Anda di halaman 1dari 13

‫السالم عليكم ورحمة الله وبركاته‬

PENJELASAN SHIYAM (SHAUM)

Dibacakan oleh; K. Ade Hasan Ridwanullah


Ketua MUI Kec. Kebonpedes
Dalil Shaum, Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah, ayat 183-185;

‫ي ا أيّها الّذين آمنوا ك تبعليكم ا لصّيام ك ما ك تبعلى الّذين من ق بلكم ل علّكم ت تّقون‬
Artinya; Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.

‫أيّاما مّع دوداتف من ك ان منكم مريضا أو على س فر ف ع دّة من أيّام أخر وعلى الّذين‬
‫ي طيقونه ف دية طع ام مسكين ف من ت طوّع خيرا ف هو خير لّ ه وأن ت صوموا خير‬
‫لّ كم أن ك نتم ت علمون‬.
Artinya; (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang tidak kuat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin . Barangsiapa yang dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.

‫ش هر رمضان الّذى أنزلف يه ا لقرآن هدى لّ لنّاسوبيّناتمن ا لهدى وا لفرقان ف من ش هد منكم‬


‫ا لشّهر ف ليصمه ومن ك ان مريضا أو على س فر ف ع دّة مّن أيّام أخر ي ريد ا هلل ب كم ا ليسر‬
‫وال ي ريد ب كم ا لعسر ولتكملوا ا لع دّة ولتكبّروا ا هلل على ما هداكم ولعلّكم ت شكرون‬.
Artinya; (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadlan, bulan yang didalmnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajib baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,supaya kamu bersyukur.
SHAUM DALAM BAHASAN ILMU FIQIH
DAN DALAM BAHASAN ILMU TASHAWWUF
SHAUM DALAM BAHASAN FIQIH
Shaum menurut Lughat(asal bahasa);
‫األمساك‬
Artinya; Asalkan mengekang. Sekalipun mengekang dari berbicara (tidak berbicara).
Seperti kisah siti Maryam dalam surat Maryam, ayat 26;
‫فأمّا ترينّ من البشر أحدا فقولى إنّى نذرت للرّحمن صوما فلن أكلّم اليوم إنسيّا‬
Artinya; Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah
bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusiapun pada hari ini.

Shaum menurut Isthilah Fiqih;


‫إمساك عن مفطر بنية مخصوصة جميع نهار‬
Artinya; Mengekang diri dari yang membatalkan shaum di siang hari dengan niat yang
khusus .

SYARAT WAJIB SHAUM


Syarat Wajib shaum ada 5
1. ISLAM. Maka tidak wajib shaum bagi non muslim, kecuali non muslim murtad karena dia
pernah Islam.
2. TAKLIF (Baligh dan akal sehat). Maka tidak wajib shaum bagi anak yang belum baligh dan
orang yang sakit jiwa.
3. ITHAQAH (kuat). Maka tidak wajib shaum bagi yang tidak kuat karena sudah tua renta
(pikun), tapi baginya wajib membayar Fidyah (3/4 liter (1 liter) beras.
4. SHIHHAH (sehat). Maka tidak wajib shaum bagi orang yang sakit parah sehingga menurut
dokter dia tidak akan sembuh lagi, dan bagi dia wajib membayar fidyah. Adapun bagi orang
yang sakit tetapi tidak parah, maka boleh baginya tidak shaum tetapi wajib mengqadlanya
apabila dia sudah sembuh.
5. IQAAMAH (Tidak dalam perjalanan). Maka tidak wajib shaum bagi orang yang sedang
dalam perjalanan seukuran boleh Jama’, maksudnya bagi orang yang sedang dalam
perjalanan seukuran boleh menjama’ boleh tidak shaum tetapi dikemudian hari wajib
mengqadla.

