Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KINERJA INLISLITE V.3.

1 SEBAGAI SARANA TEMU


KEMBALI PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN PANRB

Nur Sanny Rahmawati, Nina Mayesti


Departemen Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia,
nur.sanny01@ui..ac.id, nina.mayesti@ui.ac.id

Abstract: This article discusses the performance analysis of INLISLite which is used in
the Kementerian PANRB’s Library as a retrieval system. This article aims to identify the
performance of the INLISLite used in the Kementerian PANRB’s Library. The approach
used in this research is descriptive qualitative with participatory observation methods.
Furthermore, the aspects analyzed in the object of this study are recall, precision, and
response time from the INLISLite of the Kementerian PANRB’s Library. The results
obtained by the recall value ranged from 0.928 to 1, while the precision value was in the
range 0.76 to 1 which was obtained through a simple search. Additionally, the average
response time obtained based on searching through collection titles is 0.206 seconds.
Meanwhile, for tracing through the subject, the response time obtained was 0.214
seconds. Even though the system is quite effective, there are still shortcomings in terms
of features such as the absence of live chat with librarians so that it does not provide
alternative options for users to communicate.
Keywords : Information Retrieval System; OPAC; INLISLite; Kementerian PANRB

Abstrak: Artikel ini membahas tentang analisis kinerja INLISLite yang digunakan di
Perpustakaan Kementerian PANRB sebagai sistem temu kembali perpustakaan. Tujuan
dari artikel ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja INLISLite yang digunakan di Per-
pustakaan Kementerian PANRB. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif dengan metode observasi partisipatif. Lebih lanjut, aspek yang diana-
lisis dalam objek penelitian ini adalah recall, precision, dan response time dari INLISLite
Perpustakaan Kementerian PANRB. Hasil yang didapatkan yakni nilai recall berkisar an-
tara 0,928 sampai dengan 1, sedangkan nilai precision berada pada rentang 0,76 sampai
dengan 1 yang diperoleh melalui penelusuran sederhana. Selain itu, rata-rata response
time yang diperoleh berdasarkan penelusuran melalui judul koleksi adalah 0.206 detik,
sedangkan untuk penelusuran via subjek, response time yang diperoleh 0,214 detik. Mes-
kipun sistem terbilang cukup efektif, namun masih terdapat kekurangan dari segi fitur
seperti ketiadaan live chat dengan pustakawan sehingga tidak memberikan alternatif opsi
pemustaka untuk berkomunikasi.
Kata Kunci : Sistem temu kembali informasi; OPAC; INLISLite; Kementerian PANRB

dengan informasi, termasuk cara


PENDAHULUAN
menelusur informasi. Adapun
Pergerakan teknologi informasi dari
penelusuran informasi merupakan bagian
waktu ke waktu secara nyata
yang tidak dapat terpisahkan dari layanan
memposisikan manusia untuk hidup
perpustakaan bagi pemustaka. Kombinasi
berdampingan dengannya. Perkembangan
antara perkembangan teknologi dan
teknologi pula yang turut mempengaruhi
penelusuran informasi pun memunculkan
cara-cara manusia dalam bersinggungan
OPAC (online public access catalog)

1
2. Jurnal Imam Bonjol: Kajian Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Vol. 5, No. 1, Maret 2021

