1.7 Menghayati ajaran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam.
2.7 Menunjukkan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan
ketentuan syari’at Islam.
3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam.
4.7 Menyajikan cara bersuci dari hadas besar.
1. Menunjukkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam.
2. Melaksanakan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam.
3. Menjelaskan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
4. Menerangkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
5. Menunjukkan contoh bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
6. Mempraktikkan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
21
Gambar:Berwudu.
Sumber: http://www.voa-islam.com
Sesungguhnya kebersihan merupakan bagian dari iman. Pernahkah kalian mendengar bunyi
hadis tersebut? Penerapan cinta kebersihan ini salah satunya diwujudkan setiap hari ketika kita
menjelang shalat. Bukankah kalian selalu berwudu ketika hendak mengerjakan shalat? Dengan
demikian, dalam sehari, minimal kita melakukan pembersihan diri dari hadas kecil sebanyak lima
kali. Selain berwudu, ada pula bentuk-bentuk penerapan cinta kebersihan lainnya terkait dengan
aspek ibadah. Maka, sebelum menghadap dalam rangka beribadah kepada-Nya, pastikan diri kita,
baik dalam hal tubuh ataupun pakaian, harus bersih dari hadas. Apakah hadas itu? Bagaimana
macam-macamnya? Bagaimana cara membersihkan diri dari hadas tersebut? Hal tersebut diulas
dalam ringkasan materi berikut.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
22
b) najis ainiah, yaitu najis yang masih jelas zat, warna, rasa, dan baunya, tetapi
kalau sulit dihilangkan maka dimaafkan.
3) Najis berat (najis mughalladhah)
Contohnya air liur anjing. Cara menyucikannya dengan membasuh bagian yang
terkena najis menggunakan air sebanyak tujuh kali, salah satunya dengan debu
dan tanah.
Perbedaan Hadas dan Najis
Hadas Najis
1. Hadas besar bersuci dengan mandi/ 1. Terkena najis dibersihkan sesuai
tayamum dan hadas kecil bersuci dengan jenjangnya.
wudu/tayamum.
2. Bagian yang disucikan adalah anggota badan 2. Bagian yang disucikan adalah “badan
tertentu yang telah ditentukan. atau pakaian atau tempat” yang ter-
kena najis.
3. Ketika sedang salat lalu hadas kecil, maka 3. Ketika sedang salat terkena najis
wudu dan salatnya batal. yang batal salatnya, wudunya tidak
batal.
c. Istinjak
Istinjak adalah bersuci dengan menggunakan benda padat, misalnya batu, tisu, daun,
dan lain-lain yang menyerap, setelah buang air besar atau kecil, baik yang keluar dari
dubur (anus) maupun qubul (kemaluan). Dilarang beristinjak dengan kotoran binatang
yang sudah kering atau tulang.
Benda-benda yang tergolong kotor, yaitu sebagai berikut.
a. Bangkai.
b. Darah.
c. Daging babi.
d. Air kencing.
e. Kotoran manusia.
f. Madzi, yaitu air bening dan lekat yang keluar dari kemaluan seseorang apabila
terangsang nafsu syahwatnya.
g. Darah haid dan nifas.
h. Cairan yang keluar dari dubur dan qubul kecuali sperma.
i. Arak (khamr) atau semua minuman yang memabukkan.
j. Bagian binatang yang diambil dari tubuhnya yang masih hidup.
k. Air liur anjing.
3. Benda-Benda yang Dapat Digunakan untuk Bersuci
a. Air
Digunakan sebagai sarana untuk bersuci, mandi, berwudu, dan membersihkan benda-
benda yang terkena najis. Macam-macam air, yaitu sebagai berikut.
1) Air mutlak, yaitu air hujan, air embun, air salju, air laut, air telaga atau danau, air
sumur, air dari mata air.
2) Air musta’mal, yaitu air suci tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci karena
telah berubah sifatnya dan telah bercampur dengan benda lain.
