Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul WUDHU. Makalah ini berisikan tentang pengertian wudhu, keistimewaan wudhu, fardu (rukun) wudhu, sunat-sunat wudhu, makruh-makruh wudhu, yang membatalkan wudhu, dan tata cara berwudhu . Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Makassar, 15 Maret 2013

Pemakalah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi ................. ii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ....... 1 B. Rumusan Masalah ..... 1 BAB II PEMBAHASAN . 2 A. Pengertian Wudhu........................................... 2 B. Keistimewaan Wudhu....................... 2 C. Fardu (Rukun) Wudhu.............................................................. 3 D. Sunat-sunat Wudhu.................................................................. 3 E. Makruh-makruh Wudhu............................................................ 4 F. Yang membatalkan Wudhu ......................... 4

G. Tata cara Wudhu...................................................................... 5 BAB III PENUTUP... 7 Kesimpulan....... 7 Daftar Pustaka . 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam memahami pengertian wudhu, diperlukan pemahaman terhadap beberapa elemen internal wudhu itu sendiri dimulai dari yang terkecil yaitu kosa kata yang digunakan sampai dengan tata cara wudhu itu sendiri. Oleh karena itu makalah ini kami susun berdasarkan beberapa aspek penilaian disebabkan karena banyaknya pendapat para ulama tentang tata cara berwudhu. Sebelum melaksanakan ibadah, setiap manusia diwajibkan untuk

berwudhu agar mereka suci dan bersih dari hadats kecil.

B. Rumusan Masalah Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dijawab dalam makalah ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian wudhu Keistimewaan wudhu Fardu (Rukun) wudhu Sunat-sunat wudhu Makruh-makruh wudhu Yang membatalkan wudhu Tata cara wudhu

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wudhu Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara, wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dasar Al-Quran untuk melakukan wudhu adalah sebagai berikut : ]1[ Artinya : Hai orang-orang yang beriman ! Jika kamu akan melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kesiku, lalu sapulah kepalamu dan basulah kakimu hingga daun mata kaki (Al-Maidah ayat 6)

Sedang dalam hadis, ialah sebagai berikut : ]2[ :

Artinya : Rasulullah saw. bersabda : Allah tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian bila ia mempunyai hadats kecuali ia berwudhu terlebih dahulu (HR. Bukhary dan Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).

B. Keistimewaan Wudhu Terdapat hadis yang panjang, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya sebagai berikut : Bila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka keluarlah dosa-dosa dari mulutnya ; jika ia membersihkan hidung, maka dosa-dosanya akan keluar dari hidungnya, begitu juga tatkala ia membasuh muka, maka dosa-dosanya akan keluar dari mukanya sampai-sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh kedua tangan, maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangan ia sampai-sampai dari bawah kukunya, demikian pula halnya dengan ia menyapu kepala, maka dosadosanya akan keluar dari kepala bahkan dari kedua telinganya. Begitupun tatkala ia membasuh kedua kaki, maka keluarlah dosa-dosa tersebut dari dalamnya, sampaisampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian tinggallah perjalanannya ke masjid dan shalatnya menjadi pahala yang bersih baginya (HR. Malik, Nasai, Ibnu Majah dan Hakim)[3].

C. Fardu (Rukun) Wudhu Tidaklah sah apabila seseorang yang meninggalkan salah satu rukun (fardunya) wudhu. Adapun rukun-rukun wudhu itu adalah :

1.

Niat ; Untuk mengerjakan wudhu. Niat itu letaknya di dalam hati. Kalau dibunyikan maka lafadz niat itu sebagai berikut. ]4[

Artinya : Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardu karena Allah Taala 2. Membasuh seluruh muka, yakni antara tempat tumbuh rambut kepala yang wajar hingga ke bawah janggut dan secara melintang antara kedua belah daun telinga[5] 3. 4. 5. 6. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku Membasuh kepala[6] Membasuh kedua kaki sampai mata kaki Tertib (urut) artinya mendahulukan anggota wudhu yang seharusnya didahulukan dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri

D. Sunat-sunat Wudhu Sunat-sunat wudhu itu adalah sebagi berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Membaca basmalah di awal berwudhu Menggosok gigi atau bersiwak Mencuci kedua tangan sampai pergelangan Berkumur-kumur tiga kali Memasukkan air ke lubang hidung, kemudian mengeluarkannya lagi sebanyak tiga kali. 6. 7. 8. Menyela-nyela jenggot Menyela-nyela jari tangan dan kaki Mendahulukan anggota badan yang kanan dan kiri

9.

Membasuh kedua telinga

10. Membasuh tiga-tiga kali pada anggota wudhu 11. Memanjangkan cahaya, artinya melebihkan dalam membasuh bagian-bagian anggota wudhu 12. Hemat menggunakan air 13. Berdoa di akhir wudhu[7]

E. Makruh-makruh Wudhu Adapun yang dapat memakruhkan wudhu diantaranya : 1. Meninggalkan salah satu sunat wudhu 2. Berbicara di saat berwudhu 3. Berwudhu di tempat yang bernajis 4. Berlebih-lebihan berkumur-kumur dan mengisap-isap bagi yang berpuasa 5. Berwudhu dengan air yang terkena sinar matahari[8]

F. Yang Membatalkan Wudhu Yang membatalkan wudhu artinya wudhu itu batal disebabkan karena sebagai berikut : 1. Keluarnya sesuatu melalui dua jalan, yaitu kubul dan dubur, misalnya : kencing, berak dan kentut 2. Hilangnya akal yang disebabkan gila, pingsang, dan mabuk. 3. Tidur dalam posisi baring atau duduk dengan bersandar.[9] 4. Menyentuh kemaluan tanpa pelapis

5. Menyentuh lawan jenis yang bukan mahram tanpa pelapis.[10]

G. Tata cara Wudhu Seseorang yang akan mengerjakan shalat, hendaklah terlebih dahulu berwudhu karena wudhu itu adalah merupakan syarat sah shalat. Sebelum berwudhu, terlebih dahulu dibersihkan terlebih dahulu najis-najis yang ada pada badan kita, kalau memang ada najisnya Adapun cara-cara berwudhu adalah sebagai berikut : 1. Membaca basmalah ( ) sambil mencuci dan menyela-nyela kedua tangan sampai pada pergelangan tangan dengan bersih 2. Berkumur-kumur tiga mengeluarkannya lagi. 3. Membasuh seluruh muka yakni antara tempat tumbuh rambut kepala yang wajar hingga ke bawah janggut dan secara melintang antara kedua belah daun telinga, sambil niat wudhu : Artinya : Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardu karena Allah Taala. 4. 5. 6. Membasuh kedua tangan kanan dan kiri sampai siku sebanyak tiga kali. Mengusap rambut keseluruh kepala mulai dari depan ke belakang. Kemudian tangan dikembalikkan ke depan, dan dilanjutkan dengan menyapu kedua telinga luar dan dalam, ibu jari di luar daun telinga dan jari telunjuk di dalamya. 7. Membasuh kedua kaki sebanyak tiga kali yang dimulai dari kanan. kali sambil memasukkan air ke dalam hidung dan

8.

