Anda di halaman 1dari 3

Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

Rukun Puasa:

1. Niat, baik dalam puasa wajib maupun sunah.

2. Meninggalkan hal yang membatalkan puasa.

Jika melakukan hal yang membatalkan puasa karena lupa, dipaksa, atau ketidaktauan yang
ma`dzur (ditolerir), maka puasanya tetap sah.

Ketidaktauan yang ma`dzur adalah ketidaktauannya tentang fikih puasa, karena ia hidup jauh
dari ulama atau karena ia seorang mualaf yang baru masuk Islam.

Perbedaan niat puasa wajib dan sunnah:

Niat dalam puasa wajib Niat dalam puasa sunah

Waktu berniat dimulai sejak terbenam


Waktu berniat dimulai sejak terbenam
matahari hingga sebelum zawal (masuknya
matahari hingga terbit fajar, di malam hari ia
waktu dhuhur), tidak wajib niat malam
wajib berniat (tabyit).
hari.

Tidak wajib mengkhususkan niat puasa


Wajib mengkhususkan niat puasa “niat puasa
kecuali puasa pada hari tertentu seperti
Ramadhan” “niat puasa kafarah” (ta`yin).
puasa hari Arafah.

Tidak boleh berniat 2 puasa wajib dalam satu Boleh berniat 2 puasa sunah dalam satu
hari. hari.

 Tidak cukup hanya meninggalkan makan dan minum di siang hari saja tanpa ada niat khusus
untuk berpuasa.

 Tidak cukup hanya melakukan sahur jika tanpa terbesit sama sekali dalam hatinya ingin
melakukan puasa esok hari.

 Siapapun yang tidak berniat di malam hari – baik sengaja maupun lupa – maka puasanya
tidak sah dan harus qadha di hari lain jika puasanya wajib, namun ia tetap wajib imsak yaitu
menahan diri dari hal yang membatalkan puasa hingga matahari terbenam.

 Kenapa wajib mengulang niat puasa setiap hari? Karena setiap hari adalah satu ibadah
sendiri maka tidak cukup niat satu kali di awal bulan.

 Menurut pendapat muktamad dalam mazhab Syafii niat puasa 1x untuk 1 bulan penuh di
awal Ramadhan hukumnya sunah. Faedahnya:
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

- puasa seseorang yang lupa berniat di malam harinya dianggap sah, menurut madzab
Imam Malik.

- mendapat pahala utuh jika ia meninggal sebelum menuntaskan puasa 1 bulan penuh,
karena niatnya di awal bulan tersebut.

 Jika seseorang memiliki kebiasaan puasa sunah – seperti terbiasa puasa senin kamis –,
kemudian di hari senin depan ia lupa berniat maka puasanya sah jika:

- teringat sebelum zawal (masuknya waktu dhuhur).

- belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Tambahan faedah:

 Syeikh Yusri menyebutkan: saat masuk 1 Ramadhan seorang muslim melakukan niat (dengan
hati yang benar-benar sadar dan lebih utama dilafalkan dengan lisan):

1. Niat puasa 1 bulan penuh, dilakukan 1x di malam hari awal bulan Ramadhan dengan niat
ikut Imam Malik.

2. Niat puasa Ramadhan esok hari dan diulang setiap malam selama bulan Ramadhan.

Jika di pertengahan Ramadhan kebetulan lupa niat di malam hari, maka puasanya tetap sah
karena sudah berniat di awal Ramadhan mengikuti Imam Malik.

(Berniat setiap malam selama Ramadhan khuruj minal khilaf (keluar dari perbedaan pendapat
dan berhati-hati lebih selamat), karna jumhur sepakat harus mengulang niat. Ikut mazhab Malik
niat 1x untuk 1 bulan, sebagai antisipasi agar sah puasa bagi yang kebetulan lupa – bukan
disengaja – berniat di malam hari, kaedahnya man ubtuliya bi syain fa qollid man ajaz (siapa
yang diuji dengan suatu kondisi yang sulit maka boleh mengikuti pendapat yang
membolehkan). Jadi tetep berupaya mengulang niat setiap malam bukan mencukupkan diri
dengan 1x niat di awal bulan).

 Lafal niat puasa:1

- Paling minimimal yang dianggap cukup (sah), mengucapkan dalam hati dengan sadar:

َ‫نَوَيَتََصَوَمََغ ٍدَعنَرَمَضَان‬

"Saya niat puasa esok hari di bulan Ramadhan".

- Paling sempurna mengucapkan di dalam hati dan melafalkan dengan lisan:

1
Nihayah Zein, 1/185.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

َ‫نَوَيَتََصَوَمََغَ ٍَدَعَنََأَدَاءََفَرَضََرَمَضَانََهَذَهََالسَنةََهللَتَعَال‬

"Aku niat berpuasa esok hari melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan tahun ini karena
Allah Ta'ala".

 Disebutkan Syeikh Ali Jumah dan dan dinukil oleh Syeikh Yusri agar mudah mengingat,
hendaknya setiap berbuka puasa langsung melafalkan 2 hal:
1. Doa berbuka puasa di hari itu, lalu makan dan minum untuk berbuka puasa.
2. Niat puasa keesokan harinya, (tidak mengapa makan minum kembali setelah berniat
puasa).

 Niat dalam puasa ada syarat-syaratnya:2

a. Al-Jazm: Yakin, tidak boleh menggantungkan niat. (Contoh: jika besok tidak ada makanan aku
puasa, jika besok ada makanan aku tidak puasa).

b. At-Ta`yin: Menentukan atau memberikan spesifikasi. Contoh: niat puasa Ramadhan, atau niat
puasa nadzar, dan lain-lain. Karena puasa adalah ibadah yang berkaitan dengan waktu tertentu,
maka harus ditentukan niatnya untuk membedakannya dari yang lain.

c. At-Tabyit: Mengukuhkan niat tersebut di malam hari – dari setelah tenggelam matahari hingga
sebelum terbit fajar – . Sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah saw bersabda “siapa
yang tidak berniat puasa di malam hari, maka tidak ada puasa baginya”, HR. Nasa’i, Ibn Majah
dan Ahmad.

d. At-Tajdid: Mengulang niat setiap hari selama bulan Ramadhan. Karena setiap hari ibadah
tersendiri, jika puasa batal 1 hari maka tidak merusak ke-sah-an puasa di hari lain.

2
Mausuah Fiqihiyyah Kuwaitiyyah, 28/22-26.

Anda mungkin juga menyukai