Anda di halaman 1dari 2

MATERI PONDOK RAMADHAN

SMP ISLAM INTEGRAL LUQMAN AL HAKIM PURWODADI

Bacalah materi berikut kemudian kerjakan soalnya!

Golongan yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan


dan Hal Yang Membatalkan Puasa

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim di dunia. Bagi orang-orang yang dirasa
mampu maka diharuskan berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Namun, ada beberapa golongan
dengan konsisi tertentu yang diperbolehkan tidak puasa Ramadhan dan menggantinya pada hari lain maupun
mengganti dengan fidyah. Siapa saja?

1. Orang yang sakit


Orang yang sedang dalam kondisi sakit mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah SWT:
“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)
Orang sakit yang boleh tidak puasa adalah jika puasanya dapat merugikan kesehatannya. Atau dengan kata
lain, akan mendapat mudharat jika ia berpuasa. Bagi golongan seperti ini, diwajibkan membayar fidyah dan
tidak wajib mengganti dengan puasa.

2. Musafir
Musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalan jauh. Seorang musafir boleh tidak berpuasa, seperti
yang sudah disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Dari Abu Sa’id Al Khudri dan Jabir bin ‘Abdillah mengatakan bahwa musafir memiliki pilihan untuk berpuasa
maupun tidak.
“Kami pernah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ada yang tetap berpuasa
dan ada yang tidak berpuasa. Namun mereka tidak saling mencela satu dan lainnya.”
Musafir bisa puasa dan tidak bisa dilihat dalam tiga kondisi:
Jika berat untuk berpuasa atau sulit melakukan hal-hal yang baik ketika itu, maka lebih utama untuk tidak
berpuasa.
Orang dengan kondisi ini boleh untuk tidak berpuasa, asalkan menggantinya di hari dan bulan selain
Ramadhan pada tahun yang sama. Menurut penjelasan KH Ahmad Ishomuddin, berdasarkan Mazhab Syafi'i,
jarak sepanjang minimal 82 kilometer disepakati sebagai perjalanan jauh yang mubah.

3. Orang yang sudah tua renta (sepuh)


Orang yang sudah tua diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Selain berlaku bagi orang tua (sepuh), juga berlaku
untuk orang yang sakit yang tidak bisa sembuh sakit lagi dari sakitnya. Mereka bisa mengganti puasanya
dengan fidyah. Seperti dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al Baqarah: 184).

4. Wanita hamil dan menyusui


Wanita yang sedang hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramdhan.
“Sesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dari musafir, juga puasa dari wanita hamil dan menyusui.”
Asy Syairozi -salah seorang ulama Syafi’i- berkata, “Jika wanita hamil dan menyusui khawatir pada diri mereka
sendiri, maka mereka boleh tidak puasa dan punya kewajiban qadha’ tanpa ada kafarah. Keadaan mereka
seperti orang sakit. Jika keduanya khawatir pada anaknya, maka keduanya tetap menunaikan qadha’.
Menurut Usman, ada 9 orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan, di antaranya:
1. Anak kecil
2. Orang gila
3. Orang yang sakit
4. Orang yang sudah tua
5. Wanita yang sedang haid atau datang bulan
6. Nifas karena melahirkan
7. Wanita yang sedang hamil
8. Wanita yang sedang menyusui
9. Orang yang sedang berpergian (musafir)

Dari 9 orang tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
 Orang yang tidak boleh berpuasa di antaranya wanita yang sedang haid atau nifas.
 Orang yang bisa saja berpuasa di antaranya, musafir, orang yang sudah lanjut usia namun diyakini masih
mampu berpuasa.
 Orang yang tidak/belum mendapat kewajiban berpuasa di antaranya, anak kecil yang belum baligh dan
orang gila.
 Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa namun diwajibkan membayar fidyah di antaranya, orang yang
sudah tua dan wanita yang sedang menyusui.
Hal Yang Membatalkan Puasa

1. Makan dan Minum


Makan, minum, dan segala sesuatu yang masuk melalui lubang pada anggota tubuh pada siang hari (waktu
berpuasa), jika dilakukan secara sengaja, maka akan membatalkan puasa. Namun makan atau minumnya
seseorang yang lupa, tidak membatalkan puasa.

2. Berhubungan Intim saat Puasa


Suami-istri yang melakukan hubungan intim dengan sengaja di antara waktu fajar terbit hingga matahari
terbenam, berarti puasanya batal. Suami-istri yang demikian, maka wajib mengganti puasa yang gugur itu di
luar bulan Ramadhan. Selain itu, mereka juga harus membayar kafarat salah satu dari tiga pilihan, yaitu
memerdekakan seorang budak, atau jika tidak mampu mesti berpuasa 2 bulan berturut-turut, atau jika tidak
mampu, harus memberi makan 60 orang miskin.

3. Muntah Disengaja
Seseorang yang sengaja muntah, ataupun memasukkan benda ke dalam mulut hingga muntah, maka akan
batal puasanya. Sebaliknya, jika muntah itu tidak disengaja, atau terjadi karena sakit, maka puasanya tidak
batal. 

4. Keluar Air Mani secara Sengaja


Keluar air mani yang terjadi karena bersentuhan kulit meskipun tanpa hubungan seksual juga membatalkan
puasa. Keluarnya mani ini baik dalam konteks masturbasi (onani) ataupun sentuhan dengan pasangan. Namun,
jika mani keluar karena mimpi basah, maka hal ini dikategorikan tidak sengaja, sehingga puasa tidak batal.

5. Haid/Nifas
Haid atau datang bulan bagi perempuan juga akan membatalkan puasa. Perempuan yang mengalami haid saat
Ramadhan dapat menggantinya dengan puasa sejumlah hari haid di luar bulan puasa. Hal yang sama juga
berlaku untuk nifas, ketika perempuan mengeluarkan darah akibat proses melahirkan.

6. Gila
Apabila seseorang mendadak gila ketika sedang mengerjakan ibadah puasa, maka puasanya akan batal.
Puasa diwajibkan untuk umat Islam yang baligh (dewasa), berakal sehat, dan juga tidak terkena halangan.

7. Murtad
Jika seseorang keluar dari Islam, maka dengan sendirinya puasa orang tersebut menjadi batal. Yang termasuk
dalam kategori murtad adalah yang mengingkari keesaan Allah SWT atau mengingkari hukum syariat. 

Kerjakanlah soal berikut!

1. Siapa saja yang diperbolehkan tidak berpuasa di Bulan Ramadhan ?


2. Apa yang dimaksud dengan meng - qadha puasa ?
3. Bagaimana cara mengqadha puasa ramadhan bagi Ibu yang sedang hamil atau menyusui ?
4. Sering kita mendengar kata-kata fidyah dan kafarah. Apa yang dimaksud kedua kata tersebut ?
5. Berikan satu contoh bentuk fidyah dan kafarah pada puasa ramadhan ?
6. Batalkah Puasa Jika Mencicipi Makanan?
7. Apa yang harus dilakukan jika seorang muslim lupa berniat puasa ramadhan pada malam hari? Padahal
niat puasa ramadhan itu sangat penting.
8. Saat berpuasa, pada waktu siang hari apakah diperbolehkan bersiwak atau menggosok gigi dengan
pasta?
9. Sebutkan 3 contoh kegiatan yang mengurangi pahala puasa ?
10. Menurut pendapat kalian, Bagaimana cara menghindari dari hal –hal yang membatalkan puasa ?

Anda mungkin juga menyukai