. Penilaian Pembelajaran

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi murid. Hasil penilaian digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.

Penilaian
Indikator Teknik Jenis Instrumen

1. Menjelaskan pengertian tentang


Menjawab
materi-materi fiqih ibadah yang Soal
diajarkan
2. Menjelaskan cara-cara
penerapan materi fiqih ibadah Lisan & Soal
yang diajarkan. Tertulis Terlampir
3. Menyebutkan dalil yang
berhubungan dengan meteri
yang diajarkan.

(Penilaian Kognitif)
SOAL :
1. Apa yang dimaksud dengan Najis Mukhaffafah dan bagaimana cara
menyucikannya ?
2. Jelaskan pengertian sholat fardhu ?
3. Sebutkan perbedaan antara sholat berjamaah dan sholat munfarid ?
JAWAB :
1. Najis Mukhafafah (Ringan),misalnya air kencing bayi yang belum makan
apa-apa selain ASI. Cara menyucikannya dengan disiram air mutlak.
Khusus air kencing bayi laki-laki yang hanya minum ASI,cara
menyucikannya cukup dipercikkan air di atasnya,tetapi apabila disiram
lebih baik.

2. Menurut bahasa,sholat artinya berdo’a,Sedangkan menurut istilah sholat


adalah suautu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengsan salam sesuai dengan persyaratan yang
ada.Hukumnya sholat 5 waktu bagi orang beriman adalah fardhu (wajib)
ain, artinya wajib bagi tiap-tiap orang yang beriman
.
3. Sholat berjamaah adalah sholat yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih
secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi
makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan sedangkan Sholat
Munfarid adalah sholat yang dilakukan sendirian. Sholat munfarid
dilaksanakan diatur dalam ketentuan sholat yang harus memenuhi syarta
rukunnya sholat. Sholat munfarid hanya mendapatkan satu pahala dalam
mengerjakannya. Dalam sholat munfarid tidak ada imam maupun
makmum karena dilaksanakan seorang diri saja.

(Penilaian Psikomotorik)

 Menghafal Dalil tentang taharah, sholat wajib dan sholat berjamaah

Format penilaian menghafal Dalil


Nama Siswa : ………………
Tanggal : ………………
Kelas : ………………

Tingkat Kemampuan
No. Aspek yang dinilai
1
1. Kelancaran

2. Kefasihan

Jumlah

Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian


Baik Sekali 4 10 – 12 A
Baik 3 7– 9 B
Cukup 2 4–6 C
Kurang 1 ≤ 3 D

Praktek Sholat (Penilaian Afektif)

Aspek yang diamati


No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5

Aspek yang dinilai

1. Kemahiran

2. Kelancaran

3. Kefasihan

4. Ketepatan Gerakan

5. Kekhusyuan

Skor penilaian
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

Kriteria Nilai

A= 80 – 100 :Baik Sekali

B= 70 – 79 :Baik

C= 60 – 69 :Cukup

D= ‹60 :Kurang

Banjarmasin, Senin 22 Februari 2016

Mengetahui,

Guru Pamong Mahasiswi Praktikan PPL II

H.Ainani Aswad Norlaila Fitri Yanti


NIM. 1401210506

Anda mungkin juga menyukai