Anda di halaman 1dari 14

IBADAH DALAM ISLAM

Dosen:
Slamet Abdullah Drs.M.A.
Disusun Oleh:
Dicky Kurniawan 12513147
Muhammad Hafish Khairansy 13513039
Basuki Rahmat 14513002
Farid Harza 14513003
Ikhwanuttaqwa 14513017
Alan Widiatmoko 14513020

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia


2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berbagai nikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Shalawat dan salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia keluar dari
zaman jahiliyah. Setelah kami melakukan presentasinya maka kami buat makalah
yang berjudul Sistem Politik Islam.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ibadah dan
Akhlak. Jadi tujuan utama pembuatan karya ilmiah ini adalah memenuhi tugas
makalah dari hasil presentasi dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Namun
penulis juga beharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya, sehingga diharapkan masalah pengetahuan mengenai sistem politik
di Indonesia dapat berasaskan keislaman.
Seperti kata pepatah, Tak Ada Gading yang Tak Retak, makalah ini juga
masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan agar dapat memacu penulis untuk membuat tulisan yang jauh lebih baik
pada tulisan-tulisan yang akan datang. Semoga pembaca dapat menikmati dan
mengambil hikmah dari makalah ini.
Selamat membaca !!!

Yogyakarta, 22 maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Cover ...1
Kata Pengantar ....2

Daftar Isi ..3


Bab I Pendahuluan
I. Latar Belakang...4
II. Rumusan Masalah .5
III. Tujuan Penulisan ...5
Bab II Pembahasan
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

Pengertian Dasar Hukum Ibadah


Hukum-hukum Ibadah
Ruang Lingkup Ibadah
Prinsip-prinsip ibadah
Urgensi Ibadah dalam Islam
Tujuan dan Makna Ibadah

Bab III Penutup


I.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt
dengan segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang
bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia

lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Oleh karena itu, manusia
harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat
berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah Allah swt.
Hidup yang dibimbing oleh syariah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku
yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya.
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri
untuk beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai
syariat Nya. Dalam ibadah, kita harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang
kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk dalam ibadah wajib, sunnah,
mubah, dan makruh. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan di bahas
mengenai bermacam-macam ibadah beserta hikmah dan tujuannya.

II. Rumusan masalah


1.
Pengertian Dasar Hukum Ibadah
2.
Hukum-hukum Ibadah
3.
Ruang Lingkup Ibadah
4.
Prinsip-prinsip Ibadah
5.
Urgensi Ibadah dalam Islam
6.
Tujuan dan Makna Ibadah
III.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini bermanfaat agar kita


dapat mengetahui dan memahami pengertian ibadah beserta jenis-jenis
ibadah, hikmah ibadah dan tujuan ibadah.

BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Dasar Hukum Ibadah
I. Dasar Hukum Ibadah
Dasar hukum atau dalil perintah pelaksanaan ibadah adalah nash al-Quran.
Di dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan perintah kepada
hamba Allah untuk melaksanakan ibadah. Ibadah dalam Islam

sebenarnya
5

bukan bertujuan supaya

Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang

terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai perwujudan rasa syukur


atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah atas hamba-hamba-Nya.
Adapun ayat-ayat yang menyatakan perintah untuk melaksanakan ibadah
tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Surat Yasin ayat 60:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu
tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu. (Q.S. Yasin: 60)
2. Surat adz-Dzariyat ayat 56:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.(Q.S. adz-Dzariyat: 56)
3. Surat an-Nahl ayat 36:
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu". Maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. an-Nahl: 36)

4. Surat al-Anbiya ayat 25 :


Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. al-Anbiya: 25)
5. Surat al-Anbiya ayat 92i:
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (Q.S. al-Anbiya: 92)

Dari ayat-ayat yang telah dikemukakan di atas, tampak jelas bahwa


Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
Diutusnya para Rasul untuk menyampaikan syari'at yang telah ditetapkan olehm
Allah kepada umat manusia adalah supaya manusia mengetahui

kewajiban-

kewajiban apa saja yang harus dilaksanakannya dalam rangka mensyukuri


nikmat yang telah Allah anugerahkan kepadanya.

II. Hukum-hukum Ibadah


Dari penjelasan-penjelasan diatas bahwa dapat kita pahami bahwa ibadah
adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah seperti amalan
wajib dan sunat dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya seperti haram dan
makruh. Dengan demikian hukum melaksanakan Ibadan ada empat, yaitu wajib,
sunat, haram, dan makruh.

1. Wajib
Yang dimaksud dengan wajib dalam pengertian hukum islam adalah ketentuan
syari yang menuntut para mukallaf untuk melakukanya dengan tuntutan yang
mengikat serta diberi imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa
bagi yang meninggalkanya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebaginya.
2. Sunat
Yang dimaksud dengan sunat adalah ketentuan Syari tentang berbagai amaliah
yang harus dikerjakan mukallaf dengan tuntutan yang tidak mengikat. Dan
pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman dosa bagi yang meninggalkanya,
seperti membaca al-Quran, Puasa Senin-Kamis, Iktiqaf, sedeqah, dan sebaginya.
3. Haram
Yang dimaksud dengan haram adalah tuntutan syari kepada mukallaf untuk
meninggalkanya dengan tuntutan yang mengikat, beserta imbalan pahala bagi
yang mematuhi untuk meninggalkannya dan balasan dosa bagi yang tidak
mematuhi untuk meninggalkannya, sperti zina, mencuri termasuk korupsi,
merampok, menipu, dan sebaginya.
4. Makruh
Yang dimaksud dengan makruh adalah tuntutan syari kepada mukallaf untuk
meninggalkanya dengan tuntutan yang tidak mengikat, beserta imbalan pahala
bagi yang mematuhi untuk meninggalkannya dan tidak berdosa bagi yang tidak
mematuhi untuk meninggalkannya, sperti memakan bawang, merokok, memakan
kepiting, dan sebagainya.