Dengan demikian selesailah pekerjaan wudhu. Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa sampai menghadap kiblat, seraya mengangkat kedua tangan ke atas.

Adapun doa yang dibaca sesudah wudhu adalah : . Artinya : Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku temasuk golongan orang-orang yang sholeh.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara, wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan

kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Adapun fardu (rukun) wudhu yaitu niat, membasuh muka seluruh muka, yakni dari pucuk kening sampai dagu dan dari pinggir telinga kanan hingga telinga kiri, membasuh kedua tangan sampai siku-siku, membasuh kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan tertib (urut) artinya mendahulukan anggota wudhu yang seharusnya didahulukan, dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Azzam, Abdul Aziz.2010.Fiqih Ibadah.Jakarta : Amzah. Mz.Labib.2000.Rangkuman Shalat Lengkap.Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Tim Praktikum Ibadah dan Qaraah.2012.Praktikum Ibadah dan Qiraah.Makassar.

[1] Ust. Labib Mz, Rangkuman Shalat Lengkap (Surabaya,2000),hlm.35-36. [2] Ibid. [3] Ibd. hlm. 37. [4] Ibd. [5] Abdul Aziz Muhammad Azzam. Ilmu Fiqih.(Jakarta.2010). hlm. 36.

[6] Menurut mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali, cara membasuh kepala ialah memulai dari depan kepala (kening) lalu mengusapkannya sampai ke tengkuk. Sedangkan menurut mazhab Syafii, cukup hanya mengusap kepala bagian depan, meski hanya sedikit. [7]Tim Praktikum Ibadah dan Qiraah, Praktikum Ibadah dan

Qiraah(Makassar,2012),hlm.5. [8] Ibid. [9] Mazhab Maliki dan Hambali, tidak memasukkan tidur sebagai salah satu yang membatalkan wudhu. Adapun yang memasukkan tidur sebagai salah satu yang membatalkan wudhu adalaha mazhab Syafii dan Hanafi. Bahkan mazhab Hanafi menambahkan bahwa terangkatnya pantat orang tidur dari tempat duduknya sebelum terjaga dari tidurnya mengakibatkan batalnya wudhu. [10] Menurut mazhab Syafii dan Hambali. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, baik sengaja atau yang tidak, menjadikan wudhu menjadi batal. Menurut mazhab Maliki, yang menjadikan batal wudhu hanya persentuhan yang disertai perasaan nikmat. Adapun menurut mazhab Hanafi, persentuhan kulit antara laki-laki dan wanita, tidak membatalkan wudhu.

http://zulkhulafair.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

MAKALAH TENTANG WUDHU' WUDHLU/WUDU' BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wudu

Wudu menurut lugot (bahasa) berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara berarti membersihkan anggotaanggota wudu untuk menghilangkan hadas kecil.

Wudu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang dikerjakan sebelum orang mengerjakan shalat. Perintah wajib wudu ini sebagaimana firman Allah Swt. Yang bunyina sebagai berikut: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu akan mengerjakan shalat, basuhlah wajahmu dan dua tanganmu hingga kedua siku, sapulah kepalamu kemudian basuhlah kedua kakimu hingga kedua mata kaki(QS. Al-Maidah ,ayat 6)

B. Tujuan Tujuan Wudu

Ibadah yang oleh karenanya seseorang berwudu disebut tujuan wudu, dan itu antara lain adalah :

1. Shalat wajib atau sunnah, firman Allah Swt dalam surah Al-maidah ayat 6 : 2. Tawaf 3. Menyentuh tulisan al-quran. Telah diriwayatkan dari imam shadiq bahwa beliau berkata kepadanya Ismail Hai anakku, bacalah mushaf! anaknya berkata, Saya belum berwudu1 beliau berkata, jangan sentuh tulisannya, sentuhlah kertasnya dan baca.

Perlu disebutkan disini bahwa menyentuh al-Quran sebenarnya bukan termasuk tujuan wudu, karena menyentuh bukan wajib dan bukan pula sunah, jika demikian, wudu untuk menyentuh lebih tidak wajib dan lebih tidak sunah lagi, karena sarana tidaklah wajib bila tanpa tujuan dank arena yang mengikuti tidak akan lebih dari yang diikuti. Atas dasar ini, wudu untuk menyentuh sama sekali tidak disyariatkan. Kalau begitu, yang dimaksud adalah : orang yang tidak berwudu diharamkan baginya menyentuh tulisan Al-Quran dan yang berwudu untuk tujuan lain boleh menyentuh tulisan yang suci itu.

4. Wudu untuk iqamah.

C. Syarat Syarat Wudu

Ada beberapa syarat syarat yang harus dipenuhi dalam berwudu, diantaranya : Air yang digunakan untuk berwudu harus air yang mutlaq / suci. Air yang halal, bukan hasil ghasab (hasil curian) Suci anggota wudu dari najis Untuk sah nya wudu, disyaratkan adanya waktu yang cukup untuk wudu dan salat, dalam arti bahwa setelah berwudu yang bersangkutan masih memungkinkan untuk melaksanakan shalat yang dimaksud pada waktunya yang telah ditentukan. Sedangkan jika waktunya sempit, dimana jika ia berwudu maka keseluruhan salatnya atau sebahagian salatnya berada diluar waktu salat yang telah ditentukan, sementara jika ia tayammum maka keseluruhan salatnya

masih bias ia laksanakan, maka dalam hal ini ia wajib tayammum, maka apabila ia berwudu, maka batallah wudunya. Melaksanakan wudu sendiri, tidak boleh diwakilkan oleh orang lain Diwajibkan adanya urutan di antara anggota anggota wudu. Wajib bersifat segera. Artinya, tidak ada tenggang waktu yang panjang dalam membasuh nggota wudu yang satu dengan yang lain, sebelum kering. Kecuali airnya kering karena terkena sinar matahari, ataupun panas badan.

Dan adapun syarat sah wudu antara lain:

1. Islam; orang yang tidak beragama islam tidak sah melaksanakan wudu 2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan 3. Tidak berhadats besar 4. Dengan air suci, lagi mensucikan (air mutlak) 5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu, misalnya getah, cat dan sebagainya 6. Tidak ada najis pada tubuh, sehingga merubah salah satu sifat air yang suci lagi mensucikan.

D. Fardhu Wudu

Fardhu wudhu ada enam perkara, yakni:

1.

Niat: hendaknya berniat menghilangkan hadast kecil, dan cara melakukannya tepat pada waktu membasuh muka, sesuai dengan pengertian niat itu sendiri : Qhasdus Syaiin, muqtarinan bi filihi Yang artinya : meniatkan sesuatu secara beriringan dengan perbuatan.

2.

Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri)

3. 4. 5. 6.

Membasuh kedua tangan sampai siku-siku Mengusap sebagian rambut kepala Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus didahulukan, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan.

E.

Sunnah-sunnah Wudhu Ada beberapa sunnah dalam melaksanakan wudu, antara lain :

o o o o o o

Membaca basmallah pada permulaan wudhu Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan Berkumur-kumur Membasuh lubang hidung sebelum berniat Menyhapu seluruh kepala dengan air Mendahulukan naggota kanan daripada kiri

o o o o

Menyapu kedua telinga luar dan dalam Menigakalikan membasuh Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki Membaca doa sesudah wudhu

Namun ada beberapa hal yang perlu kita ketahui selain sunnah dalam waktu melaksanakan wudu, yakni sunah berwudu. Tersebut dalam kitab Wasail al-Syiah dari Syeh Mufid, bahwa Rasulullah Saw bersabda Hai Anas, banyak-banyaklah bersuci, maka Allah akan memperpanjang umurmu. Jika kamu bias senantiasa dalam wudu pada malam dan siang hari, kerjakanlah, karena jika kamu mati dalam keadaan wudu, maka kamu syahid Dari Nabi Saw : Siapa yang berhadas dan tidak berwudu, maka ia telah memutuskan hubungannya denganku. Dari imam Shadiq, dari Rasulullah Saw sesungguhnya Alla Swt berfirman Rumah-rumah-Ku di buli adalah mesjid yang menerangi penduduk langit sebagaimana bintangbintang menerangi penduduk bumi. Sungguh amat berbahagia seorang hamba yang berwudu di rumah-Ku, kemudian berkunjung kepada-Ku di Rumah-Ku. Imam Shadiq berkata, Wudu adalah setengah iman Riwayat-riwayat di atas dan lainnya menunjukkan bahwa wudu disamping merupakan sarana kepada yang lainnya, juga merupakan tujuan itu sendiri dan mempunyai nilai lebih. Karena itu, seseorang boleh berwudu sekadar agar ia senantiasa dalam keadaan suci

sepanjang hari. Atas dasar ini maka wudu adakalanya wajib untuk lainnya. Seperti : shalat lima waktu; tawaf wajib, dan nazar. Dan adakalanya sunah karena wudu itu sendiri atau karena lainny, seperti : salat sunnah dan tawaf sunah. Para fuqaha mengatakan bahwa wudu juga sunah untuk : Persiapa shalat sebelum masuk waktunya Masuk masjid Masuk tempat-tempat suci SaI dalam haji Shalat Jenazah Ziarah Kubur Membaca al-Quran Doa dan menunaikan hajat Sujud syukur Azan Suami istri dimalam pengantin Sebelum tidur Sebelum berkumpul dengan istri

Aktifitas sehari hari.

F. Hal Hal yang Membatalkan Wudu

Adapun hal-hal yang dapat membatalkan wudu antara lain:

1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur meskipun hanya angina. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt :

Artinya: atau dating seorang kamu dari kakus (Qs. An-Nisa, ayat 43)

2. Hilang akal karena gila, pingsan, mabuk, atau tidur nyenyak.

Sabda Nabi Saw :

Artinya : dari Muawiyah berkata : bahwasanya Rasulullah telah bersabda Mata itu pengikat dubur, apabila telah tidur dua mata, terlepaslah pengikat itu.(HR. Ahmad dan Thabrani)

3. Bersentuhan kulit anatara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dan tidak memakai tutup.

Firman Allah Swt :

Artinya:

atau

bersentuhan

dengan

kulit

perempuan

(yang

bukan

muhrim)(QS.Annisa ayat 43)

4. Tersenth kemaluan (qubul dan dubur) dengan tapak tangna atau jari yang tidak memakai tutup.

Artinya dari Busrah binti Shafyan r.a. bahwasana Rasulullah Saw bersabda : barangsiapa yang menyentuh kemaluaannya hendaklah ia berwudu (H.R. Lima Ahli Hadits)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum melaksanakan shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah shalat.

Pengertian wudhu sendiri menurut syara adalah, membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. Fardhu Wudu ada 6 yakni : 1. Niat: hendaknya berniat menghilangkan hadast kecil, dan cara melakukannya tepat pada waktu membasuh muka, sesuai dengan pengertian niat itu sendiri : 2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri) 3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku 4. Mengusap sebagian rambut kepala 5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki 6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus didahulukan, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan.

Dan wudu juga disunah kan untuk hal-hal beribadah yang lain, yang mengandung nilai nilai kebajikan di luar dari pada ibadah shalat wajib, karena wudu adalah cahaya dan menjadi Shilahul Muminin.

Drs. H. Moh. RifaI, Ilmu Fiqih Islam Lengkap. (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 1978). Hlm. 63 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Imam Jafar Shadiq. Terjemahan. (Jakarta : Dar alJawad,1984) hlm. 48 Ibid. hal 52 Op. Cit. Hlm 49 http://andasayabisa.blogspot.com/2012/06/makalah-tentang-wudhu.html

BAB I

PENDAHULUAN

Wudhu merupakan sebuah sunnah (petunjuk) yang berhukum wajib, ketika seseorang mau

menegakkan sholat. Sunnah ini banyak dilalaikan oleh kaum muslimin pada hari ini sehingga terkadang kita tersenyum heran saat melihat ada sebagian diantara mereka yang berwudhu seperti anak-anak kecil, tak karuan dan asal-asalan. Mereka mengira bahwa wudhu itu hanya sekedar membasuh dan mengusap anggota badan dalam wudhu. Semua ini terjadi karena kejahilan tentang agama, taqlid buta kepada orang, dan kurangnya semangat dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Begitu juga sama halnya mengenai seputar tayammum dan mandi janabah.

