Transmision case atau rumah CVT berfungsi sebagai tempat komponen-komponen semua sistem
transmisi CVT motor matic dan juga berfungsi untuk melindungi komponen CVT mulai dari
pulley primer hingga pulley sekunder dari kotoron berupa debu maupun air yang dapat
mengganggu kinerja dari setiap komponen sistem CVT.
Dalam pulley primer sistem CVT motor matic terdapt dua bagian utama, yaitu : Primary fixed
sheave dan primary sliding sheave. Primary fixed sheave sendiri adalah pulley yang salah satu
sisinya terhubung secara fixed (tetap) ke poros pulley primer.
Primary fixed sheave berfungsinya sebagai tempat V belt melilit pulley. Komponen ini
berbentuk piringan dan dibagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi
sebagai pendingin ruang CVT agar V-belt tidak cepat panas dan aus.
3. Primary Sliding Sheave
Primary sliding sheave adalah sisi yang terhubung secara tidak tetap pada poros pulley primer.
Karena pulley ini tidak tetap maka dapat bergeser ke kanan dan ke kiri. Primary sliding sheave
berfungsi untuk memperbesar atau memperkeil diameter dari pulley primer.
Salah satu bagian dari primary sliding shaeve ini berbentuk tirus, sehingga ketika primary sliding
sheave bergerak mendekati primary fixed sheave maka jarak antara kedua pulley tersebut
menjadi semakin dekat membuat V-belt terdorong dan menjadi lebih melebar. Sementara disisi
lainnya digunakan sebagai dudukan atau rumah roller. Oleh sebab itu primary sliding sheave ini
biasa disebut dengan nama rumah roller.
4. Spacer
Spacer
Spacer atau disebut juga bosh rumah roller berfungsi sebagai poros dinding dalam atau dudukan
primary sliding sheeve / rumah roller agar dinding dalam dapat bergerak dengan halus saat
bergeser. Apabila dibagian ini oblag maka yang diganti harus dengan rumah rollernya, tidak bisa
jika hanya ganti salah satu, karena keausan biasanya terjadi diantara kedua komponen yaitu
spacer dan rumah roller.
5. Primary Shaft
Primary shaft (poros primer) berfungsi untuk menghubungkan putaran crankshaft / krug as dari
mesin ke pulley primer. Sebagai poros utama, komponen ini tersambung dengan crankshaft
mesin secara tetap. Sehingga RPM mesin sama dengan RPM pada poros utama, atau RPM mesin
juga sama dengan RPM pulley primer.
6. Roller (Weight Primary Sheeve)
Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam
pulley primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller, semakin berat maka dia akan
semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan
belt ke posisi terkecil.
7. Slider
Slider
Slider berfungsi untuk meredam getaran pada rumah roller yang dihasilkan saat roller bergerak
di dalam primary sliding sheave. Jumlah spacer umumnya ada 3 buah dan jika komponen ini
mengalami kerusakan maka akan menimbulkan suara klok-klok pada saat mesin hidup pada
putaran idle..
8. V - Belt
V - Belt
V - belt Berfungsi sebagai penghubung putaran dari priary fixed sheave ke secondary vixed
shave. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. Besarnya diameter V-
belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft sehingga tahan terhadap gesekan dan
panas.
9. Secondary Fixed Sheave
Pada pulley sekunder terdapat dua bagian yaitu, bagian yang tidak bergerak (secondary fixed
sheave) dan bagian yang bergerak / berputar (secondary sliding sheave). Bagian ini terbuat dari
bahan yang ringan dengan bagian permukaan yang halus agar memudahkan belt untuk
bergerak. Secondary fixed sheave adalah sisi yang terhubung dengan poros sekunder secara
tetap.
Secondary sheave spring berfungsi untuk mengembalikan posisi secondary pulley ke posisi awal
dimana posisi V-belt terluar. Saat kondisi normal maka spring ini akan menjaga posisi secondary
sliding sheeve kondisi rapat sehingga diameter secondary pulley membesar.
Sedangkan ketika primary pulley berputar maka roller didalam primary sliding sheeve tidak
hanya mengatur pergerakan primary sliding sheeve ini saja, akan tetapi juga akan melawan daya
pegas pada secondary sheeve spring pada secondary pulley alhasil pembesaran diameter pada
primary pulley mengakibatkan pengecilan diameter pada secondary pulley pada sistem CVT..
Spring CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt
tidak mampu menekan dan membuka driven pulley.
Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley.
Spring CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling.
Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat
tingkat kekerasan materi partnya memuai.
Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan sanggup menahan tekanan pada
tingkat tertentu pula.
Akhirnya spring bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan
pada kondisi yang masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.
Poros sekunder (Secondary Shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran dari pulley sekunder ke
powertrain dan berikutnya yaitu kopling sentrifugal.
Kopling sentrifugal (clutch carrier) atau kampas kopling ganda berfungsi untuk menyalurkan
tenaga dari mesin menuju roda belakang. Kampas kopling ganda yang sudah mulai aus dapat
membuat tenaga yang disalurkan menjadi tidak maksimal.
Clutch Housing
Clutch housing / rumah kopling berfungsi untuk meneruskan putaran dari v-belt dan menerima
putaran dari kampas kopling yang selanjutnya di transfer ke roda belakang.