SYARAT SHAH SHAUM


Syarat shah shaum ada 4
1. ISLAM. Maka orang non muslim baik non muslim asli atau non muslim murtad tidak sah
shaumnya.
2. TAKLIF (baligh dan akal sehat). Maka anak yang belum baligh dan orang yang sakit jiwa
tidak sah shaumnya.
3. NIQA MIN HAYDL WAN NIFAS (Suci dari haid dan nifas). Maka perempuan yang haid atau
nifas tidak sah shaumnya.
4. ILMUN BIWAQTIS SHAUM (Mengetahui bahwa waktu itu sudah waktu shaum). Maka
orang yang shaum tetapi tidak punya keyakinan bahwa waktu itu sudah waktunya shaum,
maka shaumnya tidak sah.
RUKUN SHAUM
Rukun shaum ada 3
1. NIYYAH (Niat). Jika shaumnya Fardlu, maka niat harus dilakukan dimalam hari dan setiap
hari. Maka apabila niat dilakukan disiang hari maka shaum fardlu tidak sah, demikian pula
jika niat hanya dilakukan diawal malam (misalkan niat untuk satu bulan Ramadlan), maka
shaumnya tidak sah. Jika shaumnya Sunnah maka boleh niat dilakukan siang hari (awal hari)
asalakn belum melakukan hal-hal yang membetalkan shaum.
2. TARKU MUFTHIR (Meninggalkan hal-hal yang membatalkan shaum). Maksudnya di siang
hari dalam keadaan ingat, tidak dipaksa, dan tidak karena jahil ma’dzur.
3. SHAA IMUN. Maksudnya orang yang bershaumnya.

PEMBATHALAN SHAUM
Hal-hal yang membatalkan shaum ada 10 macam, yaitu;
1. Ada dzat(barang) dunyawi yang masuk ke lubang-lubang badan yang asli, seperti makan
minum dan yang lainnya, kecuali apabila dilakukan karena lupa.
2. Ada dzat(barang) dunyawi yang masuk ke lubang-lubang badan yang terjadi belakangan.
3. Memasukan obat ke lubang kubul atau dubur
4. Sengaja muntah (memuntahkan apapun)
5. Melakukan jima’ (hubungan badan) dengan kehendak sendiri dan ingat sedang shaum.
Adapun dengan dipaksa seperti yang diperkosa, atau lupa perasaan sedang tidak puasa
maka tidak membatalkan shaum.
6. Keluar seperma dengan bersentuhan badan, kecuali dengan bermimpi.
7. Keluar haid
8. Keluar nifas
9. Terganggu jiwa (gila)
10. Murtad

CATATAN
A – Apabila orang membatalkan puasa karena melakukan jima’ (hubungan badan) disiang
hari, maka dia wajib qadla dan juga wajib kifarat ‘udhma, dan di ta’zir (dipermalukan
dihadapan orang).
KIFARAT, adalah memerdikakan hamba sahaya yang mukmin dan sehat fisik untuk bekerja,
jika tidak mampu maka diganti dengan shaum dua bulan berturut-turut dan tidak pernah
batal, jika tidak mampu maka diganti dengan memberi sedekah beras 60 Mud yang
diberikan kepada 60 fakir miskin.

B- Ada beberapa orang yang batal shaum tetapi tetap mengekang diri seperti orang yang
sedang shaum dan tetap dikemudian hari wajib mengqadla, yaitu ada 6;
1. Orang yang sengaja membatalkan shaumnya tanpa udzur syar’i.
2. Orang yang tidak niat shaum pada malam harinya jika shaumnya fardlu.
3. Orang yang makan sahur menyangka masih waktu sahur ternyata sudah keluar waktunya
(sudah shubuh).
4. Orang yang menyangka sudah maghrib(waktu buka shaum) kemudian dia berbuka
shaum,ternyata waktu itu belum tiba.
5. Orang yang menyangka belum masuk bulan Ramadlan sehingga dia tidak shaum dan
ternyata hari itu sudah awal Ramadlan (tapi bukan karena beda pendapat).
6. Orang yang berlebihan dalam berkumur sehingga air keminum dan batal shaumnya.
MACAM-MACAM YANG MASUK KE BADAN TETAPI TIDAK MEMBATHALKAN SHAUM

