Anda di halaman 1dari 23

PERAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMASAN INFORMASI

DI PERPUSTAKAAN

Di Susun Oleh:

Kelompok 3

1. Intan Deska Purnama Sari (1654400046)


2. Resya Pitria (1614400084)
3. Sabrina tri Ambarwati (1654400096)
4. Rahman ismadi (1614400079)
5. Aan ardianto (1624400001)
6. Samha maristin (1624400098)
7. Rozali Kholid (1654400054)
8. Tito Raisa Kusuma (1614400107)

Dosen Pengampu :

Rani Kurnia Vlora, SIP.,M.A

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan nikmat-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi salah satu
matakuliah Pengemasan Informasi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengampu Ibu Rani Kurnia Vlora, SIP.,M.A atas pembelajaran sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi bekal pengalaman bagi kami agar lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, November 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................6

C. Tujuan................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Informasi..........................................................................................7

B. Fungsi Teknologi Informasi.................................................................................................8

C. Tujuan Teknologi Informasi................................................................................................8

D. Manfaat Teknologi Informasi..............................................................................................9

E. Pengemasan Informasi di Perpustakaan..............................................................................8

F. Peranan Teknologi informasi dalam pengemasan informasi di perpustakaan.....................11

1. Digital Library............................................................................................................................12

2. Katalog Online..............................................................................................................................14

3. E-Journal.....................................................................................................................................16

G. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi .............................................................................17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................20

HASIL DISKUSI....................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

...............Kedudukan perpustakaan merupakan hal penting sebagai pintu gerbang


informasi untuk menunjang proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian
masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Menurut Lasa Hs, perpustakaan merupakan
sistem informasi yang didalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan,
pengawetan, pelestarian dan penyajian, serta diseminasi informasi.Informasi meliputi
produk intelektual dan artistik manusia. 1 Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan
termasuk ilmu perpustakaan dan informasi, secara berangsur-angsur menghendaki
adanya perubahan dalam pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan tidak hanya sebagai
lembaga yang mengumpul, mengelola, menyimpan, dan melestarikan bahan pustaka,
tetapi lebih mengutamakan pada penyebaran informasi (dissemination of information).

Pada era globalisasi Teknologi informasi berkembang dengan sangat pesatnya


seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
dan teknologi komunikasi, sehinggaterciptalah alat-alat yang mendukung sistem
komunikasi sampai alat komunikasi. Menyikapi hal tersebut, perpustakaan perlu terus
mengikuti perkembangan dan beradaptasi agar dapat tetap memberikan pelayanan sesuai
dengan keiinginan penggunanya. Pengguna perpustakaan saat ini ingin serba cepat dalam
pencarian informasi. Salah satunya adalah kebutuhan informasi yang up to date, cepat,
akurat dan terpercaya yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Untukmemudahkan penggunaan dalam penelusuran informasi tersebut perlu adanya
kemas ulang informasi. Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai dari
menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang
relevan, menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasiyang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahandalam
penyebaran informasi dan temu kembali informasi. Tujuan dan fungsi kemas
ulanginformasi adalah untuk menyajikan informasi ke dalam bentuk kemasan agar
informasi tersebut lebih dapat diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan
pengguna.2

1
Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan. (Yogyakarta: Gama Media, 2005.), Hal. 48.
2
Mulida Djamarin, “Pengemasan Informasi,” ( Desember 2016 ),Hal. 1.
Dalam hal ini pustakawan harus bisa mengemas informasi, menjadikan informasi
menjadi suatu yang mudah di akses sehingga perpustakaan dapat menjembatani antara
pemustaka yang mengalami banjir informasi, dan mereka yang kesulitan mengakses
informasi sehingga tidak menimbulkan kesenjangan informasi. Dengan adanya teknologi
informasi di perpustakaan, banyak kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain
sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan atau lebih dikenal dengan automasi
perpustakaan. Yaitu kegiatan mengintegrasikan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi,
sirkulasi koleksi, serta pengolahan data anggota dan statistik. Selain itu, menyesuaikan
kebutuhan dan perilaku pengguna, saat ini perpustakaan telah masuk dalam digital
library. Kegiatan yang dilakukan yaitu menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan dalam format digital sehingga bisa diakses secara online melalui
internet.3

Untuk itulah karena faktor perkembangan yang begitu pesat dan berkembang
terutama pada bidang teknologi informasi, mempengaruhi setidaknya bidang
perpustakaan yang didalamnya terdapat pengemasan informasi. Maka penulis
menganggap bahasan ini yakni “Peran Teknologi Informasi dalam pengemasan
informasi” menarik untuk dibahas karena terdapat kesinambungan antara perkembangan
teknologi informasi dengan perkembangan pengemasan informasi suatu perpustakaan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Peran Teknolgi di Perpustakaan, dan apa kelebihan dan kelamahan dalam
penerapannya?

