Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER // PENGANTAR STUDI ISLAM

Nama : PUTRI WULANDARI


NIM

: H72216063

Kelas : Matematika B
Konsep Internalisasi Aqidah, Syariah, dan Akhlak
dalam Kehidupan Sehari-hari
Internalisasi adalah suatu hasil pemahaman dari penanaman
nilai yang diwujudkan dalam sikap terhadap lingkungan sekitar.
Pada

era

globalisasi

sekarang,

kemajuan-kemajuan

zaman

memberikan nilai positif dan negatif. Jika tidak waspada terhadap


efek negatif, maka pasti berpengaruh terhadap nilai-nilai, adat
budaya, maupun norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu saat ini diperlukan penanaman nilainilai Aqidah, Syariah, dan Akhlak sejak dini.
Aqidah secara etimologi berarti ikatan, kepercayaan, atau
keyakinan. Dapat dikatakan aqidah merupakan dasar-dasar
kepercayaan dalam beragama yang mengikat seseorang dengan
persoalan-persoalan

yang

prinsipil

khususnya

Islam

mengikat

agama

dari

agama

tersebut,

kepercayaan

dengan

ketauhidan yang tidak boleh dilepaskan selama hidupnya.


Sedangkan, Syariah berarti kumpulan hukum-hukum yang
mengatur setiap aspek kehidupan umat islam. Hukum syariah
adalah perintah Allah yang berhubungan dengan mukallaf yang
dalam

bentuk

tuntunan

untuk

memilih

dan

berbuat/meninggalkan perbuatan itu.


Kemudian Akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku yang
didorong oleh keadaan jiwa untuk melakukan suatu perbuatan

tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Dapat dikatakan


akhlak terbentuk oleh dua sebab, sebab pertama yaitu memang
tabiat aslinya sejak lahir, kemudian sebab kedua yaitu kebiasaan
yang dilakukan berulang-ulang.
Dalam ajaran islam, Aqidah ibarat akar suatu pohon dengan
batang berupa Syariah dan Akhlak sebagai daun/buahnya.
Sebagai suatu akar atau dasar, pembinaan aqidah memiliki
pengaruh

yang

pembentukan,

besar

dalam

pembimbingan

diri

dan

seseorang.

pembinaan

Dengan

dalam

jiwa

seseorang mengenai rukun iman dan beberapa percabangannya


seperti tauhid ulluhiyah ketika usia dini membuat aqidah dalam
dirinya kuat dan tidak akan mudah terombang-ambing oleh
lingkungan sekitar ketika dewasa kelak. Penanaman aqidah yang
mantap akan membawa kepada pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah Swt, dengan wujud implentasi rukun iman
pada kehidupan. Contoh penerapannya adalah melaksanakan
perintah

Allah

dan

menjauhi

semua

larangan-Nya,

sikap

optimisme atas setiap usaha yang dilakukan sebab merasa


bahwa Allah selalu menyertainya, serta menunjukkan sikap
disiplin waktu, penuh kesadaran dan tanggun jawab.
Dengan syariah sebagai batang (pondasi suatu pohon),
seorang muslim haruslah berpegang teguh kepada Al-Quran dan
Sunah,

serta

menjauhi

bid'ah.

Kemudian

dalam

perkembangannya, ayat-ayat tersebut diperjelas, ditafsirkan, dan


dirinci kembali dengan menggunakan hadis dan melahirkan ilmu
fikih

yang mengandung berbagai ketentuan rinci mengenai

berbagai hal untuk dijalankan kaum Muslimin. Dalam syariah


sudah ditentukan dengan jelas manakah yang halal serta
manakah yang haram, apabila terdapat keraguan sebaiknya
ditinggalkan saja.

Lantas akhlak sebagai dedaunan untuk tempat berteduh


serta buah yang dapat dipetik haruslah menunjukkan tabiat
yang baik. Tabiat baik sejak lahir ataupun berasal dari kebiasaan
haruslah terus dilakukan berulang-ulang. Pembentukan tabiat
seseorang ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dalam
diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungan terdekat
yang mana berperan penting dalam membentuk kepribadian
seseorang. Dengan pembimbingan mengenai bagaimana Islam
mengajarkan

cara

berperilaku

yang

seseorang tersebut berakhlakul karimah.

baik

akan

membuat

Kesimpulan :
Ketiga komponen tersebut yaitu : Aqidah, Syariah, dan
Akhlak apabila kita menerapkannya secara optimal kehidupan
kita akan terasa lebih bersahaja. Dengan aqidah sebagai
pegangan keyakinan islaman dan keimanan kepada Allah,
syariah sebagai jalan yang berisi aturan dalam beragama, dan
akhlakul karimah merupakan wujud aplikasi aqidah dan syariah
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai