Anda di halaman 1dari 14

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Praktik Keterampilan Keislaman Hafiz Mubarak, S, Th. I, M. Pd, I

SHALAT-SHALAT SUNNAH DAN KAIFIYATNYA:


(ISTIKHARAH, TAHIYYATUL MASJID, MUTHLAQ, HAJAT, DAN
TASBIH).
Oleh:

Muhamad Jainal Ramadani (220103030121)


Lusi Aulia (220103030105)
Nur Halizah (220103030123)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa itu shalat sunnah istikharah dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
2. Apa itu shalat sunnah tahiyyatul masjid dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
3. Apa itu shalat sunnah muthlaq dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
4. Apa itu shalat sunnah hajat dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
5. Apa itu shalat sunnah tasbih dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian shalat sunnah istikharah dan tata cara
pelaksanaannya.
2. Mengetahui dan memahami tentang pengertian shalat sunnah tahiyyatul masjid dan
tata cara pelaksanaannya.
3. Mengetahui dan memahami tentang pengertian shalat sunnah muthlaq dan tata cara
pelaksanannya.
4. Mengetahui dan memahami tentang pengertian shalat sunnah hajat dan tata cara
pelaksanaannya.
5. Mengetahui dan memahami tentang pengertian shalat sunnah tasbih dan tata cara
pelaksanaannya.
PEMBAHASAN

A. Shalat Sunnah Istikharah


Shalat sunnah istikharah adalah sholat sunnah yang dilakukan dengan maksud untuk
meminta petunjuk dari Allah dalam memilih dua atau lebih pilihan agar keputusan yang akan
diambil memberikan keberkahan, kebaikan, dan keridhaan Allah swt. 1 Dalam masalah sholat
sunnah istikharah, Jabir r.a. telah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah mengajari kita
istikharah dalam segala urusan sebagaimana beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada kita.
Beliau pernah bersabda, “Apabila salah seorang kamu punya keinginan pada suatu perkara,
maka hendaklah sholat dua raka’at selain sholat fardhu, kemudian berdo’alah.2
Waktu sholat istikharah adalah selain waktu yang dimakruhkan baik siang ataupun
malam.3 Cara pelaksanaannya adalah dengan melaksanakan shalat dua raka’at dengan niat
shalat istikharah, kemudian berdo’a dengan do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.4
Berikut ini niat shalat istikharah:
‫أَص َّلى ُس َّنَة اِإْلْس ِتَخ اَر ِة َر ْك َع َت ْي ِن ِهَّلِل َت َع اَلى‬
Usalli sunnata al-istikharati rak'ataini lillahi ta'ala
Artinya: Aku berniat shalat istikharah dua rakaat semata-mata karena Allah.

Adapun do’a setelah shalat istikharah:


‫ َف ِإَّن َك َت ْق ِدُر َو اَل َأْق ِدُر َو ال‬. ‫اللُهَّم ِإِّن ي َأْس َت ِخيُر َك ِبِع ْلِمَك َو اْس َت ْق ِدُر َك ِبُقْد َر ِتَك َو َأْس َت ُلَك ِمْن َفْض ِلَك اْلَعِظ ْي ِم‬
‫ َاللُهَّم ِإْن ُكْن َت َت ْع َلُم َأَّن َه َذ ا اَأْلْم َر َخ ْي َر تي ِفي ِديِني َو َمَعاِش ي َف اْق ُد ْر ُه ِلي َو‬.‫َأْع َلُم َو َأْن َت َع الُم اْلُغ ُيوِب‬
‫َيَس ُر ُه ِلى ُثَّم َب اِر ْك ِلي ِفْيِه َو ِإْن ُكْن َت َت ْع َلُم َأَّن َه َذ ا اَأْلْم َر َش ِّر ْي ِفي ِديِني َو َمَعاِش ي َو َع اِقَبِة َأْم ِر ْك‬
‫َو َع اِج ِلِه َو آِج ِلِه َف اْص ِر ْف ُه َع ِنى َو اْص ِر ْف ِني َع ْن ُه َو اْق ُد ْر ِلي اْلَخ ْي َر َح ْي ُث َك اَن ُثَّم َر ْض ِنْي ِبه‬
Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as’aluka min fadlika
al-‘azimi. Fainnaka taqdiru wa la aqdiru wa la a'lamu wa anta 'allamu al-guyubi