C. Tujuan
Untuk mengetahui Peran Teknolgi di Perpustakaan, dan apa kelebihan dan kelamahan
dalam penerapannya

BAB II
PEMBAHASAN

3
C. Esmi Triningsih, ”Peran Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan Di Era Globalisasi,” (Oktober
2017), Hal. 1.
A. Pengertian Teknologi Informasi

Istilah teknologi informasi (information Tecnology atau IT) mulai populer di akhir
dekade 70-an. Teknologi informasi berasal dari kata Information Tecknology. Kata
Tegnologi berdasarkan kamus Advanced Leaner Dictionary of Current English (1974)
adalah penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas-tugas praktis dalam suatu
industri Menurut Sulistyo Basuki, menyatakan bahwa teknologi informasi dapat
diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.4

Menurut Alter, teknologi informasi mencakup perangkat kerasdan perangkat lunak


untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugaspemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan,mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Sedangkan Martin mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologikomputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan
untukmemproses dan menyimpan informasi. Secara lebih umum, Lucas menyatakan
bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yangditerapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentukelektronis.5

Teknologi informasi merupakan sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari
Information Technology. Teknologi informasi sering dikaitkan dengan mesin-mesin
microprosesor, seperti mikro-komputer, alatalat yang bekerja secara otomatis, seperti
alat pengolah kata, dan lain sebagainya. Menurut Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa
Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.
Namun khususnya dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki
menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk
menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebar- luaskan informasi.6

Jadi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi di perpustakaan adalah


seperangkat perangkat keras dan perangkat lunak untuk memproses dan menyimpan
informasi, mengolah, menghasilkan, dan menyebar- luaskan informasi.
B. Fungsi Teknologi Informasi

4
Janner, Simarmata. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi.
5
Mulida Djamarin, ”Pengemasan Informasi”, Op.,Cit. Hal.2.
6
Sulistyo-Basuki,Pengantar Ilmu Perpustakaan(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), Hal. 81.
Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia di era globalisasi ini, maka
kebutuhan manusia terhadap teknologipun semakin meningkat. Teknologi informasi
tidak hanya dianggap cocok dengan pekerjaan kantoran saja, tetapi mampu merambah ke
semua aspek kehidupan manusia. Secara umum, fungsi Teknologi informasi antara lain :
1. Capture, Yaitu proses penyusunan record aktivitas yang terperinci
2. Processing, Proses mengubah, menganalisis, menghitung, dan mengumpulkan semua
bentuk data atau informasi.
a. Pengolahan data
b. Pengolahan informasi
c. Pengolahan kata
d. Pengolahan gambar
e. Pengolahan suara
3. Generation, Yaitu proses yang mengorganisir informasi ke dalam bentuk yang
bermanfaat, apakah sebagai angka-angka, teks, bunyi, atau gambar visual.
4. Storage dan retrieval, Storage yaitu proses komputer penguat informasi untuk
penggunaan masa depan. Retrieval yaitu proses dimana penempatan komputer dan
menyimpan salinan data atau informasi untuk pengolahan lebih lanjut atau untuk
ditransmisikan kepada pemustaka lain.
5. Transmission, Proses computer mendistribusikan informasi melalui jaringan
komunikasi.
a. Electronic Mail atau E-Mail
b. Voice Messaging atau Voice-Mail
C. Tujuan Teknologi Informasi

Secara umum tujuan pemanfaatan teknologi informasi di perpustakaan yaitu


untuk otomasi kerja perpustakaan. Dengan kemudahan yang diperoleh dari teknologi
informasi, maka diharapkan pekerjaan, kegiatan, dan layanan perpustakaan dapat
dilakukan semaksimal mungkin dan semakin meningkat lebih baik sehingga
perkembangan perpustakaaan akan mengalami percepatan. Adapun tujuan pemanfaatan
teknologi informasi di perpustakaan yaitu :
1. Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaaan
3. Meningkatkan citra perpustakaan
4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional, dan global.7
D. Manfaat Teknologi Informasi
Manfaat teknologi informasi di perpustakaan tidak hanya meliputi satu aspek
kerja saja, tetapi mampu diintegrasikan dalam semua aspek layanan yang ada. Dalam
buku Teknologi Informasi di Perpustakaan (Supriyanto dan Mukhsin,2008:33) manfaat
Teknologi informasi di perpustakaan yaitu sebagai berikut :
1. Teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen perpustakan.
Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi
manajemen perpustakaan yaitu pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan
pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan sebagainya.Manfaat ini sering
diistilahkan sebagai bentuk automasi perpustakaan.
2. Teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan
menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk
pemanfaatan teknologi informasi dalam perpustakaan ini sering dikenal denga istilah
perpustakaan digital.

