Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran terutama
berdasarkan ayat Al-quran, atau dalil bisa juga berarti bukti kuat yang mendukung argumentasi
seseorang. Atau petunjuk atau tanda bukti dari suatu kebenaran , karena untuk menentukan
bahwa, sesuatu itu benar , dapat dipercayai dan diyakini perlu ada bukti yang sah dan akurat,
sehingga kebenaran dan keyakinan itu dapat ditegakkan, sekaligus memberantas keragu-raguan
dan rasa was-was di hati.
1. Gini, dalil naqli itu yang berhubungan dengan yang ada di Al-qur'an dan hadits. Contoh
sederhana anda bisa buka QS Al-Qiyamah (surat ke 75) ayat pertama. disana Allah
berfirman "Aku bersumpah dengan hari Kiamat". Di ayat ini tidak dijelaskan kapan hari
kiamat itu tiba. Di dalam hadits “Sesunguhnya tanda Kiamat yang pertama kali muncul
adalah terbitnya matahari dari arah barat.” riwayat Imam Muslim.
2. Dalil Aqli itu yang berhubungan dengan akal manusia, perkiraan manusia (tentunya
pada bidang ilmu tersendiri). Contohnya tentang matahari terbit di sebelah barat. NASA
membenarkan bahwa matahari suatu saat nanti kemungkinan akan terbit di sebelah barat.
Itulah dalil aqlinya.
Perbedaan
Naqli -> langsung dari Allah dan Rasul. Tidak ada keraguan padanya, dan akan tetap
berlaku sepanjang zaman.
Aqli -> Berdasarkan daya nalar manusia waktu itu. Sifatnya cendrung sementara, karena
wawasan manusia bisa mempengaruhi daya nalar.
Persaman
- Sama-sama digunakan sebagai sumber hukum di dalam Islam dengan tetap
memprioritaskan Alquran, kemudian Hadits baru dalil aqli.
Kata iman menurut bahasa berarti percaya, sedangkan menurut istilah iman adalah : meyakini
dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Dengan demikian
iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaan Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan
dan dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
1. Sifat wajib , yaitu sifat yang pasti ada pada Allah SWT.
2. Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang tak mungkin dimiliki atau terjadi pada Allah SWT.
3. Sifat Jaiz, yaitu sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu,
sesuai dengan kehendak-Nya.
Dalil adalah argumentasi untuk lebih menguatkan dan menambah keyakinan dan pemahaman
kita akan keberadaan Allah SWT. Dalil bisa berasal dari logika manusia (bersifat logis atau
masuk akal), ada juga yang berasal dari Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup seorang
muslim. Dalil untuk memhami sifat-sifat Allah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Dalil Aqli adalah dalil yang berdasarkan akal manusia untuk menerima secara
logis tentang eksistensi (keberadaan) Allah.
Contoh:
Betulkah bahwa Allah bersifat Wahdaniyah (Maha Esa/satu)? Dalilnya adalah kita bisa
memperhatikan sebuah mobil yang sopirnya hanya satu. Bagaimana jika sopir dalam sebuah
mobil tersebut ada 2. Coba bayangkan! Begitu juga jika yang mengatur dan menguasai alam ini
ada Tuhan selain Allah SWT. Mungkinkah yang mengatur 2, 3, atau 4 Tuhan?
2. Dalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan kebenaran Al-Quran dan Al-Hadits
untuk menerima secara yakin akan keberadaan Allah SWT.
Contoh:
Sifat adalah sesuatu yang menjadi ciri khas sesuatu. Sifat bagi Allah menjadi ciri khas Dzat
Allah SWT, diantaranya:
Sifat-sifat Allah
No
Wajib Artinya Mustahil Artinya
1. Wujud Ada A’dam Tidak ada
2. Qidam Terdahulu Huduts Baru
3. Baqa’ Kekal Fana Rusak/binasa
4. Mukhalafatu lil Berbeda dengan Mumatsalatu lil Serupa dengan
hawaditsi makhluknya hawaditsi makhluknya
5. Qiyamuhu Berdiri sendiri Qiyamuhu Membutuhkan
binafsihi bighairihi pihak lain
6. Wahdaniyah Maha Esa Ta’addud berbilang
7. Qudrat Maha Kuasa Ajzun Lemah
8. Iradat Berkehendak Karohah Terpaksa
9. Ilmu Maha Mengetahui Jahlun Bodoh
10. Hayat Maha Hidup Mautun Mati
11. Sama’ Maha Mendengar Shummun Tuli
12. Bashar Maha Melihat Umyun Buta
13. Kalam Berfirman Bukmun Bisu
14. Qodiran Maha Kuasa ’Ajzu Lemah
15. Muridan Maha Berkehendak Mukrahun Terpaksa
16. ’Aliman Maha Mengetahui Jahilun Bodoh
17. Hayyan Maha Hidup Mayyitun Mati
18. Sami’an Maha Mendengar ’Ashomma Tuli
19. Bashiran Maha Melihat A’ma Buta
20. Mutakalliman Maha Berfirman Abkama Bisu
1. Menumbuhkan keyakinan yang utuh tentang keesaan dan adanya Allah swt
2. Membentuk pribadi yang berkualitas
3. Membentuk kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, sehingga kita tidak
boleh berlaku sombong
4. Membentuk pribadi yang optimis, segalanya pasti terjadi akan kehendak dan kekuasaan
Allah.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Untuk menambah keyakinan akan keberadaan Allah SWT, maka tunjukkanlah dengan cara
mengisi kolom di bawah ini !
5 Rukun Islam dan 6 Rukun Iman adalah salah satu pilar penting dalam agama islam yang
harus dimiliki dan diamalkan sebagai seorang muslim, ibaratkan kita akan membangun rumah
jika pondasi nya kurang otomatis ketika terjadi gempa akan rubuh,begitupula apabila kepribadian
kita tidak diperkuat dengan rukun iman dan rukun islam apabila terjadi goncangan atau
cobaan hidup pastilah akan goyang.
Syahadat ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati lalu
mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun
tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali
dengan syahadatnya.
2. Mendirikan solat.
Shalat merupakan ibadah yang sangat agung kedudukannya dan
Shalat mendapat perhatian dan prioritas utama dalam Islam.
Keutamaan salat dan kedudukannya diantara ibadah-ibadah yang lain
telah dijelaskan dalam Islam. Ia merupakan sarana penghubung antara
seorang hamba dengan Tuhannya. Ia juga merupakan gambaran ketaatan
seorang hamba akan segala perintah Tuhannya.
3. Menunaikan zakat
Puasa Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba
meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu di antara sarana terbesar
mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.
Haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.
RUKUN IMAN ADA 6 yaitu:
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani
adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan
mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan
yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk
diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna,
memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena
kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib
mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun
sebelumnya.
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih
sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah
merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan,
karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani
bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala.
Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita
ketahui namanya.
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah
kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari
kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.
Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka
adalah ciptaan Allah.