Untuk itu, diskusi pada sesi ini akan mengacu pada pertanyaan: Bagaimana
penyusunan kebijakan pendidikan nasional sehingga kebijakan tesebut dapat diterapkan di
lapangan?
Kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh
pemerintah dalam bidang pendidikan. Baik keputusan maupun tindakan pemerintah
berkaitan dengan pilihan-pilihan investasi pendidikan yang berkontribusi paling besar bagi
peserta didik dan bagi masyarakat.
kebijakan pendidkaan merupakan suatu keputusan yang berhubungan dengan memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan sistem pendidikan. Ada beberapa pendekatan
yang digunakan dalam penyusunan kebijakan pendidikan nasonal. Adapun Pendekatan
dalam penyusunan kebijakan nasional yaitu:
1. Pendekatan Social Demand Approach (kebutuhan sosial)
Yaitu suatu pendekatan dalam perumusan kebijakan pendidikan berdasar pada aspirasi,
tuntutan, serta kepentingan yang disuarakan oleh masyarakan
2. Pendekatan Man-Power Approach
Yaitu menitikberatkan pada pertimbangan yang bersifat rasional dalam rangka
menciptakan ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai di masyarakat. Tidak
melihat apakah ada permintaan dari masyarakat atau tidak, apakah masyarakat
menuntut untuk dibuatkan suatu kebijakan pendidikan atau tidak, tetapi yang
terpenting adalah dari sudut pandang pengambil kebijakan. Pemerintah sebagai
pemimpin yang berwenang merumuskan suatu kebijakan memiliki legitimasi kuat untuk
merumuskan kebijakan pendidikan.
Proses perumusan kebijakan pendidikan Nasional melalui 3 tahap yaitu :
1. Formulasi
Pada tahap ini dengan mengidentifikasi Sumber-sumber berbagai permasalahan/isu-isu
kebijakan pendidikan, Identifikasi permasalahan/isu-isu kebijakan pendidikan, Seleksi
permasalahan/ isu-isu kebijakan pendidikan, perumusan kebijakan pendidikan kemudian
Penetapan kebijakan pendidikan
2. Implementasi
Tahapan implementasi merupakan saran untuk melakukan uji kelayakan pilihan yang
dipilih secara nyata. Pada tahapan sebelumnya kebijakan masih dalam bentuk pemikran
sedangkan pada tahapan implementasi ini kebijakan dapat dilaksanakan secara nyata.
3. Evaluasi
Pada tahapan ini berusaha untuk menemukan jawaban mengenai sejauh mana kebijakan
yang dipilih berhasil. Pada tahapan ini dilakukan pengukuran dengaan indikator yang
telah dilakukan.
Proses perumusan kebijakan yang efektif harus memperhatikan keselarasan antara
usulan kebijakan dengan agenda dan strategi besar pemerintah. Melalui konsultasi dan
interaksi, tahapan perumusan kebijakan menekankan konsistensi sehingga kebijakan
yang baru tidak bertentangan dengan agenda dan program pemerintah yang sedang
dilaksanakan.
Dalam penyusunan kebijakan pendidikan nasional dibutuhkan :
1. Penyusunan Naskah akademik ( urgensi, konsepsi, landasan,alas hukum, prinsip dan
norma-norma yang dituangkan dalam bentuk pasal)
2. Rancangan Undang-undang
Naskah akademik merupakan peta tentang berbagai hal atau permasalahan yang
ingin di pecahakan melalui Undang-undang yang akan dbentuk/disahkan.
3. Renstra Kemendiknas untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional
https://www.rikaariyani.com/2018/03/proses-perumusan-kebijakan-pendidikan.html
Pendapat tentang kesamaan/perbedaan permasalahan dan metode kedua
artikel serta dan alasan yang tepat dan logis (skor maksimum 50).
Artikel 1
Judul : Efektivitas Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran IPA di SD
Tujuan : untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan multimedia dalam
pembelajaran IPA tema 7 sub tema 3 materi kalor di kelas V SDN Lamper Tengah
Jenis Penelitian : Kuantitastif
Desain Penelitian: True Experimental Design dengan bentuk Control Group pre-test-post-
test
Variabel bebas : penggunaan multimedia dengan indikator pelaksanaan pembelajaran IPA
Variabel terikat: Hasil belajar IPA tema 7 sub tema 3 materi kalor
Sumber dan analisis data : Tes dan rumus t-test
Hasil analisis data hasil belajar IPA tema 7 sub tema 3 materi kalor menunjukkan
penggunaan multimedia sangat efektif hal ini berdasarkan uji perbedaan rata-rata
menunjukkan sig = p-value 0,000. Nilai tersebut kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Kesimpulan : penggunaan multimedia efektif dalam meningkatkan pembelajaran IPA
kelas V SDN Lamper Tengah 02 Semarang (berdasarkan hasil uji t-test)
Artikel 2
Judul : Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Tujuan Penelitan : (1) mendeskripsikan strategi dan impelementasi penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas di SD Muhammadiyah 08 Dau dan MI Miftahul Ulum Sudimoro (2)
Menjelaskan strategi dan impelementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya
di SD Muhammadiyah 08 Dau dan MI Miftahul Ulum Sudimoro (3) Mendeskripsikan
faktor pendukung dan penghambat keberhasilan penguatan pendidikan karakter di SD
Muhammadiyah 08 Dau dan MI Miftahul Ulum Sudimoro.
Jenis penelitian : kualitatif
Desain penelitian : penelitian studi kasus
Pada artikel 2 Tidak dijelaskan jenis varabel.
Karena pada Penelitian kualitatif tidak harus mendesain seluruh aspek dari penelitian
sebelumnya. Hal ini berarti peneliti tidak harus menentukan variabel, mengukur variabel,
mengajukan hipotesis, dan tidak menggunakan analisis statistis.
Teknik pengumpulan data : Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi
Analisis data : analisis data Miles dan Huberman
Kesimpulan/hasil penelitian :
Hasil penelitian berdasarkan hasil Data yang diperoleh dan dianalisis dalam table yang
menjadi focus masalah baik dalam siklus I dan Siklus II