Anda di halaman 1dari 5

Amalan Ketika Haid Dan Nifas

Terlalu banyak amal-amalan yang boleh kaum hawa lakukan ketika datang haid
dan nifas atau dalam berhadas. Antara amalan tersebut adalah:-
.
1) Berdoa ~ berdoalah untuk apa saja tujuan
2) Memperbanyakkan beristighfar dan bertaubat
3) Memperbanyakkan zikir kepada Allah ‫وتعالى سبحانه‬.
4) Berselawat ke atas Nabi, seperti Selawat Taisir, Faith dan Nariyah.
5) Qiamullail menghidupkan malam dengan;
a. Bermunajat
b. Bertafakur
c. Berzikir; bertahlil, bertahmid, bertasbih
dan sebagainya.
6) Memuhasabah dan menghitung diri
7) Membaca zikir Asmaul Husna
8) Bersujud ketika mendengar ayat sejadah
9) Membaca dan menghafal kitab-kitab Hadis
10) Membaca buku, majalah dan risalah agama.
11) Mengulangi surah-surah yang biasa diamalkan
12) Mengkaji dan memahami terjemahan al-Quran
13) ‘Tolabul Ilmi’ (menambahkan ilmu pengetahuan)
14) Membaca Al-Ma’thurat (niatkan untuk berzikir)
15) Mendengar ceramah melalui tv, dvd, youtube dsb.
16) Mendengar bacaan al-Quran dari qari dan qariah yang baik
17) Menghadiri/mendengar majlis-majlis ilmu yang diadakan
18) Membasuh pakaian beribadat seperti telekung dan sejadah
19) Membantu juga mencuci peralatan solat surau dan masjid
20) Bersabar dan menjaga tutur kata serta kebersihan diri
21) Berkhidmat dan membantu suami dan keluarga
22) Melaksanakan urusan rumah dan keluarga
23) Sediakan makanan untuk orang bersahur
24) Memberi makan orang yang berpuasa.
25) Melakukan kerja-kerja rumah
26) Berbakti kepada Orang Tua
27) Perbanyak infaq dan sedekah
28) Melakukan khidmat masyarakat.
29) Melakukan perbincangan ilmiah
30) Menjalankan kerja-kerja dakwah
31) Belajar dan bekerja dengan sabar dan tekun
32) Menjalin dan mempereratkan tali silaturahim
33) Melafazkan ucapan takbir ketika hari raya
34) Menghadiri Solat Hari Raya (Aidil Fitri dan Aidil Adha)
35) Mengerjakan segala ibadah haji dan umrah kecuali tawaf dan solat.
.
Ketika membaca dan menghafal surah-surah, berdoa, istighfar dan zikir yang
diambil dari al-Quran hendaklah dibaca dengan niat untuk berdoa, berzikir dan
beristighfar, bukan dengan niat membaca al-Quran.

Menurut pandangan Jumhur ulamak termasuk Imam-Imam mazhab empat;


Diharamkan ke atas orang yang berhadas besar membaca al-Quran dengan
lisannya sekalipun satu ayat. Mereka berdalilkan hadis dari Ibnu Umar yang
menceritakan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; “Janganlah wanita dalam haid dan
orang yang berjunub membaca sesuatupun dari al-Quran.” (HR Imam at-
Tirmizi dan Ibnu Majah).
Berdasarkan hadis ini, jumhur ulamak memutuskan; orang-orang yang berada
dalam haid dan junub dilarang membaca al-Quran dengan bersuara. Adapun
membaca dengan hati (tanpa menggerakkan lidah), diharuskan.

Imam Malik pula berpandangan; Diharuskan wanita dalam haid dan nifas
membaca al-Quran dari ayat-ayat yang dihafalnya jika dibimbangi dan takut
hilang dari ingatannya jika tidak dibaca sepanjang tempoh haid atau nifasnya.
Namun, orang berjunub dilarang sama sekali membaca al-Quran.
.
.
Selain dari 35 amalan sunat di atas, pada hari pertama ‘keuzuran’ boleh juga
dibaca ‘Doa Wanita Ketika Datang Haid’ berikut:

“Ðemi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta
berpesan-pesan dengan kesabaran.”
(Surah al-‘Asr 103: Ayat 1-3)
MANDI JUNUB PART 2

Dalam islam terdapat tata cara mandi wajib yang harus diperhatikan umat
islam ketika akan melaksanakannya. Tata cara mandi wajib menunjukkan
proses untuk kembali membersihkan dan mensucikan diri setelah terkena najis
dalam tubuhnya atau hadast besar, sebagaimana hal-hal yang disampaikan di
atas.

