NPM : 1906295132
Fakultas : MIPA
FG :3
Bab I
Pendahuluan
Isi
Setelah sesorang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka orang tersebut
wajib untuk melakukan shalat 5 waktu. Sebelum melakukan shalat, diwajibkan untuk bersuci
(tharah) terlebih dahulu. Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut
istilah syara’ thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga
diartikan mengerjakan pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum
dan menghilangkan najis. Thaharah secara umum, dapat dilakukan dengan empat cara
berikut. 1) Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam
badan.2) Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa. 3) Membersihkan hati dari akhlak
tercela. 4) Membersihkan hati dari selain Allah.
Setelah membaca dua kalimat syahadat, setiap umat islam tentunya diwajibkan untuk
melaksanakan shalat. Shalat adalah ibadah wajib yang telah diperintahkan oleh Allah.
Perintah untuk mengerjakan shalat dapat ditemukan diberbagai ayat di dalam Al-Quran.
Shalat adalah ibadah pertama yang diperiksa dalam perhitungan amal nanti dan menjadikan
tolak ukur seluruh amal ibadah lainnya.
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan selalu mengerjakan shalat, kita akan selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan
sehingga memperoleh rasa tentram dan tenang hati, sehingga akan dapat menjalani hidup ini
dengan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, mengerjakan shalat dapat
membuat kita untuk menjadi lebih taat kepada Allah dan melatih diri untuk menjadi lebih
disiplin dan tepat waktu.
Selain diwajibkan untuk bersyahadat, shalat dan bersuci setiap umat Islam juga
diwajibkan untuk berzakat bagi yang sudah memenuhi kewajiban untuk berzakat. Zakat
adalah memberikan sebagian harta yang telah ditetapkan bagi orang-orang yang mampu dan
diberikan kepada mereka yang berhak untuk menerimanya. Para penerima zakat (Mustahik)
terdiri atas delapan golongan, yaitu fakir, miskin, ibnu sabil, gharim, ‘amil, muallaf, dan
budak yang ingin memerdekakannya dan sabilillah.
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Jika kita berzakat, secara tidak langsung kita diajarkan untuk merasakan empati dan simpati
kepada rakyat miskin dan menjadikan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sosial yang
ada disekitar kita. Selain itu, dengan berzakat dapat membersihkan diri dari sifat bakhil,
menghilangkan sifat kikir para pemilik harta dan menumbuhkan kekayaan hati serta
mensucikan diri dari dosa.
Saat bulan Ramadhan tiba, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan
penuh. Dalam Bahasa Arab dan al-Qur‟an puasa disebut shaum atau shiyam yang berarti
menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri. Ditinjau dari
segi kebahasaan, puasa artinya menahan diri. Allah SWT berfirman pada QS Al-Baqarah ayat
183
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Apabila kita menjalankan puasa di waktu yang telah ditentukan, maka kita akan mendapatkan
hikmah dan manfaat yang luar biasa. Ibadah puasa dapat membersihkan jiwa, mengendalikan
hawa nafsu, dan menumbukan semangat untuk bersyukur kepada Allah. Selain itu,
menjalankan ibadah puasa bertujuan untuk membentuk akhlak yang mulia.
Adapun dalam melaksanakan ibadah haji, kita dididik untuk meninggalkan perbuatan-
perbuatan tercela dan maksiat. Hal ini juga menjadikan bukti bahwa saat melaksanakan
ibadah haji dapat menciptakan manusia untuk mempunyai akhlak yang mulia.
Artinya : (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa
mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok
(rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik
yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai
akal sehat!
Bab III
Refleksi Diri
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas secara zahir dan
tidak memerlukan penambahan atau pengurangan apapun. Tharah, Shalat, Zakat, Puasa dan
Ibadah Haji termasuk dalam Ibadah Mahdhah. Jika kita melaksanakan ibadah-ibadah tersebut
sesuai dengan syariat Islam, tentunya kita akan mendapatkan hikmah bagi kehidupan kita.
Selain itu, dengan menjalankan Ibadah Mahdhah, niscaya kita akan selalu mengingat Allah
dalam situasi apapun. Menjalankan Ibadah Mahdhah juga memberikan dampak positif bagi
diri kita untuk lebih bertakwa kepada Allah, bersyukur, disiplin, dan saling berbagi kepada
orang yang memerlukan bantuan.
Daftar Pustaka
Deden Suparman. 2015. Pembelajaran Ibadah Shalat Dalam Perspektif Psikis dan Medis.
[Online]. 23 halaman. Tersedia : journal.uinsgd.ac.id [13 Maret 2020]