Kedua manfaat teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam
suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber
daya manusia, dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung
keduanya (Sutarman, 2009:23). Sementara itu Supriyanto dan Mukhsin (2008:24)
menegaskan lebih lanjut manfaat teknologi informasi di perpustakaan antara lain sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kualitas layanan
Peningkatan kualitas layanan pada kecepatan pencarian referensi, kelengkapan
data referensi, keberadaan buku, kondi, peminjaman, pembuatan KTA, dan akses.
2. Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan baik bagi pemustaka maupun pengelola perpusatakaan
menjadi cepat dan akurat dengan ketersediaan data. Bagi pengguna misalnya
menentukan referensi mana yang akan dipinjam dengan kondisi buku lama dan baru,
alternatif pengganti jika buku sedang keluar, kapan harus dikembalikan dan
sebagainya. Bagi pengelola misalnya memutuskan penerimaan anggota, jumlah
buku, keberadaan buku, jumlah denda, keperluan pengadaan, dan penataan koleksi.

7
Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta:
Kanisisus.
3. Pengembangan otomasi perpustakaan
Perpustakaan sebagai pilar utama dalam melestarikan dan menyediakan
informasi ilmu pengetahuan perlu didukung oleh kebutuhan TI seiring dengan
kegiatan menulis, mencetak, mendidik, pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
informasi yang semakin berkembang dan beragam. Pemanfaatan teknologi informasi
di perpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi , mengumpulkan, dan
mengelolah data-data dalam bentuk basis data serta menyediakannya menjadi
informasi yang berguna bagi masyarakat dalam kemasan yang fleksibel dan mudah
digunakan.

E. Pengemasan Informasi di Perpustakaan


Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi
berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang
relevan, menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahan
dalam penyebaran informasi dan temu kembali informasi.8
Jadi pengemasan merupakan sebuah usaha mengemas kembali dalam
bentuk yang lebih baik dan menarik. Betapapun lengkapnya suatu koleksi
informasi, tidak akan memberikan manfaat bila tidak dikemas kembali dan
dikomunikasikan ke pengguna aktual maupun potensial. Harus diakui bahwa
kualitas barang ataupun jasa adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran
penjualan, dalam hal ini masalah kemasan tidak boleh dilupakan. Dengan
demikian kemasan yang menarik akan mempercepat kelancaran penjualan
barang. Charles A. Bresin petugas dari Packaging magazine Amerika
mengatakan ”Bahwa kemasan tidak hanya merupakan pelayanan tapi juga
sebagai salesman dan pembawa kepercayaan.”9

Pengemasan Informasi di Perpustakaan sangatlah penting dengan kemajuan


teknologi yang semakin pesat mengharuskan perpustakaan dapat mengemas informasi
kedalam bentuk yang mudah di pahami pemustaka guna untuk memenuhi kebutuhan
informasi bagi pemustaka.Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai dari
menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang

8
Joko Santoso. “Kemas Ulang Informasi Elektronis Sebagai Langkah Inovatif Layanan
Perpustakaan :Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Pada Pengemasan Informasi.” Diakses pada tanggal 13
November 2019 pada pukul 22:22 <www.pnri.go.id >
9
Buchari Alma,Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta, 1998),Hal. 111.
relevan, menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahan dalam
penyebaran informasi dan temu kembali informasi. Tujuan dan fungsi kemas ulang
informasi adalah untuk menyajikan informasi ke dalam bentuk kemasan agar informasi
tersebut lebih dapat diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna.
Informasi yang dikemas Dapat Mempercepat penelusuran dan penemuan
kembali informasi, Mengevaluasi dan memberikan penafsiran seberapa jauh tingkat
pemanfaatannya, Memberikan kepuasan kepada pengguna, Mengawetkan koleksi
khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak ke bentuk digital, Memudahkan
pustakawan mengatur koleksi yang semakin bertambah banyak, Menghemat ruang dan
rak untuk menyimpan koleksi tercetak, Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah
dientri dalam pangkalan data, Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan
lain untuk sharing dan transfer pengetahuan maupun pengalaman antar pustakawan.
Oleh karna itu sangat penting di lakukan pengemasan informasi di perpustakaan seperti
pengelompokan jenis informasi kedalam bentuk yang sama agar mudah dalam
penyusunan dan temu kembali informasi seperti berikut :
a. Seperti brosur, folder, petunjuk teknis, poster, buku saku, warta(newsletters), serta
buku panduan/pedoman, dikelompokan sebagai media tercetak.
b. Seperti CD, VCD, DVD, dan internet di kelompokan sebagai Media elektronis.
c. Pangkalan data Pengelompokan informasi berdasarkan jenisnya ini berguna untuk
mempermuda Pemustaka dalam menemukan kembali informasi yang di butuhkan
di Perpustakaan .10
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa adanya suatu perpustakaan
tidak lepas dari adanya pengemasan informasi. Bagaimana suatu informasi itu dapat
diakses oleh pemustaka jika di suatu perpustakaan tidak terdapat strategi pengemasan
informasi yang baik. Untuk itulah pada dewasa ini perpustakaan bukan dituntut untuk
mengadakan koleksi yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pemustakannya,
melainkan perpustakaan juga memikirkan bagaimana informasi yang dimilikinya itu
tersampaikan kepada pemustaka melalui pengemasan informasi yang dilakukan
semenarik mungkin oleh pustakawan di suatu perpustakaan.

10
Bambang S Sankarto, Pedoman/Pengemasan Informasi (Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran
Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian, Departemen pertanian: 2008),Hal.3.
F. Peranan Teknologi informasi dalam pengemasan informasi di perpustakaan
Perkembangan Teknologi Informasi sangat berpengaruh pesat terhadap
perkembangan perpustakaan. Hal ini karena perpustakaan merupakan sumber
informasi yang banyak di butuhkan oleh masyarakat, sehingga informasi yang
disediakan harus selalu up to date. Untuk itu pengelolahan perpustakaan yang dulunya
manual sekarang berbasis teknologi. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan
merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini yang mendorong
perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam
aktivitas kesehariannya.
Pada akhir 1980 hingga awal 1990-an di perpustakaan muncul katalogisasi
digital yang kemudian on-line dan bisa diakses lewat internet menggantikan kartu
katalog fisik. Kemudian, ketika digitalisasi koleksi hingga manajemen perpustakaan
berbasis teknologi informasi diterapkan, perpustakaan pun menjadi rujukan penting di
internet. Teknologi informasi menjadi pelengkap layanan perpustakaan disamping
layanan dasar pada koleksi buku fisik. Disamping itu mampu menyelamatkan koleksi,
atau setidaknya tetap membuat perpustakaan eksis di tengah gempuran informasi
multimedia yang melanda masyarakat. Perkembangan teknologi informasi ini
seharusnya dapat mempermudah pekerjaan di bidang perpustakaan.
Dalam bidang pengelolahan ada yang namanya Pengemasan informasi agar
lebih mudah temu kembali informasi bagi pemustaka, Bentuk Kemasan Informasi Saat
ini dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang perpustakaan dokumentasi
dan informasi, bentuk kemasan informasi dapat dilakukan dengan lebih bervariasi.
Tidak melulu secara tercetak saja namun juga dapat dikemas secara digital. Misalnya:
CD edukatif, CD teknologi tepat guna, buku elektronik (e-book), majalah elektronik
(ejournal), maupun kliping elektronik (e-klip).Perkembangan teknologi informasi
sangat berperan dalam perkembangan Perpustakaan dan mempengaruhi Pengemasan
informasi yang ada di perpustakaan yang paling terlihat adalah dengan munculnya
perpustakaan digital yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena
berorientasi ke data digital dan jaringan internet. Internet menambah kekayaan media
untuk mempercepat ketersediaan dan pertukaran informasi di seluruh dunia.11
Tujuan dan Fungsi pengemasan Informasi adalah untuk menyajikan
informasi ke dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut lebih dapat diterima, lebih

11
Ida Fajar Priyanto, “Teknologi Informasi dan Peran Perpustakaan,” Makalah Seminar Nasional, 24-
25 November 2016., Hal. 5.
mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna. Dengan adanya teknologi informasi
dapat mempermudah pustakawan dalam pengemasan informasi yang ada di
perpustakaan agar lebih mudah temu kembali bagi pemustaka.
Dengan semakin beragamnya aplikasi penelusuran informasi, dan berkembangnya
penggunaan internet dan teknologi penyimpanan informasi pada perpustakaan atau
lembaga informasi, maka keberadaan teknologi informasi (terutama media internet)
semakin mudah diterima oleh masyarakat dan menjadikannya pusat informasi yang
dapat diakses dari manapun tanpa mengenal ruang dan waktu, ditambah lagi dengan
kemajuan teknologi,Informasi dapat dikemas dalam penyimpanan seperti hardisk,
disket, flashdisk, CD-ROM, DVD, Optical disc dan sebagainya. Yang lebih mudah
dalam temu kembalinya. Ada beberapa strategi yang biasanya diterapkan oleh suatu
perpustakan dalam pengemasan informasi diantarannya :

6. Digital Library
Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia, menyebutkan : Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau
electronic library atau virtual library) adalah perpustakaan yang
mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan
yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan
jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film
mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll.
Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa
ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses
dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer.”12
Penulis memberikan contoh penerapan digital library ini sudah dilakukan
oleh UPT Perpustakaan Riau. UPT Perpustakaan UR secara periodik
selalu mengupload tugas akhir mahasiswa, jadi kandungan informasi koleksi
selalu bertambah dan baru. Digital library juga mudah digunakan, termasuk bagi
mereka yang baru pertama kali menggunakan. (servive ability). Namun
dalam hal penampilan (aesthetics and image), belum memenuhi selera
pengguna demi kenyamanan. perlu ada perbaikan baik dari interface, desain,
warna, kalau perlu ada visualisasi agar nampak menarik. Dalam hal
keselarasan (conformance) masih memakai standar lokal. Tingkat Kebergunaan
12
”Perpustakaan Digital” diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul 22:34
<http://encyclopaedia.thefreedictionary.com/digital+library>
(usability) nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subyektif
berdasarkan pengalaman mereka. Digital library UPT Perpustakaan UR
dari sisi kualitas konten saat ini belum menjawab kebutuhan pengguna, hal
ini bisa dilahat dari segi :
a) Efektivitas sistem, seberapa jauh perpustakaan digital mampu
secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna, termasuk di
sini adalah relevansi informasi yang ada dengan kebutuhan pengguna.
Saat ini kemasan informasi berupa digital library yang dimiliki oleh
UPT Perpustakaan UR masih sangat sederhana sekali, yang ditampilkan
hanyalah abstraknya saja. Alasan mengapa UPT Perpustakaan UR
belum menerapkan digital library 100% fultext berkisar tentang
kerahasiaan, plagiat, hak cipta dan infrastruktur informasi yang belum
memadai.
b) Efisiensi sistem yaitu kemampuan sistem menghemat waktu dan
upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
Juga disediakan penelusuran lain ke katalog online UPT Perpustakaan
UR, dan e-journal yang dikelola oleh UPT perpustakaan UR. Di
sini tersedia hanya dari lingkungan lokal.
c) Kepuasan yaitu ukuran subyektif tentang kemudahan pemakaian,
tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan (seberapa
banyak sumber yang bisa dihubungi). Dari pendapat beberapa
informan di atas, tingkat kepuasan pemakai digital library UPT
perpustakaan belum bisa dikatakan memuaskan. Masih perlu
pengembangan dari berbagai sisi (tampilan, kebijakan download,
keragaman content).13

7. E-Journal
Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital
Library, yang dimaksud dengan e-journal adalah :
An article or complete journal available fully electronically via a web-
site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for

