Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Swt. Dzat Yang Maha mendidik manusia dengan
wahyu-wahyu yang diturunkan untuk kebaikan kehidupan. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan atas baginda nabi besar Muhammad SAW yang muallim bagi seluruh alam semsta.
Buku ini kami susun, agar dapat membantu ananda sekalian para santri yang mengikuti
kegiatan pesantren kilat di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Surakarta, untuk memahami
proses dan prosedur pelaksanaan pesantren kilat. Dalam buku ini terdapat beberapa
ketentuan-ketentuan dan materi-materi yang akan diajarkan. Semoga bermanfa’at untuk
ananda sekalian.
Selamat belajar!
Wassalamu’alaikum wr.wb.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Amma ba’du
Beruntunglah bila pesantren menjadi tujuan belajar ananda, lebih beruntung lagi dan merupakan
sebuah kemuliaan bila ananda berniat kuat untuk menghafal kalam Allah, mempelajari
kandungannya, mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya, mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang dimuliakan dengan Al
Qur’an di dunia dan akhirat.
Pesantren merupakan tempat lautan ilmu, tempat penggemblengan bagi calon ulama dan
pemimpin yang akan datang, bagi next generation, generasi yang akan menghadapi umat yang
memliki watak dan adat istiadat yang berbeda-beda.Maka dari itu . Ananda harus kenal, cinta dan
dekat kepada Pemilik dan Pengatur masa depan, Dialah Allah ‘azza wa jalla, harus kenal dan cinta
juga kepada Rasulullah SAW, dengan sunnahnya, akhlaqul karimah-nya, dan nilai- nilai spiritualitas
serta daya juangnya yang tinggi,Begitu pula harus cinta kepada para Ulama’ karena merekalah
penerus dari perjuangan Rasulullah Saw. Adalah menjadi kemestian bagi ananda yang ingin
ii
belajar di pesantren untuk mengokohkan pondasi awal yaitu niatnya karena Allah, siap hidup
mandiri dan sederhana, mau belajar dengan sungguh-sungguh, berakhlaqul karimah dan mau
mengikuti segala aktifitas, disiplin dan sunnah pesantren. Semoga Allah senantiasa memberikan
kemudahan, ridho, dan bimbingan-Nya.
Ust.Nur Muhammad
Mudir PTDQ SMP Putra
DAFTAR ISI
MUQODDIMAH ............................................................................................................................................ 1
3. Ilmu Tajwid..................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................... 25
3
MATERI PESANTREN KILAT
FIQIH IBADAH
A. WUDHU
Setiap orang yang akan mengerjakan shalat dia harus dalam keadaan suci dari hadats
kecil karena kesucian itu merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Apabila dia dalam
keadaan tidak suci atau punya hadats kecil maka dia diwajibkan berwudhu. Wudhu ialah
membasuh empat anggota badan yaitu muka, dua tangan, kepala, dan dua kaki dengan cara-
cara tertentu untuk menghilangkan hadats kecil.
Rukun-Rukun Wudhu
Rukun-rukun wudhu ialah perkara-perkara yang harus dipenuhi ketika berwudhu. Rukun-
rukunnya ada 6, yaitu:
1. Niat, yaitu menyatakan di dalam hati perbuatan yang akan dikerjakan bersamaan
dengan pelaksanaannya.
Cara niat dalam berwudhu ialah mengucapkan di dalam hati salah satu lafal niat di
bawah ini:
“Saya niat wudhu’ untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala”
Niat itu dilakukan ketika membasuh muka, baik membasuhnya dari bagian atas muka
atau bagian tengah, maupun bagian bawah dari muka.
2. Membasuh muka. Batasan muka dari atas ke bawah adalah antara tempat tumbuh
rambut hingga ujung dagu, dan dari samping antara kedua telinga. Diharuskan
membasuh muka dengan melewati batasan di atas dan tidak terdapat sesuatu yang
dapat menghalangi air mengenai seluruh kulit muka sehingga diyakini bahwa seluruh
bagian muka telah terbasuh.
3. Membasuh dua tangan hingga dua siku. Dalam membasuh kedua tangan ini harus
diyakini bahwa air basuhan mengenai seluruh bagian tangan dari ujung jari sampai
siku dan tidak boleh terdapat sesuatu yang menghalangiair bahkan kotoran yang
terdapat di bawah kuku apabila keberadaannya menghalangi air sampai ke ujung jari
ia harus dibersihkan.
