Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Perkembangan gelombang elektromagnetik khususnya tidak lepas dari


kemajuan teknologi, Radiasi Elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan
medan magnet yang bersosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energy
dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk
radiasi elektromagnetik penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut
elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh heinrich Hertz, Gelombang


elektromagnetik termasuk golongan transversal

Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi


elektromagnetik waktu kawat (atau penghantar seperti antena ) menghantarkan
arus bolak balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama
dengan listrik, bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat
seperti gelombang atau paartikel sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan
(kecepatan Cahaya) panjang gelombang kalau dipertimbangkan sebagai partikel,

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiasi


Radiasi adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang membawa tenaga
melalui ruang atau antara, misalnya pemancaran dan perambatan gelombang
elektromagnetik, gelombang bunyi. Dalam bahasa sederhananya, radiasi bisa juga
disebut penyinaran.

2.2 Jenis Sumber Radiasi alam

Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, peluruhan
radom dan thorium di udara, serta radionuklida yang ada dalam bahan makanan.
Berikut sumber radiasi dari alam :

 Radiasi benda-benda langit Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi


ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di
katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan
menerima radiasi yang lebih besar karena semakin tipis lapisan udara yang
dapat bertindak sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak
gunung akan menerima radiasi yang lebih banyak daripada yang di permukaan
laut. Begitupula orang yang bepergian dengan pesawat terbang juga menerima
lebih banyak radiasi.

 Radiasi dari kerak bumi Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi
adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan
Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini berbeda-beda karena
konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu
berbeda jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika
Serikat menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi manusia tinggal di
daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara 0,3–0,6 milisievert
(mSv ) per tahun. Sekitar 3 persen populasi dunia menerima dosis 1 mSv per
tahun atau lebih.

2.3 Jenis Sumber Radiasi buatan

Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhunbungan dengan
aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang medis
(radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi diperoleh di pembangkit tenaga nuklir,
radiasi yang diperoleh di bidang industri dll. Berikut sumber radiasi dari buatan :

 Radiasi dari tindakan medic Dalam bidang kedokteran radiasi digunakan


sebagai alat pemeriksaan (diagnosis) maupun penyembuhan (terapi). Pemindai
sinar-X atau Roentgen merupakan alat diagnosis yang paling banyak dikenal dan
dosis radiasi yang diterima dari roentgen ini merupakan dosis tunggal (sekaligus)
terbesar yang diterima dari radiasi buatan manusia. Tindakan medik ini
menyumbang 96% paparan rata-rata radiasi buatan pada manusia sehingga

2
jumlah dan jenis sinar-X yang diterima harus dibatasi. Mesin pemindai sinar-X,
mammografi dan CT (Computerized Axial Tomography) Scanner meningkatkan
dosis radiasi buatan pada manusia.

 Untuk kepentingan tindakan medik yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar


tempat penggunaan zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan
khusus.Dalam sekali penyinaran sinar-X ke dada, seseorang dapat menerima
dosis radiasi total sejumlah 35-90 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam.
Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi memberikan dosis total kira-kira 3
hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran radiasi untuk
penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-kira ribuan kali dari yang diterima dari
alam. Meskipun dosis radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi,
orang masih mau menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada
resikonya.

A. Sumber radiasi kosmis


Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar
bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi
dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti
Carbon -14, Helium-3, Natrium -22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi
radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini
bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar
apabila posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga
tergantung pada letak geografisnya.

B. Sumber radiasi terestrial


Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak
bumi. Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial yang ada
sejak terbentuknya bumi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi
teresterial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung pada
konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Beberapa tempat di bumi yang
memiliki tingkat radiasi diatas rata- rata misalnya Pocos de Caldas dan Guarapari di
Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India, dan Ramsar di Iran.

C. Sumber radiasi internal


Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan bisa
juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka.
Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon,
selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari
ikan dan kerang- kerangan. Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke
20, dengan ditemuk-annya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali
jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan sumber
pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator).

3
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida
yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam
reactor atom. Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta,
gamma dan neutron. Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni
pesawat sinar-X dan akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat
adanya arus listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di
dalam tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada
bahan target. Radiasi Internal karena sumber radiasinya berada di dalam tubuh maka
jenis radiasi yang sangat berbahaya sebagai radiasi internal adalah radiasi alpha
dan beta karena mempunyai daya ionisasi yang besar. dan sumber radiasi buatan
yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.

2.4 Sumber Radiasi Internal


Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur
radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk
melalui udara yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan. Bahkan, air
mengandung larutan uranium radioaktif dan thorium. Namun, jumlahnya sangat
kecil. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini kebanyakan berupa
tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-210.
Radiasi internal ini umumnya merupakan 11% total radiasi yang diterima
seseorang.

Penduduk di tempat paling utara di bumi menerima radiasi internal dari


Polonium-210 kira-kira 35 kali nilai rata-rata dari daging kijang yang mereka
makan. Penduduk di daerah Australia Barat yang kaya dengan uranium
menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai rata-rata dari daging domba,
kangguru dan ternak yang mereka konsumsi. Seseorang yang ada di
dalam gedung atau rumah dapat menerima radiasi dari sumber yang ada dalam
bahan bangunan. Sumber radiasi yang terutama di sini adalah radon yang
merupakan gas turunan peluruhan Uranium-238 dan Thorium-232. Yang
berbahaya dari gas radon ini adalah anak turunannya yang akhirnya menjadi
timah hitam yang stabil. Di daerah yang beriklim dingin, konsentrasi radon di
dalam rumah bisa lebih tinggi daripada di luar, akan tetapi di daerah tropis
konsentrasi di dalam maupun di luar bisa sama (karena kondisi rumah yang
terbuka). Radiasi yang diterima dari radon ini kira-kira 50% dari total radiasi
yang diterima dari alam.

Selain berasal dari alam, radiasi juga bersumber dari produk-produk teknologi
buatan manusia sendiri di antaranya berasal dari penggunaan radiasi untuk dunia
kedokteran, sisa uji coba bom atom dan PLTN, hasil pembakaran batu bara,
hingga penggunaan produk-produk teknologi yang memancarkan radiasi. Jumlah
paparan radiasi non-alami ini berbeda pada tiap orang, tergantung interaksinya
dengan tempat, jenis pekerjaan, hingga penggunaan benda-benda yang bersifat
radiatif.

Tingkat radiasi dari penggunaan produk teknologi ini umumnya rendah.


Untuk sumber radiasi non-alami, jenis paparan tertinggi berasal dari
penggunaan alat-alat kedokteran yakni sebesar 0,4 mSv per tahun. Badan Tenaga

4
Atom Internasional (IAEA) menetapkan dosis radiasi buatan bagi masyarakat
umum adalah 1 mSv per tahun. Hal itu dimaksudkan untuk keamanan manusia.
Radiasi internal adalah radiasi yang berasal dari radioisotop yang masuk
(dimasukkan) ke dalam tubuh. Radiasi internal terjadi apabila tubuh manusia
terkontaminasi dengan radioisotop baik kontaminasi pada bagian dalam tubuh
ataupun permukaan tubuh manusia. Potensi bahaya radiasi internal berasal dari
sumber terbuka yaitu sumber yang tidak terbungkus dan dalam kondisi normal
dapat menyebabkan kontaminasi, misalnya, zat radioaktif berbentuk bubuk,
cairan atau gas. Kontaminasi adalah keberadaan suatu zat radioaktif pada tempat
atau daerah yang tidak seharusnya, dan dapat menimbulkan bahaya paparan
radiasi. radiasi dari sumber internal perlu mendapakan perhatian yang
serius karena potensinya yang dapat menimbulkan bahaya cukup besar.

2.5 Efek Biologis dari Sumber Radiasi Internal.


Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel
yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak
sel yang rusak/mati, semakin parah gangguan fungsi organ yang dapat
berakhir dengan hilangnya kemampuan untuk menjalankan fungsinya dengan
baik. Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu
efek biologi dari radiasi yang bergantung antara lain pada jenis radiasi,dosis,
jenis sel dan lainnya.

Klasifikasi efek radiasi pada tubuh manusia bila dilihat dari jenis sel, maka
efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Bila efek radiasi
dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi maka disebut efek somatik.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera
adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu
terpapar dalam waktu singkat (harian sampai mingguan) setelah pemaparan,
seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan
penurunan jumlah sel darah. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi
yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanantahunan) setelah terkena
paparan radiasi, seperti katarak dan kanker.

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek Biologi Radiasi
deterministik yang sebelumnya dikenal dengan efek non- stokastik, merupakan
konsekuensi dari proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan terpapar. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan
radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis
yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul
beberapa saat setelah terpapar.

Efek stokastik, yaitu kanker atau efek keturunan berupa pengembangan


kanker pada individu yang terpapari karena mutasi sel somatik atau penyakit
keturunan pada keturunan individu yang terpapari karena mutasi sel reproduktif.

5
Efek biologi akibat paparan radiasi diperhitungkan pula pada embrio, janin dan
penyakit lainnya selain kankerkarena sifatnya yang acak. Dengan demikian,
pada efek stokastik ini, tidak ada dosis ambang dan akan muncul setelah
masa laten yang lama. Peluang terjadinya efek stokastik lebih besar pada dosis
yang lebih tinggi, namun keparahannya tidak bergantung pada dosis.

2.6 Dosimetri Radiasi Internal dan Pemantauan Dosis Internal


Dosimetri merupakan kegiatan pengukuran dosis radiasi dengan teknik
pengukuranya didasarkan pada pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh radiasi
dalam gas, terutama udara. Dalam proteksi radiasi metode pengukuran dosis
radiasi dikenal dengan sebutan dosimetri radiasi. Selama perkembangannya,
besaran yang dipakai dalam pengukuran jumlah radiasi selalu didasarkan pada
jumlah ion yang terbentuk dalam keadaan tertentu atau pada jumlah energi
radiasi yang diserahkan kepada bahan.

Sama halnya dengan besaran-besaran fisika lainnya, radiasi juga mempunyai


ukuran atau satuan untuk menunjukkan besarnya pancaran radiasi dari suatu
sumber, atau menunjukkan banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima
oleh suatu medium yang terkena radiasi. Radasi mempunyai satuan karena
radiasi itu membawa atau mentransfer energi dari sumber radiasi yang
diteruskan kepada medium yang menerima radiasi. Sampai saat ini ICRP
(Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi) masih tetap menggunakan
besaran makroskopis yang disebut besaran dosimetri, dan secara formal telah
didifinisikan oleh ICRU (Komisi Internasional untuk Satuan dan Pengukuran
radiologi).

Prinsip dasar dalam dosimetri adalah membagi sumber radiasi


menjadi dua tipe, yaitu sumber radiasi eksternal dan sumber radiasi internal.
Sumber radiasi eksternal merupakan sumber radiasi yang berada di luar
material yang akan diamati, sedangkan sumber radiasi internal merupakan
sumber radiasi yang berada di dalam material yang ingin diamati. Perbedaan
jenis sumber radiasi ini pada akhirnya akan membawa konsekuensi pada metode
proteksi radiasi dari material/obyek yang ingin dilindungi dari bahaya radiasi.

A. Dosis paparan
Dosis paparan erat hubungannya dengan radiasi yang berasal dari sumber
eksternal. Sumber radiasi eksternal yang patut diperhitungkan hanya sumber
radiasi pemancar sinar gamma atau sinar-x karena kedua macam radiasi ini
memiliki jangkauan yang jauh. Untuk sumber pemancar alpha dan beta tidak
diperhitungkan karena jarak jangkauannya yang pendek di udara.

B. Dosis serap
Besar efek radiasi pada suatu material akan berhubungan dengan besar
paparan radiasi eksternal dan besar radiasi yang diserap sebagai hasil dari
paparan radiasi eksternal. Efek radiasi juga berhubungan dengan besarnya energi
radiasi yang diserap pada sumber radiasi internal yang terdeposit dalam material

6
Apabila dipastikan telah terjadi pelepasan zat radioaktiv ke lingkungan perlu
dilakukan pemantauan kadar zat radioaktiv baik dalam medium udara,tanah
maupun air. Pemantauan kadar zat radiaktiv lingkungan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa tingkat pencemaran radioativ masih dibawah nilai batas
yang ditetapkan. Termasuk dalam pemantauan radioaktiv lingkungan ini adalah
melakukan pemantauan rantai makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia
termasuk pemantauan air minum dan udara. Serta dilakukan pemantauan zat
radioaktiv dalam tubuh manusia yang bertujuan untuk memperkirakan
jumlah penerimaan dosis oleh personel dari sumber internal.

Klasifikasi pemantauan radiasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
kegiatan utama yaitu pemantauan dosis pekerja dan pemantauan radiasi
lingkungan. Pemantauan dosis pekerja selanjutnya dibagi menjadi dua
bergantung pada tujuan pengukurannya, yaitu pemantauan dosis eksternal dan
pemantauan dosis internal. Pemantauan radiasi lngkungan jga terbagi menjadi
dua yaitu pemantauan daerah kerja dan pemantauan kawasan disekitar fasilitas
instalasi nuklir.

Pengawasan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi


dilaksanakan dengan beberapa metode pemantauan, antara lain pemantauan
dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi, baik radiasi eksterna maupun
internal. pemantauan dosis radiasi internal adalah pemantauan dosis dimana
sumber radiasi berada di dalam tubuh pekerja. Pemantauan dosis radiasi internal
dapat dilakukan dengan metode in-vivo maupun in-vitro. In-vivo adalah
penentuan dosis atau aktivitas radionuklida di dalam tubuh /organ tubuh
melalui pengukuran secara langsung menggunakan alat cacah seluruh
tubuh atauwhole body counter (WBC), sedangkan in-vitro adalah penentuan
dosis interna secara tidak langsung dengan melakukan analisis terhadap contoh
ekskreta, misalnya urin, feses atau keringat. Kedua metode pemantauan tersebut
dapat dilakukan secara individual maupun bersama, secara rutin atau periodik,
dengan frekuensi pemantauan bergantung pada jenis nuklida yang dipantau
serta jenis kegiatannya. Interpretasi hasil pemantauan dilakukan dengan
didasarkan pada berbagai parameter yang mempengaruhi, antara lain sifat fisis
dan kimia dari radionuklida terdeteksi serta pola metabolisme radionuklida di
dalam tubuh. Pemantauan dengan metode in-vivo dilakukan apabila para
pekerja radiasi berpotensi menerima paparan radiasi internal dari radionuklida
yang mempunyai daya tembus tinggi seperti sinar gamma, sinar – x atau
radiasi bremstahlung. Didalam pemantauan dosis yang dicegah dengan
cara menghalangi masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara pemasukan
(pernapasan dengan menghirup gas dan debu radioaktif, melalui saluran makanan
dengan cara meminum air yang terkontaminasi atau memakan makanan yang
terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka yang terkontaminasi)
atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas dari sumber ke manusia.

7
2.6 Proteksi Radiasi Internal
Proteksi radiasi internal dapat dilakukan dengan mencegah atau pengupayaan
sekecil mungkin terjadinya kontaminasi pada permukaan tubuh pekerja atau
masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh manusia, dengan cara menghalangi
masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara pemasukan (pernapasan dengan
menghirup gas dan debu radioaktif, melalui saluran makanan dengan cara
meminum air yang terkontaminasi atau memakan makanan yang
terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka yang terkontaminasi)
atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas dari sumber ke manusia.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya suatu program yang dibuat untuk
mengusahakan agar supaya kontaminasi lingkungan berada pada nilai yang dapat
diterima, dan sekecil yang dapat dicapai (ALARA). Apabila seseorang
terkontaminasi internal, maka orang tersebut akan terus menerus mendapat
radiasi dari zat radioaktif yang berada di dalam tubuhnya, sampai zat radioaktif
tersebut berkurang aktivitasnya karena proses peluruhan dan dikeluarkannya zat
radioaktif dari dalam tubuh melalui proses metabolisme dari tubuh sendiri.
Memahami konsep proteksi radiasi internal, maka perlu diketahui jalur-jalur
pemasukan (intake) zat radioaktif ke dalam tubuh/organ. Jalur utama masuknya
zat radioaktif ke dalam tubuh adalah melalui saluran pencernaaan dan saluran
pernapasan.

Cara yang lain untuk melindungi tubuh dari radiasi internal adalah
1. Mencegah tersebarnya zat radioaktif di sumbernya, yaitu dengan cara
mewadahinya dan mengungkungnya.

2. Pengawasan terhadap lingkungan yaitu dengan cara pengaturan ventilasi


dan kebersihan tempat kerja.
3. Pengawasan terhadap pekerja yaitu dengan menyediakan pakaian
pelindung dan alat pelindung pernafasan.

Sebenarnya cara pengawasan ini tidak berbeda dari cara pengawasan yang
digunakan dalam kesehatan kerja dari pengaruh bahan berbahaya non radioaktif,
akan tetapi tingkat pengawasan untuk bahan radioaktif lebih tinggi jika
dibandingkan tingkat pengawasan untuk bahan kimia non radioaktif. Sebagai
contoh misalnya konsentrasi maksimum yang diizinkan, untuk air raksa non
radioaktif adalah 0,1 mg/m3 dan air raksa yang radioaktif (203 Hg)
adalah 5 x 10-9 mgm3). Cara pengawasan seperti yang tersebut diatas dapat
diperoleh dengan :

1. Membatasi jumlah zat radioaktif yang akan ditangani pada suatu waktu
tertentu.
2. Memisahkan tempat kerja didalam laboratorium misalnya menggunakan baki,
lemari asam, glove box, dan lain-lain.
3. Tempat kerja harus didesain agar supaya dekontaminasi dapat dengan mudah
dilaksanakan, pengawasan kontaminasi pada pekerja dan tempat kerja,
penanganan sampah radioaktif dengan benar dan pengawasan terhadap zat
radioaktif yang mengudara dan yang terlepas ke lingkungan setelah melalui
filter pada system ventilasi.
8
4. Pemakaian pakaian pelindung untuk pekerja radiasi misalnya sarung tangan,
penutup sepatu, pakaian pelindung dan apabila bekerja didaerah yang udaranya
terkontaminasi radioaktif mengenakan pelindung pernafasan dan lain-lain
(misalnya dalam kecelakaan yang mengakibatkan terlepasnya zat radioaktif ke
udara). Pembagian daerah kerja berdasarkan daerah kontaminasi pada
dasarnya merupakan salah satu usaha dalam pengawasan proteksi radiasi internal,
karena persyaratan yang diperlukan baik bagi cara pengawasan daerah kerja
maupun syarat pakaian pelindung dan syarat alat banu/perlengkapan tergantung
pada jenis daerah kontaminasi disuatu daerah kerja.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Sumber radiasi alam adalah radiasi yang dipancarkan oleh alam.


Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini merupakan
bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang
menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan
kedokteran atau kesehatan. Radiasi alam yang diterima oleh seseorang dapat
berasal dari tiga sumber utama berikut:

• sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar
tata surya kita,

• sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,

• sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri,

2. Pemantauan terhadap sumber internal sangat penting untuk dilakukan


melihat sumber radiasi yang diterima seseorang berasal dari tiga sumber
utama serta efek biologis yang sangat membahayakan untuk manusia.
Dimana pemantauan dosis perorangan secara eksternal yang dilakukan
dengan menggunakan dosimeter perorangan dan pemantauan internal
dilakukan secara in-vivo dan/atau in-vitro.

3. Proteksi radiasi terhadap sumber internal yaitu mencegah atau pengupayaan


sekecil mungkin terjadinya kontaminasi pada permukaan tubuh pekerja
atau masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh manusia, dengan cara
menghalangi masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara pemasukan
(pernapasan dengan menghirup gas dan debu radioaktif, melalui saluran
makanan dengan cara meminum air yang terkontaminasi atau memakan
makanan yang terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka yang
terkontaminasi) atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas dari
sumber ke manusia.

10

Anda mungkin juga menyukai