13
Yuhelmi, “Analisis Pengemasan Produk Berbasis Teknologi Informasi Di UPT Perpustakaan
Universitas Riau,” diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul 23:47, Hal. 6-7.
service. This trend is older and more established than the trend of
providing e-book content via the Internet.14
Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan
primer, berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan
sekunder. Pengetahuan primer baru akan ada apabila ada penelitian baru,
jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja menerbitkan jurnal ilmiah dan
mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang meneliti maka
tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan. Saat ini banyak perpustakaan
perguruan tinggi berlangganan database online yang berisi berbagai
macam jurnal elektronik maupun artikel elektronik. Melalui database
online ini perpustakaan mampu menyediakan koleksi digital yang
dapat diakses oleh pengguna perpustakaan dalam wilayah area tertentu.
Ebscohost dan Proquest adalah dua contoh database Untuk membangun
sistem perpustakaan digital, ada banyak aplikasi yang bisa digunakan,
baik yang komersial maupun yang Open Source.
Penulis memberikan contoh penerapan sistem ini yang telah diterapkan
oleh UPT Perpustakaan Universitas Riau. Targeting pemanfaatan
informasi melalui e-journal adalah dosen di lingkungan UR.
Keberadaan e-journal tetap disambut dengan baik dan memiliki
pelanggan loyal, walaupun kualitas informasi yang tersedia tidak
memenuhi harapan seluruh pengguna. Kandungan informasi apapun itu
kualitasnya tetap bisa diolah sebagai tambahan referensi bagi pengguna.
Berdasarkan deskripsi di atas model pengemasan produk e-journal
sebaiknya dijalankan melalui sosialisasi, yaitu dengan mendatangkan
pihak vendor sebagai narasumber dalam penelusuran informasi melalui e-
journal ini. Karena beberapa dosen belum banyak yang tahu bagaimana
cara melakukan penelusuran, agar mendapatkan informasi yang
dibutuhkan (misalnya membedakan abstrak, review, fultext, dan lain-
lain).
Dari pihak UPT Perpustakaan UR juga perlu menanyakan
kedalaman informasi yang dibutuhkan untuk membuat evaluasi
(misalnya apakah tersedia layanan untuk mengetahui artikel apa yang

14
“African Digital Library Glossary”. (2002). Diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul
22:46 <http://www.africandl.org.za/glossary.htm>
sering diakses, berapa kali artikel tersebut di hit oleh user, kapan
penelusuran dilakukan, dari IP mana yang sering akses, dan lain-lain).
Diharapkan dengan sosialisasi ini pengguna tidak akan kecewa karena
dari awal sudah diinformasikan bahwa ada alternatif jenis penelusuran
yang memang cuma abtsrak, review, dan brief article di dalamnya. Perlu
ada perubahan informasi pada label e-journal, yang menyebutkan bahwa
UPT Perpustakaan melanggan e-journal dari berbagai disiplin ilmu dalam
bentuk fultext. Informasi label (dalam kemasan melalui situs) ini dapat
menyesatkan bagi pengguna dengan memberikan informasi yang
berlebihan; atau dengan tidak etis menyebutkan bahwa produk
mengandung atribut lebih dari yang diinginkan.
Dalam hal kualitas konten dari e-journal, diakui oleh penulis bahwa
konten kurang mendalam dengan kata lain informasi yang didapat
belum sesuai dengan harapan pengguna. Selama ini konten e-journal
diseleksi oleh petugas perpustakaan (pustakawan), padahal pustakawan
belum memahami benar secara spesifik informasi apa saja yang
dibutuhkan oleh pengguna. Akan lebih efektif apabila sebelum
mengambil langkah untuk berlangganan e-journal, UPT
Perpustakaan UR perlu mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan
beberapa dosen aktual untuk membantu memilih artikel-artikel
jurnal elektronik yang sesuai dengan bidang ilmu yang dikaji (dosen
sebagai mitra perpustakaan) walaupun ini sudah pernah dilakukan
sebelumnya demikian penjelasan bu evi salah seorang kabag IT
diperpustakaan UR, tetapi ada baiknya dilakukan survey ulang agar ejournal
yang dilanggan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna saat ini.
Sehingga, sumber informasi yang terdapat di e-journal berdasarkan
kajian kebutuhan pengguna. Jadi decision maker di sini adalah pengguna
(dosen), UPT Perpustakaan UR berperan sebagai fasilitator dan
akomodator.
Dengan kata lain di sini perlu subject specialist, sehingga
idealnya pustakawan berasal dari berbagai disiplin ilmu. Semakin
spesialis seorang pustakawan, maka layanan yang diberikan akan terasa
kedalamannya. Faktor budaya juga menyebabkan lesunya sivitas
akademika dalam mengakses e-journal, kebanyakan dosen masih
memprioritaskan jurnal tercetak dari pada jurnal elektronik. Alasannya
karena jurnal tercetak disarikan dan disebarluaskan ke kalangan ilmiah,
sedangkan jurnal elektronik tidak disebarkan kepada dosen secara
langsung. Apalagi ditambah idiom seseorang yang mempercayai bahwa
jurnal yang tercetak pada media kertas lebih awet daripada yang
tersimpan pada media elektronik yang sangat tergantung pada
mesin pembaca.

8. Katalog Online
Tujuan utama katalog terkomputerisasi adalah membuat suatu
sistem pengkatalogan yang sesuai dengan pemanfaatannya. Sumber-
sumber pembuatan katalog online (terkomputerisasi) didapatkan dari:
a. Katalog manual local yang berbentuk lembaran atau kartu tercetak. File
yang telah dibuat oleh Kataloger, baik yang telah berformat MARC
maupun belum;
b. Penggabungan (integrasi) file database katalog antar perpustakaan;
c. Membeli katalog komersial berformat MARC.

