Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Sistem Poros Penggerak Roda, Sistem Rem, dan


Sistem Kemudi”

Disusun Oleh :

Nama : HANIP MUNIB AL HAQQI


Kelas : XI TKR2

SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A. POROS PENGGERAK RODA PADA MOBIL

A. Pengertian
Axle Shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen system pemindah tenaga,
merupakan poros penggerak roda- roda dimana roda- roda dipasang pada Axle Shaft sehingga beban
roda ditumpu oleh Axle Shaft. Axle Shaftberfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential
ke roda- roda.

Gambar 1. Axle shaft


B. Prinsip Kerja
Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing- masing arah memotong titik
O dari titik pusat garis pengerak dan poros penggerak yang selalu dihubungkan pada pusat garis P
dari masing- masing bola baja, hasilnya putaran poros penggerak adalah selalu identik dengan poros
yang digerakkan.

C. Cara Kerja
a. Cara kerja Axle Shaft type rigid

Gambar 2. Cara kerja Axle Shaft Type rigid

Axle Rigid disamping sebagai penerus putaran ke roda, seolah – olah merupakan lengan
panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan
seolah – olah mengikuti gerakkan posisi Axle.

b. Cara kerja Axle Shaft Independent

Gambar 3. Cara kerja Axle shaft independent

Dengan dilengkapi CV Joint maka pada saat kendaraan meaju dijalan yang bergelombang
maka posisi bodykendaraan seakan-akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan, karena dengan
dilengkapi CV Joint pada setiap gerakan disamping bisa bergerak putar juga bisa bergerak
memanjang, memendek dan membuat sudut.
c. Cara kerja CV Joint

Gambar 4. Cara kerja CV joint pada saat jalan lurus

1. Pada saat jalan lurus dan rata tenaga gerak putar dari differential diteruskan oleh axle
shaft melalui inner race housing- steel ball- intermediate axle shaft- steel ball- outer race- housing-
roda. Pada saat itu steel ball diam sehingga CV Joint tidak membuat sudut.

Gambar 5. Cara kerja CV Joint pada saat berbelok

2. Sedangkan pada saat belok atau jalan tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh inner
race housing – steel ball– intermediate axle shaft – steel ball – outer race gousing – roda, dimana
pada saat itu disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft ball juga bergerak
pada inner race, sehingga CV Joint mampu mebuat sudut yang memungkinkan kedudukan
kendaraan menjadi stabil.

D. Klasifikasi
Axle shaft diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Axle shaft rigid
b. Axle shaft independent

a. Rigid Axle Shaft

Type rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang
besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan berat karena mampu menahan
beban yang berat.

Gambar 6. Axle shaft rigid


Fungsi axle shaft pada type rigid :
a. Penerus putaran ke roda
b. Pendukung beban roda
Menurut letaknya dudukan axle shaft dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai tempat knuckle agar roda
bisa dibelok-belokan.

Gambar 7. Front axle


Komponen-komponennya :
1. Front axle housing
2. Front axle inner shaft
3. Front axle outer shaft
4. Tappered roller bearing

2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.

Gambar 8. Rear axle


Komponen-komponennya :
1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5. Axle flange
b . Axle Shaft Independent
Type ini sering digunakan pada kendaraan kecil dan umumnya jenis sedan, karena tipe
ini disamping kontruksinya ringan juga mampu membuat sudut belok lebih besar.

Berdasarkan sistem penopangnya axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :


1. Half floating type (setengah bebas memikul).
2. ¾ floating type (3/4 bebas memikul).
3. Full floating type (bebas memikul).

a. Half floating type (setengah bebas memikul).


Pada type ini bantalan dipasang antara axle housing dengan axle
shaft dan roda langsung dipasang pada ujung poros.
Gambar 9. Half floating type

Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.
b. ¾ Floating type (¾ bebas memikul).
Bantalan dipasang antara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft, secara tidak
langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.
Jenis ini biasa digunakan pada truck ringan.

Gambar 10. . ¾ Floating type

c. Full floating type (bebas memikul)


Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle housing melalui dua buah bantalan dan
axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.
Type ini banyak digunakan pada kendaraan berat.