1
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah (Semarang: Syalmahat Publishing),
158.
2
H. M. Masykuri Abdurrahman dan Mokh. Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat “Tata Cara dan
Hikmahnya” (Erlangga), 221.
3
Abdurrahman dan Bakhri, 218.
4
Ust. Segaf Hasan Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar? (Jawa TImur:
Yayasan Pondok Pesantren Darullighah Wadda’wah), 513.
Allahumma in kunta ta'lamu anna haża al-amra khairun li fi dini wa ma'äsyi fäqdurhu li wa
yassirhu li summa bārikli fihi wa in kunta ta'lamu anna haża al-amra syarulli fi dini wa
ma'äsyi wa 'aqibati amri wa ajilihi wa ajilihi fäşrifhu 'anni wäşrifni 'anhu wäqdurli al-khairu
haisu kāna summa raddini bihi.
Artinya: Ya Allah, aku memohon kepadamu agar memilihkan untukku mana yang baik
berdasarkan ilmu mu. Dan aku memohon kepadamu dengan kekuasaanmu. Aku memohon
kepadamu dengan kemuliaanmu yang agung. Sesungguhnya engkau maha kuasa sedangkan
aku tidak mempunyai kemampuan sedikitpun. Engkau maha mengetahui sedangkan aku
tidak mengetahui. Dan sesungguhnya engkau maha mengetahui segala yang ghaib.
Ya Allah, sekiranya engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku untuk agama,
kehidupanku, dan akhir perkaraku, cepat atau lambat, maka berikanlah perkara ini padaku.
Mudahkanlah untukku, kemudian berkati aku dalam perkara ini.
Adapun jika engkau mengetahui, bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agama dan
kehidupanku serta akibat perkara ini dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan jadikanlah
kebaikan untukku dimana saja aku berada serta jadikanlah aku ridha atas segala
pemberianmu.5
Berikut adab-adab melakukan istikharah:
1. Membiasakan melaksanakan shalat istikharah dalam segala urusan kita sebelum kita
melangkah didalam urusan itu.
2. Meyakini bahwa dengan shalat istikharah tersebut Allah swt akan memberi petunjuk
kepada kita dan berusaha mengerti serta menghayati arti dari istikharah saat berdo’a.
3. Tidak melakukannya pada waktu-waktu yang diharamkan shalat, karena shalat
istikharah termasuk yang diharamkan untuk dilakukan pada waktu-waktu itu. Dan
ketika berhalangan untuk melakukannya cukup istikharah dengan berdoa dengan
doanya saja.
4. Jika tidak tampak petunjuk hendaknya mengulangi lagi shalat istikharahnya hingga
dia dapatkan petunjuk.
5. Jika dia telah meyakini untuk melakukan suatu kebaikan hendaknya dia lakukan
tanpa shalat istikharah terlebih dahulu karena hal itu merupakan sesuatu kebaikan
apalagi tanpa keraguan sedikitpun.
5
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, (Semarang: Syalmahat Publishing),
158–160.
6. Tidak melakukan istikharah dalam hal-hal yang diwajibkan atasnya, begitu pula
dalam pekerjaan yang makruh apalagi diharamkan.
7. Membaca pada rakaat pertama separuh pertama surah Yasin dan pada rakaat kedua
separuh yang kedua. Atau pada rakaat pertama membaca ayat kursi atau surah Al-
Kaafirun sedangkan pada rakaat kedua surat AL-Ikhlas atau tiga ayat terakhir dari
surah Al-Baqarah.
8. Melakukan shalat istikharah setiap hari untuk meminta petunjuk dalam langkah-
langkah yang akan kita lakukan setiap hari.
9. Jika setelah kita lakukan shalat istikharah lalu dia merasa mantap tanpa keraguan
dalam melakukannya maka dia laksanakan tanpa menunggu petunjuk lewat mimpi,
dan sebaliknya jika setelah sholat istikhoroh dia ragu dalam langkahnya maka hendak
nya tidak melakukannya jadi tidak harus petunjuk dari Allah didapatkan melalui
mimpi, kesimpulannya kapan setelah melakukan shalat istikharah lalu dia dapatkan
hatinya mantap tanpa keraguan sedikitpun berarti hal itu direstui oleh Allah dan
sebaliknya jika setelah melakukan shalat istikharah dia dapatkan hatinya masih atau
ragu terhadap urusan yang akan dia lakukan berarti hal itu tidak direstui oleh Allah
SWT.6

B. Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid


Shalat sunnah tahiyyatul masjid adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh
jemaah yang baru masuk masjid dan sebelum duduk.
Keutamaan dari shalat tahiyyatul masjid adalah:
1. Bentuk penghormatan atau pemuliaan kepada masjid.
2. Menutupi kekurangan sholat wajib.
3. Mengahapus dosa dan ditinggikan derajatnya.
4. Cermin ketakwaan dan tawakal.
5. Menyelesaikan masalah dalam hidup.
6. Menambhakan kesempurnaan shalat fardhu.
7. Sebagai bentuk rasa syukur.
8. Shalat sunnah tahiyyatul masjid merupakan sebaik-baik amalan.

6
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 515–516.
9. Meraih wali Allah paling depan.
10. Salah satu shalat yang dianjurkan. 7
Shalat sunnah tahiyyatul masjid bisa dikerjakan dua rakaat atau lebih dengan
memakai satu salam. Bagi orang yang tidak mengerjakan shalat tahiyyatul masjid
dikarenakan mempunyai hadas, disunahkan membaca kalimat di bawah ini sebanyak empat
kali karena keutamaannya sama dengan dua rakaat.
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬
‫ُسْب َح اَن ِهللا َو ا َح ْم ُد ِهَّلِل َو اَل ِإَلَه ِإال ُهَّللا َو ُهَّللا ْك َب ُر َو اَل َح ْو َل َو َال ُقَّو َة ِإال ِباِهلل ا َع ِلِّي ا َع ِظ يِم‬
Subhanallahi wal hamdu lillahi wa lâ ilâha illallahu wallahu akbaru wa la haula wa la
quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'azhim.
Artinya: Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada tuhan selain Allah. Allah
Mahabesar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahaluhur
dan Maha Agung.8
Waktu untuk melaksanakan shalat sunnah tahiyyatul masjid dimulai ketika masuk ke
dalam masjid dan berakhir dengan duduk dengan sengaja atau tidak sengaja tapi dalam waktu
yang lama sekiranya waktu mulai masuknya dia dalam masjid itu cukup untuk melaksanakan
shalat dua rakaat maka kapan berakhir waktunya maka tidak sunnah lagi baginya untuk
melaksanakan.
Terkadang melakukan shalat tahiyyatul masjid hukumnya makruh dalam beberapa
gambaran berikut ini:
1. Atas seseorang yang masuk ke dalam masjid ketika hampir dikumandangkan iqomat
dari shalat fardhu karena ditakutkan dia akan terlambat melaksanakan takbiratul ihram
setelah takbir imam maka hendaknya dia gabungkan niat shalat tahiyyatul masjidnya
dalam shalat fardhunya dan dia akan mendapatkan pahalanya.
2. Atas seseorang khotib yang masuk ke dalam masjid mendekati waktu khutbah maka
hendaknya dia langsung berkhutbah dan tidak disunnahkan untuk melaksanakannya.
3. Atas seseorang yang memasuki masjidil haram dan dia mampu untuk melaksanakan
tawaf dan bukan melaksanakan shalat tahiyyatul masjid karena penghormatan bagi

7
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, (Semarang: Syalmahat Publishing),
173.
8
H. M. Masykuri Abdurrahman dan Mokh. Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat “Tata Cara dan
Hikmahnya”, (Erlangga) 211–212.
masjidil haram adalah melakukan tawaf dan bukan shalat tahiyyatul masjid berbeda
dengan masjid lainnya.
4. Atas seseorang yang takut kehabisan waktu untuk mengerjakan shalat rawatib qabliyah
atau ba’diyah jika melakukan shalat tahiyyatul masjid maka hendaknya dia langsung
melaksanakan shalat rawatib dan niat shalat tahiyyatul masjidnya digabungkan dengan
shalat rawatibnya. Dan dia akan mendapatkan pahala keduanya.