G. Kelebihan dan Kelemahan Teknologi di Perpustakaan


1. Kelebihan
perkembangan teknologi dan informasi ini seakan menjadi idola bagi para
pengakses informasi, karena hanya dengan pengguna bisa mengakses informasi
tanpa harus pergi ke lokasi dimana informasi itu berada, hal itu menjadi salah satu
kelebihan dari perpustakaan digital. Tidak hanya itu masih ada kelebihan
perpustakaan digital, adapun kelebihan-kelebihan lain perpustakaan digital
berdasarkan hasil pengamatan dan karakteristik yang diungkapkan oleh para pakar
yaitu:
a) Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital
tanpa harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi
dengan internet;
b) Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam
dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna
terhubung dengan internet;
c) Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh
pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang
banyak;
d) Pendekatan bersturktur: pengguna dapat mencari informasi secara bersturktur,
misalnya dimulai dari menelusur katalog online , kemudian masuk ke full text,
selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
e) Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya.
Kata kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang
akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
f) Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan
bentuk image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
g) Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan,
kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana ada kesepakatan antar
pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui jaringan
internet;
h) Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi menjadi lebih murah.
2. Kelemahan
Dalam mengembangkan dan melakukan pengemasan informasi menggunakan
digital.Disamping memiliki banyak kelebihan, perpustakaan yang melakukan
pengemasan informasi menggunakan teknologi juga memilki kekurangan
diantaranya:
a) Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah
transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas,
masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan
digital;
b) Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada
teks elektronik;
c) Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi
digital;
d) Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai
jenset, tidak dapat beroperasi.
e) Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses
perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet, maka
pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi
perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan
secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara online.15

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi
berperan dalam mempermudah pengemasan informasi di perpustakaan karna dapat
membantu mempercepat pekerjaan pustakwan dan juga dapat Mengawetkan koleksi
khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak ke bentuk digital, Menghemat ruang dan rak
untuk menyimpan koleksi tercetak, Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah dientri

15
Pendit, Putu Laxman. 2008. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa
Mandiri.
dalam pangkalan data, Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan lain untuk
sharing dan transfer pengetahuan maupun pengalaman antar pustakawan.

Peran dari teknologi informasi dalam suatu peengemasan informasi cukuplah besar
dampaknya, diantarannya kemunculan perpustakaan digital yang dahulunya perpustakaan
masih bersifat konvensional, selanjutnya kemunculan e-journal yang sebelumnya disimpan
dalam bentuk fisik dijajaran rak namun kini terdapat dalam sebuah sistem dan terakhir
kemunculan katalog online atau biasa disebut dengan OPAC yang dulunya masih bersifat
manual dalam sistem temu kembali informasi yang dikelompokkan dalam beberapa
klasifikasi seperti berdasarkan judul, subjek maupun pengaran suatu koleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang S. Sankarto. PedomanPengemasan Informasi, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran


Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian Departemen
pertanian, 2008.

Buchari Alma.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 1998.

Esmi C. Triningsih.“Artikel Peran Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan Di Era


Globalisasi,” Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2017.
Ida Fajar Priyanto,“Teknologi Informasi dan Peran Perpustakaan,”Makalah Seminar
Nasional, 24-25 November di UII.

Janner, Simarmata. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi

Joko Santoso. “Kemas Ulang Informasi Elektronis Sebagai Langkah Inovatif Layanan
Perpustakaan :Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Pada Pengemasan Informasi.”
Diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul 22:22 <www.pnri.go.id >.

Lasa Hs. Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta: Gama Media, 2005.

Mulida Djamarin.“jurnal Pengemasan Informasi,”Universitas Negeri Padang, 2016.

Pendit, Putu Laxman. 2008. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa
Mandiri.

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan.


Yogyakarta: Kanisisus.

Yuhelmi, “Analisis Pengemasan Produk Berbasis Teknologi Informasi Di UPT Perpustakaan


Universitas Riau,” diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul 23:47, Hal.

