1402220247
AK 46 08
3. Apa saja yang anda ketahui dari jenis jenis najis, uraikan
Najis Mukhaffafah
Najis Mukhaffafah adalah najis ringan. Salah satu contoh dari najis mukhaffafah adalah air
kencing bayi berjenis kelamin laki-laki dengan usia kurang dari 2 tahun. Dan bayi tersebut hanya
meminum air susu ibu, belum mengonsumsi makanan jenis lainnya.
Selain itu, contoh selanjutnya dari najis ringan adalah madzi (air yang keluar dari lubang
kemaluan akibat rangsangan) yang keluar tanpa memuncrat.
Najis Mutawassithah
Termasuk ke dalam najis sedang. Contoh dari najis sedang ini adalah segala sesuatu yang keluar
dari qubul dan dubur manusia atau binatang (terkecuali air mani). Selain itu, contoh lainnya
adalah khamr atau minuman keras dan susu hewan dari binatang yang tidak halal untuk
dikonsumsi.
Bangkai makhluk hidup (kecuali bangkai manusia, ikan, dan belalang) juga digolongkan sebagai
najis mutawassithah. Najis mutawassithah dibedakan kembali menjadi dua jenis, yaitu Najis
‘Ainiyah dan Najis Hukmiyah.
a. Najis ‘Ainiyah
Secara sederhana, najis ‘ainiyah adalah najis yang masih ada wujudnya. Najis ini dapat terlihat
rupanya, dapat tercium baunya, serta dapat dirasakan rasanya. Contoh dari najis ‘ainiyah adalah
air kencing yang masih terlihat dengan jelas wujud dan baunya.
Cara untuk membersihkan najis ‘ainiyah adalah dengan tiga kali mencuci menggunakan air lalu
ditutup dengan menyiram lebih banyak pada bagian yang terkena najis.
b. Najis Hukmiyah
Sedangkan jenis najis sedang lainnya yaitu najis hukmiyah. Najis hukmiyah adalah najis yang
tidak bisa dilihat rupanya, tidak berbau, dan tidak ada rasa. Contoh najis hukmiyah adalah air
kencing bayi yang telah mengering sehingga tidak meninggalkan bekas apa pun (baik dari segi
rupa yang tidak terlihat oleh mata dan tidak berbau).
Contoh lain dari najis ini adalah air khamr yang telah mengering. Cara membersihkan najis
hukmiyah yaitu cukup dengan menggunakan air mengalir dengan volume yang lebih besar
daripada najis tersebut.
Najis Mughalladah
Najis mughalladah merupakan najis berat. Jenis najis ini adalah yang paling berat dan
membutuhkan penanganan khusus untuk menyucikannya. Yang termasuk ke dalam najis
mughalladah adalah anjing, babi, dan darah. Apabila bagian tubuh atau pakaian tersentuh oleh
babi, terkena air liur dari anjing, atau terkena darah baik secara sengaja atau pun tidak
disengaja, maka termasuk dari najis berat.
Cara untuk membersihkan najis ini cukup rumit. Cara yang dapat dilakukan untuk bersuci yaitu
dengan membasuh bagian yang terkena najis sebanyak tujuh kali (salah satu dari ketujuh
basuhan tersebut dengan menggunakan air yang tercampur dengan debu atau tanah), lalu
disusul dengan membasuhnya menggunakan air.
Namun, sebelum dibersihkan menggunakan air, najis mughalladah yang mengenai tubuh atau
pakaian harus benar-benar hilang wujudnya terlebih dahulu.
Najis Ma’fu
Jenis najis yang terakhir yaitu najis ma’fu. Sederhananya, najis ini adalah najis yang dimaafkan.
Najis ma’fu dapat ditolerir sehingga yang terkena najis jenis ini dapat mengabaikan untuk
membasuh atau mencuci.
Contoh dari najis ma’fu adalah najis kecil yang tidak kasat mata seperti ketika kita buang air kecil
tanpa melepas seluruh pakaian yang menempel di badan, secara tidak sengaja mungkin ada
sedikit sekali percikan air kencing tersebut yang mengenai pakaian. Nah, maka hal tersebut
ditolerir sehingga tidak perlu bersuci.
Karena sesungguhnya agama Islam adalah agama yang tidak memberatkan umatnya. Oleh
karena itu, terdapat jenis najis yang dapat ditolerir. Ibadahnya (shalat dan membaca Al-Qur’an)
umat muslim yang secara tidak sengaja terkena najis ma’fu tetap dianggap sah dan tidak batal.
4. Jelaskan arti sholat secara istilah dan apa makna nya secara bahasa
Secara bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu
perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan
persyaratkan yang ada.
Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh
ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah
merubuhkan agama”
Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali.
Shalat merupakan perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara malaikat kepada Nabi
Muhhamad saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.
Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal ini
disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan dalam Surat Ta Ha ayat
14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
1. Melatih Kesabaran
Artinya: “Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah
diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183)
Menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
183. Allah mengabarkan tentang segala yang Dia karuniakan kepada hamba-hambaNya dengan
cara wajibkan atas mereka berpuasa sebagaimana Allah telah mewajibkan puasa itu atas umat-
umat terdahulu, karena puasa itu termasuk di antara syariat dan perintah yang mengandung
kemaslahatan bagi makhluk di setiap zaman.