Gambar 11. Full floating type


PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen

Gambar 12. Front Axle


Komponen-komponennya :
1. Front Axle Housing
2. Front Axle Inner Shaft
3. Front Axle Outer Shaft
4. Toppered Roler Bearing

Gambar 13. Rear Axle


Komponen-komponennya :
1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5. Axle flange
B. Pembongkaran real axle shaft adalah sebagai berikut:
1. Kendorkan mur roda dengan kunci roda.
2 . Angkat mobil dengan dongkrak dan tumpu dengan jack stand.
3. lepas roda.
4. Buka troml rem.
5. Membuka kampas rem,dengan mengendurkan penguncinya dan lepas pegas
pembalik
6. Buka baut poros roda dengan kunci shock atau pas ring.
7.Tarik As roda dari porosnya menggunakan SST sliding hummer.
C. Pemeriksaan dan Perbaikan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan dan penyebab kerusakan pada Axle
Shaft, pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara berkala dan rutin untuk mencegah kerusakan yang
lebih banyak.
Pemeriksaan yang dlakukan antara lain :
Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Melepas kaliper dan piringan rem
2. Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator , kebebasan maksimum adalah
0,05 mm
3. Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan rem
Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang lebih baik, dengan melakukan
pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaanya adalah sebagai berikut :
1. Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan
2. Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential
3. Melepaskan hubungan tre rodend dengan steering knuckle, dengan palu plastik dan memegangnya
dengan tangan
Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Periksa dan perhatikan bahwa tidak ada kebebasan dalam outboard joint
2. Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam arah axial
3. Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak terlalu besar
4. Periksa kerusakan boot
5. Pemeriksaan panjang standar
Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar Axle
Hub dengan langka sebagai berikut :
1. Melepas kaliper dan piringan rem (disc brake)
2. Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shook absorber
3. Melepas unit Axle Hub
4. Membongkar unit Axle Hub
5. Mengganti bantalan
6. Merakit unit Axle Hub
7. Memasang Axle Hub depan

D. Diagnosa Kerusakan
No. Jenis Gangguan Penyebab Cara
Mengatasi
1. Kaliper rusak Kebebasan bantalan Ganti
tidak sesuai standar /
tertalu besar
2. Piringan rem tipis Kebebasan bantalan Ganti
tidak sesuai standar
3. Outboard joint tidak bisa Tidak ada kebebasan Perbaiki/ganti
bergerak dalam outboard joint

4. Inboard joint serat Tidak meluncur Perbaiki/ ganti


dengan lembut dalam
arah axial

5. Inboard joint kadang tidak Kebebasan arah Perbaiki/ganti


kuat radial terlalu besar

Tabel 2. Diagnosa Kerusakan


B. REM
 Definisi Rem

a. Pengertian Rem
Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem mesin,
misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga
mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena
pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis
(aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem,
ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.

b. Fungsi Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.

c. Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini
harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin
merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan
kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk
menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect)diperoleh dari
adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.

 Jenis Dan Fungsi Rem

A. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti
seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap
penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem
pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil,
terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram
adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui
caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan rem cakram Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga
hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya.
selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang
telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.Kemudian rem cakram
memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan
dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga
dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang
sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.Kegunaan rem cakram
banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk
berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang
sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat
ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel,
lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman
sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.

 Rem tromol
Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian
dalam dari tromol yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan
kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading
dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan
komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara
sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem
piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya
dipakai pada roda – roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga
pengereman.

1. Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam
pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan
sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat
(heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.

2. Kekurangan rem tromol


Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan
sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk
perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat
dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada
ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah
rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak
setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas
akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
 Nama Bagian Bagian Rem

a. Rem Cakram
 Piringan rotor  Silinder rem
 Selang rem  Karet pelindung utama
 Plat pengatur pad  Perapat piston
 Plat momen  Piston
 Plat rem  Karet pelindung silinder
 Pegas penahan pad  Ring set
 Pegas anti berisik  Bushing lucur
 Shim anti cicit  Karet pelindung (Boot
 Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram
 Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
 Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
 Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
 Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
 Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
 Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena
tergajal
 Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
 Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
 Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem 5

B. Rem tromol
 Plat penahan
 Silinder roda
 Pegas pembalik
 Sepatu rem
 Pen pegas
 Tromol rem
 Tuas sepatu h Tuas penyetel.

 Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol

1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya
dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.

 TIPE REM TRMOL

1. Tipe Rem Tromol


a. Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong
bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
b. Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur
kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
c. Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki
2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju
maupun mundur.
d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan
maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga
daya pengereman kurang baik.
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh
gerakan kendaraan.
 Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan
dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

 Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat
di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin
merubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan
kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan
melawan system gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

 Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa
type tergantung pada penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan,
Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu
sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk ituengine break tidak diterangkan

1. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaitu:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya
yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem
hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara
yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini
banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

2.Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir
terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang
menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.
3.Rem Tambahan
fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti
kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur
meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya
sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar
gaya sentrifugal).
2.9 Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis. Master silinder
terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang
membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master
silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.
B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk
segerah menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga
daya pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan
tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold
mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya
pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa
bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan
pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak
cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang
(ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup
vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang
penggerak katup (valve operating road).
C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini
akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran
direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya
intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka
roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan
oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun,
dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini
sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut
katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara
otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya
pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning
valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan
master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak
berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan
awal split pointsesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.
C. Komponen Rem
1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol

a. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk
melakukan pengereman.
 Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal
harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih
banyak bagi pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang
mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah,
akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman
yang tidak cukup.
 Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston
master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja
terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.
 Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem
ditekan; kalau tidak akan terdapat
b. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu
dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga
yang diperlukan pengemudi dalam pengereman.
 Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.
 Komponen – komponen boster rem :
1. Piston;
2. Diaphragm spring;
3. Push rod;
4. Diaphragm;
5. Air cleaner element;
6. Vacuum.

C. SISTEM KEMUDI
Sistem kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan atau berfungsi untuk membelokan
roda. Jika pengendara membelokan Steering wheel (lihat gambar) maka steering coulumn akan
meneruskan puntiran ke steering gear. Kemudian steering gear akan memperbesar tenaga
puntiran hingga menghasilkan momen puntir yang lebih besar yang akan diteruskan ke steering
linkage, kemudian steering linkage akan meneruskan puntiran dari steering gear ke roda
kendaraan.
Jenis-Jenis Sistem Kemudi
Sistem Kemudi Manual
Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi secara
manual sudah mulai ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama
pada jarak jauh.
Tipe Sistem Kemudi Manual
Recirculating ball
Cara kerjanya :
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan
roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak
roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan
mundur maju lengan pitman ( pitman arm ).
Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay rod ), tie rod, lengan
idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Sambungan
tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint
pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut.
Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
1. Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan sedang, mobil besar,
dan kendaraan komersial.
2. Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.
Kerugian :
1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung
2. Biaya perbaikan lebih mahal
Jenis rack and pinion
Cara kerja :
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack
dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan
sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda
berputar pada arah yang sama.

Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-roda
depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate,
berkaitan denngan rack.
Keuntungan :
1. Konstruksi ringan dan sederhana
2. Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung
3. Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan
Kerugian :
1. Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau
sedang.
2. Lebih cepat aus
3. Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan
Sistem Kemudi Jenis Power Steering
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem
kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan
tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya power steering
terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan Elektronik Power Steering.
HYDRAULIC POWER STEERING
Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston
dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal power
steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang
diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya
berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve
menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena
itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power
cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu
menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder
yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort
berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan
pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan.
KONSTRUKSI SISTEM

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:


 Rack and pinion steering gear box Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power
Steering dari kemudi atas kemudian di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh
komponen understeel atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di dalam
system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang bekerja sesuai
tekanan olie yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang
berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor keluar.
 Power steering oil pump Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan
oli yang bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox
melalui Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu berada di
bagian atas dari RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya system Power Steering
dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh karena itu bila terdapat kerusakan pada
Pompa hampir dipastikan system Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak
 Oil reservoir Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.
 Tubes/Hose (selang) Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi
dari Vane Pump ke bagian Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat
cepat maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan selang yang dipakai kurang bagus
kualitasnya.

PRINSIP KERJA POWER STEERING HIDROLIS


Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power
steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar
kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-
type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt. Minyak power steering ditarik dari
reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power
steering switch dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.

Anda mungkin juga menyukai