sebagai bagian integral dari layanan 2018. Namun, belum ada evaluasi
telusur informasi di perpustakaan. terhadap kinerja sistem tersebut sejak
Sebagai alat bantu untuk temu kembali digunakan. Oleh karena itu, penulis
informasi, keberadaan OPAC kiranya mencoba mengidentifikasi kinerja
dapat membantu pemustaka agar dapat INLISLite sebagai penyedia layanan
dengan mudah menelusur informasi OPAC bagi Perpustakaan Kementerian
terkait koleksi yang disediakan di PANRB berdasarkan unsur ketepatan dan
perpustakaan. penyajian koleksi bahan pustaka.
Lebih lanjut, tujuan dari sebuah
sistem untuk temu kembali informasi LANDASAN TEORI
adalah mengumpulkan dan menyediakan 1. INLISLite
informasi yang tepat bagi pemustaka. INLISLite merupakan salah satu
Namun demikian, perlu untuk dilakukan software untuk otomasi perpustakaan.
evaluasi untuk mengetahui apakah suatu Software tersebut dikembangkan oleh
sistem temu kembali informasi itu tepat Perpustakaan Nasional RI sejak tahun
guna atau belum. Pada penelitian sebe- 2011 dengan tujuan untuk membantu
lumnya, kinerja OPAC Perpustakaan upaya pengembangan pengelolaan dan
Universitas Indonesia dengan Research pelayanan perpustakaan berbasis
Repository milik Universitas teknologi informasi dan komunikasi di
Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia. Hal tersebut sendiri merupa-
menggunakan teori Lancaster (Rifán, kan amanah dari Undang-Undang Nomor
2018). Penelitian berikutnya yang juga 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Per-
mengenai kinerja sistem perpustakaan aturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014
memfokuskan pada evaluasi kinerja ter- tentang Pelaksanaan Undang-Undang
hadap sistem Perpustakaan Universitas Nomor 43 tahun 2007, dan Undang-Un-
Muhammadiyah Surakarta “KOHA” dang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah
dengan teori Cleverdon (Saufa dan Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam
Wahyu, 2017). Penelitian selanjutnya (sekarang telah diperbarui menjadi Un-
yakni berfokus pada evaluasi sistem dang-Undang Nomor 13 tahun 2018 ten-
OPAC Perpustakaan Umum Daerah tang Serah Simpan Karya Cetak dan
Provinsi DKI Jakarta Cikini berdasarkan Karya Rekam) (Perpustakaan Nasional,
kriteria OPAC yang ideal (Junaedi, 2017). 2016). Pada Maret 2020, INLISLite telah
Adapun salah satu sistem temu meluncurkan versi 3.2 nya. Karakteristik
kembali informasi adalah OPAC yang dari INLISLite antara lain sebagai berikut
salah satunya yang terdapat pada fitur (Perpustakaan Nasional, 2016):
INLISLite. INLISLite sendiri merupakan 1. Mengikuti standar metadata MARC
sistem otomasi perpustakaan besutan (MAchine Readable Cataloguing) da-
Perpustakaan Nasional RI, yang versi 3 lam pembentukan katalog digitalnya.
nya telah dirilis sejak tahun 2016. 2. Berbasis web (web-based application
INLISLite sendiri telah banyak digunakan software), di mana dalam pen-
di perpustakaan di Indonesia, khususnya goperasiannya menggunakan aplikasi
perpustakaan dari instansi pemerintah. browser internet yang umum
Perpustakaan Kementerian PANRB, digunakan untuk menjelajahi infor-
sebagai salah satu instansi pemerintah masi di internet.
yang telah memanfaatkan INLISLite 3. Instalasi perangkat lunak INLISLite
sebagai sistem otomasinya sejak Agustus cukup dilakukan pada satu komputer
Nur Sanny Rahmawati, Nina Mayesti, Analisis Kinerja Inslite V.3.1… 3

yang difungsikan sebagai pangkalan dokumen sebagaimana


data (server). Pengoperasian aplikasi permintaan user.
cukup dilakukan melalui komputer - Precision yaitu kemampuan
kerja (workstation) dengan cara sistem untuk menyajikan
mengkoneksikannya melalui informasi dengan tingkat relevansi
perangkat jaringan komputer, baik atau sesuai dengan permintaan.
secara lokal (local area network), an- - Response Time yaitu rentang
tar wilayah (wide area network), waktu sistem yang dibutuhkan
maupun Internet. sistem untuk memproses dan
4. Dapat dioperasikan secara bersamaan menyajikan sumber informasi
dalam satu waktu secara simultan yang diminta.
(multi user ready) 5) Bebas pakai / Adapun rumus untuk mencari recall dan
gratis (freeware dan opensource). precision (Chowdury, 1999) adalah
2. Sistem Temu Kembali Informasi sebagai berikut:
Temu kembali informasi Recall = [a/ (a+c)] x 100%
didefinisikan sebagai seni dari Precision = [a/ (a+b)] x 100%
mendemonstrasikan, menyimpan, Keterangan :
mengorganisasi, dan mengakses suatu - a = hits (jumlah koleksi relevan
sumber informasi (Lal, Qamar, dan yang ditemukan)
Savita, 2016). Lebih lanjut, sistem temu - b = noise (jumlah koleksi yang
kembali informasi didesain untuk ditemukan namun tidak relevan)
menemukan kembali dokumen atau - c = missed (jumlah koleksi yang
informasi oleh suatu komunitas (Chow- relevan namun tidak ditemukan)
dury dalam Francis, 2006). Selain itu, Lebih lanjut, disebutkan oleh Lancaster
sistem temu kembali informasi mencakup (Saufa dan Wahyu, 2017), bahwa nilai
seluruh aktivitas dalam hal penyimpanan precision dalam suatu sistem temu kem-
dan proses temu kembali dari mulai bali informasi terbagi atas rendah, sedang,
dokumen diindeks ke dalam sistem dan tinggi. Nilai rendah yaitu berkisar an-
sampai dengan disampaikan pada tara 0 sampai dengan 0,33, artinya preci-
pengguna yang memanfaatkan sistem sion tidak efektif. Kemudian, nilai 0,34
tersebut (Lancaster dalam Francis, 2006). sampai dengan 0,67 berarti sedang atau
Sehingga, dengan adanya sistem temu precision kurang efektif. Terakhir, nilai
kembali informasi, memungkinkan 0,68 sampai dengan 1 berarti tinggi atau
pengguna informasi untuk mendapatkan precision efektif (Saufa dan Wahyu,
akses terkait informasi sebagaimana yang 2017).
direpresentasikan dan dikelola oleh sistem
yang bersangkutan (Lal, Qamar, dan METODOLOGI
Savita, 2016). Penelitian ini menggunakan pen-
dekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan
3. Evaluasi Sistem Temu Kembali In- kualitatif ini merupakan strategi inquiry
formasi yang menekankan pencarian makna,
Menurut Salton dan McGill (1983), pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
terdapat kriteria untuk mengevaluasi sis- simbol, maupun deskripsi tentang suatu
tem temu kembali antara lain: fenomena dan disajikan secara naratif
- Recall yaitu kemampuan sistem (Yusuf, 2019). Lebih lanjut, metode yang
untuk memberikan temuan digunakan dalam penelitian ini adalah
4. Jurnal Imam Bonjol: Kajian Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Vol. 5, No. 1, Maret 2021

observasi partisipatif, di mana pengamat judul, baik tercetak maupun noncetak.


atau observer berperan ganda sebagai Untuk koleksi digital atau noncetaknya
peneliti dan sebagai seseorang yang ber- sendiri berjumlah 728 judul. Pemustaka
partisipasi serta terlibat dalam kegiatan dapat menelusur koleksi tersebut melalui
yang diamati (Yusuf, 2019). https://perpus.menpan.go.id/opac.
Objek penelitian ini adalah IN- Adapun OPAC Perpustakaan
LISLite V.3.1 yang digunakan di Kemen- Kementerian PANRB dapat menampilkan
terian PANRB. Sistem tersebut dapat di- informasi koleksi sesuai dengan 8
akses melalui alamat https://per- (delapan) daerah deskripsi bibliografi.
pus.menpan.go.id. Adapun analisis dalam Berikut tampilan OPAC Perpustakaan
penelitian ini mengadaptasi teori dari Sal- Kementerian PANRB:
ton dan McGill dengan kriteria recall and
precision dan response time (Salton dan
McGill, 1983). Metode yang digunakan
pun Data yang dikumpulkan terdiri atas
data primer dan data sekunder. Data pri-
mer didapatkan dari pengamatan melalui
OPAC dan langsung di Perpustakaan Ke-
menterian PANRB. Data sekunder
didapatkan dari literatur rujukan dan
artikel dari peneliti lain yang berkaitan
dengan masalah penelitian.