4. Mengusap sebagian kepala atau rambut dengan tangan yang telah dibasahi.
5. Membasuh dua kaki hingga dua mata kaki.
6. Tertib. Yaitu berurutan dalam melaksanakan basuhan- basuhan sebagaimana yang
telah disebutkan di atas.
4
Perkara-perkara yang membatalkan wudlu’ (Hadats Kecil).
2. Menyentuh ujung kemaluan lelaki, farji dan lubang dubur dengan telapak tangan
bagian dalam.
3. Hilangnya akal sebab sakit,gila,ayan atau tidur yang pantatnya tidak menempel
pada tanah (duduk).
Sunah-Sunah Wudhu.
Selain perkara-perkara di atas yang harus dipenuhi ketika berwudhu, ada perkara-
perkara yang disunahkan untuk dilakukan ketika berwudhu yaitu membaca basmalah
ketika hendak memulai berwudhu yang dibarengi dengan membasuh kedua telapak
tangan hingga pergelangan tangan, berkumur-kumur, bersiwak, memasukkan air ke
dalam hidung lalu menyemprotkannya kembali (istinsyaq), mengusap seluruh kepala,
mengusap kedua telinga dengan tangan yang basah, mendahulukan anggota wudhu
yang kanan daripada yang kiri, menggosok-gosok setiap anggota wudhu yang dibasuh,
melakukan basuhan atau usapan hingga tiga kali, hemat dalam penggunaan air, dan
membaca do’a setelah berwudhu sekurang-kurangnya sebagai berikut:
“Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan
saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, ya Allah jadikanlah
saya termasuk orang-orang yang bertobat dan orang-orang yangmensucikan diri”.
5
B. TAYAMUM
6
C. SHALAT
Secara bahasa shalat artinya do’a. Menurut istilah shalat ialah suatu ibadah yang
terdiri dari ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang diawali dengan takbirotul ihrom dan
diakhiri dengan salam.
Rukun-Rukun Shalat
Rukun-rukun shalat ialah bagian-bagian dari shalat yang harus dikerjakan, apabila
ditinggalkan salah satunya maka shalatnya tidak sah. Rukun-rukunnya ada 17, yaitu:
1. Niat. Artinya menyatakan di dalam hati bahwa akan mengerjakan shalat tertentu
seperti “saya niat mengerjakan shalat fardhu zhuhur…”. Demikian pula shalat-shalat
yang lain.
2. Berdiri dalam shalat fardhu bagi yang mampu. Apabila tidak mampu berdiri
dibolehkan duduk, apabila tidak mampu duduk dibolehkan berbaring.
3. Takbiratul ihram, yaitu membaca “allaahu akbar”.
“ Kunci shalat itu wudhu, permulaannya takbir, dan penutupnya salam” (H.R al-
Hakim)
“ Tidah sah shalat seseorang yang tidak membaca surah al- Fatihah” (Disepakati oleh
Bukhari dan Muslim).
5. Ruku’, yaitu menundukkan badan sehingga kaki dengan punggung membentuk siku
90 derajat dan meletakkan kedua telapak tangan pada lutut. Bagi orang yang
shalatnya duduk ruku’nya menundukkan muka hingga sejajar dengan lutut atau
baiknya sejajar dengan tempat sujud.
6. Thuma’ninah di dalam ruku’. Thuma’ninah artinya diam sebentar (sepanjang bacaan
“subhaanallaah”) tanpa ada gerakan.
7. Berdiri tegak (i’tidal) setelah ruku’ yaitu kembali dari ruku’ kepada posisi semula
ketika membaca al-Fatihah.
8. Thuma’niah di dalam i’tidal.
9. Sujud dua kali. Yaitu meletakkan kedua lutut, kedua telapaktangan, dahi, dan jari-
jari kedua kaki.
10. Thuma’ninah di dalam sujud.
7
11. Duduk di antara dua sujud.
12. Thuma’ninah ketika duduk di antara dua sujud.
13. Duduk untuk tasyahhud atau tahiyyat akhir.
14. Membaca tasyahhud akhir yaitu:
“ Segala kehormatan, keberkahan, do’a, dan segala kebaikan milik Allah, semoga
turunlah kesejahteraan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya atasmu wahai Nabi, semoga
dilimpahkan pula kesejahteraan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah
yang saleh, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah danaku bersaksi bahwa
Muhammad itu utusan Allah”.
15. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad dalam tasyahhud akhir. Sekurang-
kurangnya shalawat yang dibaca:
17. Tartib, yaitu melakukan tiap-tiap rukun pada tempatnya masing-masing menurut
susunan yang telah disebutkan di atas.
8
ditinggalkan disunahkan menggantinya dengan sujud sahwi. Sunah-sunah ab’adh
tersebut ialah:
1. Tahiyyat pertama.
5. Membaca do’a qunut pada shalat shubuh dan pada shalat witir pada paruh ke dua
“Ya Allah, berilah saya petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri
petunjuk, dan sehatkanlah saya sebagaimana orang yang telah Engkau berikan
kesehatan, Perhatikanlah diri saya sebagaimana orang-orang yang telah Engkau
perhatikan, berkahilah pada apa-apa yang telah Engkau berikan kepada saya,
lindungilah saya dari keburukan apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sesungguhnya
Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menentukan atas-Mu, sesungguhnya
tidak akan hina orang yang mendekati- Mu, dan tidak akan mulia orang yang
menjauhi-Mu, Maha Mulia Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi, segala puji
bagi-Mu atas apa yang telah tentukan, saya memohon ampun kepada-Mu dan taubat
kepada-Mu, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu kami
Muhammad Nabi yang tidak pandai baca-tulis, dan kepada keluarga serta para
sahabatnya”.
Sunah hai-at ialah sunah-sunah di dalam shalat yang apabila ditinggalkan tidak
disunahkan sujud sahwi yaitu:
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan ruku’, ketika bangun
bawah dada.
3. Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram.
4. Membaca ta’awwudz sebelum membaca al-Fatihah.
pertama dan ke dua bagi yang shalat sendirian atau menjadi imam, atau sebagai
makmum pada shalat zhuhur dan ashar. Men-jahar-kan suarabacaan al-Fatihah dan
surah pada shalat shubuh dan pada raka’at pertama dan ke dua pada shalat
maghrib dan ‘isya’, pada shalat Jum’at, shalat tarawih, dan shalat witir.
7. Diam (tidak membaca) sejenak antara takbiratul ihram dan do’a iftitah, antara do’a
iftitah dan ta’awwudz, antara ta’wwudz dan al-Fatihah, antara al-Fatihah dan
aamiin,antara aamiin dan membaca surah, dan antara surah dangan ruku’.
“ Wahai Allah Tuhan kami, segala puji milik Engkau, sepenuh langit dan bumi, dan
sepenuh yang Engkau kehendaki selain langit dan bumi”.
10. Membaca tasbih ruku’ dan tasbih sujud sekurang- kurangnya 3 kali
11. Berdiri dan jarinya terletak di atas lantai menghadap kiblat sedapat mungkin.
12. Duduk tawarruk pada tahiyyat akhir, yaitu duduk dengan cara mengulurkan kaki kiri
di bawah kaki kanan, sedangkan telapak kaki kanan berdiri dan ujung jarinya
menghadap kiblat sedapat mungkin.
13. Membaca shalawat ibrahimiah setelah tahiyyat.
“ Ya Allah, saya berlindung kepada Engkau dari siksa kubur, saya berlindung kepada
Engkau dari kejahatan fitnah dajjal, saya berlindung kepada Engkau dari fitnah
kehidupan dan fitnah kematian, ya Allah saya berlindung kepada Engkau dari
perbuatan dosa dan utang”.
15. Membaca salam yang ke dua.
16. Khusyu’ selama shalat, yaitu mengkonsentrasikan pikiran kepada bacaan dan
gerakan-gerakan shalat.
10
Doa Sehari-sehari
1. Doa menjelang pagi
“Ya Allah, ya Tuhanku karena Engkau kami di pagi hari dankarena Engkau kami di sore hari
dan karena Engkau kami hidup dan karena Engkau kami mati.”
“ Ya Allah, ya Tuhanku karena Engkau kami di sore hari dan karena Engkau kami di pagi hari
ini dan karena Engkau kamihidup dan karena Engkau kami mati dan kepadaMu-lah kami
kembali.”
“Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati (tidur)kami dan kepadaNya kami
kembali”
“ Segala puji bagi Allah yang memakaikan pakaian ini dan memberiku rizqi dengannya dari
segala upaya dan tanpa kekuatan.”
11
“ Dengan nama Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya akuberlindung kepada-Mu dari segala
kotoran dan penyakit.”