Adapun niat shalat sunnah tahiyyatul masjid adalah sebagai berikut:


‫ُأَص َّلى ُس َّنَة الَّت ِحَّيِة اْلَم ْس ِج ِد َر ْك َع َت ْي ِن هَّلل َت َع اَلى‬
Usholli sunnatat tahiyyatul masjidi rok’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat melaksanakan shalat tahiyyatul masjid dua rakaat karena Allah ta’ala. 9

C. Shalat Sunnah Muthlaq


Shalat sunnah muthlaq adalah shalat sunnah yang dilaksanakan kapan saja tanpa batas
waktu tertentu baik dilaksanakan pada waktu siang atau malam asalkan bukan pada waktu-
waktu yang diharamkan dan bukan karena sebab-sebab tertentu serta jumlah rakaatnya pun
tidak terbatas boleh melaksanakan hanya dua rakaat atau 100 ataupun seribu dan
seterusnya.10
Berikut ini adalah waktu-waktu terlarang untuk melaksanakan shalat sunnah muthlaq:
1. Sewaktu matahari terbit, ukurannya setombak atau satu lembing.
2. Ketika matahari tepat berada di puncak ketinggian sampai tergelincirnya matahari.
Dalam hal ini kecuali pada hari Jum’at bagi orang-orang yang masuk masjid untuk
mengerjakan shalat tahiyyatul masjid.
3. Sesudah shalat Asar sampai terbenamnya matahari.
4. Sesudah shalat Subuh hingga terbit matahari agak tinggi.
5. Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurnanya terbenamnya.

9
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 522–523.
10
Baharun, 535–536.
Dengan melaksanakan shalat mutlak, kita dibimbing ke arah positif, menemukan
ketenangan batin, ketentraman psikologis, keteguhan mental, mengingat kebesaran Allah,
dan senantiasa mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.11
a. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Sunnah Muthlaq
Cara melakukannya sama halnya dengan melaksanakan sholat pada umumnya
yaitu diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Cuma batasan rakaatnya tidak
terbatas sehingga dalam sholat tersebut tidak wajib dibatasi dengan berapa rakaat yang
akan kita lakukan ketika niat, maka jika kita sudah berniat melakukannya sebanyak
dua rakaat boleh menambah asalkan dia niat untuk menambah rakaat sholat yang akan
dilaksanakan sebelumnya misalnya ketika sujud kedua pada rakaat kedua dia berniat
untuk menambahnya menjadi enam rakaat, atau sepuluh dan lain-lain, begitu pula
sebaliknya jika ketika ihrom dia berniat akan melakukannya sebanyak empat rakaat
lalu ingin merubahnya menjadi dua rakaat boleh asalkan dia lakukan perubahan niat
tersebut sebelumnya
Dan jika dia menambahnya sebelum dia merubah niatnya maka tidak boleh dan
jika dia lakukan dengan sengaja dan tahu akan hukumnya maka sholatnya batal
misalnya seseorang berniat sholat sunnah mutlak 2 rakaat lalu dia merubahnya dengan
menambah beberapa rakaat sebelum merubah niatnya maka batal sholatnya, begitu
pula jika dia sudah terlanjur niat empat rakaat lalu dengan sengaja dia salam dari dua
rakaat tanpa merubah niatnya sebelum bangun dari sujud kedua dari rakaat yang kedua
maka batal sholatnya, akan tetapi jika dia melakukannya dengan tanpa sengaja karena
lupa dan lain-lain maka tidak batal tapi dia harus kembali ke tasyahhud untuk
meneruskan sholatnya seperti yang dia niatkan tadi.
Dan jika dia ingin melakukannya lebih dari dua empatenam sepuluh dan boleh
melakukannya dengan satu tasyahud atau kali tasyahud dan tidak lebih dari dua
tasyahud dengan satu salamdan mengakhiri sholatnya tersebut dengan melakukan pada
rakaat genap ataupun ganjil tetapi lebih dilakukan sholat sunnah tersebut.

