Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layout mesin dan roda penggerak, sangat penting menjadi pertimbangan. Masing-masing
kombinasi memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini dapat menunjang tujuan dibuatnya sebuah
kendaraan. Di bawah ini beberapa layout pada kendaraan dan karakteristiknya

a. Mesin Depan Mem


b. bujur – Penggerak Roda Belakang (FR) & Penggerak 4 Roda (4WD)

Layout kendaraan seperti ini adalah konfigurasi yang populer untuk kendaraan penumpang
pada 25 tahun terakhir. Ini adalah layout yang memiliki efisiensi ruang yang baik. Layout ini ideal
untuk kendaraan kecil yang ekonomis, atau minivan yang besar, dan membutuhkan ruang penumpang
yang besar. Layout ini juga banyak dipakai oleh kendaraan berukuran menengah. Layout ini
memberikan ruang yang kecil pada panjang mesin, yang berarti tidak nyaman untuk kendaraan
mewah, yang pada umumnya membutuhkan mesin yang lebih besar. Selain itu jarak kerja suspensi
terbatas, sehingga tidak dianjurkan untuk kendaraan segala medan.

Konfigurasi ini adalah yang paling sesuai untuk kendaraan sport berperforma tinggi (high-
performance sports cars). Posisi mesin dengan posisi membujur, sedikit di depan roda belakang,
menghasilkan distribusi berat yang optimal dan meningkatkan kemampuan membelok . Tetapi
konfigurasi ini tidak memungkinkan adanya penumpang pada bagian belakang. Dengan posisi mesin
seperti ini, maka ada penyesuaian penempatan saluran udara untuk kebutuhan pembakaran dan
pendinginnan mesin, yang tentunya sangat berpengaruh pada desain eksterior kendaraan.

1.2 Tujuan

Layout ini adalah layout yang sudah lama dipakai, mulai diperkenalkan pada akhir 1800an.
Dan sampai saat ini masih banyak dipakai pada kendaraan bak terbuka (pickup), kendaraan
penumpang yang mewah, dan kendaraan sport. Pemasangan mesin yang membujur pada umumnya
dipakai untuk mesin yang besar (panjang) dan tidak menghalangi sudut belok pada kemudi. Hal ini
membantu mengurangi radius putar kendaraan, karena pada umumnya kendaraan jenis ini memiliki
jarak sumbu roda (wheelbase) yang panjang. Karena mesin ini tidak berhubungan langsung dengan
roda penggerak, maka distribusi berat bisa lebih optimal. Juga memudahkan perpindahan gigi
transmisi lebih baik dan akurat. Dari kelebihan ini maka layout ini biasa dipakai oleh kendaraan yang
membutuhkan tenaga lebih besar (kendaraan angkut, kendaraan segala medan atau sport), dan
kestabilan lebih baik (kendaraan penumpang mewah, atau sport)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Poros Penggerak Roda


Pada  umumnya  poros  penggerak  roda  suspensi  rigid  yang  dipaksa  pada kendaraan
ringan adalah jenis semi floating.
1. Pembongkaran Sebelum  melakukan  pembongkaran  lakukan  pemeriksaan  awal  dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kendorkan mur roda
b. Dongkrak mobil dan tumpu dengan jack stand
c. Lepas roda dan tromol
d. Pemeriksaan  kebebasan  arah  aksial,  Kebebasan  maksimal  adalah  1
mm. Dengan menggunakan alat dial indikator.
Modul OPKR-30-014B

Jika  kebebasan  terlalu  besar  ganti  bantalan  dan  biasanya  kebebasan


bantalan  yang  terlalu  besar  akan  terdengar  suara  gemuruh  pada  saat
mobil berjalan.
Catatan:
Apabila bantalan roda rusak harus segera diganti, bila tidak
maka akan menyebabkan:
1. Bahaya terhadap pengereman

2
2. Bantalan roda bisa pecah atau terbakar
3. Boros pemakaian nahan bakar
Pembongkaran dan pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a. Kendorkan mur roda.
b. Angkat mobil dengan dongkrak dan tumpu dengan jack stand.
c. Lepas roda dan tromol rem.
d. Lepas baut pengikat backing plat dan pipa rem menggunakan SST.
Modul OPKR-30-014B 21
e. Dengan menggunakan SST lepas poros aksel belakang, hatihati jangan sampai merusak
perapat oli.
f. Lepas gasket poros belakang.