Banyak diantara kita lebih bersemangat mempelajari dan mengkaji masalah dunia, bahkan ahli dan pakar di dalamnya. Tiba giliran mempelajari agama, dan mengkajinya, banyak diantara kita malas dan menjauh, sebab tak ada keuntungan duniawinya. Bahkan terkadang menuduh orang yang belajar agama sebagai orang kolot, dan terbelakang. Ini tentunya adalah cara pandang yang keliru. Naudzu billahi min dzalik.

Makalah ini membahas masalah-masalah seputar wudhu, tayammum serta mandi janabah disertai dalil-dalil keterangan bersumberkan Kitab Suci Al-Quran dan Sunnah Nabi saw.

BAB II

PEMBAHASAN

1.

WUDHU

A.

Batasannya

Suatu bentuk peribadatan kepada Allah swt, dengan mencuci anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang khusus menurut syariat.

B.

Pensyariatannya

Wudhu' adalah suatu ibadah wajib yang ditetapkan oleh Allah taala di dalam Al-Quran dan ditetapkan oleh Rasul-Nya dalam hadits beliau saw. Allah Taala berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, basuhlah wajahwajah kalian dan tangan-tangan kalian sampai siku. Usaplah kepala-kepala kalian dan cucilah kaki-kaki kalian sampai mata kaki. (al-Maidah: 6)

Ayat yang mulia di atas menetapkan adanya kewajiban wudhu di dalam agama ini bagi seseorang yang hendak mengerjakan shalat.

Selain ayat di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda yang mengandung pensyariatan wudhu bagi umat beliau :

Allah tidak akan menerima shalat salah seorang dari kalian, jika ia berhadats hingga ia berwudhu.[1]

C.

Fardhu

Wudhu

1.

Niat,

Rasulullah

bersabda:

Semua

perbuatan

itu

adalah

dengan

niat...[2]

2. Membasuh muka dari pucak kening sampai dagu, dari pinggir telinga sampai kepinggir telinga yang satu lagi. Allah berfirman:

...maka

basuhlah

wajahmu...

(QS.

Al-Maidah:

6)

3.

Membasuh

kedua

tangan

sampai

kedua

siku.

Allah

berfirman:

...dan

tanganmu

sampai

kesiku...(QS.

Al-Maidah:

6)

4.

Menyapu

kepala

dari

muka

ke

belakang.

Allah

berfirman:

...dan

sapulah

kepala

kamu...(QS.

Al-Maidah:

6)

5.

Membasuh

kedua

kaki

hingga

kedua

mata

kaki.

Allah

berfirman:

...dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kakimu... (QS. Al-Maidah: 6)

6.

Tertib

D.

Sunnah

Wudhu

1.

Memulai

dengan

basmalah.

Rasulullah

bersabda:

Tidak

sempurna

wudhu

barangsiapa

yang

tidak

menyebut

nama

Allah[3]

2.

Menggosok

gigi

atau

siwak.

Rasulullah

bersabda:

kalau tidaklah memberatkan bagi umatku, tentulah kusuruh mereka menggosok gigi (siwak) setiap berwudhu.[4]

3.

Mencuci

kedua

telapak

tangan

tiga

kali.

Rasulullah

bersabda:

Saya lihat Rasulullah saw berwudhu, maka dibasuhnya telapak tangannya tiga kali[5]

4.

Berkumur-kumur

tiga

kali.

Rasulullah

bersabda:

Bahwa Ali r.a meminta air untuk berwudhu, maka ia berkumur-kumur dan memasukkan air kedalam hidungnya, serta menghembuskannya dengan tangan kiri. Hal ini dilakukannya sebanyak tiga kali, lalu katanya: Beginilah caranya Rasulullah bersuci[6]

5.

Memasukkan

air

ke

hidung

kemudian

mengeluakannya

tiga

kali.

6.

Menyilang-nyilangi

jenggot,

berdasarkan

hadist

Utsman

r.a

Bahwasanya

Nabi

saw

biasa

menyilang-nyilang

jenggotnya[7]

7.

Menyilang-nyilang

anak

jari,

berdasarkan

hadist

Ibnu

Abbas

r.a:

Jika kamu berwudhu, silang-silanglah jari kedua tangan dan kedua kakimu.[8]

8. Membasuh tiga kali-tiga kali. Diterima dari Amar bin Syuaib r.a dari bapaknya seterusnya dari kakeknya: Telah datang seorang Badui kepada Rasulullah saw, menanyakan tentang wudhu. Maka Nabi pun memperlihatkan kepadanya tiga kali-tiga kali, serta sabdanya: Beginilah berwudhu dan barangsiapa yang melebihi ini, berarti ia menyeleweng, melampaui batas dan berbuat aniaya.[9]

9. Tayamun, yaitu memulai membasuh yang kanan dari kedua tangan maupun kedua kaki.

Rasulullah

bersabda:

...jika

kalian

berwudhu

mulailah

dengan

yang

sebelah

kanan[10]

10.

Menyapu

kedua

telinga

bagian

luar

maupun

dalam.

Dan

disapunya

kepala

serta

kedua

telinganya

sekali

sapu.[11]

11. Memanjangkan cahaya, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya umatku akan muncul pada hari kiamat dengan wajah gemilang dan kedua anggota yang bercahaya disebabkan bekas wudhu. Maka barangsiapa di antaramu yang sanggup memanjangkan cahayanya, hendaklah diusahakannya.[12]

12. Tidak boros, walau air disauk dari laut sekalipun, berdasarkan hadist Anas r.a:

Nabi saw, biasa mandi dengan memakai satu sha sampa lima mud air, dan berwudhu dengan satu mud[13].[14]

13.

Berdoa

setelah

berwudhu,

berdasarkan

hadist

Umar

r.a:

Rasulullah

bersabda

Tidaklah

seseorang

diantaramu

yang

berwudhu

lalu

menyempurnakannya, kemudian membaca : "ASYHADU ANLA ILAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMAD RASULULLAH"

Kecuali dibukakanlah baginya pintu surga yang delapan buah itu, hingga ia dapat masuk dari manapun yang dikehendakinya.[15]

14.

Shalat

dua

rakaat

setelahnya.

Rasulullah

saw

bersabda:

Siapa yang wudhu seperti wudhuku ini, kemudian ia shalat dua rakaat dengan khusyu, diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu.[16]

E.

