Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Agama Kristen

Nama:Debora Melia

Nim: P07539022052

Kelas 1B

Jurusan: DIII-Farmasi

Keberadaan Tuhan Menurut Agama Lain

1. Agama Islam

Dalam konsep Islam, Tuhan dinamakan Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta
alam.

Dijelaskan oleh Al Qur'an bahwa Tuhan itu adalah Maha Esa, tempat meminta, tidak beranak dan
juga tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Melalui al Qur'an,
diperkenalkan bahwa Tuhan memiliki nama-nama atau sebutan dan sifat-sifat yang Mulia.

Pendapat: Menurut Agama Islam Tuhan itu satu dan dinamakan Allah. Allah tidak beranak dan
juga tidak diperanakkan dan tidak ada satupun yang menyamainya.Allah juga tempat untuk
meminta dan Maha Esa

Ada sedikit persamaan dengan agama Kristen Namun secara keseluruhan pasti banyak hal yang
berbeda.

2.Agama Budhha

Tuhan dalam Agama Buddha

Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda
dengan konsep dalam agama Samawi dimana dunia semesta diproduksi oleh Tuhan dan tujuan
kesudahan dari hidup manusia merupakan kembali ke sorga ciptaan Tuhan yang abadi.

Ketahuilah para Bhikkhu bahwa mempunyai sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak mempunyai Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, karenanya tidak akan
mungkin kita bisa bebas sama sekali dari lahir, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari karena
yang lalu.

Tetapi para Bhikkhu, karena mempunyai Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak
Tercipta, Yang Mutlak, karenanya mempunyai kemungkinan untuk bebas sama sekali dari lahir,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari karena yang lalu.

Ungkapan di atas merupakan pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana
VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha.

Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali merupakan Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkhatam yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diproduksi dan
Yang Mutlak".
Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak bisa
dipersonifikasikan dan yang tidak bisa digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan
demikianlah keadaanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) karenanya manusia yang
berkondisi (sankhata) bisa mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara
bermeditasi.

Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita bisa melihat bahwa konsep Ketuhanan
dalam agama Buddha merupakan berbeda dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-
agama lain. Perbedaan konsep mengenai Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, karena masih
jumlah umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan
konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga jumlah umat Buddha yang menganggap
bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha merupakan sama dengan konsep Ketuhanan dalam
agama-agama lain.

Bila kita mempelajari segala sesuatu yang diajarkan agama Buddha seperti yang terdapat dalam
kitab suci Tipitaka, karenanya bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep
Ketuhanan dalam agama lain, tetapi jumlah konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama
Buddha yang berbeda dengan konsep-konsep dari agama lain selang lain merupakan konsep-konsep
mengenai dunia semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di dunia semesta,
kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.

Di dalam agama Buddha tujuan kesudahan hidup manusia merupakan mencapai kebuddhaan
(anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi
merasakan ronde tumimbal lahir. Untuk mencapai itu bantuan dan bantuan pihak lain tidak
mempunyai pengaruhnya. Tidak mempunyai dewa – dewi yang bisa membantu, hanya dengan usaha
sendirilah kebuddhaan bisa dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru untuk
makhluk yang perlu melalui perlintasan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat
kebenaran & realitas sebenar-benarnya.

Pendapat: Menurut Agama Budhha , Budhha bukan Tuhan tetapi suatu yang tidak dilahirkan,tidak
dijelmakan dan sesuatu yang mutlak.

Konsep Agama Budhha beda dengan Konsep agama samawi

3.Agama Hindu

Meskipun disebut tiga nama, Tuhan di dalam agama Hindu diyakini tetap Esa, yang di dalam kitab
Upanisad disebut: Ekam evam adwityam Brahma (Hanya satu Tuhan, tidak ada yang kedua). Tuhan
Yang Maha Esa itu disebut berbagai nama atau abhiseka.

Tuhan dalam agama Hindu disebut dengan ribuan nama. Brahma Sahasranama (seribu nama
Brahma), Wisnu Sahasranama (seribu nama Wisnu), Siwa Sahasranama (seribu nama Siwa), dan
sebagainya. Satu wujud yang memiliki banyak nama mengingatkan kita pada konsep al-Asma al-
Husna dalam agama Islam. Namun jika dikaji lebih mendalam, ketiga sosok itu sesungguhnya tetap
satu. Tiga nama besar Tuhan (Trimurti) tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bahkan, metodologi
Hinduisme menyatukan yang banyak dapat digunakan para penganut agama dan kepercayaan lain
untuk memahami dan menjelaskan konsep keesaan Tuhan yang sejati. Pengalaman mencari Tuhan
bagi umat Hindu jauh lebih panjang dari pada penganut agama-agama besar dunia lainnya.

Dalam keyakinan penganut agama Hindu, manusia tidak mungkin melukis sifat-sifat Tuhan Yang
Maha Esa, karena Ia merupakan perwujudan sepi, suci murni, kekal abadi, dan tanpa aktivitas.
Apapun yang terlintas di dalam pikiran tentang Tuhan pasti itu bukan Tuhan. Konsep Keesaan Tuhan
lebih bersifat apophatic daripada cataphatic. Inilah yang dimaksud konsep neti, neti (bukan, bukan)
di dalam Tradisi Hindu India. Untuk memahami Keesaan Tuhan dalam agama Hindu, tak ada jalan
lain kecuali terus mendalami ajaran agama dan memohon penjelasan para guru yang ahli di
bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan pribadinya. Mereka
disarankan untuk mendalami sejumlah buku-buku agama Hindu, seperti kitab Veda, dengan bagian-
bagiannya seperti kitab Vedanta (Upanisad), yang keduanya menjadi sumber paling otoritatif dalam
mendalami kedalaman ajaran agama Hindu.

Pendapat:Menurut Agama Hindu Tuhan hanya satu tidak ada yang kedua tetapi memiliki Ribuan
sebutan atau pun nama yang berbeda Beda.

4.Agama Khonghucu

Konsep ketuhanan dalam Khonghucu bisa ditemukan dalam kitab Yi Jing (Kitab Perubahan). Dalam
kitab ini, Tuhan digambarkan dengan istilah Qian yang dapat diartikan Tuhan sebagai subjek Yang
Maha Ada, Maha Sempurna, Khalik Semesta Alam, Maha Positif dan Proaktif. Di dalam Kitab Zhong
Yong (Tengah Sempurna) disebut dengan Gui Shen, yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan dalam buku ini digambarkan sebagai roh yang berkuasa atas segala sifat Yin dan Yang. Dalam
kitab Li Ji (Kitab Kesusilaan), Tuhan sering juga diistilahkan dengan istilah Da Yi, yang artinya Satu
Yang Maha Besar, sejajar dengan istilah yang digunakan pula di dalam Yi Jing dengan sebutan Tai Ji
(Yang Maha Ada, Maha Puncak/Kutub), atau dapat juga digambarkan dengan sebuah “o” (lingkaran).
Istilah lain sering digunakan untuk Tuhan ialah Tian

Pendapat: Menurut agama Khonghucu Mempunya arti Tuhan yang berbeda disetiap kitap yang
ada tapi memiliki arti yang Maha Esa atau Maha Kuasa.

5.Katolik

Tritunggal Mahasuci atau Mahakudus, yang gunanya adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, terutama
dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini dipakai sejak Konsili Nicea pada tahun
325 M. Kata "Tritunggal" sendiri tidak mempunyai di Alkitab. Di dalam Ulangan 6:4 ditulis Tuhan itu
Esa.

Pendapat: Menurut Agama Katolik, Katolik Memiliki 3 Untuk di sembah atau disebut Tritunggal.

Anda mungkin juga menyukai