3) Air muntanajis, yaitu air najis, maksudnya air yang sudah kemasukan benda-
benda najis. Bila air ini dalam jumlah yang sedikit maka tidak dapat digunakan
untuk bersuci karena ia sendiri tidak suci. Akan tetapi bila air ini dalam jumlah
besar dan mengalir, maka dihukumi sebagai air yang dapat digunakan untuk
bersuci, karena air itu tidak dapat dirubah oleh najis tersebut dan tetap suci.
b. Tanah
Jika kita berjalan kaki, dengan sandal, sepatu, atau telapak kaki telanjang, kemudian
kita menginjak benda najis, lalu kita teruskan perjalanan sampai benda najis di telapak
kaki, sepatu, atau sandal tidak terlihat lagi maka itu dihukumi telah suci. Jadi, tanah
dapat menyucikan telapak kaki dan juga bagian bawah sepatu atau sandal. Namun
syarat-syaratnya sebagai berikut.
1) Tanah dalam keadaan suci.
2) Tanah dalam keadaan kering.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
23
3) Yang dimaksud tanah bisa mencakup tanah biasa, pasir, kerikil, lantai dari batu
bata, dan lain sebagainya (yang masih tergolong dari tanah, bukan benda lain
seperti aspal, karpet, lantai dan kayu, dan seterusnya).
c. Matahari
Matahari juga dapat menyucikan najis, namun ada syarat-syaratnya, yaitu sebagai
berikut.
1) Yang dapat disucikan adalah tanah, dinding, pohon-pohonan, dan segala yang
tidak dapat dipindahkan dengan mudah seperti kursi, meja, dan lain-lain.
2) Benda najis harus berupa cairan, yang sekiranya dengan teriknya matahari akan
menguap dan menghilang karena kering.
3) Terik matahari harus mengena secara langsung, tidak bisa dalam keadaan
mendung, atau sinar matahari melewati kaca, terpantul cermin, dan lain-lain.
4) Matahari dengan sendirinya yang telah membuatnya kering, tidak karena dibantu
oleh angin atau faktor-faktor lainnya.
5) Jika benda najis yang berbentuk cair itu juga bersama dengan benda najis yang
tidak cair, yang tidak cair harus dihilangkan dahulu, karena tidak akan bisa hilang
begitu saja dengan terik sinar matahari.
6) Jika tanah, lantai, atau dinding pernah terkena najis, namun sudah kering, dan
ingin disucikan dengan matahari, kita dapat menyiramnya dengan sedikit air agar
basah, lalu dikeringkan dengan sinar matahari.
ال اَنًِق ا َم ِامْن ُك ْم من ِأ َح ٍدَ َال اِنَّهُ ص م ق َ َاب َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق ِ ََّعن عُمر ابْ ِن اخْلَط
ََ ْ
ِ ِ
َ ْضأ َفيُ ْسبِ ُغ مَتَّ َي ُق ْو ُل َأ ْش َه ُد اَ ْن آل الَّهَ االَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري
ك لَ هُ َواَ ْش َه ُد اَ َّن َّ َبَت َو
ِ ِِ ِ ِ ِ
َاب اجْلَنَّة التَ َم ا نيَ ة بَ ْد ُخ ُل م ْن اَِّي َه ا َش اءُ ت لَهُ ْأب َو ْ حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ األفُت َح
)(رواه مسلم
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
24
Artinya:
Dari Umar bin Khattab r.a., bahwa dia telah berkata, Nabi saw. telah bersabda, “Tidak
seorang dari kamu yang berwudu dengan sempurna lalu mengucapkan “Asyhadu alla
ila ha illallahu wahdahu laa syarikallahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa
rasuluh” melainkan akan dibukakanlah baginya pintu-pintu surga yang delapan, yang
dapat dimasuki dari mana yang ia kehendaki. (H.R. Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud)
Keutamaan dalam berwudu adalah sebagai berikut.
a. Menggosok gigi sebelum berwudu.
b. Membersihkan sela-sela jari tangan ketika membasuh tangan.
c. Membersihkan kotoran-kotoran di sudut mata.
d. Melonggarkan dan melebihkandalam membasuh.
e. Mendahulukan anggota badan yang kanan.
Yang membatalkan wudu adalah sebagai berikut.
a. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.
b. Haidh.
c. Nifas.
d. Melakukan hubungan suami istri.
2. Tayamum
Tayamum adalah menyapukan tanah/debu ke muka dan kedua tangan dengan
beberapa syarat-syarat yang ditentukan, sebagai pengganti air atau mandi wajib.
a. Sebab-sebab tayamum
1) Tidak mendapatkan air, atau ada air tetapi tidak mencukupi untuk mandi.
2) Sakit yang dikhawatirkan bertambah sakitnya bila kena air.
3) Dalam perjalanan.
b. Syarat-syarat tayamum
1) Sudah masuk waktu salat.
2) Sudah mencari air tetapi tidak ditemukan.
3) Menggunakan debu yang suci.
4) Dalam keadaan suci dari hadas besar bagi perempuan.
c. Rukun tayamum
1) Niat dengan membaca basmalah.
2) Mengusap muka dengan debu.
3) Mengusap kedua punggung telapak tangan dengan debu.
4) Tertib.
d. Sunah-sunahnya tayamum
1) Membaca basmalah.
2) Menghembus debu dari telapak tangan.
3) Membaca doa setelah tayamum.
e. Yang membatalkan tayamum
Semua hal yang membatalkan wudu, juga membatalkan tayamum.
3. Mandi Wajib
Apakah kamu pernah berhadas besar? Bagaimana cara menghilangkannya? Cara
menghilangkannya, yaitu dengan mandi besar atau mandi wajib. Mandi wajib dalam
pengertian syar’i adalah sebagai salah satu cara bersuci untuk menghilangkan atau menyucikan
hadas besar atau untuk keperluan-keperluan lain seperti yang telah disyariatkan dalam
ajaran agama Islam.
a. Rukun mandi wajib
1) Niat cukup dalam hati.
2) Meratakan air ke seluruh tubuh, kulit, dan rambut.
b. Sunah-sunah mandi wajib
1) Membaca basmallah.
2) Berwudu seperti ketika berwudu mau mengerjakan salat.
3) Mendahulukan anggota badan yang kanan.
4) Tertib/urut.
c. Tata cara mandi wajib
1) Niat dengan membaca Basmalah.
2) Membasuh kedua tangan.
3) Membersihkan kemaluannya.
4) Berwudu.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
25
C. Hikmah Taharah
Taharah sangat penting artinya dalam kehidupan, baik untuk jangka pendek maupun untuk
jangka panjang. Oleh sebab itu seorang muslim harus memelihara kesucian dirinya, terlebih
ketika hendak melaksanakan ibadah salat. Kebersihan tersebut meliputi badan, pakaian, dan
tempat dari segala najis.
Adapun hikmah taharah adalah sebagai berikut.
1. Lebih mendekatkan diri dan takwa kepada Allah Swt.
2. Selalu dicintai Allah dan Rasul-Nya.
3. Terbiasa hidup bersih dan sehat.
4. Tidak mudah terserang penyakit.
5. Dalam melaksanakan ibadah merasa tenang karena badan bersih dari kotoran dan najis.
3
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Apabila kita berhadas besar untuk menghilangkan hadas tersebut dengan cara ….
a. mandi c. wudu
b. istinja d. taharah
2. Apabila berhadas besar, kita harus mandi wajib. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. ....
a. al-Mu’minun ayat 6
b. al-Mu’minun ayat 16
c. al-Maidah ayat 6
d. al-Maidah ayat 16
3. Ada beberapa hal yang menyebabkan mandi wajib, di antaranya yaitu ....
a. nifas c. istinja
b. berak d. kencing
4. Orang yang selesai junub atau berhadas besar, berkewajiban ….
a. membayar dam c. mandi wajib
b. berwudu d. istinja
5. Apabila wanita itu sedang menstruasi, ia berada dalam keadaan ….
a. hadas kecil c. hadas besar
b. najis d. suci
6. Waktu berwudu dan mandi wajib, kita harus menggunakan air ….
a. air mutlak c. air muntanajis
b. air musta’mal d. air makruh
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
26
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
27
d. Mutanajis
22. Air itu tidak dinajisi sesuatu kecuali apabila berubah ....
a. rasa c. bau
b. warna d. a, b, c benar semua
23. Dalam hukum Islam, hadas ada dua macam yaitu hadas ....
a. besar dan kecil
b. tinggi dan rendah
c. jelas dan samar
d. ainiyah dan hukmiyah
24. Air suci mensucikan disebut ....
a. Musyammas c. Mustakmal
b. Mutlak d. Mutanajjis
25. Air yang terjemur matahari dinamakan air ....
a. Musyammas c. Mustakmal
b. Mutlak d. Mutanajjis
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1
28
HASIL EVALUASI
Tanggal Nilai Catatan Paraf Guru Paraf Orang Tua
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII untuk SMP/MTs Semester 1