Anda di halaman 1dari 3

Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa

Hal yang membatalkan puasa terbagi menjadi 2 yaitu: Muhbithat dan Mufathirat.

a. Muhbithat, yaitu hal yg membatalkan pahala puasa (puasa sah dan tidak wajib qadha, tapi
tidak dapat pahala):

 Ghibah, yaitu membicarakan tentang keburukan saudara sesama muslim meski perkataan
tersebut benar.1

 Namimah,mengadu domba.

 Berbohong, (termasuk menyebar berita hoax).

 Melihat kepada sesuatu yang haram, juga sesuatu yang halal, tapi dengan pandangan penuh
syahwat, dan ia menikmati pandangan tersebut.

 Sumpah palsu.

 Perkataan dan perbuatan dusta.

ِ ‫ ا ْلك َِذب وا ْل ِغوب ُة والن َِّموم ُة والنَّ َظر بِ َشهو ٍة وا ْلو ِمن ا ْلك‬:‫َخس ي ْػطِر َن الصائِم‬
‫ رواه الديلمي يف الػردوس‬.‫َاذ َب ُة‬ ُ َ َ َْ ُ َ َ ْ َ َْ َ ُ َ َّ ْ ُ ٌ َْ

“5 hal yang membatalkan pahala puasa: kebohongan, ghibah, adu domba, melihat dengan
syahwat dan sumpah palsu”, HR. Dailumi.

ِِ ِ ِ ِ ِ
ُ ْ ‫ك َْم م ْن َصائ ٍم َل ْو َس َل ُه م ْن ص َوامه إِ ََّّل‬  ‫َق َال‬
.‫ رواه أمحد وابن ماجه‬‫اْل ْو ُع َوا ْل َع َط ُش‬

Rasulullah Saw bersabda: “betapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan
rasa lapar dan haus karena puasanya (tanpa mendapat pahala)”, HR. Ahmad dan Ibn
Majah.

b. Mufathirat, yaitu hal yang membatalkan puasa (puasa tidak sah dan wajib qadha):

 Murtad, keluar dari Islam dengan niat, perkataan atau perbuatan, meski hanya sebentar.

 Haid dan Nifas, meski hanya sebentar.

 Gila, meski sebentar.

1
Faedah dari Syeikh Yusri: ghibah termasuk dosa besar jika dilakukan ahli al-Quran dan ahli ilmu, dan dosa kecil jika
dilakukan orang awam, hanya pantas jika dilakukan orang fasik.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

 Mabuk atau pingsan. Menurut Imam Romli: jika tak sadarkan diri sehari penuh, maka
membatalkan puasa. Tapi jika tersadar sebentar, maka tidak batal. Menurut Ibn Hajar: jika
mabuk-pingsannya disengaja, maka batal, meski hanya sebentar.

 Jimak (berhubungan badan) jika sengaja, tau keharamannya, dan tidak dipaksa.

 Masuknya benda (`ain: sesuatu yang bisa terlihat kasat mata)2 melalui manfadz maftuh
(lubang alami pada organ tubuh manusia) ke jauf (dalam tubuh).

Manfadz maftuh yaitu: mulut, hidung, telinga, qubul dan dubur dengan sengaja. Mata,
menurut Imam Syafii tidak termasuk manfadz maftuh.

Masuknya benda ini tidak membatalkan jika: lupa, dipaksa atau ketidaktauan yang ditolerir
(karena hidup jauh dari ulama/ baru masuk Islam).

 Mengeluarkan mani dengan sengaja.

 Muntah dengan sengaja.

Keterangan lebih lanjut tentang hal-hal yang membatalkan puasa:

I. Seseorang yang melakukan jimak di siang hari Ramadhan, dengan sengaja, tau
keharamannya, dan tidak dipaksa, maka baginya:

- Mendapat dosa yang besar.

- Wajib menahan diri (imsak) dari hal yang membatalkan puasa hingga terbenam
matahari.

- Ta`zir, yaitu hukuman dari hakim, yaitu jika tidak mau bertaubat.

- Wajib qadha puasa.

- Wajib membayar kafarah udzma, yaitu memilih antara 3 hal berikut (wajib urut, sesuai
kemampuan):

 memerdekakan hamba sahaya, jika tidak mampu

 berpuasa setiap hari selama 2 bulan berturut-turut tanpa terputus, jika tidak mampu

 memberi makan 60 orang miskin setiap orang 1 mud. Kafarah ini diwajibkan bagi
laki-laki bukan wanita. Kafarah berlipat ganda jika melakukan jimak lebih dari 1
hari.

2
Dengan redaksi ini, angin tidak termasuk „ain.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

II. Istimna` (mengeluarkan mani dengan sengaja)3

Batal jika:

- Karena masturbasi, dengan cara apapun.


- Karena bersentuhan kulit dengan istrinya tanpa penghalang.

Tidak batal jika:

- Keluar mani tanpa bersentuhan kulit, seperti karena melihat (alam nyata, film, mimpi
dan lain sebagainya) atau fikiran (fantasi).
- Keluar mani karena bersentuhan kulit dengan perempuan, tapi dengan penghalang.

III. Berciuman
Haram (berdosa) jika dapat membangkitkan syahwat.

Tidak haram jika tidak membangkitkan syahwat, namun lebih baik tidak dilakukan (khilaf
awla).

Ciuman tidak membatalkan puasa, kecuali jika menyebabkan keluar mani.

IV. Muntah

Membatalkan puasa jika disengaja, dan tidak membatalkan puasa jika tidak disengaja.
Walaupun hanya muntah sedikit.

Muntah adalah makanan atau minuman yang sudah masuk kerongkongan, lalu keluar lagi,
meskipun bentuk, warna dan rasanya tidak berubah, meskipun muntahnya berupa cairan.

Muntah termasuk benda najis, maka setelah muntah (baik sedang puasa maupun tidak) wajib
membersihkan mulut dan berkumur sebanyak mungkin, sampai seluruh mulut tersucikan.
Berkumur dalam konteks ini, walaupun sifatnya berlebihan, dan bahkan jika ada air yg
masuk tenggorakan tanpa sengaja, maka tidak membatalkan puasa. Karena menghilangkan
najis adalah perintah agama.

3
Mani adalah air yg keluar dari alat vital, dengan ladzah (rasa nikmat).

Anda mungkin juga menyukai