Adapun contoh niat shalat sunnah muthlaq adalah sebagai berikut:


‫ُأَص ِّلي َر ْك َع َت ْي ِن ُس َّن ٌة ِهَّلِل َت َع اَلى‬
11
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, (Semarang: Syalmahat Publishing),
174–175.
Usholli rok’ataini sunnatan lillahi ta’aala.
Artinya: Aku berniat melaksanakan shalat sunnah dua rakaat karena Allah swt.12

D. Shalat Sunnah Hajat


Shalat hajat adalah shalat sunnah yang dilakukan berkenaan dengan suatu hajat atau
keinginan. Agar keinginan, hajat, atau cita-cita yang kita harapkan dimudahkan dan
dikabulkan oleh Allah, kita dapat melaksanakan shalat hajat. Shalat hajat dilaksanakan
minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. 13 Waktu melaksanakan shalat sunnah
hajat adalah kapan saja baik siang maupun malam hari asalkan jangan pada waktu-waktu
yang diharamkan seperti setelah shalat subuh dan setelah shalat asar atau ketika menguning
matahari diufuk bagian barat dan lain-lain. 14 Namun waktu yang utama melakukan shalat
hajat dilakukan pada malam hari.15
Sedangkan, cara melakukannya sama seperti cara melaksanakan shalat pada
umumnya yaitu dua rakaat dengan niat-niat shalat hajat pada rakaat pertama disunnahkan
setelah membaca surah Al-Fatihah membaca surah Al-Kaafirun dan pada rakaat kedua
setelah membaca surah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas. 16 Setelah selesai mendirikan
shalat hajat dianjurkan membaca istigfar sebanyak-banyaknya, sholawat nabi, dan do’a
shalat hajat.

Berikut ini niat shalat hajat adalah sebagai berikut:


‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة اْلَح اَج ِة َر ْك َع َت ْي ِن ِهَّلِل َت َع اَلى‬
Usalli sunnata al-hajati rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya: Aku berniat shalat hajat dua rakaat karena Allah ta’ala.

Do’a sesudah shalat sunnah hajat:

12
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 536–537.
13
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, (Semarang: Syalmahat Publishing),
156.
14
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 535.
15
Ustadz Arif Rahman, Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw. (Shahih, 2016),
151.
16
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 535.
‫ َأْس َأُلَك ُمْو ِج َباِت َر ْح َمِتَك َو َع َز اِئَم‬. ‫ال ِإَلَه ِإاَّل ُهللا اْلَح ِليُم اْلَك ِر يُم ُسْب َح اَن ِهَّللا َر ُّب اْلَع ْر ِش اْلَح ْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َم ْغ ِفَر ِتَك َو اْلَغ ِنْي َم َة ِمْن ُك ِّل ِبٍر َو الَّس اَل َم َة ِمْن ُك ِّل ِإْث ِم اَل َت َدْع َلَن ا َذْن ًبا ِإاَّل َغ َفْر َت ُه َو اَل َه َّما ِإاَّل َفَّر ْج َت ُه َو اَل َح اَج ًة ِهَي‬
‫َلَك ِر ًض ا ِإاَّل َقَض ْي َت َه ا َي ا َأْر َح َم الَّر اِحِميَن‬

La ilaha illallahu al-halimu al-karimu subhanallahi rabbi al- arsyi al-'azimi al-hamdulillahi
rabbi al-'alamina. As'aluka mujibati rahmatika wa 'aza'ima magfiratika wa al-ganimata min
kulli birri wa al-salamata min kulli ismin lätada' lana Jailżanbän illa gafartahu wa la
hammän illa farrajtahu wa la hajatan hiya laka riḍā illa qaḍaitaha ya arḥama al- rāḥimina.
Artinya: Ya Allah ya tuhanku. Engkau adalah tuhanku, tiada tuhan yang pantas disembah
melainkan engkau yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu, aku berada dalam
perintah dan perjanjianmu, yang dengan segala kemampuanku perintahmu aku laksanakan.
Aku berlindung kepada-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sementara
aku senantiasa berbuat dosa. Maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni
dosa kecuali engkau. Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan
yang aku lakukan.17

E. Shalat Sunnah Tasbih


Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang bermaksud memperbanyak tasbih
kepada Allah dengan cara tertentu.18 Shalat tasbih ini mempunyai banyak faedah
diantaranya, mengampuni dosa-dosa kita, menarik segala kebaikan dan kebahagiaan serta
menghindarkan kita dari segala macam musibah, bala’ dan bermacam-macam keburukan. 19
Mengenai betapa pentingnya shalat tasbih untuk dikerjakan oleh seorang Muslim, Nabi
Muhammad saw bersabda, “Apabila kamu mampu mengerjakan shalat tasbih satu kali setiap
hari, maka kerjakanlah. Apabila tidak mampu setiap hari, kerjakan sepekan sekali. Apabila
tidak mampu sepekan sekali, sebulan sekali. Apabila tidak mampu sebulan sekali, setahun
sekali. Apabila setahun sekali tidak mampu, maka kerjakanlah satu kali selama umur
hidupmu.”20