PEMBAHASAN
1. Cakupan Koleksi Perpustakaan Ke-
menterian PANRB
Perpustakaan Kementerian PANRB
menggunakan INLISLite versi 3.1
sebagai sistem temu kembali informasi
dan katalog daringnya. Sebagaimana yang
telah dijelaskan pada pembahasan di atas,
INLISLite merupakan sistem temu Gambar 1.
kembali informasi besutan Perpustakaan Informasi Koleksi via OPAC Per-
Nasional. INLISLite kurang lebih sama pustakaan Kementerian PANRB
dengan sistem temu kembali perpustakaan
lainnya yang memungkinkan pemustaka
untuk menelusur layanan dan 2. Nilai Recall dan Precision
ketersediaan koleksi tanpa harus datang Dalam mengukur efektivitas recall
langsung ke perpustakaan. Adapun dan precision, penulis menelusur koleksi
INLISLite yang diterapkan di Perpustakaan Kementerian PANRB ber-
Perpustakaan Kementerian PANRB dasarkan pendekatan judul koleksi serta
dilengkapi dengan beberapa fitur seperti subjek yang berkaitan dengan business
sirkulasi, manajemen perpustakaan, temu core Kementerian PANRB menggunakan
kembali katalog daring, dan lain-lain. pencarian sederhana, maka didapatkan
Koleksi dari Perpustakaan hasil recall dan precision sebagai berikut.
Kementerian PANRB berjumlah 2.968
Nur Sanny Rahmawati, Nina Mayesti, Analisis Kinerja Inslite V.3.1… 5

Kata Hasil Response time atau waktu respon


Kunci Temuan a b c Recall Precision diamati oleh penulis berdasarkan
(Judul J S J S J S J S J S J S penelusuran dengan beberapa kata
dan
Subjek) kunci yang berkaitan dengan core
Aparatur 290 8 288 7 2 1 0 0 1 atau 1 atau 0,99 0,875 business Kementerian PANRB.
Negara 100% 100% atau atau
99% 87,5 Adapun penghitungan response time
%
Reformasi 223 67 219 6 0 6 4 1 0,98 0,98 1 0,909
melalui penelusuran adalah sebagai
Birokrasi 0 atau
98%
atau
98%
atau
100
atau
90,9
berikut.
% %
Kelem- 29 44 26 4 1 0 2 2 0,928 0,95 0,96 1 atau Kata Waktu Data
bagaan 2 atau atau atau 100%
92,8 95% 96% Kunci Ditemukan
%
Pelayanan 115 39 110 3 1 0 4 0 0,96 1 atau 0,99 1 atau (Judul (dalam satuan
Publik 9 atau 100% atau 100%
96% 99%
Pengawas 42 21 32 2 1 0 0 0 1 atau 1 atau 0,76 1 atau dan detik)
an 1 0 100% 100% atau 100%
76% Subjek) J S
Tabel 1. Aparatur 0,25 0,28
Hasil Perolehan Recall dan Precision
pada INLISLite Kementerian PANRB Negara
Reformasi 0,21 0,19
Berdasarkan penghitungan relevansi data Birokrasi
menggunakan judul koleksi dan subjek
yang sesuai dengan core business dari Ke- Kelem- 0,20 0,20
menterian PANRB, didapatkan hasil se- bagaan
bagaimana yang tertera di tabel atas. Per- Pelayanan 0,19 0,21
sentase precision dari hasil penelusuran
Publik
mulai dari 76% hingga 100%, sedangkan
persentase recall mulai dari 92,8% hingga Pengawasan 0,18 0,19
100%. Adapun menurut Lancaster (dalam Rata-rata 0,206 0,214
Saufa dan Wahyu, 2017) bahwa tingkat waktu
recall dan precision yang berkisar di an-
tara 0,68 sampai dengan 1 adalah efektif. Tabel 2.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ting- Hasil Perolehan Response Time pada
kat recall dan precision dari OPAC Per- INLISLite Kementerian PANRB
pustakaan Kementerian PANRB cukup
tinggi serta efektif.

