PRASARANA PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Standar sarana dan prasarana pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal sarana dan
prasaranan SMK, yang dalam salah satu klausalnya mengungkapkan bahwa Deskripsi yang lebih
terinci tentang sarana dan prasarana pada masing-masing ruang pembelajaran khusus ditetapkan
dalam pedoman teknis yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK, sedangkan untuk ruang
pembelajaran umum mengacu pada standar sarana dan prasarana yang dikembangkan SMA.
Mengingat saat ini di dalam pendidikan SMK terdapat pengembangan dari 121 Program Keahlian
menjadi 128 Paket Keahlian dimana masing – masing paket keahlian tersebut mempunyai
kekhususan tertentu, maka dipandang perlu disusun suatu standar sarana dan prasarana pendidikan
yang spesifik untuk masing - masing paket keahlian sebagai jabaran dari standar sarana dan
prasarana yang telah dikembangkan oleh BSNP.
Analisis kebutuhan sarana prasarana pendidikan dalam rangka penentuan jenis dan jumlah sarana
dan prasarana SMK dilakukan melalui pendekatan empirik dan studi literatur/referensi berdasarkan
pengalaman masa lalu.
Jabaran dari standar sarana dan prasarana yang telah dikembangkan oleh BSNP ini disajikan dalam
“Daftar Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK”, dan diharapkan menjadi acuan
dalam pengadaan sarana dan prasarana SMK oleh yang berkepentingan.
Hal-hal yang perlu dikritisi dalam
“Daftar Kebutuhan Sarana dan Prasarana
pendidikan SMK”
Pengantar
Daftar Kebutuhan Sarana dan Prasarana pendidikan SMK berisikan tentang:
1. Pendekatan Penentuan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK,
2. Daftar kebutuhan peralatan per ruang/area kerja/lahan praktik,
3. Format spesifikasi/deskripsi, kebutuhan per komposisi kelas/kelas paralel.
4. Daftar kebutuhan ruang dan sub ruang pembelajaran.
a. Pendekatan
Mengingat pendekatan yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan Sarana dan
Prasarana lebih bersifat empiris, dan kajian model silabus yang berkembang, maka
calon pengguna bila akan mengadakan harus melakukan:
1) Kajian silabus yang diberlakukan di sekolah masing-masing,
2) Rancangan pola penyelenggaraan pembelajaran yang ada/harus dilakukan agar
terjadi efisiensi pemanfaatan peralatan (khususnya peralatan praktik), dengan tetap
memperhatikan kehandalan pencapaian kompetensi peserta didik,
3) Pengamatan/analisis efektivitas dan efisiensi berbagai pola penyelenggaraan
pembelajaran, yang pernah/akan dilakukan sesuai dengan kondisi dan sumberdaya
yang dimiliki sekolah,
4) Antisipasi masa depan agar pembelajaran di sekolah tidak “ketinggalan zaman”
5) Pemenuhan sarana untuk “kelas vokasi” dan atau “Teaching factory”
6) Pertimbangan lain yang dianggap bermanfaat.
b. Daftar kebutuhan
Merupakan daftar nama dan jumlah alat/peralatan maupun ruang dan sub ruang yang
diasumsikan diperlukan/mendukung penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, untuk itu
calon pengguna bila akan mengadakan lakukan:
a. Koreksi jenis, jumlah, dan penempatannya termasuk pemanfaatannya,
b. Kajian jenis, jumlah, dan penempatannya agar terjadi efektivitas efisiensi,
c. Penataan ulang bila dipandang perlu.
c. Format Deskripsi
Merupakan penjelas dari daftar kebutuhan peralatan maupun ruang dan sub ruang,
namun karena berbagai keterbatasan, tidak keseluruhan peralatan yang tercantum
dalam daftar kebutuhan dilengkapi spesifikasi, untuk itu bila calon pengguna/ sekolah
akan mengadakan peralatan dimaksud lakukan:
a. Kajian terhadap spesifikasi yang dimuat, sempurnakan sesuai dengan tuntutan
kompetensi,
b. Penyusunan spesifikasi sesuai peralatan yang diperlukan untuk mendukung
efektivitas dan efisiensi pembelajaran,
c. Lakukan analisis jumlah masing-masing kebutuhan disesuaikan dengan banyak
calon pengguna,
d. Prioritas pengadaan peralatan dengan asumsi bahwa bila memerlukan dana cukup
besar/mahal, maka pengadaannya dibebankan pada pemerintah, sedangkan yang
memerlukan dana relatif kecil/murah pengadaannya dibebankan pada dana yang
dikelola sekolah,
e. Analisis harga referensi dengan cara mencari harga pembanding dari berbagai
sumber minimal dari 2 sumber barang, agar tercipta objektivitas, efisiensi, transfaran,
dan akuntabel.
A. PENDEKATAN PENENTUAN KEBUTUHAN SARANA PENDIDIKAN SMK
Dalam penentuan kebutuhan sarana pendidikan SMK mengacu pada kajian – kajian sebagai
berikut :
1. Dalam menentukan kebutuhan sarana pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI) yang dikembangkan SMK dari setiap paket keahlian.
2. Sistem pembelajaran dikembangkan berdasarkan kelas berjalan yang artinya, rombongan
belajar/kelompok praktik tidak selalu menetap pada suatu ruang/tempat, tetapi
bergerak/berpindah sesuai dengan kegiatan belajar yang harus diikuti/dilaksanakan.
3. Mata pelajaran kelompok A (wajib), kelompok B (wajib), dan sebagian kelompok C
(peminatan) C1 dan C2 pola pembelajarannya bersifat klasikal (satu rombongan belajar atau
1 kelas utuh).
4. Mata pelajaran kelompok C (peminatan) dan sebagian kelompok C2 dan C3 satu rombongan
belajar dapat dibagi menjadi kelompok dengan porsi:
a. Kelompok praktik terdiri dari 36 siswa (1 rombongan belajar)
b. Kelompok praktik terdiri dari 18 siswa (1/2 rombongan belajar)
c. Kelompok praktik terdiri dari 9 siswa (1/4 rombongan belajar)
d. Kelompok praktik terdiri dari 6 siswa (1/6 rombongan belajar)
e. Kelompok praktik terdiri dari 3 siswa (1/12 rombongan belajar)
5. Untuk pembelajaran peminatan yang memerlukan teori sebagai pengantar praktik
dilaksanakan di ruang praktik.
6. Analisis didasarkan pada rombongan belajar dengan komposisi kelas (paralel satu) per paket
keahlian. Satu rombongan belajar terdiri dari 36 siswa. Apabila sekolah akan membuka lebih
dari satu kelas, perhitungan kebutuhan sarana dapat dilakukan dengan mengalikan
berdasarkan jumlah komposisi/kelas paralel yang akan dibuka dengan mempertimbangkan
faktor guna (Used Factor) sarana.
7. Pada umumnya kegiatan pembelajaran praktik bersifat individu, maka rasio penggunaan
sarananya 1:1.
8. Kegiatan pembelajaran yang sifatnya kelompok, maka setiap alat dipergunakan lebih dari satu
siswa/pemakai.
Berdasarkan pendekatan tersebut analisis kebutuhan sarana SMK dilakukan dengan langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Melakukan kajian terhadap kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran,
dan alokasi waktu/bobot jam pelajaran dari setiap kompetensi.
2. Menentukan ruang tempat pelaksanaan aktivitas pembelajaran dilakukan, baik ruang tertutup
maupun ruang terbuka/lahan praktik sesuai dengan beban jam pembelajaran.