III. Ruang Lingkup Ibadah

Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekal bagi
para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti.
Islam mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia
sebagai ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk
mencapai keridaan Nya serta dikerjakan menurut cara cara yang disyariatkan oleh
8

Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu saja sebagai amal saleh akan
tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang diniatkan karena
Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup
setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang
bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut
Islam ketika ia memenuhi syarat syarat tertentu.
Syarat syarat tersebut adalah :
1. Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum
hukum syara' dan tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut.
Adapun amalan - amalan yang diingkari oleh Islam dan ada hubungan
dengan yang haram dan maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan
ibadah.
2. Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk
memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi
manfaat kepada seluruh umat dan untuk kemakmuran bumi seperti yang
telah diperintahkan oleh Allah.
3. Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
4. Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum hukum syara' dan ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak
khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.
5. Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan
sebagainya dalammelaksanakan ibadah - ibadah umum.
Adapun Ruang Lingkup Ibadah :
1. Thaharah
2. Shalat, termasuk doa, dzikir dan tilawah al-Quran
3. Puasa, termasuk ibadah badaniyyah atau ibadah dzatiyyah
4. Zakat, termasuk ibadah maliyyah
5. Haji, termasuk ibadah ijtimaiyyah
6. Pengurusan jenazah termasuk ibadah badaniyyah
7. Penyembelihan hewan
8. Sumpah dan nazar
9. Makanan dan minuman ibadah badaniyyah
10. Jihad, ibadah badaniyyah dan maliyyah

Ibadah dalam arti umum (muamalah) ijtihadi: habl min al-nas dan sistem sosial
kemasyarakatan (muamalah maa al makhluq)

IV. Prinsip-prinsip Ibadah


Adapun prinsip melaksanakan Ibadah sebagai berikut:
1.

Niat lillahi taala (Al-Fatihah/1:5)

( ) ( ) ( ) ( )
()
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2.
segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan. 5. hanya Engkaulah yang
Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.

10

2.

Ikhlas (Al-Bayinah/98:5)


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.
3.

Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)


Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka


(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.
4.

Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Quran dan sunnah

5.

Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)







Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
6.

Tidak berlebih-lebihan (Al-Araf/7:31)


Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)


mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

11

7.

Mudah

(bukan

meremehkan)

dan Meringankan Bukan

Mempersulit (Al-Baqarah/2:286)





Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong
Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.

V. Urgensi Ibadah
Adapun Urgensi Ibadah dalam Islam
1. Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhoi Allah dan sebagai
tujuan penciptaan Jin dan Manusia / MakhlukNya (QS. 51:56)
2. Allah mengutus para Rasul dengan Risalah Ibadah (QS. 7:59, 16:36)
3. Allah mencela orang-orang yang enggan melakukan ibadah (QS. 40:60)
VI. Tujuan dan Makna Ibadah
Secara umum ibadah mencakup semua apa saja yang diperintahkan oleh
Alloh subhanahu wataala kepada hamba-Nya dan yang diperintahkan oleh
Rosululloh shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya, ini yang pertama
yang harus kita pahami.

12

Yang kedua, dalam sebuah ayat al-Quran Allah subhanahu wataala


memerintahkan

kita

beramal

sholeh

dan

melarang

kita

dari

mempersekutukan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.


Adapun Tujuan Ibadah :
1. Menghambakan diri kepada Allah sebagai realisasi tujuan
diciptakan manusia.
2. Mendekatkan diri kepada Allah sebagai wujud hamba Allah yang
taat.
3. Memfokuskan seluruh aktivitas manusia untuk mendapat keridhaan
Allah.
4. Memperoleh pengampunan, pahala, dan surga.
5. Meraih keberkatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di
akhirat
6. Manifestasi rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa ibadah adalah


ketundukan yang tidak terbatas bagi pemilik keagungan yang tidak terbatas pula.
Dalam Islam perhubungan dapat dilakukan oleh seorang hamba dengan Allah
secara langsung. Ibadah di dalam Islam tidak berhajat adanya orang tengah
sebagaimana yang terdapat pada setengah setengah agama lain. Begitu juga tidak
terdapat dalam Islam tokoh tokoh tertentu yang menubuhkan suatu lapisan
tertentu yang dikenali dengan nama tokoh tokoh agama yang menjadi orang orang
perantaraan antara orang ramai dengan Allah.
Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia ini
kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah
untuk beribadah. Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka

13

agar manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya


manusia diberi kewajiban ibadah agar menusia itu mencapai taqwa.
Demikianlah makalah sederhana ini kami buat. Namun demikian, kami
sebagai penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
mohon maaf apabila masih banyak ditemui kesalahan, itu datangnya dari kelupaan
kami. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca semua.
Akhirnya, marilah kita kembalikan semua urusan kepada-Nya. Billahit taufiq wal
hidayah war ridho wal inayah wassalamualaikum wr.wb.

DAFTAR PUSTAKA
http://wahab98.heck.in/prinsip-prinsip-ibadah-dalam-islam.xhtml
http://connyanggraini.blogspot.com/2013/07/urgensi-ibadah-dalam-islam.html
http://alazhar58.blogspot.com/2013/12/definisi-pembagian-ruang-lingkupserta.html
http://hamdanimsp.blogspot.com/2012/03/dasar-hukum-dan-hukum-ibadah.html

14

Anda mungkin juga menyukai