Pembatal

Wudhu

1. Keluarnya sesuatu dari dua lubang (qubul dan dubur) berupa apapun, benda cair atau padat, atau angin. Allah berfirman :

2. Tidur, kecuali duduk dalam keadaan mantap. Tidur merupakan kegiatan yang tidak kita sadari, maka lebih baik berwudhu lagi karena dikhawatirkan pada saat tidur ( biasanya ) dari dubu rnya akan keluar sesuatu tanpa ia sadari.

3. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk, atau lainnya. Batalnya wudhu dengan hilangnya akal adalah berdasarkan qiyas kepada tidur, degan kehilangan kesadaran sebagai persamaannya.

4.

Menyentuh

kemaluan

tanpa

ada

batas.

Rasulullah

bersabda

Barangsiapa

yang

menyentuh

kemaluannya

maka

berwudhulah[17]

5.

Menyentuh

wanita

dengan

syahwat.

6.

Murtad,

Allah

swt

berfirman:

...sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu...(QS. Az Zumar: 65)

7.

Memakan

daging

unta.

Rasulullah

bersabda

Berwudhulah kalian dari memakan daging unta, dan tidaklah kalian berwudhu dari memakan daging domba[18]

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah dikarenakan wudhu adalah ibadah yang sangat agung yang merupakan syarat sah ibadah shalat seseorang. Disamping itu wudhu mempunyai keutamaan yang sangat banyak dan diantara keutamaan wudhu yang datang penyebutannya didalam sebuah hadist yaitu dimana Rasulullah shallallahu aalaihi wasallam bersabda yang artinya sebagai berikut : Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu dan sampai selesai atau menyempurnakan wudhu kemudian membaca doa : Aku bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang berhaq disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga yang dia bisa masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.

Dalam sebuah riwayat : Aku bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang berhaq disembah kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya (HR. Muslim)

B. 1. 2.

Rumusan Masalah Bagaimana tata cara berwudhu ? Hukum-hukum dalam berwudhu ?

C.

Tujuan Tujuan membuat makalah ini selain daripada untuk melengkapi tugas, juga yang paling sangat pentingnya yaitu untuk bahan belajar dan untuk menambah wawasan pengetahuan saya dan teman-teman tentang judul makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Berwudhu Berwudhu adalah mensucikan bagian tubuh terhadap hadast kecil sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, berwudhu biasanya dilakukan dengan menggunakan air bersih, mengalir dan tidak berbauh serta tidak berubah warna airnya. Tetapi air dapat diganti dengan debuh apabila keadaan tidak memungkinkan yang biasanya disebut sebagai tayamum, Misalnya seperti sakit tidak boleh terkena air atau memang bahkan sama sekali tidak ada air. B. Syarat-syarat berwudhu

Wudhu mempunyai syarat-syaratnya yang sebagiannya merupakan syarat-syarat ibadah yang lainnya juga. Yaitu Islam, berakal, tamyyiz, niat, menggunakan air yang suci, menghilangkan apa yang dapat menghalangi sampainya air ke kulit, seperti tanah, cat, dan yang lainnya. C. Fardhu-fardhu Wudhu Menurut pendapat yang benar insya Allah bahwasanya wajib dan fardhu mempunyai makna yang sama tidak ada perbedaan. Fardhu-fardhu wudhu ada enam yaitu : mencuci wajah termasuk bagian wajah berkumur-kumur dan istinsyaq, mencuci kedua tangan sampai siku, mengusap kepala seluruhnya dan termasuk bagian kepala kedua telinga, membasuh kedua kaki, tartib (berurutan), muwaalat (berkesinambungan/tidak teputus). D. Tatacara wudhu 1. Niat Yaitu berniat di dalam hatinya untuk berwudhu hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya. (HR. Bukhari : 1 dan Muslim : 1907)

Apa hukum niat dalam berwudhu? Niat adalah syarat sah wudhu dan mandi (mandi janabah) menurut pendapat yang benar, ini pendapatnya mayoritas ulama dari kalangan shahabat dan tabiin, dalilnya berdasarkan hadits yang telah disebutkan di atas. Di mana tempatnya niat, dan apa hukum mengucapkan niat?

Berkata Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah : Niat tempatnya di hati, tidak ada tempatnya di lisan pada seluruh amalan, oleh karena itu barangsiapa yang mengucapkan niat ketika hendak shalat, atau puasa, atau haji atau wudhu atau amalan yang selain dari itu, maka dia telah berbuat bidah dalam agama yang tidak ada padanya. (Syarh Riyaadhus shaalihin : 13) 2. Tasmiyah (membaca Basmallah).

Hal ini berdasarkan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya sebagai berikut : Tidak ada shalat (tidak sah) orang yang shalat tanpa berwudhu dan tidak ada wudhu (tidak sah) wudhunya seseorang yang tidak menyebut nama Allah. (HR. Abu Dawud : 101. Ibnu Majjah : 397, dan At-Tirmidzi : 25 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di Irwa :81 dari sahabat Abu Hurairah) Hukum membaca Bismillah dalam berwudhu? Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca Bismillah ketika berwudhu, hal ini karena berbeda pendapat tentang keshahihan hadits di atas (hadits Abu Hurairah), jadi ada yang berpendapat hukumnya wajib, dan ada yang berpendapat hukumnya sunnah dan ada juga yang berpendapat hukumnya bukan sunnah. Insya Allah pendapat yang mengatakan wajib pendapat yang raajih (terpilih) hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan di atas. Dan ini madzhabnya Dhohiriyah, Ishaq, salah satu riwayat dari Imam Ahmad, pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Qudamah, Shidiq Hasan Khan, Imam Syaukani, dan Syaikh Al-Albani.

Kapan dibaca dan bagaimana bacaannya?

Dibaca setelah ia berniat untuk berwudhu sebelum melakukan seluruhnya dan yang dibaca adalah ( ) sesuai dengan hadits. Wallahu alam. 3. Membasuh kedua telapak tangan.

Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali Hukum mencuci telapak tangan pada permulaan berwudhu? Para ulama ijma (sepakat) tentang hukumnya sunnah membasuh kedua telapak tangan dalam permulaan berwudhu sebagaimana yang dinukilkan di antaranya oleh Ibnul Mundzir. Tetapi kalau sehabis tidur pada malam hari lalu bangun dan hendak berwudhu maka hukumnya wajib mencuci kedua telapak tangan pada permulaan berwudhu menurut pendapat yang raajih (terpilih) Insya Allah. Hal ini berdasarkan sebuah hadits, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya sebagai berikut : Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidur, maka cucilah kedua tangannya sebelum memasukkan ke dalam bejana, dikarenakan salah seorang dari kalian tidak tahu di mana tangannya berada. (HR. Mutafaqun Alaihi) Adapun untuk bangun tidur pada siang hari hukumnya sunnah. Dan ini masyhur madzhabnya Imam Ahmad, dan Hasan Al-Bashri dan Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radiyallahu anhuma berpendapat dengannya. Wallahu alam.

