Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan zaman dan teknologi telah menyerang semua aspek
kehidupan manusia salah satunya dalam hal seni musik. Musik telah berkembang
dengan begitu pesatnya, radio dan televisi merupakan alat penyebar seni musik
bahkan media massa pun banyak yang membahas masalah musik. Masalah yang
akhirnya muncul adalah pengidolan penyanyi atau grup band secara secara
berlebihan bahkan pengidolaan tak jarang diikuti dengan perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan syariat Islam karena hanya mengikuti tren dan
mengidentifikasikan diri kepada sang penyanyi idola. Padahal di Indonesia sendiri
jumlah umat muslim yang ada sangatlah dominan.

Padahal seharusnya sebagai seorang muslim yang kita ikuti adalah perilaku
Rasulullah Saw. Bukanlah lagu/nyanyian/musik yang dilantunkan oleh biduan dan
biduanita disana. Dan lagu ataupun musik adakalanya membuat kita lupa akan
kesusahan yang sedang kita alami sehingga diri terasa terhibur, bahkan ada
kalanya juga membuat kita lupa akan Allah Azza wa Jalla. Sehingga ada sebagian
kaum muslim yang mengharamkan.

Dari berbagai masalah tadi bagaimana sebenarnya pandangan Islam (Al-


Qur’an dan Assunnah) terhadap Musik? Benarkah musik/nyanyian itu haram?.
Itulah masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini. Makalah ini akan
berusaha untuk mengupas masalah itu dengan merujuk kepada pendapat para
ulma’.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah-masalah yang akan kami bahas antara lain:
1. Pandangan Islam terhadap musik/nyanyian.
2. Dalil-dalil kaum yang mengharamkan dan yang membolehkan musik/
nyanyian.
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan kami antara lain:
1. Menjelaskan pandangan Islam yang sebenarnya terhadap musik/nyanyian.
2. memaparkan dalil-dalil yang digunakan oleh kaum yang mengharamkan
maupun yang menghalalkan musik/nyanyian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Puasa Arafah didefinisikan sebagai puasa sunnah yang dilaksanakan pada


tanggal 9 Dzulhijah. Waktu ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah wukuf di
Arafah yang dilakukan oleh jamaah haji, oleh karena itulah dinamakan sebagai
puasa Arafah.
Keutamaan menjalankan ibadah puasa ini diberikan kepada mereka yang sedang
tidak menjalankan ibadah haji. Bagi yang mengerjakannya dijanjikannya
ampunan dosa setahun yang telah lalu dan setahun lagi yang akan datang. Hal ini
sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

2.2 Hukum dan Pelaksanaan Puasa Arafah

Hukum puasa Arafah ini adalah sunnah, tetapi pada umumnya orang


mengerjakan ibadah ini karena keutamaannya yang luar biasa. Puasa ini
dikerjakan mulai terbit fajar pada 9 Dzulhijjah hingga waktu magrib. Bagi kamu
yang ingin berpuasa Arafah, bisa membaca niat sebagaimana puasa sunnah
lainnya. Niat puasa Arafah sebagai berikut:
“Nawaitu shouma arafah sunnatan lillahi ta’ala” artinya sengaja aku puasa
sunnah Arafah karena Allah taala.
Direktur Urusan Agama Kementerian Agama, Juraidi menyebutkan, jika puasa
Arafah bagi orang Indonesia adalah bukan puasa untuk menghormati wukuf yang
ada di padang Arafah, tetapi merupakan puasa untuk 9 Dzulhijjah. Jadi,
seandainya ibadah wukuf tidak dilaksanakan oleh jamaah haji karena ada sesuatu
hal yang terjadi maka puasa sunnah 9 Dzulhijah tetap dilaksanakan.

2.3 Hikmah dan Keutamaan Puasa Arafah

Puasa 9 Dzulhijah bertepatan dengan hari Arafah, merupakan puasa


sunnah dengan pahala yang sangat besar. Oleh karena itu kebanyakan orang yang
tidak menunaikan ibadah haji rata-rata melaksanakan puasa sunnah ini. 
Apa saja hikmah dilaksanakannya puasa 9 Dzulhijjah?

 Dihapuskan Dosa
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan keutamaan
seorang yang melaksanakan ibadah puasa 9 Dzulhijah. Keutamannya yaitu
akan diberikan ampunan dosa-dosa setahun yang telah berlalu dan setahun

2
yang akan datang apabila pahala ibadah puasanya diterima. Dalam riwayat
lain oleh Imam Tarmidzi juga disebutkan seseorang yang bersungguh-
sungguh berdoa kepada Allah di hari Arafah juga mereka yang menjalankan
ibadah puasa di hari tersebut maka akan Allah bebaskan dari api neraka.

