PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, peluruhan
radom dan thorium di udara, serta radionuklida yang ada dalam bahan makanan.
Berikut sumber radiasi dari alam :
Radiasi dari kerak bumi Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi
adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan
Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini berbeda-beda karena
konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu
berbeda jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika
Serikat menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi manusia tinggal di
daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara 0,3–0,6 milisievert
(mSv ) per tahun. Sekitar 3 persen populasi dunia menerima dosis 1 mSv per
tahun atau lebih.
Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhunbungan dengan
aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang medis
(radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi diperoleh di pembangkit tenaga nuklir,
radiasi yang diperoleh di bidang industri dll. Berikut sumber radiasi dari buatan :
2
jumlah dan jenis sinar-X yang diterima harus dibatasi. Mesin pemindai sinar-X,
mammografi dan CT (Computerized Axial Tomography) Scanner meningkatkan
dosis radiasi buatan pada manusia.
3
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida
yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam
reactor atom. Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta,
gamma dan neutron. Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni
pesawat sinar-X dan akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat
adanya arus listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di
dalam tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada
bahan target. Radiasi Internal karena sumber radiasinya berada di dalam tubuh maka
jenis radiasi yang sangat berbahaya sebagai radiasi internal adalah radiasi alpha
dan beta karena mempunyai daya ionisasi yang besar. dan sumber radiasi buatan
yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.
Selain berasal dari alam, radiasi juga bersumber dari produk-produk teknologi
buatan manusia sendiri di antaranya berasal dari penggunaan radiasi untuk dunia
kedokteran, sisa uji coba bom atom dan PLTN, hasil pembakaran batu bara,
hingga penggunaan produk-produk teknologi yang memancarkan radiasi. Jumlah
paparan radiasi non-alami ini berbeda pada tiap orang, tergantung interaksinya
dengan tempat, jenis pekerjaan, hingga penggunaan benda-benda yang bersifat
radiatif.
4
Atom Internasional (IAEA) menetapkan dosis radiasi buatan bagi masyarakat
umum adalah 1 mSv per tahun. Hal itu dimaksudkan untuk keamanan manusia.
Radiasi internal adalah radiasi yang berasal dari radioisotop yang masuk
(dimasukkan) ke dalam tubuh. Radiasi internal terjadi apabila tubuh manusia
terkontaminasi dengan radioisotop baik kontaminasi pada bagian dalam tubuh
ataupun permukaan tubuh manusia. Potensi bahaya radiasi internal berasal dari
sumber terbuka yaitu sumber yang tidak terbungkus dan dalam kondisi normal
dapat menyebabkan kontaminasi, misalnya, zat radioaktif berbentuk bubuk,
cairan atau gas. Kontaminasi adalah keberadaan suatu zat radioaktif pada tempat
atau daerah yang tidak seharusnya, dan dapat menimbulkan bahaya paparan
radiasi. radiasi dari sumber internal perlu mendapakan perhatian yang
serius karena potensinya yang dapat menimbulkan bahaya cukup besar.
Klasifikasi efek radiasi pada tubuh manusia bila dilihat dari jenis sel, maka
efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Bila efek radiasi
dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi maka disebut efek somatik.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera
adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu
terpapar dalam waktu singkat (harian sampai mingguan) setelah pemaparan,
seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan
penurunan jumlah sel darah. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi
yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanantahunan) setelah terkena
paparan radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek Biologi Radiasi
deterministik yang sebelumnya dikenal dengan efek non- stokastik, merupakan
konsekuensi dari proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan terpapar. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan
radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis
yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul
beberapa saat setelah terpapar.
5
Efek biologi akibat paparan radiasi diperhitungkan pula pada embrio, janin dan
penyakit lainnya selain kankerkarena sifatnya yang acak. Dengan demikian,
pada efek stokastik ini, tidak ada dosis ambang dan akan muncul setelah
masa laten yang lama. Peluang terjadinya efek stokastik lebih besar pada dosis
yang lebih tinggi, namun keparahannya tidak bergantung pada dosis.
A. Dosis paparan
Dosis paparan erat hubungannya dengan radiasi yang berasal dari sumber
eksternal. Sumber radiasi eksternal yang patut diperhitungkan hanya sumber
radiasi pemancar sinar gamma atau sinar-x karena kedua macam radiasi ini
memiliki jangkauan yang jauh. Untuk sumber pemancar alpha dan beta tidak
diperhitungkan karena jarak jangkauannya yang pendek di udara.