Poros penggerak roda depan harus memiliki 2 persyaratan, yaitu :

3
a. Mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros
penggerak yang mengiringi gerakan roda naik dan turun
b. Dapat memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan
dan harus memutar roda saat membentuk kecepatan karena roda depan
digunakan secara bersamaan untuk pengemudian dan pemindahan tenaga.

2.2 Panjang Poros Penggerak


Panjang poros penggerak kiri dan kanan dapat sama maupun berbeda tergantung lokasi mesin
dan transaxle. Apabila poros penggerak panjangnya tidak sama, maka akan mudah terjadi
getaran yang menimbulkan bunyi dan kurang nyaman. Hal itu diatasi dengan beberapa
metode yang antara lain :

 Dynamic damper type

Dynamic damper dipasangkan pada poros penggerak melalui bantalan karet. Saat poros
penggerak bergetar atau terpuntir maka damper yang diberikan cenderung untuk berputar
pada kecepatan konstan, sehingga bantalan karet menyerap getaran dan puntiran.

Gambar. Dynamic Damper

o Hollow shaft type

 Intermidiate shaft

4
Tipe ini digunakan pada kendaraan yang perbedaan jarak dua poros
penggeraknya besar, sistem kemudinya menjadi tidak stabil dan mudah
memuntir. Saat akselerasi, bagian depan kendaraan terangkat, sudut
joint poros menjadi besar sehingga momen yang ditimbulkan
menyebabkan roda tidak stabil dan sulit untuk dikendalikan.

Gambar. Poros Penggerak Depan Tanpa Intermediate Shaft


Gambar. Poros Penggerak Depan Intermediate Shaft

2.4 Pemeriksaan, service dan perbaikan poros penggerak roda


Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan dan penyebab kerusakan pada
axle shaft. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara berkala dan rutin untuk mencegah
kerusakan yang lebih banyak.
Gambar. Konstruksi lengkap poros penggerak roda depan
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

 Melepas kaliper dan piringan rem


 Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator. Kebebasan
makasimum adalah 0.05 mm.
 Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan rem.

Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan melakukan
pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

 Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan
 Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential
 Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan menggunakan
tracker ball joint.
 Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut pemegangnya
 Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu plastik dan
memegangnya dengan tangan.

5
Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :

 Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam outboard joint
 Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam arah axial
 Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak terlalu
besar

o Periksa kerusakan boot.


o Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book)

Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar axle
hub dengan langkah sebagai berikut :a). Melepas kaliper dan melepas piringan rem
(disc brake)
b). Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber
c). Melepas unit axle hub
d). Membongkar unit axle hub
e). Mengganti bantalan
f). Merakit unit axle hub
g). Memasang axle hub depan
2.5 Pemeriksaan  Dan  Perbaikan  Komponen  Poros  Roda
Belakang
Periksalah  dengan  cermat  dan  teliti  kemungkinan  terjadi
kerusakan pada komponen-komponen sebagai berikut:
a. Periksa  bantalan  atau  bearing  terhadap  keausan  atau
kerusakan,  bila   bantalan  aus  atau  rusak  gantilah  dengan

6
yang baru.
Lepas  bantalan  dengan  menggerinda  penahan  dalam,
dengan  menggunakan  pahat  dan  palu  potong  penahan  dan
kepastian dari poros.
Gambar 4. Menggederenda Penahan Bantalan.
Dengan menggunakan SST dan hydrolik pres lepas bantalan
dari poros.
Gambar 5. Melepas Bantalan Dengan Pres Hydrolis.
b. Pemeriksaan Oli Seal
Kerusakan  oli  seal  bisa  menyebabkan  kebocoran  oli
differensial/  gardan.  Hal  ini  bisa  dilihat  sekitar  backing  plat
terdapat tanda-tanda oli keluar.
Keausan  oli seal  bisa dilihat pada  bagian yang  berhubungan
dengan  poros,  bila  masih  runcing  berarti  baik,  bila  sudah
rata  berarti  aus,  ganti  oli  seal  dengan  yang  baru  bila  sudah
aus.
Dengan menggunakan SST lepas oli seal.
Gambar 6. Melepas Perapat Oli Dari Rumah Poros.
c. Pemeriksaan Poros Roda Belakang
Periksa  alur  poros  roda  belakang  dari  kemungkinan  aus,
retak atau puntiran.
Periksa  poros  roda  belakang  pada  bagian  dudukan  penahan
dalam dan bantalan dari kemungkinan keausan.
Dengan  menggunakan  dial  indikator  periksa  poros  roda
belakang dari kebengkokkan dan keolengan pada flensnya.
Kebengkokkan/kelengkungan  poros  maksimum  1,5  mm
Keolengan flens maksimum 0,1 mm.
Pada  poros  roda  belakang  dan  komponennya  bila  terdapat
kerusakan tidak dapat diperbaiki oleh karena itu harus kita ganti
kecuali pada kebengkokkan ini bisa diperbaiki.
3. Perakitan Dan Pemasangan Poros Roda Belakang
Persiapkan  komponen-komponen  yang  telah  diperiksa  dari
kerusakan dan yang baru.