17
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, (Semarang: Syalmahat Publishing),
155–156.
18
Arifin, 164.
19
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 517.
20
H. M. Masykuri Abdurrahman dan Mokh. Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat “Tata Cara dan
Hikmahnya,” (Erlangga), 217.
Shalat tasbih terdiri dari empat rakaat. Jika dilaksanakan malam hari, dianjurkan
melakukan shalat tasbih dengan dua rakaat salam. Akan tetapi, jika dilaksanakan pada siang
hari boleh dengan dua rakaat salam atau empat rakaat salam. Bacaan tasbih yang dibaca
dalam shalat tasbih adalah sebagai berikut:
‫ُسْب َح اَن هللا َو الَح ْم ُد ِهَّلِل َو اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ُهللا َأْك َب ر‬
Subhanallah wa al-hamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.
Artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang layak disembah selain
Allah, dan Allah mahabesar.
Cara melakukan shalat tasbih sebetulnya tidak berbeda dengan shalat-shalat lainnya.
Perbedaannya hanya terdapat pada bacaan tasbih disetiap gerakan shalat dan doa-doa shalat.
Berikut ini tata cara pelaksanaan shalat tasbih:
a. Berdiri tegak sambil mengucapkan nita. Untuk jumlah rakaat, jika siang hari dan
sekali salam berjumlah empat rakaat. Jika malam hari, empat rakaat dengan dua
salam.
b. Setelah membaca surah Al-Fatihah, membaca tasbih sebanyak 15 kali.
c. Kemudian, rukuk dengan membaca bacaan rukuk. Setelah itu membaca tasbih
kembali sebanyak 10 kali.
d. Setelah iktidal dan membaca doa iktidal, dilanjutkan dengan membaca tasbih
sebanyak sepuluh kali.
e. Lalu sujud dan membaca bacaan sujud. Setelah itu membaca tasbih sebanyak 10
kali.
f. Kemudian duduk di antara dua sujud sambil membaca doa duduk diantara dua
sujud. Setelah itu membaca tasbih sebanyak 10 kali.
g. Lalu sujud kedua sambil membaca doa sujud. Kemudian membaca tasbih
sebanyak 10 kali.
h. Setelah sujud kedua tidak langsung berdiri, tetapi duduk terlebih dahulu sambil
membaca tasbih sebanyak 10 kali.
i. Begitu rakaat seterusnya.
Dalam satu rakaat, kita membaca tasbih sebanyak 75 kali, sehingga jika dijumlahkan
dalam empat rakaat kita membaca tasbih sebanyak 300 kali. Jika ada tasbih yang terlupa
pada gerakan-gerakan tersebut diatas, maka dapat ditambahkan pada rakaat berikutnya. 21

Berikut contoh niat shalat tasbih:


 Bagi yang akan melaksanakan dua rakaat dua rakaat:
‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة الَّت ْس ِبيِح َر ْك َع َت ْي ِن ِهَّلِل َت َع اَلى‬
Usholli sunnatat tasbihi rok’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat melaksanakan shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah ta’ala.
 Bagi yang akan melaksanakannya empat rakaat langsung:
‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة الَّت ْس ْي ِح َأْر َبَع َر َك َع اٍت ِهَّلِل َت َع اَلى‬
Usholli sunnatat tasbihi arba’a rakaatin lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat melaksanakan shalat sunnah tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala. 22

21
Akbar Syamsul Arifin, Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah, 164–166.
22
Baharun, Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar?, 519.
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, H. M. Masykuri, dan Mokh. Syaiful Bakhri. Kupas Tuntas Salat “Tata Cara dan
Hikmahnya.” Erlangga.
Arifin, Akbar Syamsul. Kitab Pengetahuan Sholat Wajib & Sunah. Semarang: Syalmahat
Publishing.
Baharun, Ust. Segaf Hasan. Bagaimanakah Anda Menunaikan Shalat Dengan Benar? Jawa
TImur: Yayasan Pondok Pesantren Darullighah Wadda’wah.
Rahman, Ustadz Arif. Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw.
Shahih, 2016.

Anda mungkin juga menyukai