9. Do’a sesudah keluar kakus (dengan mendahului kaki kanan)
“Segala puji bagi Allah yang telah menghalangkan apa-apa yang menyakitiku dan
meninggalkan apa yang bermanfaat bagiku.”
“ Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang segala puji bagi Allah yang
menjadikan air suci.”
11. Do’a sesudah berwudhu
“ Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba utusan Allah, Ya Allah, ya Tuhanku, jadikanlah
hambaMu ini termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan taubat dan jadikanlah
hambamu ini termasik golongan orang-orang Engkau sucikan.“
“ Ya Tuhanku aku berlindung kepadamu dari golongan setandan aku berlindung kepadamu
akan masuknya setan menggangguku”
“ Ya Allah, ya Tuhanku yang memiliki panggilan yang sempurna ini , dan yang memiliki sholat
12
yang didirikan berikanlah kepadanabi kami Muhammad perantaraan dan karunia dan
kehormatan dan derajat yang tinggi dan mulia dan bangkitkanlah (berikanlah) dia kedudukan
yang tinggi dan mulia dan bangitkatlah (berikanlah) dia kedudukan yang terpuji yang telah
Engkau janjikan sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji.”
“ Semoga Allah mendirikan sholat ini dengan kekal-Nya dan semoga Allah menjadikan aku ini
dari golongan orang yang sebaik-baiknya ahli sholat.”
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum dan menjadikan kami
di antara orang-orang yang Muslim.”
“ Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat
keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut” nama Allah kami
keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal.
19. Do’a ketika keluar rumah
"Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku padaAllah dan tidak ada daya dan
kekuatan selain dengan Allah saja"
13
“Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami
mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami”
“ Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayardan berlabuh sesungguhnya
Tuhanku Maha Pemaaf lagi Pengasih”
22. Do’a berpergian
“ Ya Allah, Tuhanku sesungguhnya aku menitipkan apa-apa yang telah engkau ajarkan maka
kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya dan jangalah Engkau membuat aku
lupa kepadanya wahai Tuhan semesta alam.”
“Ya Allah, ya Tuhanku ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku dan sayangilah
mereka sebagaimana mereka menyayangiku pada waktu kecil.”
26. Do’a mensyukuri nikmat
“Tuhanku berikanlah kepadaku nikmat-Mu supaya aku menyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku mengerjakan
amal yang sholeh yang Engkau ridhoi dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
14
hamba- hamba-Mu yang sholeh”
“ Yang Allah, berikanlah kepada kami apa-apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami dan
jauhilah kami dari siksa api neraka.”
“ Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum menjadikan kami dari
golongan orang-orang yang Muslim.”
“ Ya Allah, ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan jauhilah kami dari siksa api neraka.”
30. Do’a mohon pertolongan mengikuti kebaikan dan menjauhi kebatilan.
“Ya Allah, ya Tuhan kami nyatakanlah kepada bahwa kebenaran itu adalah benar dan
tunjukilah kami jalan untuk mengikutinya, dan nyatakanlah kepada kami bahwa yang batil itu
adalah batil dan tunjuklah kami jalan untuk menghindarinya.”
“Maha suci Engkau Ya Allah, dan segala pujian adalah milik- Mu, aku bersaksi bahwasanya
tiada Tuhan selain Engkau , aku memohon ampunan dari Engkau dan bertaubat kepada-Mu”
15
Ilmu Tajwid
A. Makharijul Huruf
1. = Rongga Mulut
2. = Tenggorokan
3. = Lidah
4. = Dua Bibir
5. = Rongga Hidung
1. , Yang keluar dari rongga mulut adalah huruf huruf mad, yakni:
16
3. , Huruf huruf yang keluar dari lidah sebagai berikut:
ث–ص–س–ز-ك–ي–ش–ج–ض–ر–ن–ل–ط–د–ت–ظ–ذ-ق
a. قKeluar dari pangkal lidah (dekat tenggorokan) dengan mengangkatnya ke atas langit
langit
d. ضKeluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan gigi geraham
e. لKeluarnya dengan menggerakkan semua lidah dan bertemu dengan ujung langit –
langit
g. رKeluarnya dari ujung lidah, hampir sama seperti dengan memasukkan punggung lidah
h. ط – د – تKeluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gigi bagian atas
17
i. ث- ظ – ذKeluar dari ujung lidah, ujung lidah keluar sedikit dan bertemu dengan ujung
gigi depan bagian atas
j. ص – س – زKeluar dari ujung lidah yang hampir bertemu dengan gigi depan bagian
bawah
a. فKeluar dari bibir bawah bagian dalam yang bertemu dengan ujung gigi seri atas
b. م – ب – وHuruf Mim dan Ba Keluar dari dua bibir yang dirapatkan, sedangkan Wawu
dengan memonyongkan bibir
5. , Yang keluar dari rongga hidung adalah huruf huruf ghunnah (dengung), yang terdapat
18
B. Hukum Nun dan Tanwin
Pengucapan nun mati atau tanwin dalam membaca Al Qur’an ada yang harus jelas, ada
yang harus sama, ada yang harus lebur sehingga nun mati atau tanwin tersebut tidak
tampak, dan ada pula yang berubah menjadi mim
Untuk itu mari kita bahas satu persatu hukum-hukum tersebut.