7
Pemasangan  kembali  dapat  dilakukan  dengan  langkah-langkah
sebagai berikut:

a. Menggunakan  SST  dan  pres  hydrolik  pasang  penahan


bantalan luar dan bantalan/bearing batu.
b. Panaskan  penahan  bantalan  dalam  hingga  kurang  lebih 1500
C didalam oli pemanas.
Gambar 8. Pemanas Penahan Bantalan.
c. Menggunakan  SST  dan  preshydrolik  pasang  penahan
bantalan dalam saat masih panas.
Hydrolik.
d. Menggunakan  SST  pasang  oli  seal  yang  telah  diolesi  gemuk
pada kedalaman 6mm.
e. Pasang  poros  penggerak  roda  pada  housing  axle  beserta
kelengkapannya yang telah diolesi perapat.
f. Pasang  dan  kencangkan  baud pengikat  backing  plat dengan
momen pengencangan 670 Kg.cm.
g. Pasang kembali pipa rem.
h. Pasang tromol rem.
i. Lakukan pembuangan udara pada sistem rem.
j. Pasang  roda  kemudian  turunkan  mobil  dan  kencangkan

8
baud-baud roda.
Catatan:
Pada saat memasukan  poros roda belakang lakukan  dengan
hati-hati  jangan  sampai  marusak  oli  seal  maupun  deflektor
oli yang terdapat didalam housing axle.
c. Rangkuman
1. Poros jenis semi floating di pakai pada suspensi rigid penggerak
roda belakang.
2. Kegiatan  ini  meliputi  bongkar,  pemeriksaan  dan  pemasangan
kembali.
3. Komponen-komponen  yang  diperiksa  dan  diganti  bila  rusak
adalah bearing, oli seal dan poros.

4. Pemeriksaan  poros  penggerak  roda  meliputi  alur  poros  yang


berkaitan  dengan  side  gear,  kebengkokan  poros,  keolengan
pada  naf,  keausan  pada  dudukan  bantalan  maupun  penahan
bantalan dalam.

Perakitan Dan Pemasangan Poros Roda Belakang

Persiapkan komponen-komponen yang telah diperiksa dari kerusakan dan yang baru.

Pemasangan kembali dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

9
a.    Menggunakan SST dan pres hydrolik pasang penahan bantalan luar dan bantalan/bearing
batu.

b.    Panaskan penahan bantalan dalam hingga kurang lebih 1500C didalam oli pemanas.

Gambar 8. Pemanas Penahan Bantalan.

c.    Menggunakan SST dan preshydrolik pasang penahan bantalan dalam saat masih panas.

Gambar 9. Pemasang Penahan Bantalan Dengan Pres Hydrolik.

d.    Menggunakan SST pasang oli seal yang telah diolesi gemuk pada kedalaman 6mm.

Gambar 10. Memasang Perapat Oli.

e.    Pasang poros penggerak roda pada housing axle beserta kelengkapannya yang telah
diolesi perapat.

f.     Pasang dan kencangkan baud pengikat backing plat dengan momen pengencangan 670
Kg.cm.

g.    Pasang kembali pipa rem.

h.    Pasang tromol rem.

i.     Lakukan pembuangan udara pada sistem rem.

j.     Pasang roda kemudian turunkan mobil dan kencangkan baud-baud roda.