4.

Madmadhah (berkumur-kumur), Istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dengan menghirupnya) dan istinsyar (mengeluarkan air dari hidung). Dalam sebuah hadits diantaranya yang diriwayatkan oleh Humran tentang praktek wudhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dilakukan oleh Utsman Bin Affan sampai pada perktaan

..Beliau lantas mencelupkan tangan kanannya kedalam air tersebut kemudian berkumurkumur, istinsyaq (memasukkan iar kedalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkannya) (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits yang lainRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabada yang artinya sebagai berikut: Jika salah seorang dari kalian berwudhu maka hendaknya dia menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu) Berkumur-kumur, istinsyaq dan istinsyar dilakukan terkadang sebanyak tiga kali atau dua kali atau satu kali. Hukum berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) ? Para ulama berselisih pendapat tentang hal ini, Insya Allah pendapat yang rajih (kuat) yang saya pribadi cenderung kepadanya bahwasanya berkumur-kumur dan istinsyaq hukumnya wajib. Berdasarkan sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Jika kamu berwudhu maka berkumurlah. (HR. Abu Dawud : 144, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani di shahih Abi Dawud :131) Dan ini madzhabnya Ibnu Abi Laila, Hammad, Ishaaq dan masyhur dari Imam Ahmad. Bagaimana cara berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung)? Berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dengan tangan kanan kemudian istintsar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan kiri. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya sebagai berikut, Dari Abdi Khoir berkata : Suatu ketika kami duduk-duduk sembari melihat Ali yang sedang berwudhu. Lalu Ali memasukkan tangan kanannya, memenuhi mulutnya kemudian

berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkan air dengan mengunakkan tangan kirinya. Dia melakukan hal itu sebanyak tiga kali lantas mengatakan, siapa yang suka untuk melihat tatacara wudhunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka inilah sifat wudhunya beliau. (HR. Ad-Darimi dari Abdi Khair, syaikh Al-Albani mengatakan sanadnya shahih di Al-Misykat 1/89) Apakah menggabungkan dengan satu cidukan untuk berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air kedalam hidung)atau memisahkan satu cidukan untuk berkumur-kumur dan mengambil air lagi untuk istinsyaq? Menurut pendapat yang raajih (terpilih) Insya Allah dan ini pendapatnya mayoritas ulama, adalah pendapat yang menganjurkan untuk menggabungkan cidukan air untuk berkumurkumur dan istinsyaq. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari shahabat Abdullah bin Zaid yang mencontohkan wudhunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : (sampai pada perkataan) Berkumur-kumur dan beristinsyaq (memasukkan air kehidung) dari satu telapak tangan dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Membasuh wajah.

Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardlu karena Allah Mencuci wajah adalah mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala menuju ke bagian bawah kumis dan jenggot sampai pangkal kedua telinga, hingga mengenai persendian yaitu bagian wajah yang terletak antara jengot dan telinga. Hal ini berdasarkan firman Allah Taaala yang artinya sebagai berikut :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Qs. Al-Maidah : 6) Dan dalam banyak hadits diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Humran maula (bekas budaknya) Utsman menuturkan bahwa Utsman meminta air wudhu lalu menyebutkan sifat wudhu Nabi shallallahu alaihi wasallam (sampai pada)

Kemudian mencuci wajahnya sebanyak tiga kali.. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hukum membasuh wajah ketika wudhu? Para ulama ijma (sepakat) tentang wajibnya membasuh wajah didalam berwudhu. Sebagaimana dinukilkan oleh Imam At-Thahawi, Al-Maawardi, Ibnu Rusd, Ibnu Qudamah dan An-Nawawi. Apa hukum menyela-nyela jengot ketika berwudhu? Para ulama sepakat tentang disyariatkanya menyela-nyela jenggot ketika berwudhu, dan berselisih pendapat tentang hukumnya, ada yang berpendapat wajib dan yang berpendapat sunnah. Hal ini berdasarkan sebuah hadits.

Bahwasannya Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa menyela-nyela jengotnya. (HR. At-Tirmidzi : 31 dan dia mengatakan hadits hasan shahih dari shahabat Utsman bin Affan) Dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, beliau menuturkan: Bahwasanya jika Nabi shallallahu alaihi wasallam berwudhu maka beliau mengambil air

dengan telapak tangannya lalu memasukkannya di bawah langit-langit mulut kemudian menyela-nyela jengot beliau dengannya, lalu beliau bersabda : Demikianlah Rabb-ku subhaanahu wataala memerintahkanku. (HR. Abu Daud, Al-Baihaqi, Al-Hakim dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani di dalam Shahihul Jami :4572) Wallahu alam bish shawwab insya Allah pendapat yang terpilih adalah pendapat yang mengatakan hukumnya sunnah. Dan ini madzhabnya Imam Malik dan riwayat dari Imam Ahmad dan Ahli Madinah, Hasan Al-Bashri, Ibnu Siriin dan selain mereka 6. Mencuci kedua tangan sampai ke siku.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Qs. Al-Maidah : 6) Dan ( : amasreb ) ankamreb ini taya adap ( ) , maka wajib untuk memasukkan siku dalam penyucian kedua tangan. Dan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Humran Maula (bekas budaknya) Utsman menuturkan bahwa Utsman meminta air wudhu lalu menyebutkan sifat wudhu Nabi shallallahu alaihi wasallam (sampai pada)

mencuci kedua tangannya sampai kesiku sebanyak tiga kali (HR. Bukhari dan Muslim) Mencuci tangan sampai siku dilakukan terkadang sebanyak tiga kali atau dua kali atau satu kali. Hukum mencuci kedua tangan sampai siku ketika berwudhu?

Para ulama sepakat (ijma) tentang wajibnya mencuci kedua tangan sampai ke siku. Sebagaimana dinukilkan oleh oleh At-Thahawi, Ibnu Abdil Bar, Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, Ibnu Qudamah dan An-Nawawi.

Bagaimana jika seseorang tangannya atau bagian dari tangannya terpotong, masihkah dia wajib mencuci tangannya? Maka kondisi seperti ini ada beberapa kondisi :

Apabila tangannya terputus dari atas siku maka tidak ada kewajiban baginya untuk mencuci tangannya karena sudah tidak ada lagi bagian yang dicuci.