Dzat (barang) dunyawi yang masuk ke lubang-lubang badan tetapi tidak membatalkan
shaum ada 7 macam, yaitu;
1. Bila terjadinya karena lupa
2. Bila terjadinya karena tidak tahu
3. Bila terjadinya karena ditekan (dipaksa orang)
4. Air ludah yang terus keluar dan tidak kuasa membuangnya.
5. Debu jalanan yang tidak terjaga
6. Debu tepung yang tidak terjaga
7. Hewan seperti lalat dan lainnya yang masuk tidak terjaga.
MACAM-MACAM BATHAL SHAUM
Bathal shaum jika dilihat kepada sangsinya terbagi atas 4 macam, yaitu;
1. WAJIB QADLA DAN FIDYAH. Yaitu;
a. Orang yang berbuka shaum karena menghawatirkan orang lain, seperti seorang ibu yang
sedang hamil atau menyusui kemudian dia berbuka shaumnya karena hawatir kepada janin
didalam kandungan, atau hawatir kepada bayi yang sedang disusui, atau gambaran lainnya.
b. Orang yang punya beban qadla kemudian lalai tidak sempat berqadla keburu datang lagi
Ramadlan yang baru, maka ketika berqadla untuk tahun yang lalu harus ditambah dengan
Fidyah.
2. WAJIB QADLA SAJA. Yaitu yang buka shaum karena ada ‘udzur syar’i, saperti sedang dalam
perjalanan atau yang lainnya.
3. WAJIB FIDYAH SAJA. Yaitu yang buka shaum karena sudah tua renta, atau orang sakit
parah yang menurut dokter tidak ada harapan untuk sembuh.
4. TIDAK WAJIB QADLA DAN TIDAK WAJIB FIDYAH. Yaitu orang yang batal shaum karena
sakit ingatan(gila).
SHAUM DALAM BAHASAN TASHAWWUF

Shaum dalam bahasan Tashawwup terbagi atas 3 bagian, yaitu;


1. SHAUM ‘AWWAM. Yaitu shaumnya orang ‘Awam, yakni; mengekang perut dari makan dan
minum serta mengekang syahwat parji di siang hari.
2. SHAUM KHAWWASH. Yaitu shaumnya orang-orang shalih, yakni; selain melakukan shaum
seperti shaum Awwam ditambah dengan menjaga seluruh anggaota badan dari segala
maksiat, hal itu bisa terbukti dengan membiasakan 5 macam, yaitu;
a. Menjaga pandangan mata, dari melihat sesuatu yang dilarang agama.
b. Menjaga lidah dari melakukan, menggibah, berdusta, mengadu domba, sumpah palsu, dll.
c. Menjaga telinga dari mendengarkan yang dilarang agama.
d. Menjaga Anggaota badan lainnya dari maksiat dan menjaga perut dari kemasukan
makanan dan minuman yang syubhat apalagi yang haram.
e. Menjaga perut dikala berbuka shaum tidak makan dan minum berlebihan sekalipun
makanan dan minumannya barang halal.
3. SHAUM KHAWWASH AL-KHAWWASH. Yaitu shaumnya para Shiddiqiin dan Anbiyaa, yakni;
selain melakukan seperti shaumnya Awwan dan Khawwash, juga ditambah dengan shaum
hati , yaitu menghilangkan tujuan-tujuan yang rendah dan pikiran-pikiran yang bersifat
dunyawi, hati selalu Tajally, Muhadlarah dan Mukasyafah dengan hadirat Allah SWT.

AMALAN UTAMA DI BULAN RAMADLAN


1. ASHSHIYAAM. Lakukan shaum dengan baik dan benar mengikuti aturan Ilmu Fiqih
2. QIYAAMUL-LAIL. Perbanyak shalat malam terutama shalat Taraawih.
3. TADLARRU’ WAQTAS SAHUR. Bermunajat waktu sahur dengan shalat Tahajjud dan lainnya.
4. QIRAATUL QUR AN. Perbanyak membaca Al Quran
5. MUJAALATUSH SHALIHIIN. Bercampur baur dengan orang-orang shalih.

SEMOGA BERMANFA’AT

‫والسّالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai