Anda di halaman 1dari 5

Menuju Pemikiran Kritis Hadirnya CHATGPT: Penerapan Artificial

Intelligence Melalui Pengalaman Pengguna Perpustakaan Digital


Ayu Fadillah (13040121140121)
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN
Teknologi, informasi, dan komunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat
eksponensial pada bidang digital. Peningkatan produksi dan akses informasi memberikan
pengaruh besar terhadap publikasi elektronik serta rancangan teknologi lain yang berbasis
digital. Perpustakaan menjadi penghubung antara pengguna dan informasi ilmiah dalam
pengembangan pengetahuan pengguna dalam beradaptasi dalam transformasi digital. Hal ini
mengacu pada pemikiran bagaimana teknologi digital ini mampu memengaruhi pengguna dan
perpustakaan serta mengkaji pengalaman pemustaka dari aspek perilaku dan kepuasan
penggunaan.
Secara universal, perpustakaan mengambil peran untuk menerapkan teknologi dan
sistem informasi yang terbaru sebagai wadah kebutuhan pengguna dalam
mengimplementasikan inovasinya untuk perkembangan wawasan dan pengetahuan.
Perpustakaan mengalami era masyarakat informasi dimana perpustakaan, “Telah dimanfaatkan
sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, dan
pelestarian khazanah ilmu pengetahuan” (Pebrianto, 2010). Sehingga dari pemanfaatan
tersebut lembaga perpustakaan mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka secara
efektif dan efisien dengan terus mengikuti kemajuan zaman. Perpustakaan yang tidak
diselaraskan dengan era digital akan semakin ditinggalkan oleh pengguna. Dari hal tersebut
perpustakaan beranjak menuju perpustakaan digital yang inovatif dan mendunia untuk
mempertahankan eksistensinya kepada masyarakat sebagai sumber informasi yang memiliki
kemudahan akses penelusuran informasi.
Konsekuensi dari munculnya kecanggihan teknologi informasi digital memberikan
pengaruh pada perpustakaan untuk menemukan cara baru sebagai keunggulan kompetitif
(Hamid dan Jahanshaheefard, 2019). Dari teknologi tersebut muncul kecerdasan buatan (AI).
AI merupakan disiplin ilmu yang mencakup keseluruhan perancangan hingga penggunaannya
menggunakan ilmu komputer, linguistik, ilmu informasi, neurofisiologi, ilmu saraf, ilmu
kognitif, ilmu kontrol psikologi, dan disiplin ilmu lainnya (Yu et al., 2019). Penerapan AI
menjadi sarana pelindung dan penguat perpustakaan untuk mengambil kesempatan dalam
pendekatan ilmu-ilmu baru dan pendidikan secara eksklusif untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemustaka. Teknologi digital mempu membangun karakteristik interaksi sosial
masyarakat dan transformasi digital dalam segala aspek bidang. AI menjadi sarana yang tepat
untuk pengguna perpustakaan dalam mengakses sumber daya dan sumber informasi di
perpustakaan tanpa batasan ruang dan waktu. Implementasi teknologi AI di perpustakaan
digital dilakukan secara virtual, sehingga membantu perpustakaan untuk mengeksplorasi
beragam cara pemenuhan kebutuhan informasi dan mendukung kegiatan pendidikan.
Munculnya keberagaman model AI menunjukkan langkah kerja dan teknik dalam aplikasi AI
untuk menyediakan layanan perpustakaan yang kreatif dan inovatif. Pengambilan kebijakan
dalam merancang AI meninggalkan tanggapan kritis mengenai bagaimana perpustakaan
mampu menggunakan teknologi AI untuk penyediaan layanan dan kontribusi dalam
memberikan kemudahan akses informasi.
