Anda di halaman 1dari 2

1.

Haid sebagai kodrat perempuan


 Semua aspek kehidupan manusia telah diatur dan disesuaikan Allah sesuai dengan fitrah
kehidupannya dalam bentuk hukum-hukum syariat Islam dan hikmahnya agar dapat memelihara
keseimbangan keberlangsungan hidupnya di dunia dan diakhirat
 Semua aspek kehidupan telah sesuai dengan porsinya masing-masing, tidak ada kekurangan suatu
apapun. Maka hukum syariat yg berlaku juga akan sesuai dengan porsinya.
 Salah satu aspek kehidupan manusia yang utama dan diberi perhatian khusus dalam syariat Islam
adalah aspek kehidupan yang berhubungan dengan wanita, terutama yang berhubungan dengan
kedaan fisik dan kejiwaannya
 Allah juga memberikan beberapa keistimewaan dan kekurangan kepada kaum pria dan wanita
agar dapat melaksanakan berbagai tugas yang telah ditetapkan dalam menjalani kehidupan di
dunia
 Kekurangan yang ada dalam kaum wanita merupakan suatu fitrah yang telah ditetapkan Allah
kepadanya dan salah satu bentuk rahmatnya bagi mereka
 Salah satu fitrah dan ketetapan untuk kaum wanita adalah memungkinkan tubuhnya untuk
senantiasa berreprodukasi agar dapat menjaga stabilitas konsisi kesehatan tubuhnya melalui
proses haid yang rutin setiap bulannya.
 Wanita yang hadi tetap dapat menjalin ketrhubungan dengan Allah melalui amalan-amalan
seperti sedekah, beramal kebajikan, mengulang hafalan, berdoa, istighfar, dan berdzikir.
 Haid tidak menghalangi seseorang untuk beribadah kepada Allah. Adanya larangan terhadap
ibadah tertentu bukan berarti perempuan dianggap najis, tapi justru merupakan rahmat dan
bentuk kasih sayang Allah terhadap kaum wanita.
2. Konsep Ibadah untuk wanita haid
 Kegalauan bagi setiap perempuan pemburu pahala terutama bulan Romadlon, ia akan bercita-cita
bisa mengikuti puasa sebulan penuh dengan memaksimalkan ibadah-ibadah lainnya. Misal target
khatam sebulan, full sholat tarowih, full sholat sunnah rowatibnya. Namun ketika sudah haid,
maka ibada-ibadah tersebut secara otomatis terhenti. Namun bukaan berarti keterhubungan
perempuan haid dengan Allah juga otomatis terhenti, bisa ibadah-ibadah tersebut di ganti ibadah
lainnya yang diperbolehkan untuk lyang sedang haid.
 Dawuh ulama bahwa perempuan yang haid meninggalkan larangannya dengan di niati untuk
mengikuti perintah Allah maka pahalanya akan sepadan dengan orang yang suci yang melakukan
ibadah
 Keharoman perempuan dalam melaksanakan ibadah tertentu termasuk sholat (terlebih puasa
Roamdlon yang hanya dilaksanakan setahun sekali )syariat yang telah di tentukan Allah. Maka
dengan menjalankan syariat tersebut akan terhitung sebagai pahala. Justru kalau tetap
melaksanakan ibadah yg telah di larang maka bernilai dosa.
3. Haid ketika puasa ?
 Dia harus niat tidak meneruskan puasanya krn sedang haid, tapi untuk melakukan hal-hal
membatalakan puasa ini tidak wajib, tidak mau makan minum tidak masalah. Keuntungannya jika
tidak membatalkan puasa, jika tidak jadi haid (darah berhenti kurang 24 jam) jadinya darah
istihadloh maka puasa yang dilakukan kemarin, puasa yang tidak jadi di batalkan ini tetap sah dan
tidak perlu qodlo. Tapi andaikan membatalkan puasa, ini tidak masalah Cuma harus mengqodlo
dilain waktu.
 Ini berlaku juga untuk ibu hamil yang keluar flek. Meski sebenarnya terdapat perbedaan
pendapat, fleknya ini di hukumi darah apa, tp menurut ulama Syafiiyah, qoul jadid yang kuat
menghukumi keluarnya flek pada ibu hamil sebagai haid.
4. Amalan wanita haid ketika bulan Romadlon
 Mencari Ilmu. Bisa dilakukan dengan membaca buku atau melalui bimbingan guru. Dengan
kecanggihan teknologi, mencari ilmu menjadi sangat. Baca buku, kitab semuanya bisa dari hape.
Mendengarkan pengajian kyai-kyai juga sudah buanyak di youtube. Atau dari instagram, banyak
influencer dari kalangan santri yang sering membuka qna terkait ilmu-ilmu agama, maka ini juga
bisakan sarana untuk mencari ilmu.
 Berdzikir
Berlaku untuk siapa saja dan dimana saja sebagai indikasi hidupnya hati. Untuk jenisnya sanagt
buanyak. Tahmid, tahlil, tasbih, takbir, sholawat. Sekarang ada tasbih digital untuk memudahkan
untuk dibawa kemana-mana. Jadi bisa mengetahui, misalnya baca tahmid berapa kali atau target
sholawat seharai berapa kali. Atau mengikuti majlis istighotsah,
 Berdoa
Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja termasuk perempuan
yang sedang haid dan nifas
 Melakukan kegiatan sosial
Disamping iabadh yang bersifat rittual, juga diperintahkan untuk emmperbanyka kegaiatn yang
bersifat sosial. Misalnya berkumpul dengan teman komunitas untuk melakukan bakti sosial, atau
ketika romadlon seperti ini sering dijumpai dengan kegiatan bagi-bagi takjil, menolong sesama
yang membutuhkan
 Bagaiaman dengan memabca Al-Qur’an ?
Dalam madzhab syafii sepakat bahwa perempuan yng sedang haid dan nifas tidak di
perkenankan menyentuh atau membawa mushaf. Tapi sebagian ulama lain membolehkan
membaca Al-Quran (tanpa menyentuh) dengan niat dzikir, doa atau mempelajarinya.
Apabila ada tujuan berdzikir saja atau berdoa atau mencari berkah atau menjaga hafalan tanpa
ada tujuan apapun (selama ytidak berniat memebca) maka tidak diharomkan.

Anda mungkin juga menyukai