Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

AL ISLAM II
“WUDHU”

Disusunn oleh:

Kelompok :4
Nama : 1. Dede (2018...)
2. Jessica Rahma Annisa (2018617007)
Fakultas : Pertanian
Kelas :D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS PERTANIAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam memahami pengertian wudhu, diperlukan pemahaman terhadap


beberapa elemen internal wudhu itu sendiri dimulai dari yang terkecil yaitu kosa kata
yang digunakan sampai dengan tata cara wudhu itu sendiri.
Oleh karena itu makalah ini kami susun berdasarkan beberapa aspek penilaian
disebabkan karena banyaknya pendapat para ulama tentang tata cara berwudhu.
Sebelum melaksanakan ibadah, setiap manusia diwajibkan untuk
berwudhu agar mereka suci dan bersih dari hadats kecil.

BAB II
PERMASALAHAN

Adapun beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam makalah ini adalah:
1. Rukun dan tata cara berwudhu
2. Hal–hal yang membatalkan wudhu
3. Mengusap kedua khuf
4. Doa sesudah Wudhu

BAB III
TUJUAN

1. Memahami rukun wudhu dan bagaimana tata cara berwudhu


2. Mengerti hal-hal yang membatalkan wudhu
3. Memahami syarat dan tata cara mengusap kedua khuf
4. Mengetahui doa sesudah wudhu

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wudhu
Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan
kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT.
Dasar Al-Qur’an untuk melakukan wudhu adalah sebagai berikut :
‫ياايهاالذين امنوااذاقمتم الى الصالةفا غسلواهكم وايديكم الى المرافق وامسحوابرؤوسكم وارجلكم الى‬
‫الكعبين‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ! Jika kamu akan melakukan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kesiku, lalu sapulah kepalamu dan
basulah kakimu hingga daun mata kaki “(Al-Maidah ayat 6)

Sedang dalam hadis, ialah sebagai berikut :


‫ ال يقبل ا هلل صال ة احد كم اذااحدث حتى يتو ضا ء‬: ‫قال رسول ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم‬
Artinya : “Rasulullah saw. bersabda : Allah tidak akan menerima shalat salah seorang
di antara kalian bila ia mempunyai hadats kecuali ia berwudhu terlebih
dahulu” (HR. Bukhary dan Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).

B. Keistimewaan Wudhu
Terdapat hadis yang panjang, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya sebagai
berikut :
“Bila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka keluarlah dosa-dosa dari
mulutnya ; jika ia membersihkan hidung, maka dosa-dosanya akan keluar dari
hidungnya, begitu juga tatkala ia membasuh muka, maka dosa-dosanya akan keluar
dari mukanya sampai-sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh
kedua tangan, maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangan ia sampai-sampai
dari bawah kukunya, demikian pula halnya dengan ia menyapu kepala, maka dosa-
dosanya akan keluar dari kepala bahkan dari kedua telinganya. Begitupun tatkala ia
membasuh kedua kaki, maka keluarlah dosa-dosa tersebut dari dalamnya, sampai-
sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian tinggallah perjalanannya ke masjid
dan shalatnya menjadi pahala yang bersih baginya “(HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah
dan Hakim).

C. Fardu (Rukun) Wudhu


Tidaklah sah apabila seseorang yang meninggalkan salah satu rukun
(fardunya) wudhu. Adapun rukun-rukun wudhu itu adalah :
1. Niat ; Untuk mengerjakan wudhu. Niat itu letaknya di dalam hati. Kalau
dibunyikan maka lafadz niat itu sebagai berikut.
‫نويت ا لوضؤلرفع الحدث االصغرفرضاهلل تعال‬
Artinya : “Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardu karena Allah
Ta’ala”
2. Membasuh seluruh muka, yakni antara tempat tumbuh rambut kepala yang wajar
hingga ke bawah janggut dan secara melintang antara kedua belah daun telinga
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
4. Membasuh kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. Tertib (urut) artinya mendahulukan anggota wudhu yang seharusnya didahulukan
dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri

D. Tata cara Wudhu


Seseorang yang akan mengerjakan shalat, hendaklah terlebih dahulu
berwudhu karena wudhu itu adalah merupakan syarat sah shalat.
Sebelum berwudhu, terlebih dahulu dibersihkan terlebih dahulu najis-najis
yang ada pada badan kita, kalau memang ada najisnya
Adapun cara-cara berwudhu adalah sebagai berikut :
1. Membaca basmalah ( ‫ ) بسم هللا الرحمن الرحيم‬sambil mencuci dan menyela-nyela
kedua tangan sampai pada pergelangan tangan dengan bersih
2. Berkumur-kumur tiga kali sambil memasukkan air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya lagi.
3. Membasuh seluruh muka yakni antara tempat tumbuh rambut kepala yang wajar
hingga ke bawah janggut dan secara melintang antara kedua belah daun telinga,
sambil niat wudhu :
‫نويت الوضوءلرفع احدث االصغر فرضاهلل تعالى‬
Artinya : “Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardu karena Allah
Ta’ala”.
4. Membasuh kedua tangan kanan dan kiri sampai siku sebanyak tiga kali.
5. Mengusap rambut keseluruh kepala mulai dari depan ke belakang.
6. Kemudian tangan dikembalikkan ke depan, dan dilanjutkan dengan menyapu
kedua telinga luar dan dalam, ibu jari di luar daun telinga dan jari telunjuk di
dalamya.
7. Membasuh kedua kaki sebanyak tiga kali yang dimulai dari kanan.
8. Dengan demikian selesailah pekerjaan wudhu. Setelah itu dilanjutkan dengan
berdoa sampai menghadap kiblat, seraya mengangkat kedua tangan ke atas.
Adapun doa yang dibaca sesudah wudhu adalah :
‫ اللهم اجعلنى من التوابين واجعلنى من‬.‫اشهدان الاله االهللا وحده الشريك له واشهد ان محمد اعبده ورسوله‬
‫المتطهرين واجعلنى من ءبا دك الصلحين‬
Artinya : “ Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan
Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Nabi
Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku
orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah
aku temasuk golongan orang-orang yang sholeh”.

