NIM : 19104010138
Kelas/SMT : PAI D/4
Matkul : Fiqih Ibadah dan Muamalah
Dosen : Muhammad Aufal Minan M.Pd.
Kelompok 1
Sebagai makhluk Allah SWT, urgensi fiqih ibadah dan fiqih muamalah ini
adalah hal penting tentang tata cara beribadah kepada Allah dan berinteraksi
dengan sesama makhluk yang harus berseiringan dan berjalan bersama dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun dengan ruang lingkupnya seputar kewajiban kita yang harus dilakukan
sehari-hari sebagai makhluk Allah SWT.
Kelompok 2
Air dibagi menjadi dua yaitu air suci dan air najis. Air merupakan alat bersuci
yang paling baik. Air yang sah digunakan untuk bersuci ada 7 macam yaitu air
langit, air salju, air laut (air asin), air sungai/ bengawan (air tawar), air sumur, air
sumber dan air embun. Hukum air dibagi menjadi air suci mensucikan, air suci
tidak mensucikan dan air najis yang dibagi lagi menjadi dua yaitu air najis
menurut zatnya dan dan air yang najis karena sebab (air mutanajjis).
Istinja adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari kubul atau dubur
dengan menggunakan air suci lagi mensucikan atau batu yang suci atau benda-
benda lain yang memiliki fungsi sama dengan air dan batu.
Pengertian Mandi Janabah (bahasa Arab: الجناب??ة غسل,( Mandi Wajib atau
Mandi Besar adalah mandi yang dilakukan karena junub (hadas besar). Mandi ini
wajib dilakukan sebelum melakukan amalan-amalan yang wajib dilaksanakan
dalam keadaan suci seperti shalat.
Kelompok 4
FIQIH SHALAT
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena
hanya Allah-lah yang dapat menilainya.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan danpengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebutmenjadi hikmah keberagaman umat islam.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam.
Kelompok 5
PERAWATAN JENAZAH
Pengurusan jenazah haruslah dilakukan sesuai dengan tatacara yang sesuai dan
benar serta sesuai tuntunan. Mengurus jenazah mulai dari memandikan,
mengkafani, mensholatkan hingga menguburkan jenazah. Seluruh rangkain
tersebut ada sendiri langkah atau tatacaranya. Tatacara memandikan jenazah
mulai dari dari anggota kanannya serta anggota wudhu hingga mengeringkan
jenazah sebelum dikafani.
Tatacara menshalatkan mayat itu dengan syarat-syarat shalat, dengan niat yang
ikhlas karena Allah dimulai dari takbir hingga salam. Dan hendaklah Imam berdiri
pada arah kepala mayat pria dan pada atas tengah (lambung) mayat wanita.
Janganlah menshalatkannya pada waktu terbit matahari kecuali sesudah naik, pada
waktu tengah-tengah hari, dan pada waktu hamper terbenam matahari kecuali
sesudah terbenam.
PUASA
Syarat Wajib Puasa: Islam, baligh, sehat baik rohani maupun jasmani, dan
mampu.
Rukun-rukun Puasa adalah tentang waktu berpuasa kemudian hal-hal yang
membatalkan puasa lalu niat.
Hal-hal Yang Membatalkan Puasa :
1. Adanya sesuatu yang masuk ke dalam lambung dengan sengaja.
2. Adanya sesuatu yang masuk ke dalam lubang hidung maupun
lupang kuping.
3. Memasukan obat (atau lainnya) pada salah satu maupun keduanya
(qubul dan dubur).
4. Muntah dengan sengaja.
5. Jimak (bersetubuh) dengan sengaja.
6. Keluarnya mani dikarenakan mubasyarah (bercumbu atau onani)
7. Haid.
8. Nifas.
9. Gila.
10. Murtad.
Macam-macam Puasa: Puasa Fardu, Puasa Wajib, Puasa Sunnah.
Puasa yang Dilarang :
1. Puasa pada hari raya.
2. Pause pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijah)
3. Puasa pada hari yang diragukan.
4. Puasa pada hari jum`at.
5. Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa
memperhatikan apakah hari-hari itu dilarang atau tidak.
6. Puasa wisall.
7. Puasa paruh kedua bulan syakban.
8. Puasa seorang istri tanpa seizin suami.