Catatan:

10
Pada saat memasukan poros roda belakang lakukan dengan hati-hati jangan sampai marusak
oli seal maupun deflektor oli yang terdapat didalam housing axle.

AXLE SHAFT (POROS PENGGERAK)

1.       Uraian
Axle shaft adalah salah satu komponen sistem pemindah tenaga yang meneruskan putaran
mesin ke roda (sebagai penggerak roda), dimana roda-roda dipasang pada axle shaft sehingga
beban roda ditumpu oleh axle shaft.

2.       Fungsi axle shaft:


1)      Sebagai penerus putaran mesin ke roda
2)      Sebagai dudukan roda
3)      Sebagai penumpu beban roda

3.       Klasifikasi Axle Shaft

1)      Rigid Axle Shaft


Konstruksi :

Penggunaan : kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga
pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan berat karena mampu
menahan beban yang berat
Fungsi          Penerus putaran mesin ke roda
         Pendukung beban roda
Cara Kerja : Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah
merupakan lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat
kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan seolah-olah mengikuti

11
gerakan posisi axle.
Keuntungan :          Konstruksi lebih kuat.
         Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
         Sanggup menahan beban berat.
         Moment yang dihasilkan besar.
Kerugian :          Suspensi kendaraan keras
         Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan tidak
stabil.
         Sudut beloknya kecil.
Jenis-Jenis :
A.      Berdasarkan 1)      Front Axle Fungsi sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai
Posisi Axle Shaft tempat knuckle agar roda bisa dibelok-
Shaft belokan.
Konstruksi :

Komponen 1.    Front axle housing


2.    Front axle inner shaft
3.    Front axle outer shaft
4.    Tappered roller bearing
2)      Rear Axle Fungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke
Shaft roda
Konstruksi :

12
Komponen1.       Axle shaft
2.       Gasket
3.       Axle shim
4.       Axle retainer plate
5.       Axle flange
B.      Berdasarkan
1)      Half floating Konstruksi :
Sistem type
Penopangnya (setengah
bebas
memikul)

Uraian Pada type ini bantalan dipasang antara axle


housing dengan axle shaft dan roda langsung
dipasang pada ujung poros
Penggunaan digunakan pada kendaraan jenis sedan,
station wagon dan jeep
Keuntungan         Konstruksi sederhana
         Biayanya murah
Kerugian       Axle shaft menjadi bengkok akibat berat
kendaraan langsung dipikul oleh poros.
       Jika patah roda tidak ada yang menahan.

13
2)      3/4 floating Konstruksi :
type (3/4
bebas
memikul)

Uraian Bantalan dipasang antara axle housing


dengan wheel hub dan axle shaft, secara
tidak langsung axle shaft ikut memikul beban
kendaraan.
Penggunaan digunakan pada truck ringan.
Keuntungan      Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan
ke axle shaft, sehing-ga axle shaft tidak
bengkok.
         Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan
oleh bantalan.
Kerugian          Akibat gaya ke samping tetap menimbulkan
kebengkokan.
3)      Full floating Konstruksi :
type (bebas
memikul)

Uraian Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh


pada axle housing melalui dua buah bantalan
dan axle shaft hanya berfungsi untuk
menggerakkan roda
Penggunaan digunakan pada kendaraan berat
Keuntungan      Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle
housing, sehingga axle shaft tidak menjadi
bengkok.

14
         Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke
axle shaft.
         Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup
memikul beban berat.
Kerugian        Biayanya mahal

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Poros Penggerak Roda ” maka penulis menyimpulkan bahwa Kendaraan
dapat berjalan/ bergerak karena ada system yang memindahkan tenaga/ momen/ putaran dari
mesin ke roda-roda. Axle shaft atau poros penggerak roda merupakan poros pemutar roda
yang dihubungkan dengan gardan (differensial).

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.viarohidinthea.com/2014/12/poros-penggerak-roda-axle-shaft.html

http://m-edukasi.kemdikbud.go.id/online/2008/porospenggerakroda/materi01.html

http://xlusi.com/etik/makalah-poros-penggerak-roda-belakang

https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=MAKALAH+PENGGERAK+RODA

https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=macam+macam+poros+penggerak+roda

http://www.academia.edu/16896788/PENGGERAK_RODA_BELAKANG

17

Anda mungkin juga menyukai