E. Syarat dan Tata Cara Mengusap Kedua Khuf

Khuf adalah alas kaki dari kulit yang menutupi mata kaki. Sedangkan
mengusap diistilahkan dengan ( ‫“ ) َمسْح‬mash” yaitu tangan yang dalam keadaan
basah bergerak menyentuh sesuatu. Jadi yang dimaksud mengusap khuf adalah
membasahi khuf dengan cara yang khusus, di bagian yang khusus, dan pada waktu
yang khusus sebagai ganti dari membasuh kedua kaki saat berwudhu.

Syarat yang harus dipenuhi agar dibolehkan mengusap khuf adalah sebelum
mengenakan khuf dalam keadaan bersuci (berwudhu atau mandi) terlebih dahulu.
Hal ini berdasarkan hadits Al Mughiroh bin Syu’bah, ia berkata, “Pada suatu malam
di suatu perjalanan aku pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu
aku sodorkan pada beliau bejana berisi air. Kemudian beliau membasuh wajahnya,
lengannya, mengusap kepalanya. Kemudian aku ingin melepaskan sepatu
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun beliau berkata,

‫علَيْه َما‬ َ ‫ فَإنى أَدْ َخ ْلت ُ ُه َما‬، ‫دَ ْع ُه َما‬


َ ‫ فَ َم‬. » ‫طاه َرتَيْن‬
َ ‫س َح‬

“Biarkan keduanya (tetap kukenakan). Karena aku telah memakai keduanya dalam
keadaan bersuci sebelumnya.” Lalu beliau cukup mengusap khufnya saja. Syarat ini
yaitu mengenakan khuf dalam keadaan sudah bersuci dengan sempurna adalah
syarat yang disepakati oleh para ulama.

Jika seseorang hendak berwudhu dalam keadaan mengenakan khuf, maka ia tidak
perlu membuka khuf-nya untuk mencuci kaki namun cukup sebagai gantinya
mengusap di atas khuf-nya.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu berkata,

‫ ويكتفي بذلك عن نزعها وغسل ما تحتها ; تخفيفا منه‬, ‫فإن الشارع رخص للمتوضئ أن يمسح على هذه الحوائل‬
‫ ودفعا للحرج عنهم‬, ‫سبحانه وتعالى على عباده‬

“Syariat memberikan keringanan/rukshah kepada orang yang berwudhu untuk


mengusap khuf pada berbagai keadaan ini. Tidak perlu mencopot khuf dan cukup
membersihkan bagian atasnya, ini merupakan keringanan dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala bagi hamba-Nya dan menghilangkan kesusahan dari mereka.”

Bagian khuf yang diusap bukanlah seluruh khuf, atau bukan pula pada bagian
bawah yang biasa menginjak tanah atau kotoran. Yang diajarkan dalam Islam,
ketika berwudhu bagian khuf yang diusap adalah bagian punggung khuf (atas). Jadi
cukup bagian atas khuf yang dibasahi lalu khuf diusap (tidak perlu air dialirkan),
sebagaimana definisi “mengusap” (‫ ) َمسْح‬yang sudah disebutkan di awal.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Ali bin Abi Tholib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ ‫الرأْى لَ َكانَ أ َ ْسفَ ُل ْال ُخف أ َ ْولَى ب ْال َمسْح م ْن أ َ ْعالَهُ َوقَدْ َرأَيْتُ َر‬
َّ ‫سو َل‬
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ َّ ‫لَ ْو َكانَ الدي ُن ب‬
‫ظاهر ُخفَّيْه‬ َ ‫علَى‬َ ‫س ُح‬َ ‫يَ ْم‬.

“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih
pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.”

BAB V
KESIMPULAN

Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala
dan kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Adapun fardu (rukun) wudhu yaitu niat, membasuh muka seluruh muka, yakni
dari pucuk kening sampai dagu dan dari pinggir telinga kanan hingga telinga kiri,
membasuh kedua tangan sampai siku-siku, membasuh kepala, membasuh kedua kaki
sampai mata kaki, dan tertib (urut) artinya mendahulukan anggota wudhu yang
seharusnya didahulukan, dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri.
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu berkata, “Syariat memberikan
keringanan/rukshah kepada orang yang berwudhu untuk mengusap khuf pada
berbagai keadaan ini. Tidak perlu mencopot khuf dan cukup membersihkan bagian
atasnya, ini merupakan keringanan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-
Nya dan menghilangkan kesusahan dari mereka.”

Anda mungkin juga menyukai