Apabila tangan terputus dari bagian bawah siku, maka wajib dicuci sisa tangan yang ada sampai siku

Apabila terputusnya dari siku (persendian siku) para ulama berbeda pendapat tentangnya, ada berpendapat wajib dicuci ujung tangannya dan ada yang berpendapat tidak wajib mencuci unjung tangannya (pas bagian terputus) Wallahu alam bish shawwab

7.

Membasuh kepala seluruhnya termasuk telinga.

Hal ini berdasarkan firman Allah Taaala : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Qs. Al-Maidah : 6)

Dan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Humran Maula (bekas budaknya) Utsman menuturkan bahwa Utsman meminta air wudhu lalu menyebutkan sifat wudhu Nabi shallallahu alaihi wasallam (sampai pada)

kemudian mengusap kepalanya (HR. Bukhari dan Muslim) Apa hukumnya membasuh kepala ketika berwudhu? Para ulama sepakat (ijma) tentang wajibnya membasuh kepala ketika berwudhu. Sebagaimana dinukilkan oleh At-Thahawi, Ibnu Abdil Bar, Ibnu Rusyd, Ibnu Qudamah dan AnNawawi dan yang lainnya

Yang diusap sebagian kepala atau semua? Para ulama berselisih pendapat tentang hal ini, dan yang rajih (terpilih) adalah yang mengatakan wajibnya membasuh seluruh kepala berdasarkan ayat diatas dan karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam banyak hadits yang menerangkan sifat wudhu Rasullullah shallallahu alaihi wasallam. Dan ini madzhabnya Imam Malik, Ahmad, Al-Mazini yang masyhur dari mereka. Apakah hal ini untuk laki-laki saja atau juga untuk wanita? Membasuh seluruh kepala untuk laki-laki dan wanita, sebagaimana disebutkan oleh IbnuTaimiyyah (Majmu Fatawa : 21/23). Diusap sekali atau tiga kali? Para ulama berselisih pendapat tentang hal ini, dan pendapat yang raajih Insya Allah pendapat yang mengatakan diusap sekali, berdalil dengan hadits yang diriwayatkan oleh Utsman

bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Zaid dan ini pendapatnya kebanyakan para ulama. Apakah kedua telinga termasuk kepala dan apa hukum membasuhnya? Kedua telinga termasuk kepala, hal ini berdasarkan sebuah hadits di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Kedua telinga termasuk bagian dari kepala. (HR. Ibnu Majah : 443 dan dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam shahih Ibnu Majah : 375 dan Irwa : 84) Adapun tentang hukumnya para ulama berbeda pendapat hal ini dikarenakan perbedaan dalam menentukan shahih dan tidaknya hadits di atas, sebagian ulama mengatakan wajib mengusap telinga seperti Imam Ahmad dan sebagian lagi berpandangan sunnah. Insya Allah pendapat yang raajih (terpilih) pendapat yang mengatakan hukumnya wajib berdasarkan dalildalil yang ada. Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah : Fardhufardhu wudhu ada enam (disebutkan di antaranya) membasuh seluruh kepala dan dan termasuk bagian kepala, kedua telinga. (Duruusul Muhimmah Liaamatil Ummah : 62, beserta syarhnya) Cara mengusapnya bagaimana? Caranya yaitu mengusap kepala dengan kedua tangan dari depan menuju ke belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya ke tempat awal kemudian memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga dan ibu jari di belakang daun telinga (bagian luar) dan digerakkan dari bawah daun telinga sampai ke atas.

Tentang hal ini sebagaimana hadits-hadits yang telah lalu penyebutannya yang menjelaskan tentang sifat wudhu Rasulullah dan sebuah hadits dari Abdullah bin Amr, beliau menuturkan tentang sifat wudhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

Kemudian beliau mengusap kepala beliau lalu memasukkan kedua jari telunjuk beliau ke dalam telinga dan mengusap bagian luar telinga dengan kedua ibu jari tangan beliau. (HR. Abu Dawud : 135, An-Nasai : 140, Ibnu Majah : 422 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban) Apakah mengambil air yang baru untuk mengusap telinga? Para ulama berselisih pendapat tentang hal ini, Insya Allah pendapat yang rajih (kuat) yang mengatakan tidak mengambil air yang baru cukup dengan air yang digunakan untuk mengusap kepala. Berdasarkan hadits tentang cara wudhunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr dan Ibnu Abbas. Dan ini pendapatnya kebanyakan ulama. Kalau pakai imamah apakah dibolehkan mengusap imamahnya dan kalau boleh bagaimana cara mengusapnya? Dibolehkan membasuh imamah menurut pendapat yang benar. Ada dua cara :

Dengan membasuh imamahnya saja hal ini berdasarkan hadits :

Dari Jafar bin Amr , dari bapaknya berkata : Saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengusap imamah dan kedua sepatu beliau. (HR. Bukhari : 205)

Dan cara membasuhnya seperti membasuh kepala sebagaimana pendapatnya sebagian ulama di antaranya Imam Ahmad.

Membasuh ubun-ubunnya dan imamahnya hal ini berdasarkan hadits Mughirah bin Syubah, beliau menuturkan :

Bahwasanya Nabi berwudhu lalu mengusap ubun-ubun dan imamah serta kedua sepatu. (HR. Muslim) Adapun peci maka tidak disyariatkan membasuh peci menurut pendapat yang benar dan ini pendapatnya kebanyakan ulama, mereka berdalil karena tidak dinukilkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Wallahu alam bish shawwab 8. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

Hal ini berdasarkan Firman Allah Taala : $ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Qs. Al Maidah : 6) Dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Utsman di dalam shahih Bukhari dan Muslim: kemudian mencuci kedua kakinya sebanyak tiga kali. Hukum membasuh (mencuci) kedua kaki ketika wudhu? Menurut pendapat yang rajih (kuat) pendapatnya mayoritas ulama yang mengatakan hukumnya wajib membasuh (mencuci) dan tidak mencukupi kalau hanya diusap. Dalilnya hadits

sangat banyak tentang sifat wudhunya Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan berdasarkan hadits Ibnu Umar, beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Celakalah tumit-tumit (yang tidak terkena basuhan air wudhu -ed) dari api neraka. (HR. Bukhari : 161 dan Muslim : 241) 9. At-Tartiib