3. Response Time
6. Jurnal Imam Bonjol: Kajian Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Vol. 5, No. 1, Maret 2021

Laman Perpustakaan Kementerian


Gambar 2. PANRB ini dapat diakses baik di dalam
Contoh Hasil Pencarian dengan Judul maupun luar lingkungan kantor
“Aparatur Negara” Kementerian PANRB. Hal ini didukung
dengan penggunaan
https://perpus.menpan.go.id. Lebih lanjut,
pada gambar 4, terlihat bahwa laman
bagian depan INLISLite dari
Perpustakaan Kementerian PANRB
sudah sedikit dimodifikasi. Hal tersebut
bertujuan untuk memberi kesan
eyecatching bagi pemustaka sekaligus
memudahkan perpustakaan dalam
memperlihatkan “jati dirinya”. Selain itu,
saat menelusur koleksi, pemustaka dapat
klik tombol cari maupun langsung klik
“enter” layaknya mesin pencari Google.
Namun, pada laman situs
\ perpustakaan, tidak terdapat fitur maupun
kolom bantuan seperti “Live Chat with
Librarian”. Ketiadaan tersebut
sebenarnya dapat menghambat interaksi
antara pemustaka dengan pihak
Gambar 3. perpustakaan. Akan tetapi, pihak
Contoh Hasil Pencarian dengan Subjek perpustakan membuat substitusi dengan
“Aparatur Negara” memberikan cantuman e-mail dan media
sosial.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Katalog daring perpustakaan pun
bahwa response time paling cepat yang menyediakan pencarian sederhana, bukan
didapatkan dari penelusuran melalui judul mutakhir. Sehingga pemustaka belum
koleksi adalah “pengawasan” yaitu 0,18 bisa menelusur koleksi secara lebih detail,
detik. Sedangkan untuk response time pal- misalnya berdasarkan unit kerja produsen
ing cepat yang didapatkan dari pene- koleksi (untuk terbitan internal).
lusuran melalui subjek yaitu “reformasi Meskipun begitu, pencarian melalui
birokrasi” yakni 0,19 detik. Rata-rata katalog Perpustakaan Kementerian
waktu respon (response time) melalui PANRB memungkinkan pemustaka untuk
penelusuran berdasarkan judul koleksi menelusur koleksi berdasarkan beberapa
yaitu 0,206 detik, sedangkan melalui aspek yakni alfabetis, pengarang,
subjek 0,214 detik. Sehingga dapat disim- penerbit, tahun terbit, dan tempat terbit.
pulkan bahwa penelusuran melalui judul Hal ini dapat memudahkan bagi
koleksi memiliki response time yang lebih pemustaka yang hanya mengetahui
cepat dibandingkan dengan subjek. sepenggal informasi dari koleksi yang
hendak dicari. Terdapat fitur “bahan”
4. Fitur-Fitur yang Disajikan pada dalam pencarian koleksi yang terdiri atas
Laman Perpustakaan Kementerian semua bahan, monograf, terbitan berkala,
PANRB skripsi, tesis, film, dan lain-lain. Tetapi,
Nur Sanny Rahmawati, Nina Mayesti, Analisis Kinerja Inslite V.3.1… 7

Perpustakaan Kementerian PANRB


sendiri baru menyediakan koleksi
berbentuk monograf, skripsi, tesis,
terbitan berkala, dan digital (format PDF
dan flipbook).
Laman Perpustakaan Kementerian
PANRB pun juga belum menyediakan
penghitungan pemustaka daring. Hal ini
menjadi penting sebenarnya bagi
pustakawan agar dapat mengetahui
jumlah akses pemustaka terutama di masa
pandemi yang notabene lebih
memungkinkan kunjungan secara daring.
Pada laman depan Perpustakaan
Kementerian PANRB juga tidak
dicantumkan tata cara dalam menelusur
via OPAC baik berupa infografis ataupun
menu drop down. Tetapi, pada bagian
depan laman Perpustakaan Kementerian
PANRB, terdapat beberapa icon yang Gambar 5.
mewakili layanan perpustakaan sehingga Koleksi Perpustakaan Kementerian
dapat mempermudah pemustaka dalam PANRB dengan Format flipbook (FBR)
memanfaatkan laman tersebut.

Gambar 6.
Koleksi Perpustakaan Kementerian
PANRB dengan Format PDF

Gambar 4.
Laman Situs Perpustakaan Kementerian
PANRB
8. Jurnal Imam Bonjol: Kajian Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Vol. 5, No. 1, Maret 2021

https://www.researchgate.net/publica-
KESIMPULAN tion/306124580_Information_Re-
Berdasarkan pemaparan di atas, IN- trieval_System_and_chal-
LISLite V.3.1 sebagai sistem temu kem- lenges_with_Dataspace
bali di Perpustakaan Kementerian Junaedi, Jusa. 2017. “Evaluasi Sistem
PANRB cukup efektif. Hal tersebut dapat Online Public Access Catalog Per-
diketahui dari cakupan fitur yang tersedia, pustakaan Umum Daerah Provinsi DKI
terutama katalog daring. Lebih lanjut, re- Jakarta, Cikini.” Journal Of Documen-
call dan precision dari INLISLite yang tation And Information Science
digunakan di Perpustakaan Kementerian (JODIS) vol. 1(1), pp. 22-26. DOI:
PANRB pun terbilang cukup efektif. Sis- http://dx.doi.org/10.33505/jodis.v1i1.2
tem pun memiliki response time yang 0
relatif cepat. Tampilan laman per- Perpustakaan Nasional Republik Indone-
pustakaan pun diberikan icon yang ber- sia. 2016. Tentang INLISLite Versi 3.
tujuan untuk mempermudah pemustaka https://inlislite.per-
dalam menelusur. Meskipun begitu, pusnas.go.id/?read=tentanginlislitev3
masih terdapat kekurangan pada sistem Rif’an, Moh. 2018. “Komparasi Evaluasi
ini. Misalnya, tidak adanya fitur live chat OPAC Perpustakaan Universitas Indo-
sehingga pemustaka hanya memiliki opsi nesia dan Research Repository Univer-
media sosial untuk berkomunikasi dengan sitas Muhammadiyah Yogyakarta.”
pustakawan. Pada sistem temu kembali Jurnal Publis vol. 2(2). http://jour-
informasi yang digunakan Perpustakaan nal.umpo.ac.id/index.php/PUBLIS/ar-
Kementerian PANRB juga tidak ticle/download/1154/890.
ditemukan adanya panduan dalam pene- Salton, Gerard dan Michael McGill. 1983.
lusuran melalui sistem tersebut. Sehingga Introduction to Modern Information
penelitian ini diharapkan dapat menjadi Retrieval. Amerika Serikat: McGraw
bahan evaluasi dan pertimbangan untuk Hill.
perbaikan sistem perpustakaan tersebut ke Saufa, Arina F., dan J. Wahyu. 2017.
depannya. “Evaluasi Sistem Temu Kembali Infor-
masi KOHA di Perpustakaan Universi-
DAFTAR KEPUSTAKAAN tas Muhammadiyah Surakarta
Chowdury, G.G. 1999. Introduction to (UMS).” Khizanah Al-Hikmah : Jurnal
Modern Information Retrieval. Lon- Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan
don: Library Association Publishing. Kearsipan vol. 5(2), pp. 140-151. DOI:
Francis, Caroline M. 2006. How Infor- https://doi.org/10.24252/kah.v5i2a1
mation Retrieval Systems Impact on Yusuf, A. Muri. 2019. Metode Penelitian:
Designers’ Searching Strategies. Bris- Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
bane: Queensland University of Tech- Gabungan. Jakarta: Prenadamedia
nology. Group.
Lal, Niranjan, Samimul Qamar, dan
Savita Shiwani. 2016. “Information
Retrieval System and Challenges with
Dataspace.” International Journal of
Computer Applications vol. 147(8).
Nur Sanny Rahmawati, Nina Mayesti, Analisis Kinerja Inslite V.3.1… 9

Anda mungkin juga menyukai