1. Izhar, secara bahasa artinya jelas. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah pembacaan
nun mati atau tanwin sesuai dengan makhrojnya tanpa dighunnahkan apabila
bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (tenggorokan). Huruf-hurufnya adalah:
ع – ع – ح – غ – خ- ء – هـ
Contoh : - -
2. Idgham, secara bahasa artinya memasukkan. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah
pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham,
atau pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan.
Pembacaan idgham, ada yang harus dighunnahkan yaitu yang dinamakan
dengan idgham bighunnah atau idgham ma'alghunnah, dan ada pula yang tidak
boleh dighunnahkan, yang disebut idgham bilaghunnah.
Contoh :
Contoh :
3. Iqlab, secara bahasa artinya merubah. Sedangkan menurut istilah adalah pengucapan
nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba' ( ) yang berubah menjadi mim
( ) dan disertai dengan ghunnah - sebagian Ulama' menambahkan ikhfa', yakni suara
mim tidak terdengar sempurna karena dua bibir tidak merapat dengan sempurna).
ْۢ ْۢ ْۢ
ِ مِنْ َبي- صُم ب ُْكم- َمنْ َب َع َث َنا
Contoh : ْن
4. lkhfa', secara bahasa artinya menutupi. Sedangkan yang dimaksud di sini adalah
pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf Ikhfa' memiliki
sifat antara Izh-har dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-hurufnya berjumlah 15:
ص–ض–ث–ك–ج–ش–ق–س–د–ط–ز–ف–ت–ض–ظ
Contoh :
C. Mad
Arti mad menurut Bahasa adalah tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah
memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.
19
Huruf mad ada tiga, yaitu :
a. (Waw sukun) yang huruf sebelumnya berharakat dhommah
Adapun mad secara umum terbagi menjadi 2, yaitu Mad Asli dan Mad Far’i
1. Mad Asli
Yaitu mad yang tidak dipengaruhi oleh sebab hamzah atau sukun, tetapi
didalamnya terdapat salah satu huruf mad diatas.kadar panjang dari mad adalah
dua harokat. Macam-macam mad Asli
1) Mad Thabi’i
Yaitu mad yang terdiri dari huruf huruf mad, dan tidak terdapat unsur
tambahan lainnya seperti hamzah. Kadar Panjang dari mad ini adalah 2 (dua)
harakat
Contoh : – –
2) Mad Badal
Yaitu setiap hamzah yang dipanjangkan 2 harakat sebagai pengganti
hamzah yang terhilangkan.
Contoh : - -
3) Mad ‘Iwadh
Yaitu mad yang terjadi ketika berwaqah pada huruf yang berakhiran fathah
ain.
Contoh : َتوَّ ابًا َ َءا ِم ُنوا – َك- َكثِيرً ا َون َِسا ًء
ان
4) Mad Tamkiin
Yaitu mad yang terdapat pada huruf ya’ yang bertasydid bertemu dengan
ya’ mati.
َ عِ لِّ ِّيي
Contoh : ْن - ال َّن ِب ّٖ ّي َن- َو ِا َذا حُ ِّي ْي ُت ْم
5) Mad Shilah Qashirah
Yaitu ha’ dhomir yang tidak didahului maupun diikuti oleh huruf sukun,
bertemu dengan selain hamzah.
Contoh : - ۥ-
2. Mad Far’i
Yaitu mad yang dipengaruhi oleh sebab hamzah dan sukun. Kadar Panjang
mad far’I cukup beragam, yaitu : 2, 4, 5 dan 6 harakat
20
Adapun pembagian mad far’I dikelompokkan karena tiga sebab, yaitu mad yang
bertemu dengan hamzah, mad yang bertemu dengan sukun murni, dan mad yang
bertemu dengan sukun karena waqaf.