Membersihkan anggota wudhu satu demi satu dengan urutan yang sebagaimana Allah perintahkan. Hal ini berdasarkan dalil ayat dan hadits yang menjelaskan tentang sifat wudhu. Dan juga berdasarkan hadits : Mulailah dengan apa yang Allah mulai dengannya. (HR. Muslim : 1118) Hukumnya? Hukumnya wajib tartiib (berurutan) dalam berwudhu menurut pendapat yang terpilih (Insya Allah) dan ini Madzhabnya Utsman, Ibnu Abbas dan riwayat dari Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhum. Dan dengannya Qatadah, Abu Tsaur, Syafii, Ishaq bin Rahawaih berpendapat, dan pendapat ini masyhur dari Imam Ahmad. 10. Al Muwaalat (berkesinambungan dalam berwudhu sampai selesai tidak terhenti atau terputus) Hal ini berdasarkan sebuah hadits : Dari Umar bin Khaththab menuturkan bahwasanya seseorang berwudhu, bagian kuku pada kakinya tidak terkena air wudhu, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam - .

memandangnya maka berkata : Kembalilah, baguskanlah wudhumu (ulangi ed), kemudian orang tersebut kembali berwudhu kemudian shalat. (HR. Muslim : 243) Hukumnya? Pendapat yang raajih (terpilih) insya Allah yang mengatakan hukumnya wajib, dalilnya seperti yang telah disebutkan di atas. Kalau sendainya bukan wajib tentu cukup dengan membasuh bagian yang tidak terkena air saja setelah terhenti atau terputus, tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyuruh untuk mengulangi wudhunya ini menunjukkan muwaalat (berkesinambungan) hukumnya wajib. Wallahu alam. Dan pendapat yang mengatakan wajib madzhabnya Imam Malik, pada sebuah riwayat dari Imam Ahmad, Al-Auzai, Qatadah dan dengannya Ibnu Umar berpendapat. 11. Doa setelah wudhu Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutuhkan bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hambahNya dan utusanNya. Ya Allah jadikanlah Aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang shaleh Dalam sebuah riwayat : Aku bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang berhaq disembah kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasannya muhammad hamba Allah dan utusannya (HR. Muslim) Apa hukumnya membaca doa diatas setelah wudhu? Hukumnya sunnah sebagaimana diakatakan oleh Imam An-Nawawi didalam syarh shahih Muslim. Catatan :

Tidak boleh seseorang berlebih-lebihan dalam mengunakan air ketika berwudhu. Hal ini menyelisihi petunjuk Rasulullah shallahu alahi wasallam, sebagaimana dalam sebuah hadits Anas Bin Malik berkata :

Nabi shallallahu alaihi wasallam mandi dengan satu sha sampai lima mud dan berwudhu dengan satu mud. (HR. Mutafaqun alaihi) 1 shaa = 4 mud 1mud = gabungan telapak tangan orang yang sedang (tidak besar dan kecil) E. Sunnah sunnah wudhu Sunnah-sunnah wudhu yaitu siwak, mencuci kedua telapak tangan pada permulaan wudhu, mendahulukan anggota bagian kanan, menyela-nyela jenggot, membasuh tiga kali-tiga kali kecuali membasuh kepala hanya dengan satu kali usapan, disunnahkan berwudhu setiap kali shalat, berdoa setelah berwudhu, shalat dua rakaat setelah berwudhu. Wallahu alam bish shawwab.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berwudhu adalah mensucikan bagian tubuh terhadap hadast kecil sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, berwudhu biasanya dilakukan dengan menggunakan air bersih, mengalir dan tidak berbauh serta tidak berubah warna airnya. Dan Wudhu mempunyai syaratsyaratnya yang sebagiannya merupakan syarat-syarat ibadah yang lainnya juga. Fardhu-fardhu wudhu ada enam yaitu : mencuci wajah termasuk bagian wajah berkumurkumur dan istinsyaq, mencuci kedua tangan sampai siku, mengusap kepala seluruhnya dan termasuk bagian kepala kedua telinga, membasuh kedua kaki, tartib (berurutan), muwaalat (berkesinambungan/tidak teputus). Tatacara berwudhu : niat, membaca basmallah, mencuci kedua telapak tangan, Madmadhah (berkumur-kumur), Istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dengan menghirupnya) dan istinsyar (mengeluarkan air dari hidung), membasuh wajah, membasuh lengan tangan sampai siku-siku, membasuh telingah, membasuh kepala, dan membasuh kaki, At-Tartiib, Al Muwaalat (berkesinambungan dalam berwudhu sampai selesai tidak terhenti atau terputus), dan Doa setelah wudhu.

B.

Saran Gunakanlah air untuk berwudhu dengan secukupnya, jangan sampai berlebih-lebih. Karena mubajir sehingga tidak dapat digunakan untuk yang lain. http://rikiramdani1994.blogspot.com/2013/06/makalah-berwudhu.html

Pengertian Wudhu dan Dalil Hukumnya / Kategori: Fiqih Tweet 7 Kata wudhu berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut bahasa ialah bersih atau

indah. Wudhu menurut pengertian istilah syariat Islam adalah membersihkan anggota wudhu dengan air yang suci menyucikan berdasarkan syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadats kecil. Allah swt. berfirman:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan sholat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki." (al-Maidah: 6).

Nabi Muhammad saw. juga bersabda:

. .

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda: Allah tidak menerima sholat salah seorang di antaramu, jika ia berhadats, sampai ia berwudhu lebih dahulu." (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi).

Illustration from image google Keistimewaan wudhu dapat ditelaah dalam beberapa hadits, antara lain sebagai berikut:

. . , ,

: ,

Artinya: "Dari Abdullah as-Shunabaji ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang hamba berwudhu kemudian berkumur-kumur, keluarlah dosa-dosa dari mulutnya; jika membersihkan hidung, dosa-dosa akan keluar pula dari hidungnya, begitu juga ketika ia membasuh muka, dosa-dosa akan keluar dari mukanya sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh tangan, dosa-dosanya akan ikut keluar sampai dari bawah kukunya, demikian pula

halnya, jika ia menyapu kepala, dosa-dosanya akan keluar dari kepala, bahkan dari kedua telinganya. Jika ia membasuh kedua kaki, keluarlah pula dosa-dosa tersebut dari dalamnya, sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan sholatnya menjadi pahala baginya." (H.R. Malik, an-Nasai, Ibnu Majah, dan Hakim). http://hikmah-kata.blogspot.com/2012/09/pengertian-wudhu-dan-dalil-hukumnya.html

Anda mungkin juga menyukai