Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

ULANGAN TENGAH SEMESTER

Nama : I Gede Bayu Satya Laksana


Nim : 20104109

Tahun Ajaran
2020/2021
UJIAN TENGAH
SEMESTER
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Hindu
Waktu Pengerjaan : 90 menit
Sifat : Close Book
Kode Soal :

Soal :
1. Jelaskan apa yang menjadi tujuan pendidikan agama Hindu dalam pembelajaran
science.
2. Agama Hindu bersifat apauruseya. Jelaskan!
3. Sebut dan jelaskan 5 pandangan mengenai konsep ketuhanan
berdasarkan pendekatanrasional.
4. Jelaskan konsep Tuhan Personal dan Impersonal.
5. Jelaskan kaitan antara etika dan Tri Hita Karana.

TERIMAKASIH
Jawaban:

1. Tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah
“Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma”, yang artinya bahwa agama (dharma)
bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani
atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Arah dan tujuan pendidikan adalah
mentransformasi nilai-nilai pendidikan agar anak didik memiliki kepribadian
yang seutuhnya. Komitmen pendidikan pada dasarnya membawa anak agar
menyadari akan kesejatian dirinya (self realizing). Apa yang dikatakan sebagai
pendidikan dewasa ini adalah apa yang masih tertinggal pada diri kita setelah
semuanya terlupakan. Jadi apa yang masih tertinggal setelah semuanya
terlupakan? Watak yang baik. Tanpa watak atau budi pekerti yang baik,
pendidikan tidak ada gunanya.

2. Apauruseya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Weda, kitab


suci paling awal dalam Hinduisme. Apaurusheya shabda ("kata-kata
impersonal, tanpa penulis") adalah perpanjangan dari apaurusheya yang
mengacu pada Weda dan banyak teks lain dalam Hinduisme. Apaurusheya
adalah konsep sentral dalam aliran filsafat Hindu aliran Vedanta dan Mimamsa.
Sekolah-sekolah ini menerima Weda sebagai Svatah Pramana ("sarana
pengetahuan yang terbukti dengan sendirinya"). Mazhab Mimamsa
menegaskan bahwa karena Weda terdiri dari kata-kata (shabda) dan kata-kata
itu terdiri dari fonem, fonem itu kekal, Weda juga abadi.

3. 5 Pandangan mengenai konsep ke-Tuhan-an, diantaranya:


 Monotheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
(Tuhan Yang Satu). Keyakinan ini dibedakan atas monotheisme
transcendent, yaitu keyakinan yang memandang Tuhan Yang Maha Esa
berada jauh di luar ciptaan- Nya. Tuhan Yang Maha Esa maha luhur,
tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia.
 Pantheisme, yaitu keyakinan bahwa di mana-mana serba Tuhan atau
setiap aspek alam digambarkan dikuasai oleh Tuhan.
 Polytheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya banyak Tuhan. Wujud
Tuhan bcrbeda-beda sesuai dengan keyakinan manusia.
 Natural Polytheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya banyak Tuhan
sebagai penguasa berbagai aspek alam, misalnya: Tuhan, matahari,
angin, bulan, dan sebagainya.
 Henotheisme atau Kathenoisme adalah keyakinan terhadap adanya
Deva yang tertinggi yang pada suatu masa akan digantikan oleh deva
yang lain sebagai deva tertinggi. Hal ini dijumpai dalam Rgveda, pada
suatu masa deva Agni menempati kedudukan tertinggi, tetapi pada masa
berikutnya, deva itu digantikan oleh Deva Indra, Vayu atau Surya.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama pada kitab-kitab Purana
deva-deva tersebut di atas diambilah fungsinya dan digantikan oleh
deva-deva Tri Murti.

4. Tuhan Personal dan Impersonal.


 Tuhan yang personal terdapat dalam paham agama-agama semitik,
seperti Yahudi, Kristen, dan Islam. Konsep tuhan dalam agama ini jelas
identitas diri-Nya (setiap agama memiliki nama Tuhan) dan aktif serta
memiliki berbagai sifat kesempurnaan. Yang jelas Tuhan personal
bukan hasil ide atau pikiran manusia, tetapi didapati dari informasi
wahyu yang dibawa oleh para utusan Tuhan. Personifikasi Tuhan
tercantum dalam Kitab Suci, yaitu Tuhan adalah pencipta alam semesta
dan sekaligus pemeliharaannya. Tuhan juga dalam Kitab Suci disebut
sebagai Maha Kuasa, Maha Mendengar, Maha Tahu, dll yang mana
menunjukkan kesempurnaan.
 Tuhan dalam prespektif impersonal berbeda dengan Tuhan personal,
disini tidak mementingkan apakah Tuhan itu pencipta atau tidak. Yang
penting dalam ajaran filsafat Tuhan itu adalah awal dan akhir segala
sesuatu. Aktivitas Tuhan di alam dunia, dalam pandangan Tuhan yang
impersonal, tidak diperlukan karena akan mengurangi kesempurnaan-
Nya. Jadi disini Tuhan bersifat abstrak dan masih berupa ide-ide.

5. Kaitan antara Etika dengan Tri Hita Karana adalah saling melenkapinya filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang mengenai standard an penilaian
moral dengan tiga hubungan yang harmonis bagi umat manusia. Sebagaimana
dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa "kebahagiaan dan kesejahteraan"
adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau
kesejahteraan fisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan
rohani dan batiniah yang disebut "Moksa". Dan dalam etika sendiri itu berkaitan
dengan penilaian dalam sifat manusia sehingga seseorang bisa dikatakan susila
atau asusila.

Anda mungkin juga menyukai