b. Ball type
Pada type ini coloumn-nya terdiri dari dua bagian atas dan bawah yang
disambung dengan plastic pin.
Apabila kendaraan mendapat benturan yang keras dan steering gear box
mendapat tekanan yang kuat, maka coloumn serta main shaftnya akan
menyusut. Tenaga tekan ini akan diserap oleh ball bearing yang
dipasangkan di antara lower tube dan upper tube, sehingga pengemudi
terhindar bahaya.
Kerugiannya :
Apabila mendapat benturan yang keras, maka kemudinya tidak dapat
menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatip kecil.
Kerugiannya :
Main shaftnya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil-
mobil kecil atau mobil penumpang.
Konstruksinya lebih rumit
Atau =
Untuk menggerakkan ball nut hanya berjarak "L", putaran roda kemudi selama
berjalan lurus maupun membelok maximum adalah sama, karena panjang
sektor sama (A=B) dan sudut putar sektor shaft sama (a = b).
Oleh karena itu pada saat belok maupun pada saat lurus gear rationya sama.
Akibatnya pada saat belok kemudi berat.
Atau >
Untuk menggerakkan ball nut hanya berjarak "L" putaran roda kemudi selama
berjalan lurus maupun membelok maksimum adalah sama. Tetapi karena
panjang sektor berbeda (A > B), maka sudut putaran sector shaft akan berbeda
pula (a > b). Oleh karena itu pada saat belok gearratio-nyamenjadi lebih besar,
sebanding dengan jumlah putaran roda kemudi yang bertambah besar selama
kendaraan berjalan belok. Sehingga pada saat belok kemudi lebih ringan.
Third arm dan knukle arm dipasangkan pada lubang steering knukle dan
dikeraskan dengan sebuah baut. Ball joint digunakan untuk
menghubungkan batang-batang sambungan. Dalam Hubungan ini ball
joint harus dapat bergerak dengan bebas dan tanpa mempengaruhi
kerjanya link. Hubungan pada drag link dilengkapi dengan pegas-pegas
koil.
Tie rod end dipasangkan pada ujung tie rod, satu ujungnya mempunyai
dradt kanan dan satu ujungnya dengan drat kiri. Dengan demikian, tie rod
end ini dapat diputarkan untuk memperpanjang atau memperpendek.
Cara Kerjanya
Bila roda kemudi diputar ke kiri maupun ke kanan maka gerak putar itu akan
diteruskan ke gigi pinion dengan perantaraan poros kemudi, sehingga gigi pinion
akan berputar juga. Karena gigi pinion berputar maka batang gigi akan berputar
searah dengan putaran gigi pinion dalam gerakan mendatar. Gerakan batang rack itu
akhirnya akan digunakan menggerakkan batang penghubung kemudi (steering
linkage) akhirnya roda dapat bergerak pula sesuai dengan gerakan tie-rod.
Cara Kerjanya
Apabila roda kemudi (steering wheel) diputar ke kiri dn ke kanan maka ulir cacing
(wom) akan berputar dan memutarkan gigi sektor, hingga lengan pitman arm
bergerak ke muka dan ke kebelakang kemudian menggerakkan lengan-lengan
kemudi penghubung kemudi (steering linkage) maka roda dapat bergerak ke arah
yang dikehendaki oleh si pengemudi.
C. LATIHAN
D. RANGKUMAN
1. Kemudi manual adalah suatu mekanisme atau peralatan yang digunakan untuk mengatur
arah jalannya kendaraan.
2. Komponen utama kemudi manual adalah :
Roda kemudi
Steering main shaft
Steering coloumn
Steering gear box
3. Steering coloumn ada dua jenis
Model non collapsible
Model collapsible
4. Model-model steering gear box
Model worm dan sector roller
Model worm dan sector
Model screw dan nut
Model recirculating ball
Model rack dan pinion
5. Gear ratio pada steering gear box ada 2 jenis
Konstan gear ratio
Variable gear ratio
6. Steering linkage ada dua jenis
Model rigid axle
Model suspensi bebas
E. TES
2. Jelaskan cara kerja steering gear box model rack and pinion
Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan utama terhadap kompetensi
"Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Kemudi Manual".
Berdasarkan kriteria tingkat penguasaan kompetensi :
Maka standar minimal nilai yang ditetapkan untuk penguasaan materi ini adalah 90%.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir
bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil penguasaan yang telah dicapai menggunakan rumus
berikut :
S Jawaban Benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
S Soal
Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 90% atau lebih, maka Ana telah menguasai materi yang
dipelajari dan berhak melanjutkan pembelajaran berikutnya dengan persetujuan guru
pembimbing. Namun jika hasil yang diperoleh belum mencapai 90% Anda masih harus
mengulangi atau mempelajari kembali bahan ajar ini.
1. a.
2. b
3. c
4. a
5. b
6. b
7. d
8. a
9. a
10. c
11. Cara kerja sistem pengaman kemudi pada kendaraan
Apabila terjadi benturan yang keras maka braketnya akan runtuh dan main shafnya
menyusut sehingga silicon rubber akan menjadi tepung dan tersembur keluar melalui
lubang orifice pada steering main shaft yoke. Pada saat inilah oleh tahan dan sifat
perekat silicon rubber tenaga goncangan tersebut diserap.
12. Urutan pemindah gerak roda kemudi hingga roda dapat berbelok. Gerak putar dari
roda kemudi diteruskan ke poros kemudi, dari poros kemudi ke roda gigi kemudi, tie
rod dan knukle arm.
13. Keuntungan :
Main shafnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar
atau mobil niaga.
Konstruksinya lebih sederhana
Kerugian :
Apabila mendapat benturan yang keras, kemudinya tidak dapat menyerap
goncangan, sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.
14. Fungsi pipa penyetel yang terdapat pada tie rod adalah untuk menyetel toe-in.
15. Fungsi steering linkage adalah untuk memindahkan tenaga dari roda kemudi ke roda
depan.