African Digital Library Glossary”. (2002). Diakses pada tanggal 13 November 2019 pada
pukul 22:46 <http://www.africandl.org.za/glossary.htm>

Perpustakaan Digital” diakses pada tanggal 13 November 2019 pada pukul 22:34
<http://encyclopaedia.thefreedictionary.com/digital+library>

HASIL DISKUSI

Pertanyaan dari Audiens

1. Candra Fauzan : Jelaskan pengertian teknologi informasi menurut Sulistyo Basuki


( Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan).
Jawaban : Teknologi merupakan suatu hasil dari penerapan/ implementasi
sebuah ilmu, seseorang yang jenius memiliki kepandaian dalam
menciptakan dan mengembangkan teknologi. Mengapa sinonim
dengan ilmu terapan karena ilmu terapan adalah ilmu rekayasa atau
hasil buatan tangan manusia yaitu teknologi informasi itu sendiri.
2. Muhammad Hidayat : jelaskan contoh dari pengemasan informasi menggunakan
teknologi!
Jawaban :1) digital libarary : perpustakaan digital merupakan sebuah
perpustakaan yang koleksi rata-rata koleksi format elektronik.
2) e-journal : jurnal elektronik melalui database online ini perpustakaan
mampu menyediakan koleksi digital yang mampu diakses dimana saja.
3) katalog online : merupakan deskripsi sebuaah buku yang dapat yang
berupa elektronnik.
3. Ricky Hidayat : Apa kelebihan dan kelemahan pengemasan informasi menggunakan
teknologi informasi?
Jawaban :
a) Kelebihan : ( Tidak dibatasi ruang, tidak dibatasi waktu, Penggunaan informasi
lebih efisien, Pendekatan bersturktur,Lebih akurat, Jaringan perpustakaan yang
lebih luas, Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi menjadi lebih
murah.
b) Kelemahan : (Undang-Undang Hak cipta (Copy Right), Pengguna masih banyak
yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik, Proses
digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi
digital; Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak
mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi, Pengunjung perpustakaan menjadi
berkurang).

4. Zahrotun Fadilah : bagaimana cara pustakawan melakukan pengemasan informasi?


Jawaban : cara pustakawan melakukan pengemasan informasi, dimulai dengan
beberapa kegiatan atau tahapan. kegiatan yang dimulai dari menyeleksi
berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi
yang relevan, menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas
kembali memberi kemudahan dalam penyebaran informasi dan temu
kembali informasi
5. Selastriani : jelaskan kembali tentang pengemasan informasi?
Jawaban : pengemasan merupakan sebuah usaha mengemas kembali dalam
bentuk yang lebih baik dan menarik. Betapapun lengkapnya suatu koleksi
informasi, tidak akan memberikan manfaat bila tidak dikemas kembali
dan
6. Umi Kalsuma Mareta : jelaskan pengemasan informasi pangkalan data guna dapat
memudahkan pengguna dalam penemuan informasi?
Jawaban : pengemasan informasi mengunakan pangkalan data merupakan salah satu
pengemasan dengan menerapkan teknologi informasi, di berbagai
perpustakaan di indonesia telah banyak yang menggunakan pangkalan data.
Contohnya seperti Opac, opac merupakan sarana temu kembali informasi,
memudahkan pemustaka dalam mencari koleksi perpustakaan tanpa harus
melakukan pencarian secara manual dengan melihat ke rak.
7. Ilham Malady : bagaimana cara pustakawan dalam mempromosikan tentang
perpustakaan terhadap masyarakat awam?
Jawaban : banyak cara yang bisa di lakukan, salah satunya sekarang mulai banyak
pustakawan yang berinovasi untuk mempromosikan perpustakaan ke
masyarakat seperti: Perpustakaan keliling, memberikan penyuluhan,
mangadakan hari kunjung perpustakaan, dan sekarang juga sudah ada
perpustakaan desa. Namun perlu ide-ide baru lagi untuk menarik pemustaka
masyarakat awam ini masih menjadi pr/ tugas pustakawan yang perlu
kembangkan, karena sulit untuk bisa memberikan pemahaman atau
mengarahkan masyarakat khususnya masyarakat awan yang ada di desa-desa.
meraka yang lebih mementingkan bekerja mencari uang dan mereka fikir
dengan datang ke perpustakaan hanya buang-buang waktu saja.
8. Novia Pebrianti : Apakah translate dokumen itu merupakan salah satu bentuk
pengemasan informasi?
Jawaban : translate dokumen merupakan salah satu bentuk pengemasan informasi,
karena translate itu artinya menerjemahkan dokumen dari bahasa
dokumen sebelumnya dan setelah di translate itu maka selanjutnya
akan di kemas bisa dalam bentuk tercetak atau file. Seperti Html pada
artike jurnal itu merupakan pengemasan informasi Translate dokumen
bentuk elektronik.

Anda mungkin juga menyukai