 Dibebaskan dari Api Neraka 70 Tahun


Dalam sebuah hadis lain menyatakan bahwa keutamaan mereka yang
menjalankan ibadah puasa 9 Dzulhijjah adalah akan dibebaskan dari siksa
api neraka selama 70 tahun. Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.

 Menyambut Idul Adha dengan Kegembiraan


Orang-orang yang menjalankan ibadah puasa akan Allah beri kebahagiaan
pada saat berbuka. Jika kamu ingin merasakan bahagianya menikmati
suasana takbir Idul Adha pada saat magrib tiba, termasuk keesokan harinya
pada saat salat Idul Adha maka lakukanlah puasa 9 Dzulhijjah.
Akan terasa berbeda saat kamu melakukan ibadah puasa dengan ketika
menjalani Idul Adha dengan biasa saja. Pahala puasa yang kamu dapatkan
akan menumbuhkan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hati.

2.3.2 Niat Puasa Arafah dan keutamaannya

perlu dipahami agar kaum muslim tak merugi. Sebab, Puasa Arafah ini
memiliki keutamaan yang begitu luar biasa, sehingga termasuk ke dalam
puasa sunah yang sangat dianjurkan atau sunah muakkad.

Puasa Arafah dikerjakan pada Hari Arafah, yaitu pada hari ke-9 bulan
Zulhijah dalam kalender Hijriah. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam
rangkaian ritual ibadah haji.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan Idul


Adha pada 10 Zulhijah 1441 Hijriah bertepatan dengan Jumat (31/7/2020).
Dengan demikian, Puasa Arafah di Indonesia mulai dilaksanakan pada Kamis
(30/7/2020).

Puasa Arafah dengan niat saat sahur dan berbuka puasa saat
matahari terbenam. Waktu Imsak untuk wilayah Jakarta pada Kamis
(30/7/2020) pukul 04.35 WIB, Subuh pukul 04.45 WIB, dan Magrib pukul
17.58 WIB.

Puasa Arafah bertepatan ketika jemaah haji sedang melaksanakan wukuf di


Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2
dalam rangkaian ibadah haji. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kamu yang
tidak sedang menunaikan ibadah haji.

3
Niat Puasa Arafah dan keutamaannya tentunya akan sangat rugi jika
dilewatkan. Puasa sunah yang ditunaikan sehari sebelum Hari Raya Idul
Adha ini pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan ibadah puasa pada
umumnya. Perbedaanya hanyalah terletak pada niat puasa.

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

Seperti puasa pada umumnya, Anda bisa melafalkan niat Puasa


Arafah di malam hari sebelum menjalankan ibadah puasa ini. Anda bisa
melafalkan niat Puasa Arafah setelah Salat Isya ataupun sebelum tidur.
Namun, berhubung puasa ini bukanlah puasa wajib, maka Anda tetap
diperbolehkan mengucapkan niat tersebut di siang hari. Tentunya dengan
catatan Anda belum sempat makan atau minum sepanjang hari.

Sedangkan terkait tata cara Puasa Arafah, secara umum pelaksanaannya


sama dengan puasa pada umumnya. Rukunnya pun tidak beda dengan
puasa sunah lainnya. Puasa ini dimulai dengan niat, dan tetap disunahkan
untuk makan sahur sebelumnya. Setelah terbit fajar, maka seseorang sudah
diharuskan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu
maghrib tiba.

Dalam pembacaan niat Puasa Arafah, berbeda jika Anda melafalkan


niatnya pada malam hari sebelum berpuasa dengan saat melafalkannya pada
siang hari setelah melaksanakan puasa.

Niat Puasa Arafah

Anda bisa melafalkan niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa
maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum
berpuasa dan siang hari:

Lafal niat puasa Arafah di malam hari:

“ Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa”

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat puasa Arafah di siang hari:

4
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi
ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Itulah niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa dan siang hari
saat sudah berpuasa. Jadi, jika Anda lupa melafalkan niat di malam hari, Anda tidak
perlu khawatir karena Anda masih bisa melafalkannya di siang hari saat berpuasa.
Tentunya dengan catatan Anda belum makan dari waktu subuh.

.”

5
DAFTAR PUSTAKA

Karya tulis ilmiah, Nur Hidayah tentang puasa arafah

Karya tulis ilmiah, nabila fitriani tentang istinja

Karya tulis ilmiah, Lilis suryani tentang puasa dawud

Karya tulis ilmiah, Duratunnasihah tentang puasa rajab

Anda mungkin juga menyukai