Anda di halaman 1dari 7

Nama : Afaf Ghoida Al Faizah

NIM : 19104010138
Kelas/SMT : PAI D/4
Matkul : Fiqih Ibadah dan Muamalah
Dosen : Muhammad Aufal Minan M.Pd.

Tugas Resume Materi Kelompok 1-5

Kelompok 1

FIQIH IBADAH DAN MUAMALAH DI TENGAH KEILMUAN LAIN

Fiqih ibadah adalah ilmu yang menerangkan mengenai dasar-dasar hukum-


hukum syar’i khususnya dalam ibadah khas yang meliputi dari thaharah, shalat,
zakat, shaum, haji, kurban, aqiqah, dan lainnya yang semua itu ditujukan sebagai
rasa bentuk kepatuhan dan harapan untuk mencapai ridha Allah SWT.
Berdasarkan jenisnya, ibadah dalam Islam dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Ibadah Mahdhah, Artinya penghambaan yang murni hanya merupakan
hubungan antara hamba dengan Allah secara langsung.
2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata hubungan dengan Allah).
Yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga
merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya
Fiqih muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan tata cara
berhubungan dengan sesama manusia, baik hubungan tersebut bersifat kebendaan
ataupun dalam bentuk perjanjian perikatan. Fiqih muamalah ilmu yang
mempelajari hukum-hukum syari’ah yang terikat dengan hubungan antarmanusia
dari dalilnya yang terperinci.

Sebagai makhluk Allah SWT, urgensi fiqih ibadah dan fiqih muamalah ini
adalah hal penting tentang tata cara beribadah kepada Allah dan berinteraksi
dengan sesama makhluk yang harus berseiringan dan berjalan bersama dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun dengan ruang lingkupnya seputar kewajiban kita yang harus dilakukan
sehari-hari sebagai makhluk Allah SWT.
Kelompok 2

THAHARAH: MENGENAL AIR YANG SAH UNTUK BERSUCI DAN


PEMBAGIAN NAJIS BESERTA CARA MENSUCIKANNYA

Thaharah memiliki pengertian bersuci dan membersihkan diri dari kotoran


najasah dan hadats sekaligus membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa,
maksiat, keji, hina dan segala sesuatu selain Allah SWT.

Air dibagi menjadi dua yaitu air suci dan air najis. Air merupakan alat bersuci
yang paling baik. Air yang sah digunakan untuk bersuci ada 7 macam yaitu air
langit, air salju, air laut (air asin), air sungai/ bengawan (air tawar), air sumur, air
sumber dan air embun. Hukum air dibagi menjadi air suci mensucikan, air suci
tidak mensucikan dan air najis yang dibagi lagi menjadi dua yaitu air najis
menurut zatnya dan dan air yang najis karena sebab (air mutanajjis).

Macam-macam air ditinjau dari bisa atau tidaknya dipakai untuk


menghilangkan hadast dan najis terbagi menjadi empat bagian: air mutlak, air
musyammas, air musta’mal & mutaghayyir dan air najis.

Macam-macam najis dibagi menjadi tiga yaitu najis mukhaffafah, najis


muthawassitah, dan najis mughalladzah yang masing-masing memiliki cara
mensucikannya sendiri.
Kelompok 3

WUDHU, TAYAMUM, ISTINJA DAN MANDI JANABAH

Wudhu adalah membersihkan anggota yang dikhususkan atau perbuatan-


perbuatan yang diawali dengan niat. Dan niat tersebut ditujukan untuk membasuh
wajah, kedua telapak tangan, kedua kaki dan mengusap kepala. Sedangkan
menurut pendapat lain adalah suatu penggunaan air yang suci di dalam empat
anggota tubuh dengan cara khusus di dalam syariat.

Tayamum adalah menyampaikan debu yang suci ke bagian wajah, kedua


tangan sebagai pengganti dari wudhu, mandi atau membasuh anggota tertentu
dengan syarat-syarat khusus.