15. Torsi Cam
Torsi cam
Jika mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang menanjak
maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini
posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam.
Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat
inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak
langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.
Gigi Reduksi
Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari CVT agar dapat
melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi
yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring terhadap poros.
Nama : Irfan maulana
Kelas : XII TBSM1
Mapel : C 3.2
Pengertian Rem Tromol
salah satu tipe rem yang biasanya dipakai dalam kendaraan roda dua atau roda empat. Cara kerja
rem tromol di motor dan mobil hampirlah sama. Rem tromol pada mobil biasanya sudah
menggunakan sistem rem hidrolik, karena sudah memanfaatkan tekanan hidrolik untuk
membantu melakukan tekanan kanvas rem.
Brake Drum
Brake drum merupakan bagian rem tromol yang bertekstur keras karena bahan pembuatnya
adalah baja tuang. Bentuknya seperti drum atau tabung. Komponen rem tromol tersebut memiliki
fungsi menjadi media gesekan kampas rem ketika pengereman terjadi.
Hal tersebut akan menyebabkan laju kendaraan akan berkurang dan perlahan motor akan
berhenti. Komponen yang satu ini letaknya di bagian tengah roda kendaraan. Tromol rem atau
brake drum terbuat dari material padat dan tahan terhadap hawa panas.
Brake Lining
Brake lining merupakan komponen yang dimiliki rem tromol di mana fungsinya adalah sebagai
media bergeseknya tromol rem. Selama pengereman terjadi, kampas semakin lama akan menipis.
Oleh karena itu, kampas harus dicek secara berkala agar rem dapat bekerja secara optimal.
Lamanya penggantian kampas sangat bergantung pada ketahanan dan bahan yang digunakan
untuk menyusunnya. Kampas rem biasanya dibuat dari bahan yang memiliki tekstur lebih lunak
namun tetap bisa melakukan gesekan.
Brake Shoe
Brake shoe bisa dibilang sebagai sepatu rem yang gunanya sebagai tempat kampas. Kampas
yang terdapat pada rem tromol berbeda dengan kampas piringan. Kampas tromol bentuknya
persegi panjang yang sedikit melengkung.
Brake shoe pada umumnya bisa dibeli beserta dengan kampasnya sekalian. Dengan demikian
jika kampas menipis dan harus diganti, penggantian juga dilakukan beserta brake shoenya.
Berbeda dengan rem tromol yang dimiliki bus.
Bus, truk, dan kendaraan besar lainnya tidak memerlukan penggantian sepatu rem. Penggantian
kampas rem hanya melalui proses pengelingan saja.
Saat tuas rem Anda tekan, brake cam lever akan menggerakkan sepatu rem sehingga tromol rem
ikut tertekan. Tuas rem yang satu ini akan bekerja melalui brake cam di mana bagian ujungnya
saling terhubung.
Brake Cam
Brake cam pada rem tromol memiliki fungsi sebagai penekan sepatu rem ketika tuas penggerak
melakukan pekerjaannya. Bagian rem tromol yang satu ini letaknya di bagian ujung brake cam
lever.
Return Spring
Bagian dari komponen rem tromol sepeda motor selanjutnya adalah return spring. Tugas dari
komponen tersebut adalah mengembalikan posisi brake shoe setelah pengereman terjadi.
Letaknya berada di antara kedua sepatu rem dalam sistem rem tromol.
Ketika pengereman selesai, pegas akan melakukan penarikan pada sepatu rem agar kembali
merenggang. Dengan demikian roda kendaraan akan dapat berputar kembali. Pada sistem
pengereman, return spring ada dua macam. Pertama, namanya Uper Spring. Bagian tersebut
berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem ke tempat asalnya. Pegas tersebut terletak di bagian
bawah roda silinder. Bagian return spring yang kedua adalah lower spring. Tugasnya untuk
menekan sepatu agar dapat menekan adjusternya.
Tuas Penghubung
Tuas penghubung merupakan salah satu komponen pada rem tromol yang berada di luar sistem.
Bentuknya seperti batangan besi yang terhubung antara tuas penggerak dengan pedal rem. Tuas
yang satu ini biasanya terdapat pada sistem pengereman yang menggunakan pedal injak.
Berbeda dengan motor matic yang mana tuas remnya berada di bagian setir. Tuas rem dan batang
penggeraknya biasanya dihubungkan dengan kawat kabel. Pada bagian ujung tuas penggerak
umumnya dilengkapi oleh adjusting screw. Gunanya untuk menyesuaikan ketinggian rem.
Anchor Pin
Komponen pada rem tromol juga memiliki anchor pin yang fungsinya adalah untuk center sepatu
rem. Letak dari komponen yang satu ini di bagian pangkal brake shoe. Anchor pin akan berusaha
menjaga sepatu rem agar gerakan membuka menutupnya dapat berjalan lancar.
Pada rem tromol memerlukan sebuah tuas yang digunakan untuk melakukan pengereman. Pedal
rem ada dua macam, pedal injak pada motor bebek dan pedal rem yang terdapat pada motor
matic.
PIMPINAN
SEKRETARIS BENDAHARA