Berikut adalah tata cara mandi wajib yang harus diperhatikan oleh umat islam
:

1. Mencuci Tangan Tiga Kali

Sebelum tangan tersebut digunakan mandi, atau dimasukkan ke dalam tempat


pengambilang atau penampungan air maka tangan terlebih dahulu dicuci
sebaganyak tiga kali. Hal ini bertujuan agar tidak mengotori dan membuat najis
tempat penampuangan air. Tujuan kita adalah untuk bersuci, maka air pun
juga harus suci dari kotoran atau najis yang membatalkan.

2. Membersihkan Kemaluan dengan Tangan Kiri

Untuk membersihkan kemaluan dan kotoran, maka hendaklah untuk


menggunakan tangan kiri, bukan tangan kanan. Tangan kanan digunakan
untuk makan, sedangkan tidak mungkin menggunakannya untuk
membersihkan kemaluan. Selain menjaga kebersihan hal ini juga merupakan
etika kebersihan diri yang harus diperhatikan.

3. Mencuci Kembali Tangan Setelah Membersihkan Kemaluan

Setelah membersihkan kemaluan, maka cucilah tangan dengan


menggosokkannya pada tanah, bisa juga dengan sabun agar hilang kotoran
tersebut dari tangan. Beberapa ulama mewajibkannya menggosok pada tanah,
namun dengan teknologi moderen banyak sabun dan penghilang kuman adan
kotoran. Tergantung pada ijtihad dan keyakinan masing-masing akan
menggunakan yang mana.

4. Berwudhu dengan Benar

Cara berwudhu yang benar, yang sesuai aturan, sebagaimana kita akan
melakukan shalat. Mulai dari membasuh kedua tangan, berkumur,
membersihkan hidung, membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga
sikut, membersihkan telinga, dan membasuh kedua kaki dan berdoa setelah
selesai wudhu.
5. Mengguyur Air dari Ujung Kepala Sebanyak Tiga Kali

Setelah berwudhu maka dilanjutkan untuk mengguyur air di kepala sebanyak


tiga kali. Air tidak perlu banyak-banyak secukupnya saja yang terpenting bisa
mengguyurnya hingga basah seluruh bagian kepala dan badan.

6. Mencuci Kepala atau Keramas

Mencuci kepala (keramas) mulai dari kepala bagian kanan ke bagian kiri dan
membersihkannya hingga sela-sela rambut, agar benar-benar bersih dan
sempurna.

Keramas saat haid bagi wanita muslimah terdapat dua pendapat. Ada yang
memperbolehkan dan ada yang tidak. Masing-masing memiliki dalil naqli dan
aqli, untuk itu bisa lebih diperdalam secara personal, dan dipilih masing-masing
pendapat yang sesuai keyakinan asalkan dari pendapat ulama yang bisa
dipertanggungjawabkan.

7. Mengguyur air mulai dari sisi badan sebelah kanan lalu pada sisi sebelah
kiri

Menggguyur badan mulai dari sisi badan kanan lalu sebalah kiri. Bisa
dibersihkan menggunakan sabun dan wewangian agar menambah kebersihan
dan kesucian diri sebelum kembali beribadah pada Allah SWT.

Hal lain yang bisa dilakukan ketika mandi wajib adalah mencukur bulu-bulu
dalam tubuh. Mencukur bulu kemaluan dalam islam juga merupakan hal yang
dianjurkan untuk dilaksanakan. Mencukur bulu kemaluan pria dalam islam
menghindarkan dari kotoran dari kemaluan yang menempel, dan
menghilangkannya. Hal ini bisa menambah kebersihan, dan tidak banyak
kotoran yang bersisa yang masih melekat dalam bulu di badan.

Anda mungkin juga menyukai