Anda di halaman 1dari 3

“Ada teman saya ragu soal puasanya.

Katanya, “kita niat puasa pas kita minum sudah adzan


subuh. Apakah sah niat puasa itu ??”

Ada dua point penting dalam pertanyaan ini

Pertama : niat

Kedua : sahur dan waktu imsak

Niat

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya niat berperan penting dalam semua aspek ibadah, sabda
Nabi Sallahu Alaihi Wasallam “"‫ إنما األعمال بالنيات‬, diambil dari kalimat Global dalam Hadist ini
disepakati kebanyakan ulama bahwasanya rukun ibadah harus didahului dengan niat, dan
ibadah puasa salah satu ibadah yang harus disertai niat.

Untuk niat puasa perlu diperinci dlu kerna ulama membedakan niat puasa wajib dan Sunnah
dalam segi apakah diharuskan niat dimalam harinya atau tidak.

Pertama puasa wajib : diharuskan berniat dimalam harinya. Untuk waktu malam dimulai dari
magrib sampai azan subuh( atau sampai terbit fajr), niat puasa wajib disyaratkan bagi bulan
puasa agar berniat disetiap malam , dan tidak cukup niat diawal malam bulan puasa saja atau
niat diawal malam untuk satu bulan , tetapi dianjurkan agar berniat dimalam awal romadon dan
berniat untuk satu bulan agar ketika lupa masih bisa mendapat pahala puasanya (kerna
menurut Mazhab maliki boleh bagissorang berniat diawal romadhon untuk satu bulan
penuh.)dan tetap diwajibkan baginya (bagi yang lupa niat malam) menahan makan dan minum
dihari itu (berpuasa) disertai qodo dikemudian hari.

Bagaimana hukumnya ketika dia berniat bersamaan dengan terbitnya fazar ?? pendapat yang
kuat mengatakan tidak sah, pendapat kuat ini beragumen dari sabda Nabi sallahu alaihi
wasallam

‫من لم يبيت الصيام من اليل فال صيام له" رواه النسائي وغيره‬

“Brangsiapa yang tidak berniat dimalam hari maka tidak ada puasa baginya”

Dan bagi yang sudah terhimpit bisa memakai pendapat kedua yang mengatakan boleh berniat
bersamaan dengan terbitnya fazr, pendapat ini berargument dengan Analogi “sebagaimana
ibadah lain yang diharuskn berniat diawal ibadah nya begitu juga puasa” . bagi yang tidak
sengaja melupakan niat dimalam hari dan baru teringat ketika terbitnya fazar(azan subuh) maka
boleh baginya mengambil pendapat ini dan sah puasanya menurut hanafiah(jika dia bertaklid),
kerna mazhab Hanafi membolehkan niat sampai zuhur.

Jika dia ragu apakah sudah terbit fazar atau tidak , kemudian dia berniat maka tidak sah niatnya,
tetapi jika dia berniat kemudian dia ragu apakah sudah terbit fazar atau tidak ? maka dalam
masalah ini ulama mengatakan sah.
Jika sudah yaqin akan terbitnya fazr dan kemudian dia ragu-ragu apakah niatnya terjadi sbelum
fazar atau setelah fazr ? ulama mengatakan dalam masalah ini tidak sah, akan tetapi jika dia
teringat kembali bhawasnya dia berniat sebelum fazar.. maka sah niatnya .

Adapun puasa Sunnah maka tidak diwajibkan berniat pada malam hari, bahkan boleh niat dipagi
hari sampai sebelum zuhur, diriwayatkan oleh Al baihaqi Dengan sanad yang shohih

“ ‫ "فإني إذا‬، ‫ ال‬:‫ "هل عندكم شيء ؟" قالت‬:‫أن النبي صلى هللا عليه وسلم دخل على عائشة رضي هللا عنها ذات يوم فقال‬
‫”أصوم‬

pada suatu hari masuk kerumah Aisyah R.A dan bersabda : “Apakah hari ini kamu mempunyai
sesuatu (untuk dimakan) ? ” ,Aisyah R.A menjawab : tidak, “ kalau begitu aku hari ini puasa”.

Akan tetapi ulama mensyaratkan (bagi yang berniat puasa Sunnah stelah subuh) sebelum niat
itu dia belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.

Sahur dan imsak

Seseorang bisa dinamakan bersahur letika dia bersahur dalam lingkup waktu yang benar ,
disebutkan bahwa waktu sahur dimulai dari pertengahan malam (sekitar jam 12 an) dan
berakhir sampai mendekati subuh sabda nabi Sallahu Alaihi Wasallam :

‫"ال تزال أمتي بخير ما عجلوا الفطر وأخروا السحور‬

“Senantiasa umatku dalam kebaikan selama dia menyegerakan buka puasanya dan
mengakhirkan sahurnya”

Hadist yang tertera menunjukkan tentang ke sunnahan menyegrakn buka puasa dan
kesunnahan mengkahirkan sahur, dari kesunnahan mengakhiurkan sahur ini timbul pertanyaan ,
Apakah kesunnahan mengakhiurkan sahur ini betentangan dengan kesunnahan imsak ?

Jawabannya tertera dihadist lain yang diriwayatkan Zaid bin Tsabit

" ‫" تسحرنا مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ثم قمنا إلى الصالة وكان قدر ما بينهما خمسين آية‬

“Kami bersahur bersama Nabi Sallahu Alaihi Wasallam setelah itu kami mendirikan shalat, dan
pada waktu itu jangka jeda antara solat dan sahur selama orang membaca 50 ayat”

Imsak dalam Bahasa artinya menahan, menahan makan sebelum waktu sahur berakhir, dan
disini disebutkan jeda antara akhir sahur dan solat selama orang membaca 50 ayat ( kurang
lebih 10 menit), dan dari hadist ini Ulama mengambil kesunnahan Imsak dan yang dimaksudkan
mengakhirkan sahur itu adalah sampai sebelum imsak, sungguh sangat keliru orang yang
memaham kesunnahan mengakhirkan sahur dengan makan dan minum sampai azan subuh
dikumandangkan, syekh Muhammad Ba`athiah bependapat didalam kitabnya Goyatul muna
bahwasanya muazin pada zaman sekarang tidak azan kecuali sudah masuk waktunya subuh. Ma
bagi yang makan atau minum padahal azan subuh sudah bekumandang wajib baginya tetap
berpuasa dan baginya mengganti puasa itu pada hari lain. Maka kerna itu Imsak sangat
ditekankan ulama dan sangat dianjurkan agar puasa kita benar-benar sah.
Disebutkan ada sikon dimana diwajibkan menahan makan dan minum dengan berpuasa
berserta wajib mengganti pada hari lain , dan itu ada 6 sikon :

1. (Khusus bulan puasa) bagi yang sengaja berbuka dangan makan dan minum dll

2. Bagi orang yang meninggalkan niat puasa wajib dimalam hari

3.Bagi yang bersahur dan menyangka masih ada waktu sahur dan ternyata sudah habis
waktunya

4.untuk orang yang berbuka dan menyangka sudah magrib dan ternyata belum magrib

5.Ketika dia menyangka 30 romadhan sudah hari raya dan ternyata masih romadhan

6. Bagi yang kemasukan air disebabkan bekumur-kumur atau memasukkan air kehidung dengan
cara berlebihan.

Refrensi : Goyatul muna syarah syafinatunnajah karangan Syekh Muhammad Ba`athiah

Muhammad Nur Ukasyah

Anda mungkin juga menyukai