Anda di halaman 1dari 2

Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sehari-Hari

Zantia P. Adila_E/34_205060707111022

Akidah, adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan masalah keyakinan. Disebut keyakinan
karena ruang lingkup akidah banyak berkaitan dengan hal-hal gaib yang mengutamakan
keyakinan sebagai perangkat utama untuk menerima dan memahaminya, ketimbang analisa
rasional.
Tauhid dalam Islam merupakan ajaran pokok yang harus dipahami dan diamalkan oleh
semua pemeluknya. Lebih dari itu, tauhid harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ajaran Islam, tauhid terwadahi dalam kalimat tahlil (Tiada Tuhan selain Allah).
Karena itulah, tauhid artinya mengesakan Allah.
Lawan dari tauhid adalah musyrik (menyekutukan) Allah. Dalam budaya tertentu terkadang
kita melihat masih ada orang yang Islam, mungkin juga shalat, tapi ia ternyata masih juga
melakukan sesaji untuk memuja sesuatu yang menurut mereka juga mempunyai kekuatan
gaib, memakai jimat, ritual di kuburan, dsb. Yang begini ini termasuk musyrik, dosa besar.
Ketauhidan yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketauhidan yang
mengaitkan kehidupan keseharian manusia dengan kekuasaan Allah (trensendensi
kehidupan) atau mentarnsformasikan ketauhidan/keimanan kepada Allah dalam kehidupan
sehari-hari atau yang disebut dengan tauhid sosial.
Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan ketauhdian kepada Allah dalam bentuk amal
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita menyadari betul bahwa Allah senantiasa
bersama kita, maka kita senantiasa menjaga perilaku kita dari hal-hal buruk. Sebaliknya,
kita selalu terdorong untuk melakukan hal-hal yang baik.
Transendensi kehidupan adalah upaya mengaitkan semua dinamika kehidupan ini dengan
Allah SWT. Allah hadir sebagai pengawas kehidupan kita, sebagai tempat bersandar,
meminta, bersyukur dan hal lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita
menerima rezeki, pertolongan, bahkan bencana semuanya selalu terkait dengan Allah.
Allah-lah yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-hamba-Nya.
Sebuah persoalan dianggap sebagai wilayah agama ketika menyangkut jenis kegiatan ritual
ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji, berdoa, dan sejenisnya. Atau, juga menyangkut
sesuatu yang harus ditinjau dari aspek hukum atau fiqih. Misalnya, benda tertentu
hukumnya halal atau haram, kegiatan itu sunnah, mubah, atau makruh, wajib atau tidak,
dan sejenisnya. Di luar wilayah itu disebut bukan bagian dari agama atau Islam.
Di tengah-tengah kehidupan kita ini, masih lebih banyak orang yang melaksanakan ibadah
shalat, daripada yang tidak melaksanakannya. Tapi, mengapa tatanan kehidupan kita dari
hari ke hari malah mendapatkan keribetan dan keributan daripada mendapatkan ketertiban,
ketentraman, dan kenyamanan?
Terdapat dua analisis sederhana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertama,
secara filosofis ajaran agama apapun harus mewarnai kehidupan para pemeluknya. Dalam
arti, ajaran agama harus melekat di jiwa, menjadi nafas kehidupan yang mewarnai setiap
ucapan, langkah, dan perbuatan para pemeluknya.
Sebagai contoh, dalam al-Qur’an, seseorang yang rajin beribadah masih tergolong kepada
orang yang mendustakan agama dan akan celaka manakala ia membiarkan anak-anak yatim
menderita, menghardik, mencerca, dan mengambil hak-hak orang miksin, dan tidak mau
berbagi makanan dengan mereka (Q. S. Al-Ma’un : 7).
Agar Islam sebagaimana sifatnya, menjadi tetap relevan dengan kehidupan modern, maka
yang diperlukan adalah menangkap makna Islam itu sendiri dalam kontek yang luas, seluas
wilayah kehidupan itu sendiri. Hal demikian itu sebenarnya mudah, tetapi tidak semua
orang berani melakukannya.
Namun adanya perubahan kehidupan yang begitu cepat dari masa ke masa itu
memunculkan anggapan bahwa Islam tidak ada kaitannya dengan kehidupan modern.
Padahal Islam disebut bersifat universal, dan oleh karena itu, selalu memiliki relevansi
dengan zaman apapun.
Islam mengajarkan tentang niat. Dalam kegiatan atau memilih apa saja, Islam memberikan
tuntunan yang dapat menyesuaikan dengan segala zaman. Akhirnya, melihat dari aspek niat
itu saja, yang harus dilakukan dengan tepat, maka sebenarnya semua kegiatan dengan niat
yang baik akan selalu ada relevansinya dengan Islam.
Artinya, Islam harus dihadirkan di dalam semua jenis kegiatan sehari-hari. Islam tidak
hanya menjawab persoalan ritual dan atau melihat sesuatu dari aspek fiqihnya, melainkan
akan menjawab berbagai persoalan luas secara tidak terbatas yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun.

Referensi:
https://uin-malang.ac.id/r/140801/implementasi-nilai-islam-dalam-kehidupan-sehari-
hari.html
https://www.kompasiana.com/masto/552e525b6ea834dd448b45c1/tauhid-dan-
implementasinya
https://cakradunia.co/news/membumikan-ajaran-islam/index.html

Anda mungkin juga menyukai