B. Dosis serap
Besar efek radiasi pada suatu material akan berhubungan dengan besar
paparan radiasi eksternal dan besar radiasi yang diserap sebagai hasil dari
paparan radiasi eksternal. Efek radiasi juga berhubungan dengan besarnya energi
radiasi yang diserap pada sumber radiasi internal yang terdeposit dalam material
6
Apabila dipastikan telah terjadi pelepasan zat radioaktiv ke lingkungan perlu
dilakukan pemantauan kadar zat radioaktiv baik dalam medium udara,tanah
maupun air. Pemantauan kadar zat radiaktiv lingkungan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa tingkat pencemaran radioativ masih dibawah nilai batas
yang ditetapkan. Termasuk dalam pemantauan radioaktiv lingkungan ini adalah
melakukan pemantauan rantai makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia
termasuk pemantauan air minum dan udara. Serta dilakukan pemantauan zat
radioaktiv dalam tubuh manusia yang bertujuan untuk memperkirakan
jumlah penerimaan dosis oleh personel dari sumber internal.
Klasifikasi pemantauan radiasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
kegiatan utama yaitu pemantauan dosis pekerja dan pemantauan radiasi
lingkungan. Pemantauan dosis pekerja selanjutnya dibagi menjadi dua
bergantung pada tujuan pengukurannya, yaitu pemantauan dosis eksternal dan
pemantauan dosis internal. Pemantauan radiasi lngkungan jga terbagi menjadi
dua yaitu pemantauan daerah kerja dan pemantauan kawasan disekitar fasilitas
instalasi nuklir.
7
2.6 Proteksi Radiasi Internal
Proteksi radiasi internal dapat dilakukan dengan mencegah atau pengupayaan
sekecil mungkin terjadinya kontaminasi pada permukaan tubuh pekerja atau
masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh manusia, dengan cara menghalangi
masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara pemasukan (pernapasan dengan
menghirup gas dan debu radioaktif, melalui saluran makanan dengan cara
meminum air yang terkontaminasi atau memakan makanan yang
terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka yang terkontaminasi)
atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas dari sumber ke manusia.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya suatu program yang dibuat untuk
mengusahakan agar supaya kontaminasi lingkungan berada pada nilai yang dapat
diterima, dan sekecil yang dapat dicapai (ALARA). Apabila seseorang
terkontaminasi internal, maka orang tersebut akan terus menerus mendapat
radiasi dari zat radioaktif yang berada di dalam tubuhnya, sampai zat radioaktif
tersebut berkurang aktivitasnya karena proses peluruhan dan dikeluarkannya zat
radioaktif dari dalam tubuh melalui proses metabolisme dari tubuh sendiri.
Memahami konsep proteksi radiasi internal, maka perlu diketahui jalur-jalur
pemasukan (intake) zat radioaktif ke dalam tubuh/organ. Jalur utama masuknya
zat radioaktif ke dalam tubuh adalah melalui saluran pencernaaan dan saluran
pernapasan.
Cara yang lain untuk melindungi tubuh dari radiasi internal adalah
1. Mencegah tersebarnya zat radioaktif di sumbernya, yaitu dengan cara
mewadahinya dan mengungkungnya.
Sebenarnya cara pengawasan ini tidak berbeda dari cara pengawasan yang
digunakan dalam kesehatan kerja dari pengaruh bahan berbahaya non radioaktif,
akan tetapi tingkat pengawasan untuk bahan radioaktif lebih tinggi jika
dibandingkan tingkat pengawasan untuk bahan kimia non radioaktif. Sebagai
contoh misalnya konsentrasi maksimum yang diizinkan, untuk air raksa non
radioaktif adalah 0,1 mg/m3 dan air raksa yang radioaktif (203 Hg)
adalah 5 x 10-9 mgm3). Cara pengawasan seperti yang tersebut diatas dapat
diperoleh dengan :
1. Membatasi jumlah zat radioaktif yang akan ditangani pada suatu waktu
tertentu.
2. Memisahkan tempat kerja didalam laboratorium misalnya menggunakan baki,
lemari asam, glove box, dan lain-lain.
3. Tempat kerja harus didesain agar supaya dekontaminasi dapat dengan mudah
dilaksanakan, pengawasan kontaminasi pada pekerja dan tempat kerja,
penanganan sampah radioaktif dengan benar dan pengawasan terhadap zat
radioaktif yang mengudara dan yang terlepas ke lingkungan setelah melalui
filter pada system ventilasi.
8
4. Pemakaian pakaian pelindung untuk pekerja radiasi misalnya sarung tangan,
penutup sepatu, pakaian pelindung dan apabila bekerja didaerah yang udaranya
terkontaminasi radioaktif mengenakan pelindung pernafasan dan lain-lain
(misalnya dalam kecelakaan yang mengakibatkan terlepasnya zat radioaktif ke
udara). Pembagian daerah kerja berdasarkan daerah kontaminasi pada
dasarnya merupakan salah satu usaha dalam pengawasan proteksi radiasi internal,
karena persyaratan yang diperlukan baik bagi cara pengawasan daerah kerja
maupun syarat pakaian pelindung dan syarat alat banu/perlengkapan tergantung
pada jenis daerah kontaminasi disuatu daerah kerja.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
• sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar
tata surya kita,
• sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri,
10