Kepuasan dan kenyamanan pemustaka merupakan hal penting untuk dipenuhi sebagai
perbandingan hasil mereka terhadap kesesuaian harapan pengguna. Hal ini menjadi tugas
perpustakaan untuk senantiasa memberikan pelayanan yang efektif dan kualitas sarana
prasarana yang optimal. Dari aktivitas kunjungan pemustaka akan menentukan pengalaman
baik atau buruk untuk keberlangsungan eksistensi perpustakaan. Pengalaman belajar dan
prestasi akademik mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap penilaian dan kepuasan
mahasiswa terhadap kualitas pendidikan (Barefoot et al., 2016). Era digital menjadi pusat yang
tersinkronkan secara kompleks dari pengalaman belajar pengguna yang berpengaruh pada
praktik pembelajaran. Oleh karena itu, perlu pemahaman untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemustaka sebagai penunjang pendidikan. Potensi teknologi baru membawa
peningkatan personalisasi layanan perpustakaan. Sehingga pengguna mendapatkan kepuasan
dan secara eksplisit mengakui penghormatan terhadap keragaman dan inklusi sosial (Jaeger et
al., 2015).
Kajian pemakai perpustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memahami perilaku dan
pengalaman pemustaka dalam memanfaatkan sumber daya perpustakaan. Terbentuknya
perpustakaan digital sebagai kajian eksplorasi pada layanan online dan situs web. Hal ini
perpustakaan berfokus pada peningkatan efektivitas layanan interface di situs web dan desain
tampilan perpustakaan digital guna kelancaran dalam mengakses informasi. Dalam konteks
perpustakaan mempelajari aspek perilaku tertuju pada ranah kebutuhan informasi, penelusuran
informasi, dan cara pengguna untuk berinteraksi dengan infromasi. Sedangkan aspek
pengalaman berfokus pada proses desain dan respon subjektif dari sekelompok pengguna
dengan tujuan meninjau keselarasan produk kebutuhan informasi dengan desain tampilan.
Kedua aspek tersebut penting dan saling berkaitan erat dalam melakukan kajian pemakai
perpustakaan digital.
PEMBAHASAN
Perpustakaan sebagai sistem yang terorganisir secara koherensif dari berbagai aspek
yang saling berhubungan satu sama lain. Perpustakaan menjadi pengelola informasi yang
memiliki keterkaitan secara kompleks antara koleksi, ruang, staf, pemustaka, dan berbagai
infrastruktur teknis. Penerapannya pada perpustakaan digital sebagai perluasan sistem yang
mencakup infrastruktur teknis dan fisik dengan sumber daya informasi yang tersebar sesuai
dengan kredibilitas dari sumber informasi. Sistem perpustakaan digital sebagai representasi
dari standar digitalisasi, klasifikasi, dan praktik kerja yang membentuk pengetahuan sistem
perpustakaan.
Artificial Intelligence menjadi bagian integral dalam perkembangan zaman. AI
dirancang untuk membantu keseluruhan aktivitas manusia melalui ruang dan sistem cerdas
(Cugurullo, 2020). Tugas AI membantu dalam hal mengotomasikan data, mengelola analisis
data dan proses, serta bergerak dalam pengembangan sumber daya di segala aspek. Penyusunan
kecerdasan buatan teknologi mencakup dalam hal mobilitas cerdas, pemeliharaan prediktif
secara terus menerus, manajemen lalu lintas yang cerdas, dan manajemen penataan informasi
yang diberikan. Adanya AI memungkinkan seluruh sektor perindustrian dapat meningkatkan
produktivitas, kinerja, dan ketekunan dalam bekerja.
Dalam bidang perpustakaan, AI mendukung penyediaan layanan perpustakaan untuk
membantu pemustaka menemukan sumber daya yang terdapat dalam perpustakaan. Menurut
Schrettenbrunnner (2020), menyatakan bahwa sebuah lembaga/instansi yang menggunakan
penggunaan teknologi terbaru akan memiliki perkembangan yang pesat, sementara
lembaga/instansi yang tidak mempercepat virtualisasi produk dan proses layanan yang
terintegrasi AI, maka akan tertinggal. Menggabungkan teknologi AI dapat meningkatkan
kualitas sumber daya perpustakaan dan sistem informasi. Sehingga mendorong pendidikan,
penelitian, dan pemeringkatan secara global terhadap pihak lembaga/instansi yang berkualitas
dan terhindar dari gangguan apapun. Hal tersebut diperoleh kerangka transformasi digital
dengan membawa perubahan struktural perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan
digital. Selain itu, penggunaan teknologi membawa arus terhadap perubahan nilai kreasi
mengenai inovasi layanan digital perpustakaan yang ditunjang oleh sumber dana yang
memadai.
Pada era saat ini, telah hadir teknologi AI berupa ChatGPT. Teknologi ChatGPT
memiliki kesamaan dengan chatbot yang terintegrasi dengan ilmu dan bahasa komputer.
Hadirnya teknologi tersebut dapat memberikan sisi positif maupun negatif. Chatbot merupakan
aplikasi komersial yang dirancang dengan program komputer untuk membatu dan
memudahkan aktivitas manusia dalam menjawab pertanyaan. Sama halnya dengan ChatGPT
yang memberikan feedback jawaban atas soal yang diberikan. Teknologi AI berbasis chatbot
membawa aspek positif dalam membantu dunia pendidikan dengan menghadirkan jawaban
sesuai dengan yang diketikkan secara cepat hanya dalam kurun waktu hitungan detik. Namun,
ditelusuri lebih lanjut jawaban yang diberikan tidak sepenuhnya benar dan tidak dapat
dipercaya kredibilitasnya. Karena sumber informasi yang diberikan masih terbilang rancu dan
kurang tepat. Selain itu, sisi negatif penggunaan ChatGPT disalahgunakan dalam mengutip
berbagai pernyataan informasi dan membawa pada tindakan plagiarisme.
Selama ini perpustakaan belum sepenuhnya menerapkan teknologi AI dalam
penyediaan layanan referensi dan informasi. ChatGPT dapat dijadikan sebagai perangkat
digital yang membantu pekerjaan pustakawan. Dalam konteks bidang perpustakaan dan
informasi, ChatGPT dapat menjadi layanan referensi yang baik dalam memberikan informasi.
Dikarenakan ranah perpustakaan mengacu pada pemberian informasi sesuai kebutuhan
pemustaka dengan tingkat relevansi dan kredibilitas yang optimal. Penerapan layanan
perpustakaan dapat diinovasikan dalam bentuk ChatGPT berbasis jawaban yang sudah
tersinkronisasi dengan sumber informasi yang tepat. Pustakawan dapat mengambil peran
pustakawan yang kreatif dalam memenuhi kebutuhan pemustaka untuk meningkatkan
eksistensi perpustakaan. Pada kenyataannya, keterlibatan pustakawan dalam penelusuran
informasi sebagai konsultan masih tergolong minim. Tuntutan seorang pustakawan mampu
menyediakan literatur sebagai referensi dan memiliki kompetensi sebagai konsultan, program
pengajaran, memiliki kemampuan riset, dan memberikan kemudahan bantuan dalam
menyebarluaskan hasil karya riset (Andayani, 2016). Maka ChatGPT muncul sebagai
pengembangan inovasi perpustakaan dalam memberikan kebutuhan informasi pemustaka.
Dalam hal indikator keramahtamahan, keefektifan dan keefisisenan pelayanan, serta
penguasaan terhadap sumber bahan koleksi perpustakaan menjadi bagian dari tingkat
profesionalisme pustakawan.
Seorang pengguna informasi akan melakukan penelusuran informasi secara digital
yang dihadapkan dengan situasi berbeda dimana terdapat pengguna yang mengetahui secara
spesifik kata kunci yang akan ditelusuri dan terdapat pengguna yang memang sudah memiliki
topik tapi tidak paham dengan konsep penelusuran informasi melalui kata kunci. Akibatnya
pengguna mengalami kebingungan dan menganggap perpustakaan digital penggunaannya
sama seperti mesin pencarian seperti Google. Seseorang mungkin menyadari bahwa
penggunaan sumber informasi dapat menghasilkan informasi yang berguna, tetapi meragukan
kemampuannya dalam mengakses sumber dengan benar atau dalam penelusuran informasi
yang tepat (Wilson, 1997, hlm. 563). Pemecahan dari masalah tersebut adalah dengan
melakukan strategi meminta bantuan seseorang yang berkompeten dalam hal pengembangan
dan pengetahuan mengenai kata kunci, yaitu pustakawan. Pada permasalahan tersebut,
pustakawan mengambil peran andil sebagai reference service dari implementasi ChatGPT.