Istinja adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari kubul atau dubur
dengan menggunakan air suci lagi mensucikan atau batu yang suci atau benda-
benda lain yang memiliki fungsi sama dengan air dan batu.

Pengertian Mandi Janabah (bahasa Arab: ‫ الجناب??ة غسل‬,( Mandi Wajib atau
Mandi Besar adalah mandi yang dilakukan karena junub (hadas besar). Mandi ini
wajib dilakukan sebelum melakukan amalan-amalan yang wajib dilaksanakan
dalam keadaan suci seperti shalat.
Kelompok 4

FIQIH SHALAT

Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena
hanya Allah-lah yang dapat menilainya.

Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan danpengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebutmenjadi hikmah keberagaman umat islam.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam.
Kelompok 5

PERAWATAN JENAZAH

Pengurusan jenazah haruslah dilakukan sesuai dengan tatacara yang sesuai dan
benar serta sesuai tuntunan. Mengurus jenazah mulai dari memandikan,
mengkafani, mensholatkan hingga menguburkan jenazah. Seluruh rangkain
tersebut ada sendiri langkah atau tatacaranya. Tatacara memandikan jenazah
mulai dari dari anggota kanannya serta anggota wudhu hingga mengeringkan
jenazah sebelum dikafani.

Tatacara selanjutnya ialah mengkafani jenazah.Aturan pokok dan inti dari


mengkafani jenazah ialah membungkusnya secara rapat kecuali untuk kasus
tertentu dengan kain kafan. Untuk memuliakan jenazah tentu saja sebaikya
dilakukan dengan cara yang sempurna. Setelah tatacara mengkafani sudah selesai
maka lanjut pada tatacara selanjutnya ialah menshalatkan.

Tatacara menshalatkan mayat itu dengan syarat-syarat shalat, dengan niat yang
ikhlas karena Allah dimulai dari takbir hingga salam. Dan hendaklah Imam berdiri
pada arah kepala mayat pria dan pada atas tengah (lambung) mayat wanita.
Janganlah menshalatkannya pada waktu terbit matahari kecuali sesudah naik, pada
waktu tengah-tengah hari, dan pada waktu hamper terbenam matahari kecuali
sesudah terbenam.

Yang terakhir ialah menguburkan jenazah ke makam. Syariat mengecualikan


beberapa waktu yang terlarang untuk melakukan penguburan jenazah. Waktu
yang terlarang untuk melaksanakan penguburan jenazah adalah saat matahari
terbit, matahari terbenam dan matahari tepat berada diatas kita.
Kelompok 6

PUASA

 Syarat Wajib Puasa: Islam, baligh, sehat baik rohani maupun jasmani, dan
mampu.
 Rukun-rukun Puasa adalah tentang waktu berpuasa kemudian hal-hal yang
membatalkan puasa lalu niat.
 Hal-hal Yang Membatalkan Puasa :
1. Adanya sesuatu yang masuk ke dalam lambung dengan sengaja.
2. Adanya sesuatu yang masuk ke dalam lubang hidung maupun
lupang kuping.
3. Memasukan obat (atau lainnya) pada salah satu maupun keduanya
(qubul dan dubur).
4. Muntah dengan sengaja.
5. Jimak (bersetubuh) dengan sengaja.
6. Keluarnya mani dikarenakan mubasyarah (bercumbu atau onani)
7. Haid.
8. Nifas.
9. Gila.
10. Murtad.
 Macam-macam Puasa: Puasa Fardu, Puasa Wajib, Puasa Sunnah.
 Puasa yang Dilarang :
1. Puasa pada hari raya.
2. Pause pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijah)
3. Puasa pada hari yang diragukan.
4. Puasa pada hari jum`at.
5. Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa
memperhatikan apakah hari-hari itu dilarang atau tidak.
6. Puasa wisall.
7. Puasa paruh kedua bulan syakban.
8. Puasa seorang istri tanpa seizin suami.

Anda mungkin juga menyukai