Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya
jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu
dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa Ramdhan adalah kewajiban dan harus dilakukan jika sudah memenuhi kriteria
wajib.Seorang muslim yang baligh, berakal, sehat, muda, dan mampu menjalankan puasa tentu
orang yang diperbolehkan tidak berpuasa Ramadhan. Puasa Ramadhan wajib hukumnya untuk
dilaksanakan. Namun, Islam tetap memperhatikan golongan atau orang-orang yang dalam
Keringanan dan bentuk perhatian tersebut yang biasa disebut dengan rukhsah. Bahkan
ketentuan orang-orang yang dibolehkan meninggalkan puasa Ramadan ini tercantum dalam
firman
ۖ َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُهۗ َو َم ْن َك اَن َم ِرْيًض ا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّي اٍم ُاَخ َر ۗ ُيِر ْي ُد ُهّٰللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُيِر ْي ُد ِبُك ُم اْلُعْس َر
َو ِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا َهٰد ىُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن
Artinya: "... Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur,"
BAB II
PEMBAHASAN
Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut dilakukan
secara 30 atau 29 hari penuh pada bulan Ramadhan dari sebelum matahari terbit hingga
terbenam. Pada kondisi tertentu terdapat kelompok yang Allah izinkan tidak berpuasa dan
menggantinya dengan qadha atau fidyah. Dikutip dari Fiqih Praktis Buya Yahya, inilah 9
1. Anak kecil
Anak-anak yang belum baligh atau dewasa masuk ke dalam golongan yang boleh
tidak puasa Ramadhan. Tanda baligh ada tiga, yaitu:Keluar mani (bagi anak laki-laki) pada usia
9 tahun Keluar darah haid pada usia 9 tahun (bagi anak perempuan)Jika tidak keluar mani dan
tidak haid maka ditunggu hingga umur 15 tahun. Jika sudah genap 15 tahun maka ia disebut
Orang yang hilang akal sehat tidak wajib berpuasa. Jika tetap melaksanakannya, maka puasanya
tidak sah. Dalam hal ini, ulama membagi orang yang hilang akal sehat menjadi dua macam, yaitu
Jika tetap melaksanakannya, maka puasanya tidak sah dan wajib mengqadha. Sebab sebenarnya
ia wajib berpuasa, kemudian ia telah dengan sengaja membuat dirinya gila. Kesengajaan inilah
Orang gila yang tidak disengaja tidak wajib berpuasa. Seandainya berpuasa maka puasanya
tidak sah dan jika sudah sembuh dia tidak berkewajiban mengqadha, karena gilanya bukan
disengaja.
3. Sakit
Orang sakit boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan qadha atau fidyah berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jika penyakit yang Anda derita sangat sulit untuk sembuh, maka boleh
Dikutip dari Fiqih Praktis Buya Yahya, ketentuan bagi orang sakit yang boleh meninggalkan
1. Sakit parah yang memberatkan untuk berpuasa. Jika berpuasa, maka akan menambah
parah sakit yang diderita. Alangkah lebih baik sebelum puasa tanyakan kepada dokter
2. Siapa pun yang sedang berpuasa lalu menemukan dirinya lemah dan tidak mampu untuk
berpuasa dengan kondisi yang membahayakan terhadap dirinya maka saat itu pun dia
Orang tua atau lansia yang berat untuk melakukan puasa diperkenankan untuk meninggalkan
Orang bepergian di atas 84 kilometer boleh tidak berpuasa. Orang yang bepergian atau musafir
1. Tempat yang dituju dari tempat tinggal tidak kurang dari 84 km.
2. Saat Shubuh di hari ia tidak ingin berpuasa, maka musafir harus sudah berada di
perjalanan dan keluar dari wilayah tempat tinggalnya minimal batas kecamatan.
6. Ibu Hamil
Seorang ibu hamil yang khawatir akan kondisi dan keselamatan dirinya serta janin atau bayinya,
maka ia boleh tidak berpuasa dan menggantinya dengan fidyah atau qadha.
7. Ibu Menyusui
Ibu menyusui dengan bayi di bawah usia 2 tahun boleh tidak puasa
Selain hamil, ibu menyusui juga masuk ke dalam golongan orang yang boleh tidak puasa
Ramadhan. Melansir dari Buya Yahya, ketentuan tersebut berlaku apabila sang ibu khawatir
dengan keselamatan dirinya serta kondisi bayi yang masih di bawah umur 2 tahun. Ibu yang
khawatir anaknya kekurangan Air Susu Ibu (ASI) boleh tidak berpuasa dan menggantinya
8. Haid
Perempuan yang sedang datang bulan atau haid tidak wajib berpuasa Ramadhan. Jika memaksa,
maka puasanya tidak sah, bahkan hukumnya dianggap haram. Perempuan yang sedang haid tetap
bisa mengumpulkan pahala selain puasa dengan zikir, berdoa, dan kegiatan positif . Seorang
perempuan yang menstruasi harus mengganti jumlah hari puasa yang ditinggalkan dengan qadha.
Jika hutang puasa belum lunas hingga Ramadhan di tahun depan, maka ia wajib fidyah sekaligus
qadha.
9. Nifas
Wanita pasca melahirkan yang sedang nifas tidak wajib berpuasa. Jika berpuasa puasanya pun
tidak sah bahkan dianggap haram hukumnya. Ia dapat mengganti hari puasa yang ditinggalkan