Anda di halaman 1dari 3

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Kelompok 1 PPG Prajabatan Gelombang 1


Nama Anggota:

 Deni Winda Prasiska 2253A41104


 Dyah Hanum Sapraningtyas 2253A41105
 Eliza Lukmana 2253A41106
 Istiqomah Novitaningrum 2253A41109
 Nuuril Ilma 2253A41114

1. Apa praktik pendidikan saat ini yang membelenggu kemerdekaan peserta didik dalam belajar
dengan melihat perjalanan pendidikan nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan?
Pendidikan saat ini masih terpaku oleh adanya penggunaan metode ceramah dalam proses
pembelajaran padahal metode ini dinilai sudah sangat ketinggalan zaman. Metode ceramah
masih sering digunakan tanpa dibarengi dengan metode lainnya sehingga cara mengajar yang
monoton ini membuat peserta didik kurang termotivasi ketika proses pembelajaran
berlangsung. Contohnya, ketika materi menulis teks deskripsi dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia yang masih menggunakan metode ceramah. Ceramah yang hanya berpusat
pada guru dapat menyebabkan kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik.
Mereka hanya diam, mencatat atau menyimak materi yang disampaikan oleh guru sehingga
hal tersebut cenderung membatasi kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan
berimajinasi dengan bebas.
Metode ceramah yang masih digunakan pada kurikulum 2013 ini perlu mendapat
pembaharuan. Bukan berarti metode ceramah adalah metode yang gagal namun metode ini
harus dibarengi dengan metode lain agar pembelajaran dapat berjalan lebih optimal dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini harus sesuai dengan harapan kurikulum baru
yang saat ini sedang dilaksanakan yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka menuntut
peserta didik untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dalam artikel yang
dimuat Kompas.com berjudul “Nadiem Sebut Kurikulum 2013 Kaku, Padat, dan
Membosankan”, terdapat 3 alasan pemerintah membuat kurikulum merdeka diantaranya yaitu
kurikulum 2013 kaku dan tidak fleksibel, materi kurikulum terlalu padat dan materi
kurikulum 2013 membosankan serta kurang beragam yang dipengaruhi oleh adanya
teknologi digital yang belum optimal. Atas dasar alasan tersebut, maka terbentuklah
kurikulum merdeka sebagai inovasi dari kurikulum darurat saat covid-19. Nadiem Makariem
dalam artikel tersebut mengemukakan bahwa salah satu keunggulan kurikulum merdeka
yaitu fleksibel dan bisa memberikan keleluasaan kepada para guru untuk menggunakan
perangkat ajar. Dengan demikian, metode ceramah harus dimodifikasi atau dikolaborasikan
dengan metode lain agar nantinya pembelajaran di kurikulum merdeka ini dapat
menghasilkan input peserta didik yang berkualitas.
2. Adakah model-model pendidikan saat ini yang anda lihat dapat melepaskan belenggu yang
belum memerdekakan peserta didik?
Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar di kelas sebagai solusi permasalahan pembelajaran peserta didik pada saat ini.
model tersebut diantaranya yaitu model project based learning dan metode outdoor learning
(pembelajaran diluar kelas). Menurut Afriana (2015), project based learning (PjBL) atau
pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar
peserta didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran berbasis proyek. Penilaian kinerja pada PjBL dapat dilakukan secara individual
dengan memperhitungkan kualitas produk yang dihasilkan, kedalaman pemahaman konten
yang ditunjukkan dan kontribusi yang diberikan pada proses realisasi proyek yang sedang
berlangsung. Selain PjBL, ada pula metode outdoor learning (pembelajaran di luar kelas).
Pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir
dan imajinasi yang mereka miliki. Selain itu, peserta didik juga dapat mengobservasi objek
secara langsung sehingga memungkinkan peserta didik untuk menuliskan gambaran secara
lebih nyata dan detail.

3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan
memerdekakan peserta didik?
Model Project based learning atau PjBL merupakan model yang tepat untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran menulis teks deskripsi. Model pembelajaran ini dapat digunakan
ketika guru ingin menciptakan pembelajaran aktif yang berpusat kepada peserta didik dimana
peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah
karya berdasarkan permasalahan nyata yang ada di sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Guru
juga dapat menggunakan metode PjBL untuk merangsang kemampuan berpikir kritis, kreatif,
dan imajinatif dari peserta didik. Khususnya dalam pembelajaran menulis teks deskripsi,
peserta didik dapat diberikan sebuah produk berupa teks deskripsi mengenai suatu hal.
Setelah itu, peserta didik diminta memahami struktur teks deskripsi tersebut. Setelah dirasa
pemahaman mengenai teks deskripsi telah cukup maka peserta didik diminta untuk membuat
sebuah teks deskripsi berdasarkan teks yang tadi telah dipelajari. PjBL juga dapat
dikombinasikan dengan metode outdoor learning. Peserta didik dapat diajak untuk belajar di
luar kelas. Mengamati berbagai macam obyek lalu bebas memilih untuk mendeskripsikan hal
yang ingin digambarkan. Belajar di luar kelas menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk
merefresh pikiran sekaligus mengembangkan imajinasi dan kemampuan berpikir kritis yang
mereka miliki. Dengan demikian, peserta didik menjadi pusat dari pembelajaran yang
dilakukan.
Sumber referensi:

Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Formatif 6(2):149-160.
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-
contoh Ilustrasi dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran
Demonstrasi Bagi Siswa Kelas IX Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Rahel Narda Chaterine. 2022. Nadiem Sebut Kurikulum 2013 Kaku, Padat, dan
Membosankan. https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/11/13522851/nadiem-sebut-
kurikulum-2013-kaku-padat-dan-membosankan. Diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 15.30
WIB.

Anda mungkin juga menyukai