Yaitu ha’ dhamir yang bertemu dengan hamzah dalam kata yang
terpisah. Mad ini dibaca Panjang 4 atau 5 harakat ketika washal, dan
berubah menjadi mati ketika Waqaf.
2) Mad yang bertemu dengan sukun murni, maksudnya sukun itu sendiri dan
tasydid terbagi menjadi 5 macam yang kesemuanya memiliki kadar Panjang
yang sama yaitu 6 harakat
a. Mad Farqi
Yaitu mad badal yang bertemu dengan tasydid
b. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Yaitu mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam rangkaian kata
21
3) Mad yang bertemu dengan sukun karena waqaf, terbagi menjadi 2 macam
yang kesemuanya memiliki kadar Panjang sama 2, 4 atau 6 harakat, yaitu :
Yaitu mad yang bertemu dengan huruf yang disukunkan karena berwaqaf.
b. Mad Liin
Yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf pada huruf yang didahului oleh
huruf liin (waw dan ya’ mati sebelumnya huruf berharakat fathah) bertemu
dengan huruf yang disukunkan karena berwaqaf
22
Adab-Adab
A. Adab adab sesama teman
1. Menghormati Teman termasuk dalam adab adab sesama teman pula. Bercumbu rayu itu
tidak dibenarkan, selain dalam menuntut ilmu. Malah sebaliknya di sini bercumbu rayu
dengan teman sebangku pelajarannya.
2. Tentang memilih teman, hendaklah memilih yang tekun, waro, bertabiat jujur serta mudah
memahami masalah. Menyingkiri orang pemalas, penganggur, banyak bicara, suka
mengacau dan gemar memfitnah.
Di dalam sebuah syiir dikatakan: Jangan bertanya siapakah dia? Cukup kau tahu oh itu
temannya. karena siapapun dia, mesti berwataq seperti temannya. Bila kawanya durhaka,
singkirilah dia serta merta.bila bagus budinya, rangkullah dia, berbahagia!
1. Termasuk dalam adab adab kepada guru , yaitu menghormati pada sang guru. Ali ra
berkata: “Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf.
Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya.”
2. Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya,
memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya,
dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar
hingga ia sendiri yang keluar dari rumah. Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang
membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjunjung tinggi perintahnya yang tidak
bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam
melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati
guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang bersangkut paut
dengannya.
3. Hendaknya penuntut ilmu memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu
mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah ia dengar
seribu kali. Adalah dikatakan : “Barang siapa yang telah mengagungkannya setelah lebih
dari 1000 kali tidak sebagaimana pada pertama kalinya, ia tidak termasuk ahli ilmu.”
4. Diwaktu belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila terpaksa.
Duduklah sejauh antar busur panah. Karena dengan begitu, akan terlihat mengagungkan
sang guru
Jika engkau mempunyai kedua orang tua, maka adab seorang anak kepada kedua
orang tuanya adalah memerhatikan ucapan mereka, berdiri manakala mereka berdiri,
23
mengerjakan perintah mereka, tidak berjalan di depan mereka, tidak meninggikan suara di
atas suara mereka, menyambut panggilan mereka, mencari rida mereka, merendahkan diri di
hadapan mereka, tidak mengungkit-ngungkit amal bakti yang telah dilakukan kepada mereka,
tidak menatap mereka secara tajam, tidak bermuka masam kepada mereka, dan tidak pergi
kecuali dengan izin mereka.
Di waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt. Kebahagian akhirat,
memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh, mengembangkan agama dan
melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu harus diwujudkan dengan ilmu. Zuhud
dan taqwapun tidak sah jika tanpa berdasar ilmu.
24
PENUTUP
Buku ini kami susun, semoga menjadi informasi yang cukup dan bekal yang bisa membantu
bagi para santri untuk mengikuti proses belajar dan mengajar yang telah di tetapkan di Pesantren
Tahfidz Daarul Qur’an Surakarta.
Apa yang tercantum dalam buku panduan ini, masih sekedar informasi umum, untuk lebih
menyempurnakan pengetahuan tentang hal-hal terkait, ada baiknya para santri membaca
sumber-sumber yang lain atau melanjutkan kegiatan belajar dan mengajar di Pesantren Tahfidz
Daarul Qur’an Surakarta.
Demikian semoga membawa manfa’at bagi calon santri yang akan mengikuti tes masuk
Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
25