KEMUDI
M.J.NURHAFANTO 095423218
ROQIB 095423217
d-3 OTO 2009
Fungsi Sistem Kemudi
Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan
arah kendaraan dengan cara mengubah arah
gerak kendaraan melalui roda depan dengan cara
memutar roda kemudi.
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka
harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
Kelincahannya baik.
Usaha pengemudian yang baik.
Recovery ( pengembalian ) yang halus.
Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus
seminimal mungkin.
Supaya nyaman saat digunakan maka pesawat kemudi
harus memenuhi persyaratan :
Kedudukan dari pesawat kemudi di hadapan tangan si
pengemudi harus dicapai dengan mudah dan selama
memegang pesawat kemudi tubuh pengemudi tidak cepat
letih.
Pembelokan roda-roda depan harus dengan mudah walau
kendaraan berjalan lambat sekali.
Pesawat kemudi tidak diperbolehkan mempunyai gerak
bebas berputar terlalu besar melebihi 10 o.
Keadaan roda depan selama kendaraan berjalan melalui
tikungan dalam keadaan dapat berputar dengan sempurna.
Selama roda kemudi diputarkan maka roda depan harus
dapat kembali pada sikap semula.
Roda depan tidak boleh berputar dengan bergetar sehingga
mempengaruhi jalannya kendaraan dan pesawat kemudi.
Cara kerja sistem kemudi :
Bila roda kemudi diputar, poros kemudi di
dalam steering coloumn/kolom kemudi
meneruskan tenaga putaran ke steering
gear/roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini
memperbesar momen putar, sehingga
menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungan-
sambungan kemudi (steering linkage).
Komponen-komponen dalam sistem kemudi
1.STEERING WHEEL
Steering wheel dalam bahasa Indonesia disebut
roda kemudi atau orang awam menyebutnya steer
ini pertama kali diperkenalkan oleh Alfred
Vacheron yang digunakannya pada mobil Panhard
4hp dalam kejuaraan Paris Rouen. Sejak saat itu
banyak pabrikan pabrikan yang menggunakan
steering wheel dalam perangkat standard dalam
setiap produknya. Berfungsi sebagai media untuk
menggerakkan poros kemudi. Gerak bebas
maksimum ketika roda kemudi mengarah ke
depan adalah 30 mm(1,18 in).Dewasa ini seluruh
kendaraan bermotor sudah menggunakan
steering wheel dalam produknya, hanya saja
dengan berjalannya waktu teknologi dalam
steering wheelpun terus berkembang, seperti:
Tilt Steering: Merupakan teknologi dimana roda
kemudi dapat diatur naik turun sesuai tinggi
pengemudinya, agar setiap pengemudinya
mendapatkan kenyamanan dalam berkendara.
Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada
beberapa product General Motors di tahun 1963.
Saat ini tilt steering sudah banyak diaplikasikan pada
kendaraan kendaraan baru kelas menengah hingga
tinggi.
Telescope Steering: Merupakan teknologi dalam roda
kemudi yang mana roda kemudi dapat digeser maju
mundur atau mendekati dan menjauhi
pengemudinya sesuai panjang dari tangan
pengemudi. Sama sesuai dengan Tilt Steering,
Telescope Steering juga dikembangkan oleh General
Motor Saginaw Steering Gear Division yang pertama
diperkenalkan pada Cadillac buatan 1965.
Adjustable Steering Coloumn: cara kerja
Adjustable Steering Coloumn serupa dengan Tilt
Steering yang membedakannya adalah
Adjustable Steering Coloumn bekerja secara
elektrik dan dapat menyimpan posisi tinggi
roda kemudi sesuai tinggi pengemudinya.
Swing-away Steering Wheel: swing-away
steering wheel merupakan teknologi dimana
roda kemudi dapat digeser sejauh sembilan
inch menjauhi pintu yang bertujuan agar
pengemudi mudah apabila ingin keluar dari
mobilnya. Teknologi ini pertama kali
diperkenalkan pada mobil buatan Ford
ThunderBird 1961.
2.STEERING MAIN SHAFT
Steering Main Shaft atau poros utama kemudi
berfungsi untuk meneruskan putaran dari roda
kemudi ke roda gigi kemudi.Putaran poros harus
seimbang, mantap, dan bekerjanya tidak boleh
terganggu oleh benda disekitarnya. Oleh karena
itu, poros kemudi ditempatkan di dalam tabung
atau rumah poros kemudi.
Steering main shaft terbuat dari besi yang
sangat keras
Steering main shaft ada 2 tipe/macam:
Type collapsible
Type non collapsible
Type collapsible
Mesh type
Terdiri dari dua bagian main shaft yang disambung dengan
plastik(plastic pin), sedangkan pada coloumn bracket
dipasangkan capsule.
Saat terjadinya tabrakan (benturan), steering gear box mendapat
tekanan yang kuat, maka main shaft dan coloumnnya akan runtuh
dan pengemudi terhindar dari benturan yang keras.