Sehingga pemustaka merasa mendapatkan dukungan yang relevan dari pihak perpustakaan
agar dalam proses penelusuran informasi menjadi urgensi pada kegiatan intelektual dan
meningkatkan efisiensi pencarian informasi.
KESIMPULAN
Keberjalanan transformasi digital menjadi terobosan revolusi dari teknologi informasi
dalam upaya meningkatkan eksistensi perpustakaan. Munculnya teknologi sebagai kesempatan
dan peluang tanpa batas. Perpustakaan menjadi lembaga penting dalam melakukan perubahan
inovatif sebagai dukungan dari transformasi digital dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Pengalaman dan eksplorasi pengguna terhadap perpustakaan digital memiliki permasalahan
yang beragam. Perpustakaan baik konvensional maupun digital memainkan perannya dalam
membantu transisi informasi ke penelusuran informasi yang baru dengan mendukung proses
pemahaman pengguna. Perilaku pengguna informasi menjadi cara yang tepat untuk merancang
kecerdasan buatan dengan identifikasi kommponen, berupa persepsi pengguna, kebutuhan
informasi pengguna, dan proses penelusuran informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Archives, Access and Artificial Intelligence. (2022). Archives, Access and Artificial
Intelligence. Bielefeld University Press. https://doi.org/10.1515/9783839455845
Asemi, A., Ko, A., & Nowkarizi, M. (2020). Intelligent libraries: a review on expert systems,
artificial intelligence, and robot. Library Hi Tech. Emerald Group Holdings Ltd.
https://doi.org/10.1108/LHT-02-2020-0038
Fu, Y., Lomas, E., & Inskip, C. (2022). Cognitive mapping and its implication for
understanding cultural behaviors and experiences in libraries. Library and Information
Science Research, 44(3). https://doi.org/10.1016/j.lisr.2022.101181
Fu, Y., Lomas, E., Inskip, C., & Bunn, J. (2022). Understanding international users’ library
experience in the Digital Age – joining the behavioral and experiential aspects. Journal
of Documentation. https://doi.org/10.1108/JD-02-2022-0035
Gooding, P., Terras, M., & Berube, L. (2021). Identifying the future direction of legal deposit
in the United Kingdom: The Digital Library Futures approach. Journal of
Documentation, 77(5), 1154–1172. https://doi.org/10.1108/JD-09-2020-0159
Hussain, A. (2020, February 20). Industrial revolution 4.0: implication to libraries and
librarians. Library Hi Tech News. Emerald Group Holdings Ltd.
https://doi.org/10.1108/LHTN-05-2019-0033
N. H. Hanany and E. Sudirman / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 7, No. 1 (Juni
2019) 95-112. http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v7i1.19130
Noh, Y. (2022). The analytic study of librarian-user and importance-satisfaction on the use
factor of complex cultural space in library. Library Hi Tech, 40(6), 1532–1566.
https://doi.org/10.1108/LHT-06-2020-0135
Okunlaya, R. O., Syed Abdullah, N., & Alias, R. A. (2022). Artificial intelligence (AI) library
services innovative conceptual framework for the digital transformation of university
education. Library Hi Tech, 40(6), 1869–1892. https://doi.org/10.1108/LHT-07-2021-
0242
Pahlevy, A., & Hasan, T. (2021). Kajian Terhadap Kepuasan Pemustaka dalam Menerima
Layanan Petugas Perpustakaan di Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta. Jurnal
Gema Pustakawan, 9(1), 69-83. https://jgp.ejournal.unri.ac.id/
Prasetyawan, Y. Y., & Krismayani, I. (2019). KAJIAN PERILAKU INFORMASI
MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
DIPONEGORO. BACA: JURNAL DOKUMENTASI DAN INFORMASI, 40(2), 171.
https://doi.org/10.14203/j.baca.v40i2.480
Wafa, W., & Halifah, J. (2019). Kajian Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Referensi Pada
Perpustakaan Khusus Balai Penelitian Tanaman Serealia. Prosiding BPTP Sulawesi
Selatan. 823-830.

Anda mungkin juga menyukai