AL ISLAM II
“WUDHU”
Disusunn oleh:
Kelompok :4
Nama : 1. Dede (2018...)
2. Jessica Rahma Annisa (2018617007)
Fakultas : Pertanian
Kelas :D
BAB II
PERMASALAHAN
Adapun beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam makalah ini adalah:
1. Rukun dan tata cara berwudhu
2. Hal–hal yang membatalkan wudhu
3. Mengusap kedua khuf
4. Doa sesudah Wudhu
BAB III
TUJUAN
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu
Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan
kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT.
Dasar Al-Qur’an untuk melakukan wudhu adalah sebagai berikut :
ياايهاالذين امنوااذاقمتم الى الصالةفا غسلواهكم وايديكم الى المرافق وامسحوابرؤوسكم وارجلكم الى
الكعبين
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ! Jika kamu akan melakukan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kesiku, lalu sapulah kepalamu dan
basulah kakimu hingga daun mata kaki “(Al-Maidah ayat 6)
B. Keistimewaan Wudhu
Terdapat hadis yang panjang, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya sebagai
berikut :
“Bila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka keluarlah dosa-dosa dari
mulutnya ; jika ia membersihkan hidung, maka dosa-dosanya akan keluar dari
hidungnya, begitu juga tatkala ia membasuh muka, maka dosa-dosanya akan keluar
dari mukanya sampai-sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh
kedua tangan, maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangan ia sampai-sampai
dari bawah kukunya, demikian pula halnya dengan ia menyapu kepala, maka dosa-
dosanya akan keluar dari kepala bahkan dari kedua telinganya. Begitupun tatkala ia
membasuh kedua kaki, maka keluarlah dosa-dosa tersebut dari dalamnya, sampai-
sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian tinggallah perjalanannya ke masjid
dan shalatnya menjadi pahala yang bersih baginya “(HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah
dan Hakim).
Khuf adalah alas kaki dari kulit yang menutupi mata kaki. Sedangkan
mengusap diistilahkan dengan ( “ ) َمسْحmash” yaitu tangan yang dalam keadaan
basah bergerak menyentuh sesuatu. Jadi yang dimaksud mengusap khuf adalah
membasahi khuf dengan cara yang khusus, di bagian yang khusus, dan pada waktu
yang khusus sebagai ganti dari membasuh kedua kaki saat berwudhu.
Syarat yang harus dipenuhi agar dibolehkan mengusap khuf adalah sebelum
mengenakan khuf dalam keadaan bersuci (berwudhu atau mandi) terlebih dahulu.
Hal ini berdasarkan hadits Al Mughiroh bin Syu’bah, ia berkata, “Pada suatu malam
di suatu perjalanan aku pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu
aku sodorkan pada beliau bejana berisi air. Kemudian beliau membasuh wajahnya,
lengannya, mengusap kepalanya. Kemudian aku ingin melepaskan sepatu
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun beliau berkata,
“Biarkan keduanya (tetap kukenakan). Karena aku telah memakai keduanya dalam
keadaan bersuci sebelumnya.” Lalu beliau cukup mengusap khufnya saja. Syarat ini
yaitu mengenakan khuf dalam keadaan sudah bersuci dengan sempurna adalah
syarat yang disepakati oleh para ulama.
Jika seseorang hendak berwudhu dalam keadaan mengenakan khuf, maka ia tidak
perlu membuka khuf-nya untuk mencuci kaki namun cukup sebagai gantinya
mengusap di atas khuf-nya.
ويكتفي بذلك عن نزعها وغسل ما تحتها ; تخفيفا منه, فإن الشارع رخص للمتوضئ أن يمسح على هذه الحوائل
ودفعا للحرج عنهم, سبحانه وتعالى على عباده
Bagian khuf yang diusap bukanlah seluruh khuf, atau bukan pula pada bagian
bawah yang biasa menginjak tanah atau kotoran. Yang diajarkan dalam Islam,
ketika berwudhu bagian khuf yang diusap adalah bagian punggung khuf (atas). Jadi
cukup bagian atas khuf yang dibasahi lalu khuf diusap (tidak perlu air dialirkan),
sebagaimana definisi “mengusap” ( ) َمسْحyang sudah disebutkan di awal.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Ali bin Abi Tholib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُ الرأْى لَ َكانَ أ َ ْسفَ ُل ْال ُخف أ َ ْولَى ب ْال َمسْح م ْن أ َ ْعالَهُ َوقَدْ َرأَيْتُ َر
َّ سو َل
-صلى هللا عليه وسلم- َّللا َّ لَ ْو َكانَ الدي ُن ب
ظاهر ُخفَّيْه َ علَىَ س ُحَ يَ ْم.
“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih
pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.”
BAB V
KESIMPULAN
Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala
dan kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Adapun fardu (rukun) wudhu yaitu niat, membasuh muka seluruh muka, yakni
dari pucuk kening sampai dagu dan dari pinggir telinga kanan hingga telinga kiri,
membasuh kedua tangan sampai siku-siku, membasuh kepala, membasuh kedua kaki
sampai mata kaki, dan tertib (urut) artinya mendahulukan anggota wudhu yang
seharusnya didahulukan, dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri.
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu berkata, “Syariat memberikan
keringanan/rukshah kepada orang yang berwudhu untuk mengusap khuf pada
berbagai keadaan ini. Tidak perlu mencopot khuf dan cukup membersihkan bagian
atasnya, ini merupakan keringanan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-
Nya dan menghilangkan kesusahan dari mereka.”