3. Menentukan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Menentukan perabot (Prasarana) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
B. ANALISIS PRASARANA
Pada dasarnya penyusunan kebutuhan ruang, peralatan, perabot dan lahan SMK untuk setiap
paket keahlian dilakukan dengan pendekatan empirik dan studi literatur/referensi berdasarkan
pengalaman masa lalu untuk melihat kebutuhan saat ini dan masa depan peserta didik. Analisis
sarana dan prasarana meliputi analisis: kebutuhan ruang, kebutuhan peralatan, kebutuhan
perabot dan kebutuhan lahan. Jadi dengan diawali analisis kebutuhan ruang, maka analisis
kebutuhan peralatan dan perabot menyesuaikan dengan keberadaan ruang yang telah
mencerminkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalamnya.
Contoh hasil perhitungan jumlah kebutuhan ruang dapat dilihat pada Tabel dibawah.
Tabel
Paket Keahlian ...............
Komposisi/Kelas paralel 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. R. Kelas 900 1800 2700 3600 0.94 1.88 2.81 3.75 3 2.81 5.63 8.44 11.25 3 6 9 12 94 94 94 94
2. Lapangan Olah Raga 120 240 360 480 0.13 0.25 0.38 0.50 3 0.38 0.75 1.13 1.50 1 1 1 2 38 75 113 75
5. Laboratorium Fisika 120 240 360 480 0.13 0.25 0.38 0.50 3 0.38 0.75 1.13 1.50 1 1 1 2 38 75 113 75
6. Laboratorium Kimia 120 240 360 480 0.13 0.25 0.38 0.50 3 0.38 0.75 1.13 1.50 1 1 1 2 38 75 113 75
7. Laboratorium Biologi 120 240 360 480 0.13 0.25 0.38 0.50 3 0.38 0.75 1.13 1.50 1 1 1 2 38 75 113 75
8. Laboratorium Dasar PK 360 720 1080 1440 0.38 0.75 1.13 1.50 3 1.13 2.25 3.38 4.50 1 2 3 4 113 113 113 113
9. Ruang/area/lahan praktik 1 300 600 900 1200 0.31 0.63 0.94 1.25 3 0.47 0.94 1.41 1.88 1 1 2 2 47 94 70 94
10. Ruang/area/lahan praktik 2 220 300 450 600 0.23 0.46 0.69 0.92 3 0.47 0.94 1.41 1.88 1 1 2 2 47 94 70 94
11. Ruang/area/lahan praktik 3 160 320 480 640 0.17 0.33 0.50 0.67 3 0.50 1.00 1.50 2.00 1 1 2 2 50 100 75 100
Keterangan:
Beban ruang : diambil dari penjumlahan dari masing-masing penggunaan ruang/lab
Koefisien kebutuhan ruang : beban ruang dibagi jumlah jam pelajaran per semester
Jumlah kebutuhan ruang: koefisien kebutuhan ruang dikali komposisi/kelas paralel
Pemenuhan kebutuhan ruang: merupakan hasil pembulatan jumlah kebutuhan ruang
Faktor guna ruang: angka jumlah kebutuhan ruang dibagi angka pemenuhan kebutuhan ruang
ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN
Analisis kebutuhan peralatan yang dibutuhkan di SMK untuk masing-masing Paket Keahlian
dilakukan melalui pendekatan empirik dengan menganalisis tuntutan model silabus yang
berlaku dan telah divalidasi melalui studi lapangan di beberapa SMK sejenis.
1. Fungsi peralatan
2. Jenis kegiatan yang dilakukan
3. Jumlah pemakai
4. Luas Lantai/”working area” Ruang
5. Ukuran setiap peralatan
Pertimbangan tersebut mempunyai ketergantungan satu sama lain, karena asumsi yang
digunakan untuk menghitung peralatan adalah, bahwa alat melekat pada ruang dan operasional
penggunaan peralatan bersifat individu, maka peralatan yang berhubungan atau dipakai
langsung oleh siswa jumlahnya sama dengan jumlah siswa yang melakukan praktik dalam satu
kurun waktu praktik.