Ball type
Pada tipe ini coloumnnya terdiri dari dua bagian, atas dan
bawah yang disambung pula dengan plastic pin. Jika kendaraan
mendapat benturan yang kuat, coloumn dan steering main
shaft akan menyusut. Tenaga tekan ini akan diserap ball
bearing, sehingga pengemudi terhindar dari bahaya.
Solid silicon rubber sealed type
Pada tipe ini di dalam main shaft bagian bawah diisikan
silicon rubber dan pada bracketnya dipasangkan caster
wedge. Bila roda kemudi mendapat benturan yang
kuat, bracket akan runtuh dan main shaft akan
menyusut. Bila main shaft menyusut, silicon rubber
akan menjadi tepung dan tersembur keluar melalui
orifice steering yoke. Dengan sifat perekat silicon
rubber, tenaga goncangan tersebut dapat diserap.
Type non collapsible
Pada tipe ini steering main shaftnya terbuat dari
besi yang lansung berhubungan dengan steering
gear box. Konstruksinya kuat tetapi berbahaya
bagi pengemudi. Jenis ini biasa digunakan pada
kendaraan yang besar, seperti truk dan bus.
Penempatan poros utama kemudi harus
disesuaikan dengan bodi kendaraan. Apabila
kontruksi bodi kendaraan menyebabkan poros
kemudi tidak bisa terpasang lurus maka poros
kemudi dapat disambung. Namun,
penyambungan ini tidak boleh mengakibatkan
terganggunya putaran poros. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat digunakan sambungan universal.
3. STEERING COLUMN (Kolom kemudi)
Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang
meneruskan putaran roda kemudi ke roda gigi
kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat main
shaft ke bodi, agar poros kemudi terlindungi
dari benturan-benturan benda lain yang dapat
merusak(bengkok) sistem kemudi dan
mengganggu putaran poros kemudi. Ujung atas
dari main shaft dibuat meruncing dan bergigi.
Di ujung inilah roda kemudi diikat dengan
sebuah mur.
Bagian-bagian dari kolom kemudi ditunjukkan
pada
Solid silicon rubber sealed type
Steering column juga merupakan mekanisme
penyerap energi yang menyerap gaya dorong
dari pengemudi pada saat terjadinya tabrakan.
Steering column dipasang pada body melalui
bracket column tipe breakaway sehingga
steering column dapat bergeser turun pada
saat terjadinya tabrakan.
Disamping mekanisme penyerap energi, pada
steering column kendaraan tertentu terdapat
sistem control kemudi. Misalnya mekanisme
steering lock untuk mengunci main shaft,
mekanisme tilt steering untuk memungkinkan
pengemudi menyetel posisi vertikal roda
kemudi, telescopic steering untuk mengatur
panjang main shaft agar diperoleh posisi yang
sesuai dan sebagainya.
Bagian bawah main shaft dihubungkan pada
steering gear melalui flexible joint atau
universal joint yang berfungsi untuk
memperkecil pengiriman kejutan yang
diakibatkan oleh keadaan jalan dari steering
gear ke roda kemudi.
4. STEERING GEAR (Roda gigi kemudi)
Steering gear tidak hanya berfungsi untuk
mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang
bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk
meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan
dan gangguan-gangguan terhadap roda tidak langsung
dirasakan oleh pengemudi.
Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang
disebut juga perbandingan roda gigi kemudi(Steering
gear ratio). Biasanya perbandingan steering gear
antara 18-20 : 1. Perbandingan semakin besar akan
menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan akan
tetapi jumlah putaran akan bertambah banyak,
sehingga ketajaman berbelok berkurang. Sebaliknya,
apabila perbandingannya terlalu kecil akan
mengakibatkan tenaga putarannya berat, namun
ketajaman belok lebih baik.
Perbandingan roda gigi kemudi= jumlah
putaran roda kemudi/jumlah gerak lengan
pitman
Ada beberapa tipe steering gear, tetapi
dewasa ini tipe steering yang digunakan pada
kendaraan bermotor adalah model worm and
roller, model screw pin, model screw nut,
worm and sector, model Rack and Pinion dan
model Recirculating Ball.
3.1. Worm and Roller
Pada model ini, steering gear box model worm
and roller di buat mirip dengan worm and
sector. Hanya saja, apabila pada model worm
and sector terdapat sector gear. Maka pada
model ini terdapat captive roller yang dipasang
sebagai pengganti sector gear. Pada saat
steering shaft berputar hingga hourglass shape
menyentuh roller, itu pertanda putaran kemudi
sudah habis. Apabila tidak dipasang hourglass,
maka besar kemungkinan roller dapat lepas
dengan worm gear.
3.2. Screw Pin
Pada model ini, pin yang berbentuk yang
berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear.
Kerugian :
Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi
sector dan gigi pinion tidak langsung.
Biaya perbaikan lebih mahal.
Cara Kerja:
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar.
Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke
samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel
pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong,
sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-
roda berputar pada arah yang sama.