Puasa juga menambah semangat bagi umat ini yaitu dengan melompat lomba dengan umat lain
dalam menyempurnakan amal perbuatan dan bersegera menuju kepada kebiasaan-kebiasaan
yang baik, dan puasa itu juga bukanlah suatu perkara sulit yang khusus bagi kalian.
Kemudian Allah menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa seraya berfirman, “Agar kamu
bertakwa,” karena sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu faktor penyebab ketakwaan,
karena berpuasa dalam merealisasikan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Dan diantara bentuk yang meliputi ketaqwaan dalam puasa itu adalah bahwa orang yang
berpuasa akan meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah seperti makan, minum,
melakukan Jima, dan semacamnya yang sangat diinginkan oleh nafsunya dengan maksud
mendekatkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pahala dalam meninggalkan hal tersebut.
Ini merupakan bagian ketakwaan.
Dan diantaranya juga adalah bahwasanya orang yang berpuasa itu melatih dirinya untuk selalu
merasa diawasi oleh Allah, maka dia meninggalkan apa yang diinginkan oleh nafsunya padahal
dia mampu melakukannya karena dia tahu bahwa Allah melihatnya.
Yang lain bahwasanya puasa itu mempersempit jalan masuk setan, karena setan itu berjalan
dalam tubuh manusia seperti jalannya darah, maka puasa akan melemahkan pengaruhnya dan
meminimumkan kemaksiatan.
Diantaranya juga bahwa seorang yang berpuasa biasanya akan bertambah ketaatannya, dan
ketaatan itu adalah gambaran dari ketakwaan.
Yang lainnya lagi adalah bahwa orang yang kaya bila merasakan susahnya kelaparan, pasti ia
menghibur kaum miskin, dan ini pun termasuk gambaran ketakwaan.
Hadis ini menjelaskan bahwa bagi seseorang yang mabrur ibadah hajinya akan diganjar dengan
surga. Salah satu indikasi mabrur atau tidaknya seseorang adalah jika telah melakukan seluruh
syarat dan rukun haji dengan baik, maka orang itu memiliki kepribadian yang lebih baik saat
pulang ke tanah air.
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka
meminta kepada Allah pasti akan Allah beri. (HR Ibnu Majah).”
Menghapus dosa
Hikmah haji dan umrah selanjutnya adalah dapat menghapuskan dosa. Apabila Sahabat
melaksanakan ibadah haji dan umroh maka dosa-dosa yang telah diperbuat akan diampuni oleh
Allah SWT. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang sangat luar biasa dan menjadi hikmah ibadah haji
yang sangat baik, mengingat manusia adalah tempatnya khilaf dan dosa.
Dalam sebuah hadis, dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, ‘Umrah satu ke umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang
mabrur tidak ada pahala baginya selain surga’. (HR Bukhari dan Muslim).”
Rasulullah SAW bersada: “Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak
berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya. (HR
Bukhari).”
Menguatkan iman
Hikmah haji dan umrah secara tidak langsung telah mengumpulkan umat Islam dari seluruh
pelosok dunia. Umat Islam ini tentunya berasal dari berbagai bangsa, warna kulit, dan bahasa.
Hal ini menunjukkan kebenaran Alquran dan diharapkan menjadi penguat iman karena langsung
melihat bukti dari Allah SWT di tanah suci.
Dalam Alquran surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal."
Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa Allah Azza wa jalla telah menjanjikan akan 'Rumah' ini, akan
berhaji kepadanya tiap-tiap tahun enam ratus ribu. Jika kurang, niscaya dicukupkan mereka oleh
Allah dari para malaikat. (Bukhari dan Muslim).”
Tarbiah tersebut maksudnya adalah mendapatkan tempaan langsung dari Allah SWT sesuai
dengan yang pernah dilakukan oleh para nabi sebelumnya. Tentunya ini membutuhkan
persiapan yang baik agar setelah berhaji dapat memiliki karakter seperti para nabi sebagai salah
satu hikmah haji dan umrah.
Begitu sudah dapat nomor porsi, kamu akan diberitahu petugas perkiraan keberangkatan ibadah
haji. Contohnya mendaftar di Jakarta tahun 2018, perkiraan keberangkatan ditetapkan tahun
2036. Itu artinya waktu tunggumu untuk ibadah haji selama 18 tahun. Jika kamu mendaftar pada
usia 25 tahun, maka perkiraan kamu pergi haji di usia 43 tahun.
Saat keberangkatan haji sudah dekat, biasanya kamu akan diminta untuk melunasi biaya haji,
baik itu reguler maupun haji plus.
-intinya kita harus bisa menabung, kurangin jajan yang berlebihan. Kalua bisa segera daftar dan
sisihkan uangnya untuk haji/umroh agar bisa di usia muda.\
10. Apa manfaat atau hikmah dari kebersihan, sholat puasa dan haji umrah bagi Anda
KEBERSIHAN: lingkungan dan diri kita menjadi bersih dan wangi, terhindar dari kuman dan
penyakit , Mendapat pahala karena sudah menjaga lingkungan
SHOLAT: Mencegah Seseorang Melakukan Perbuatan Buruk, Langkah Mendidik Menjadi Pribadi
yang Lebih Disiplin, Melatih Menjadi Seorang Pribadi yang Tangguh, Membersihkan Kesalahan
dan Dosa dalam Diri, Meraih pertolongan dari Allah SWT, Hatinya Akan Lebih Terang
HAJI DAN UMROH: Menjawab panggilan Allah SWT, Menghapus dosa, Menguatkan iman dan
Mendapat tarbiah langsung dari Allah