Anda di halaman 1dari 3

POLICY BRIEF

Evaluasi Kinerja Layanan Digitalisasi Pendahuluan


Perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Pengembangan layanan perpustakaan digital
Perpustakaan Kota Gorontalo (digital library) harus diawali dengan
pengembangan SDM yang ada di
Minarni Adam perpustakaan. Hal ini perlu dilakukan karena
711523033 saat ini bidang Teknologi Informasi dan
komunikasi (Information Technology and
Ringkasan Communication) sudah menjadi kebutuhan
 Kemajuan Teknologi dan persaingan bisnis pokok perpustakaan. Berbagai pendidikan
memaksa organisasi menata ulang sistem instruksional mengenai literasi informasi yang
teknologi informasi Organisasi dikembangkan sebagai sarana pelaksanaan
memanfaatkan sistem teknologi informasi berbagai layanan rujukan, semakin diyakini
(STI) untuk mengimplementasikan sebagai suatu mekanisme yang efektif untuk
strateginya. Sistem teknologi informasi memberikan pemahaman kepada pemustaka
merupakan senjata stratejik (strategic mengenai aneka layanan dan sumber daya
weapon). informasi yang ada di perpustakaan
 Sistem teknologi informasi untuk dalam era kemajuan teknologi informasi dan
memenangkan persaingan organisasi. komunikasi. Kehadiran teknologi informasi
Tuntutan ketersediaan informasi dalam dan komunikasi mendorong adanya perubahan
sebuah sistem informasi berbasis komputer manajemen organisasi secara keseluruhan dan
dengan tingkat otomasi yang tinggi Sistem mengubah pendekatan organisasi dalam
layanan perpustakaan manual dengan berhubungan dengan masyarakat. Hal ini
penggunaan kertas yang banyak seringkali tampak dalam berbagai ragam layanan
menyulitkan pengguna aksesibilitas perpustakaan yang dilakukan oleh organisasi
informasi pemerintah dan lembaga-lembaga non
 Pengembangan perpustakaan digital tidak pemerintah
dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi Konsekuensinya, perubahan yang terjadi jelas
perlu suatu formulasi yang terencana menuntut kehadiran inovasi dalam mengelola
dengan rapi. Pengembangan ini layanan perpustakaan yang disediakan.
menyangkut banyak aspek yang ada di Perpustakaan digital menurut Sulistyo Basuki
perpustakaan. Formulasi yang dimaksud dan Winy Purtini digagas pertama kali oleh
adalah adanya suatu perencanaan secara Vannenar Bush pada awal tahun 1940-an
menyeluruh terhadap berbagai aspek yang (dalam Arif, 2005). Vannenar Bush sebagai
melingkupi suatu perpustakaan. penasehat Presiden Rosevelt bidang ilmu
pengetahuan, dia menghadapi masalah
banyaknya informasi dan masih disimpan penggunanya, bukan semata-mata mahalnya
dalam bentuk analog. Keadaan saat itu pengadaan. Dalam perpustakaan digital yang
menyulitkan dalam akses informasi terutama dikerjakan pustakawan adalah tentang
hasil penelitian yang sudah dipublikasikan. metadata untuk kepentingan pencatatan
Berangkat dari keadaan itu dia menganggas dengan baik, menyimpan dengan tepat dan
“thinking machine” dan sebuah device disebut menemukan kembali dengan mudah. Dengan
MemEx yang memungkinkan seseorang memberdayakan perpustakaan secara
menyimpan buku, record dalam maksimal, perpustakaan dapat
komunikasinya. MemEx kemudian mengembangkan aktivitas dan layanannya
dimekanisasi sehingga memungkinkan dalam segala aspek sebagai suatu bahan
konsultasi informasi yang cepat dan fleksibel. kebijakaan dalam rangka pengembangan
Pada awal tahun 1980-an beberapa perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan kita
perpustakan besar melaksanakan otomasi kenal sebagai tempat peminjaman buku atau
fungsifungsi perpustakaan karena masih pustaka non buku yang dijadikan sebagai suatu
mahalnya harga perangkat komputer. Pada ujung tombak pelayanan. Biasanya koleksi
tahun 90-an hampir semua fungsi-fungsi yang dipinjamkan adalah koleksi jenis buku
perpustakaan telah diotomasi, serta dan fiksi yang paling banyak dibutuhkan
berkembangnya komunikasi data antar pemustaka tradisional. Koleksi lain seperti
perpustakaan secara elektronik. jurnal, hasil-hasil penelitian, referensi,
makalah seminar, tesis dan disertasi cenderung
Mengatasi permasalahan dalam kinerja diminati oleh pemustaka tertentu. Mereka
pelayanan digitalisasi perpustakaan di menggunakan koleksi tersebut dalam rangka
dinas kearsipan dan perpustakaan kota menyusun tulisan, melakukan penelitian atau
gorontalo menganalisis kebijakan.
Pengembangan perpustakaan digital
merupakan respon atas lahirnya undangundang Kesimpulan
nomor 43/2007 yang bertujuan : 1. Dari pembahasan diatas dapat ditarik
Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi beberapa kesimpulan, bahwa perpustakaan
yang tersedia dan layanan perpustakaan yang saat ini mengalami perubahan dalan sistem
diselenggarakan oleh perpustakaan yang layanannya. Pelayanan perpustakaan lebih
tergabung dalam jaringan (resource sharing). dititik beratkan pada sistem temu kembali
Pembangunan perpustakaan digital agar informasi secara elektronik (digital).
supaya koleksi perpustakaan tersebut cepat Penerapan teknologi informasi dengan sistem
dan mudah diakses, ringkasi dalam jaringan perpustakaan (library network)
penyimpanan serta mudah dalam hal menunjukkan bahwa begitu banyak
penggandaan. Keberhasilan perpustakaan kemudahan yang diberikan kepada pengguna
digital dapat diukur dari kemudahan akses bagi untuk mengakses informasi digital yang ada di
perpustakaan. Perpustakaan digital sebagai
sarana untuk menyimpan, mengemas,
mendistribusikan informasi agar mampu
beradaptasi di era globalisasi untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka secara akurat, cepat dan
relevan. Untuk itu, pustakawan diharapkan
mampu segera mengambil prakarsa untuk
mengelola informasi dan pengetahuan yang
ada di lingkungannya masing-masing serta
mengembangkan sistem untuk mendukung
pembelajaran, organisasi, penelitian dan
infrastruktur yang diperlukan.

Daftar Pustaka

 Arif, Ikhwan. 2005. Sepintas tentang


perpustakaan digital, Sangkala Edisi ke
2, hal 3-11
 Basuki, Sulistyo:Perpustakaan Digital
dilihat dari titik pandang.
 Purwono dan Sri Suharmini W. (2008).
Materi pokok perpustakaan dan
kepustakawanan Indonesia. Cet. 4 Ed.
2. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai